BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Prinsip signaling theory mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi Bhattacharya dan Layton, 1979, misalnya penjelasan pihak manajemen
atas keberhasilan perusahaan dalam memperoleh peningkatan laba perusahaan dibandingkan dengan periode sebelumnya pada umumnya akan memberikan reaksi
positif kepada investor sehingga akan meningkatkan harga saham di pasar. Penjelasan keberhasilan perusahaan biasanya dibuktikan dengan penyampaian informasi
mengenai laporan keuangan. Meskipun informasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, namun setiap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
mengandung arti akan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Prospek perusahaan akan ditangkap sebagai signal untuk menentukan harga saham di pasar
dan harga saham akan mencerminkan nilai perusahaan itu sendiri. Keberhasilan perusahaan biasanya ditunjukkan dengan keberhasilan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan maupun laba. Pendapatan yang tinggi maupun laba yang tinggi mengindikasikan keberhasilan perusahaan. Namun,
keberhasilan suatu perusahaan memperoleh pendapatan maupun laba yang tinggi belum tentu bisa memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut berhasil. Ada
kalanya perolehan pendapatan maupun laba suatu perusahaan lebih tinggi dibandingkan perolehan perusahaan lain, namun perolehan ini belum tentu dikatakan
lebih baik dibanding perusahaan lain. Oleh karenanya rasio sangat dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
penilaian keberhasilan ini. Salah satu rasio yang biasa digunakan untuk membandingkan perolehan pendapatan adalah perputaran aset yaitu perbandingan
antara total penjualan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Demikian juga dengan laba, salah satu rasio yang biasa digunakan untuk
membandingkan perolehan laba adalah basic earnings power ratio yang merupakan salah satu rasio profitabilitas yaitu perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi perputaran aset maka dapat dikatakan bahwa kinerja
perusahaan tersebut berarti semakin efektifefisien. Semakin efektifefisien kinerja suatu perusahaan berarti akan semakin baik pandangan investor terhadap perusahaan
tersebut dan akan semakin naik harga sahamnilai perusahaan tersebut. Dengan demikian berarti bahwa perputaran aset memiliki pengaruh terhadap harga sahamnilai
perusahaan. Semakin tinggi perputaran aset atau semakin efektifefisien suatu perusahaan
berarti semakin rendah proporsi biaya operasional perusahaan sehingga semakin besar proporsi perolehan laba operasionallaba sebelum bunga pajak. Proporsi laba yang
dimaksud adalah basic earnings power ratio yaitu laba sebelum bunga pajak dibandingkan dengan total aset. Rasio ini merupakan salah satu rasio profitbailitas.
Dengan demikian berarti bahwa perputaran aset memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.
Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan atau semakin besar kemampuan perusahaan memperoleh laba maka akan meningkatkan nilai buku perusahaan. Nilai
buku yang tinggi akan dihargai dengan harga pasar yang tinggi juga. Di samping itu,
Universitas Sumatera Utara
profitabilitas yang tinggi tentu akan membeikan harapan yang tinggi bagi investor maupun pemegang saham. Harapan yang tinggi tentu akan diikuti oleh keinginan atau
permintaan investor untuk memiliki saham tersebut. Semakin tinggi permintaan akan saham perusahaan tersebut berarti semakin tinggi harga saham tersebut di pasar,
berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut. Sebagaimana telah diuraikan di atas, maka kerangka pemikiran pada penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
H
2
H
2
H
1
Profitabilitas M
Nilai Perusahaan
Y Perputaran Aset
X
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menunjukkan hubungan atau pengaruh antara perputaran aset variabel independen terhadap nilai perusahaan
variable dependen dan pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas variabel mediating. Hubungan antara ketiga variabel penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut : a.
Hubungan antara Perputaran Aset dengan Nilai Perusahaan Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitasefisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset maka dapat dikatakan
bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Dengan semakin baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai perusahaan akan meningkat
karena kepercayaan para investor atas meningkatnya kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kepercayaan investor akan meningkatkan nilai perusahaan seiring
dengan naiknya harga saham di pasar modal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ichsan 2009 bahwa total assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. b.
Hubungan antara Perputaran Aset dengan Profitabilitas Kegiatan perusahaan tidak terlepas dari penggunaan aset perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan. Perputaran aset assets turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan menggunakan aset yang
dimilikinya. Semakin tinggi perputaran aset suatu perusahaan maka semakin efisien perusahaan itu menggunakan asetnya.
Perputaran aset digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aset perusahaan dimanfaatkan dalam menghasilkan pendapatan atau penjualan. Semakin
tinggi perputaran aset berarti semakin efisien suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset yang ada. Dari penjualan yang tinggi diharapkan
dapat dihasilkan laba yang tinggi pula. Hasil penelitian Kusmayadi 2009
Universitas Sumatera Utara
membuktikan bahwa perputaran aset memiliki pengaruh yang positif dan siginifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
c. Hubungan antara Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan dengan ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan bagaimana perusahaan mampu menghasilkan setiap rupiah keuntungan dengan menggunakan setiap rupiah aset yang dimiliki.
Perusahaan yang mampu menghasilkan rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu mengelola kekayaan perusahaan secara optimal.
Signalling theory menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu investor untuk meningkatkan
permintaan saham Bhattacarya dan Layton, 1979. Perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas tinggi memberikan harapan kepada pemegang saham
untuk memperoleh kemakmuran yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan minat investor lain untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Dengan semakin tingginya
minat investor terhadap kepemilikan saham perusahaan tersebut maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Harga pasar saham yang semakin
tinggi mencerminkan nilai perusahaan tersebut pun semakin tinggi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian Hidayati 2010 juga menyimpulkan bahwa profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
yang diukur dengan return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Menurut Modigliani dan Miller 1958 mengenai dividend irrelevance theory bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya dividend payout ratio
tetapi ditentukan oleh besarnya laba bersih sebelum pajak earning power dan tingkat resiko perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan memperoleh
laba bersih sebelum pajak akan menjadi sangat menentukan dalam hal penilaian suatu perusahaan. Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih sebelum pajak adalah basic earnings power ratio yaitu perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak perusahaan dengan rata-rata
total aset. Basic earnings power ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa
jumlah laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya semakin tinggi basic earnings power ratio maka dapat
dikatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan semakin besar. Dengan semakin besarnya laba yang diperoleh maka akan semakin besar
kemakmuran yang akan dinikmati oleh pemegang saham ataupun investor. Dengan semakin besarnya harapan untuk memperoleh kemakmuran maka akan semakin besar
keinginan atau kepercayaan investor lain untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya harga saham
di pasar akibat semakin tingginya permintaan. Melihat perputaran aset memiliki hubungan atau pengaruh terhadap
profitabilitas dan profitabilitas juga memiliki hubungan atau pengaruh terhadap nilai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, maka diprediksi bahwa profitabilitas mampu memediasi hubungan atau pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan.
3.2. Hipotesis Penelitian