BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah perputaran aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variable
mediating pada perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran aset, variabel
dependen yaitu nilai perusahaan, dan variabel mediating yaitu profitabilitas. Dengan teknik judgement sampling yang digunakan, dari 133 perusahaan industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi populasi, diperoleh 72 sampel yang memenuhi kriteria. Periode yang diambil adalah untuk 4 empat tahun yaitu tahun
2007 hingga tahun 2010 sehingga diperoleh total 288 observasi penelitian.
5.1.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan ringkasan dan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik
deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maximum,
rata-rata dan deviasi standar. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh deskriptif statistik sebagaimana tersaji pada Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi
Universitas Sumatera Utara
N Minimum Maksimum
Rata-rata Deviasi
Standar Perputaran Aset
288 0,3621
9,7084 1,4796
0,9368 Profitabilitas
288 0,0005
0,6202 0,1402
0,1141 Nilai perusahaan
288 0,3287
15,0033 1,4483
1,5522 Valid N listwise
288 Sumber : Lampiran 6.
Dari tabel 5.1. di atas dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini cukup bervariasi dengan kisaran yang cukup lebar. Hal ini
mengindikasikan bahwa data penelitian ini kemungkinan tidak akan berdistribusi normal.
Nilai maksimum untuk perputaran aset menunjukkan angka 9,7084. Nilai ini sangat jauh di atas nilai rata-rata sebesar 1,4796 dengan deviasi standar 0,9368. Dari
hasil pengamatan, nilai maksimum ini ada pada PT. Alakasa Industrindo, Tbk ALKA di tahun 2007. Untuk empat tahun terakhir tahun 2007 hingga tahun 2010,
rasio perputaran aset untuk perusahaan ini menunjukkan angka yang cukup tinggi dan ekstrim dibandingkan dengan nilai rata-rata perusahaan lainnya yang diteliti yaitu
9,7084, 8,3205, 5,1864, dan 5,7511 Lihat Lampiran 3. Dari pengamatan, ini terjadi karena ALKA lebih dominan beroperasi di bidang perdagangan barang dan jasa yang
karakteristik perputaran asetnya berbeda dibandingkan perusahaan di bidang industri dan wajar kalau rasio perputaran aset untuk perusahaan ini adalah tinggi. Pada tahun
2010, pendapatan ALKA yang berasal dari transaksi perdagangan barang dan jasa adalah sebesar 94,91 atau Rp 787.254.023.000,- dari total penjualan Rp
787.254.023.000,- sisanya hanya 5,09 merupakan penjualan barang jadi.
Universitas Sumatera Utara
Nilai minimum perputaran aset ada pada PT. Multi Prima Sejahtera LPIN yaitu sebesar 0,3621 di tahun 2009. Dari pengamatan, rasio perputaran aset
perusahaan ini terlihat sangat kecil karena nilai aset terbesar bukan di aset tetap yang merupakan mesin produksi namun terbesar ada di aset lancar sebesar Rp
94.004.281.416,- dan penyertaan saham sebesar Rp 32.128.986.133,-. Nilai aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi hanya sebesar Rp
711.290.210,- sehingga dapat dikatakan bahwa perputaran aset untuk perusahaan ini adalah sangat kecil karena total pendapatan terlalu kecil bila dibandingkan dengan
total aset keseluruhan. Dari Tabel 5.1. di atas juga diketahui bahwa nilai maksimum rasio
profitabilitas menunjukkan angka 0,6202 yang sangat jauh dibandingkan dengan nilai rata-rata 0,1402 dengan deviasi standar 0,1141. Dari hasil pengamatan bahwa nilai
maksimum profitabilitas ini ada pada PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI di tahun 2009. Hal ini disebabkan karena kinerja perusahaan ini memang
sangat bagus dan mampu menghasilkan laba bersih sebelum bunga dan pajak yang tinggi. Sementara itu nilai minimum profitabilitas adalah sebesar 0,0005 ada pada PT.
Tirta Mahakam Resources, Tbk TIRT di tahun 2010. Pada tahun-tahun sebelumnya juga nilai profitabilitas TIRT berada jauh di bawah nilai rata-rata dimana untuk tahun
2009 dan 2008 masing-masing menunjukkan angka 0,0017 dan 0,0034 Lihat Lampiran 4. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan yang beroperasi di bidang
pengolahan kayu ini memiliki rasio harga pokok penjualanharga pokok produksi yang tinggi sehingga laba bersih sebelum bunga dan pajak menjadi sangat kecil. Pada
tahun 2010, harga pokok penjualan sebesar Rp 539.947.921.250,- atau sebesar
Universitas Sumatera Utara
86,85 dari total penjualan sebesar Rp 621.720.778.800,-, oleh karenanya rasio laba bersih sebelum bunga dan pajak perusahaan ini dibandingkan total aset menjadi sangat
kecil. Nilai maksimum untuk nilai perusahaan menunjukkan angka 15,0033 yang
sangat jauh dari nilai rata-rata 1,4483 dengan deviasi standar 1,5522. Nilai maksimum ini ada pada PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR pada tahun 2010. Hal ini berarti
saham perusahaan ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan nilai yang sangat jauh di atas book value overvalued hingga mencapai angka lebih dari 15 kali
nilai bukunya. Saham-saham yang overvalued adalah saham-saham yang memang sangat diminati oleh investor. Dari pengamatan dalam penelitian ini, saham-saham
lain yang overvalued terdapat pada saham-saham PT. HM Sampoerna Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP. Saham-saham tersebut memang tergolong
dalam saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Sementara itu nilai minimum untuk nilai perusahaan menunjukkan angka 0,3287 ada
pada PT. Mustika Ratu Tbk MRAT pada tahun 2008. Selama tahun pengamatan, nilai perusahaan untuk perusahaan ini tidak pernah mencapai angka satu dan berarti
saham perusahaan ini masih dalam posisi undervalued Lihat Lampiran 5. Dari statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa data penelitan
yang terlihat menyebar sangat jauh dari nilai rata-rata, oleh karenanya pengujian terhadap kualitas data perlu dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian dimaksud adalah pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Pengujian ini digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menjamin terpenuhinya seluruh asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi yang digunakan.
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik