4.3 Kelompok Ideologi
Studi Gramsci selanjutnya adalah subaltern, dikemukakan tahun 1934 oleh Loomba 2003: 68. Istilah subaltern merupakan sebutan bagi para perwira di bawah
kapten, kemudian mengacu pada orang-orang yang tertindas, deskripsi kolektif berbagai macam kelompok yang didominasi dan dieksploitasi serta kurang memiliki
kesadaran kelas. Dalam perkembangannya kemudian digunakan untuk menggambarkan para petani yang secara periodik muncul melawan Kolonialis
Inggeris atau orang-orang tertentu pada umumnya Ratna, 2005: 189-190. Sedangkan kelompok dominan adalah kelompok yang mewakili kepentingan
yang harus berkoordinasi, memperluas, dan mengembangkan interest-nya dengan kepentingan-kepentingan umum kelompok subaltern Siswadi, 2010. Selanjutnya
formasi ideologi dapat ditelusuri melalui beberapa elemen yaitu: 1 elemen material, yang berwujud berbagai aktivitas praktis dan terjelma dalam kehidupan keseharian,
cara hidup kolektif masyarakat, lembaga, serta organisasi tempat praktik sosial berlangsung, 2 elemen kesadaran, yaitu suatu tradisi yang berlaku pada setiap
individu, juga kedudukan dan hak, 3 elemen solidaritas-identitas, yaitu posisi pada setiap individu yang membedakannya dengan individu lain, 4 elemen kebebasan,
yaitu kedudukan individu-individu yang bernaung di bawah eksistensi individu yang dibanggakan oleh individu lainnya Siswadi, 2010.
Ada empat hal yang patut dicatat dari teori Gramsci dalam bandingannya dengan teori Marx. Pertama, di dalam masyarakat selalu terdapat pluralitas ideologi.
Kedua, konflik tidak hanya antarkelas, tetapi konflik antara kelompok-kelompok
Universitas Sumatera Utara
dengan kepentingan-kepentingan yang bersifat global umum untuk mendapatkan kontrol ideologi dan politik terhadap masyarakat. Ketiga, jika Marx menyebut kelas
sosial harus menyadari keberadaan dirinya dan memiliki semangat juang sebagai kelas, Gramsci menyatakan bahwa untuk kelompok dominan, kelompok harus
mewakili kepentingan. Keempat, Gramsci berpandangan bahwa seni atau sastra berada dalam superstruktur Siswadi, 2010. Jadi ada dua kelompok ideologi yang
dapat ditemukan dari studi Gramsci. Kelompok pertama adalah kelompok dominan yang mewakili kepentingan, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok subaltern
yaitu kelompok tertindas, dieksploitasi dan masyarakat yang kurang memiliki kesadaran kelas.
Kata kunci dalam pemahaman teori hegemoni Gramsci adalah negosiasi yang dibutuhkan untuk mencapai konsensus semua kelompok ideologi sebagai berikut:
kelompok ideologi dominan yang dalam hal ini adalah ideologi kapitalisme yang mendapat dukungan dari ideologi otoriterisme dan ideologi militerisme. Kelompok
ideologi subaltern adalah ideologi sosialisme, feodalisme, rasialisme, vandalisme, dan anarkisme. Apabila kedua kelompok ideologi tersebut dengan ideologi-ideologi di
atas bernegosiasi hasilnya adalah ideologi kapitalisme, sosialisme, demokrasi dan humanisme Siswadi, 2010.
Kapitalisme adalah kaum bermodal, orang yang bermodal besar, golongan orang yang sangat kaya atau juga birokrat yang mempunyai kedudukan di lembaga
pemerintah atau di organisasi politik yang menyalahgunakan kekuasaan dan kedudukan untuk memperkaya golongan atau diri sendiri yang membuat sistem dan
Universitas Sumatera Utara
paham ekonomi perekonomian yang modalnya penanaman modalnya, kegiatan industrinya bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri
persaingan di pasar bebas. Otoriterisme adalah paham yang berkuasa sendiri, tindakan yang sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaan, membuat peraturan
untuk memerintah orang lain. Militerisme adalah paham yang berdasarkan kekuatan militer sebagai
pendukung kekuasaan, pemerintah yang dikuasai oleh golongan militer, pemerintah yang mengatur negara secara militer keras, disiplin dan sebagainya. Feodalisme
adalah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan atau sistem sosial yang mengagung-agungkan pangkat jabatan
dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja. Rasialisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa, perlakuan yang
berat sebelah terhadap suku bangsa yang berbeda-beda yaitu paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul. Vandalisme adalah perbuatan merusak dan
menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya keindahan alam, dan sebagainya, perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.
Anarkisme adalah paham yang menentang setiap kekuatan negara. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara atau bentuk pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan
wakilnya.
Universitas Sumatera Utara
Humanisme adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik atau paham
yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting. Sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri dan
perusahaan menjadi milik negara. Marni digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat, formasi
ideologi feodal, kapitalis-sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk kaya, elemen solidaritas-identitas rakyat biasa, elemen kebebasan adat dan harta.
Rahayu digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat, formasi ideologi demokratis dan sosialis, elemen solidaritas-identitas aktivis, elemen
kebebasan hak warga negara. Pak Waji digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori intelektual,
formasi ideologi demokratis dan sosialis, elemen solidaritas-identitas guru, elemen kebebasan hak warga negara.
Koh Cayadi digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat, formasi ideologi feodalis dan kapitalis-sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk kaya,
elemen solidaritas-identitas wiraswasta, elemen kebebasan adat dan harta. Mbah Noto digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat,
formasi ideologi demokratis dan sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk miskin, elemen solidaritas-identitas rakyat biasa, elemen kebebasan hak warga negara.
Universitas Sumatera Utara
Simbok digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat, formasi ideologi demokratis dan sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk miskin, elemen
solidaritas-identitas rakyat biasa, elemen kebebasan hak warga negara. Teja digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori rakyat, formasi
ideologi demokratis dan sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk tidak bekerja, elemen solidaritas-identitas rakyat biasa, elemen kebebasan hak warga negara.
Kyai Hasbi digolongkan ke dalam kelompok subaltern, kategori intelektual, formasi ideologi demokratis dan sosialis, elemen kesadaran tradisi untuk mengajar,
elemen solidaritas-identitas kyai dan guru, elemen kebebasan hak warga negara. Sumadi atau Komandan digolongkan ke dalam kelompok dominan, kategori
pemimpin, formasi ideologi otoriter, militerisme, kapitalis, elemen kesadaran kedudukan dan tradisi otoriter, elemen solidaritas-identitas pemimpin militer, elemen
kebebasan kekuasaan dan harta. Pak Lurah digolongkan ke dalam kelompok dominan, kategori pemimpin,
formasi ideologi kapitalis-humanis, elemen kesadaran kedudukan dan tradisi berkuasa, elemen solidaritas-identitas kepala desa, elemen kebebasan kekuasaan dan
harta.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Kelompok Ideologi Para Tokoh dalam Novel Entrok
Nama Kelompok
Kategori Ideologi
Elemen Kesadaran
Elemen Solidaritas
‐ Identitas
Elemen Kebebasan
Marni Subaltern
Rakyat Feodalis
Kapitalis ‐
Sosialis Tradisi
untuk kaya
Rakyat biasa Adat dan
Harta Rahayu
Subaltern Rakyat
Demokratis –Sosialis
‐ Aktivis
Hak Warga
Negara Pak
Waji Subaltern
Intelektual Demokratis
–Sosialis ‐
Guru Hak
Warga Negara
Koh Cayadi
Subaltern Rakyat
Feodalis Kapitalis
‐ Sosialis
Tradisi untuk
kaya Wiraswasta
Adat dan
Harta Mbah
Noto Subaltern
Rakyat Demokratis
–Sosialis Tradisi
untuk miskin
Rakyat Biasa Hak Warga
Negara Simbok
Subaltern Rakyat
Demokratis –Sosialis
Tradisi untuk
miskin Rakyat
Biasa Hak Warga Negara
Teja Subaltern
Rakyat Demokratis
–Sosialis Tradisi
untuk tidak
bekerja Rakyat
Biasa Hak Warga Negara
Kyai Hasbi
Subaltern Intelektual
Demokratis ‐Sosialis
Tradisi untuk
mengajar Kyai,
Guru Hak
Warga Negara
Sumadi komandan
Dominan Pemimpin
Otoriter Kapitalis
Militeris Kedudukan
tradisi otoriter
Pemimpin Militer
Kekuasaan dan
Harta Pak
Lurah Dominan
Pemimpin Kapitalis
‐ Humanis
Kedudukan tradisi
berkuasa Kepala
Desa Kekuasaan
dan Harta
Sumber : Hasil Analisis Data, 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dapat disederhanakan bahwa ideologi dominan, yaitu kapitalisme mendapat dukungan dari ideologi otoriterisme dan militerisme,
sedangkan ideologi subaltern adalah ideologi sosialisme, feodalisme, rasialisme, vandalisme dan anarkisme Siswadi, 2010.
Terjadi negosiasi ideologi yang dilakukan oleh ideologi kapitalisme yang humanis, sosialis dan demokratis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Negosiasi Ideologi
Kelompok Dominan
Negosiasi Kelompok
Subaltern
Kapitalisme Otoriterisme
Militerisme Kapitalisme
Sosialisme Demokratisme
Humanisme Sosialisme
Feodalisme Rasialisme
Vandalisme Anarkisme
Sumber: Siswadi, 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB V POLITIK DAN KEKUASAAN YANG BERKAITAN DENGAN
IDEOLOGI DALAM NOVEL ENTROK
5.1 Ideologi dalam Novel Entrok
Ideologi yang terdapat dalam novel Entrok merupakan ideologi kelompok dominan dan ideologi kelompok subaltern. Sumadi atau Komandan adalah pimpinan
tentara yang digolongkan ke dalam tokoh institusi publik dan dikategorikan sebagai kelompok dominan. Begitu juga halnya dengan Pak Lurah, Pak Camat, dan Pak
Bupati yang digolongkan ke dalam institusi publik dan dan dikategorikan sebagai kelompok dominan. Sedangkan Marni sebagai tokoh sentral digolongkan ke dalam
kelompok subaltern. Demikian juga halnya dengan Rahayu, Pak Waji, Koh Cayadi, Mbah Noto, Simbok, Teja, dan Kyai Hasbi. Hal tersebut dapat dilihat melalui kutipan
sebagai berikut. “Kapok bikin masalah dengan orang-orang negara. Dengan mereka itu
yang penting nurut saja, biar urusan beres. Sama seperti setoranku ke Komandan. Asal dikasih duit, urusan keamanan beres. Tidak ada
orang yang berani mengganggu, paling hanya berani ngrasani dari belakang.” Entrok: 105.
Dipengaruhi oleh pandangan Althusserian, Poulantzas Fatah, 2010: 53 beranggapan bahwa kelas memang ditentukan oleh peran ekonomi, tetapi sangat
dipengaruhi pula unsur-unsur politik dan ideologi. Dalam kerangka ini, Poulantzas dapat disebut sebagai seorang Neo-Marxis pertama yang secara tegas merumuskan
66
Universitas Sumatera Utara