Cultural Studies Landasan Teoretis

dilakukan penelitian, peneliti sudah mempunyai gambaran, harapan, jawaban atau bayangan tentang apa yang akan ditemukannya melalui penelitian yang dimaksud. Sesuai dengan format penelitian yang dibuat dalam desain deskriptif- kualitatif, maka digunakan beberapa teori yang dimaksudkan sebagai pijakan.

2.2.1 Cultural Studies

Menurut Hall Barker, 2009: 6, pendekatan cultural studies merupakan suatu pembentukan wacana, yaitu kluster atau bangunan gagasan-gagasan, citra-citra dan praktik-praktik, yang menyediakan cara-cara untuk membicarakan topik, aktivitas sosial tertentu atau arena institusional dalam masyarakat. Cara-cara tersebut dapat berbentuk pengetahuan dan tindakan yang terkait dengannya. Cultural studies adalah satu teori yang dibangun oleh para pemikir yang memandang produksi pengetahuan teoretis sebagai praktik politik. Di sini, pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena netral atau objektif, melainkan soal posisionalitas, soal dari mana orang berbicara, kepada siapa dan untuk tujuan apa. Cultural studies dibangun oleh suatu cara berbicara yang tertata perihal objek-objek yang dibawanya sebagai permasalahan dan yang berkumpul di sekitar konsep- konsep kunci, gagasan-gagasan dan pokok-pokok perhatian. Selain itu, cultural studies memiliki suatu momen ketika dia menamai dirinya sendiri, meskipun penamaan itu hanya menandai penggalan atau kilasan dari suatu proyek intelektual yang terus berubah Barker, 2009: 6. Universitas Sumatera Utara Menurut Hall Storey, 2010: 2 cultural studies mengandung wacana yang berlipat ganda; merupakan seperangkat formasi; ia merekam momen-momen di masa lalu dan kondisi krisisnya conjuncture sendiri yang berbeda. Cultural studies mencakup pelbagai jenis karya yang berbeda; senantiasa merupakan seperangkat formasi yang tidak stabil; mempunyai banyak lintasan; kebanyakan orang telah mengambil posisi teoretis yang berbeda, kesemuanya teguh pada pendiriannya. Storey 2010: 1 mengatakan bahwa cultural studies bukanlah sekumpulan teori dan metode yang monolitik. Cultural studies merupakan wacana yang membentang, yang merespons kondisi politik dan historis yang berubah dan selalu ditandai dengan perdebatan, ketidaksetujuan, dan intervensi. Cultural studies juga menganggap budaya itu bersifat politis dalam pengertian yang sangat spesifik, yaitu sebagai ranah konflik dan pergumulan. Budaya dalam cultural studies lebih didefinisikan secara politis ketimbang secara estetis. Objek kajian dalam cultural studies bukanlah budaya yang didefinisikan dalam pengertian yang sempit, yaitu sebagai objek keadiluhungan estetis seni tinggi; juga bukan budaya yang didefinisikan dalam pengertian yang sama-sama sempit, yaitu sebagai sebuah proses perkembangan estetik, intelektual, spiritual; melainkan budaya yang dipahami sebagai teks dan praktik hidup sehari-hari. Inilah definisi budaya yang bisa mencakup dua definisi sebelumnya; selain itu, dan ini sangat penting, melibatkan kajian budaya pop bisa bergerak melampaui eksklusivitas sosial dan sempitnya definisi budaya ini Storey, 2010. Universitas Sumatera Utara Bennett Barker, 2009: 8 memaparkan bahwa cultural studies adalah suatu arena interdisipliner di mana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat digunakan untuk menguji hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. Bentuk- bentuk kekuasaan yang dieksplorasi oleh cultural studies beragam, termasuk gender, ras, kelas, kolonialisme, dan lain-lain. Cultural studies berusaha mengeksplorasi hubungan antara bentuk-bentuk kekuasaan ini dan berusaha mengembangkan cara berpikir tentang kebudayaan dan kekuasaan yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah agen dalam upayanya melakukan perubahan. Cultural studies dilihat sebagai situs penting bagi produksi dan reproduksi hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Storey 2010: 3, elaborasi yang sangat bagus mengenai cara melihat budaya ini barangkali datang dari Stuart Hall, yang menggambarkan budaya pop sebagai sebuah arena konsensus dan resistensi. Budaya pop merupakan tempat di mana hegemoni muncul, dan wilayah di mana hegemoni berlangsung.

2.2.2 Teori Hegemoni