Pemasar perlu menjamin bahwa produk yang ditawarkan akan tersedia pada saat konsumen membutuhkan dimanapun, kapanpun dan berapapun.
aktivitas terpenting dari distribusi dalam menjaga kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh produk yang diinginkan pasar sasaran.
2.1.2.3 Promosi Promotion
Promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang sangat besar perananya. Promosi merupakan suatu komunikasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenals ehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk tersebut Saladin, 2007:123 . Promosi juga merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan , mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannyaCannon, 2008:75
2.1.2.4 Harga Price
2.1.2.4.1 Pengertian Harga
Dalam arti sempit harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, sedangkan dalam arti luas, harga adalah jumlah semua nilai yang
Universitas Sumatera Utara
konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa Kotler dan Armstrong ,2008:263.
Menurut Kotler dan Armstrong 2008: 63 menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan, sedangkan unsur yang lainnya hanya unsur biaya saja.Harga juga salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran
pemasaran dan merupakan salah satu penyebab laku tidaknya sebuah produk atau jasa yang ditawarkan.
Konsep harga dalam pemasaran memiliki beberapa istilah, tergantung jenis produk dan kebiasaan pemakainya. Harga biasanya menggunakan istilah
harga untuk produk jenis barang.
2.1.2.4.2 Dimensi Harga
Menurut Kotler dan Keller 2009: 63 menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari :
1. Daftar Harga List Price Informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen
mempertimbangkan untuk membeli. 2. Rabat Diskon Discount
Tingkat diskon atau potongan harga yang diberikan penjual kepada konsumen.
Universitas Sumatera Utara
3. Potongan Harga Khusus Allowance Potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen
penjual kepada konsumen pada saat event tertentu.
2.1.2.4.3 Penetapan harga
Penetapan harga produk memerlukan tahapan-tahapan yang secara cermat perlu diperhatikan.
Dalam masing-masing tahapan akan terdapat beberapa keputusan penting, yang akan menentukan keberhasilan kebijakan harga di pasar. Beberapa langkah
tahapan penetapan harga:
Menetapkan tujuan harga
Mengestimasi permintaan
Mengevaluasi lingkungan harga
Memilih strategi harga Mengembangkan taktik harga
Sumber : Sutarso dan Suharno, Marketing in Practice, 2010
Gambar 2.2 Tahapan Penetapan Harga
Universitas Sumatera Utara
Menetapkan Tujuan Harga
Kebijakan harga diawali dengan mengembangkan tujuan harga terlebih dahulu. Terdapat beberapa tujuan yang bisa digunakan dalam penetapan harga :
1. Mencapai penjualan dan atau bagian pasar dengan proporsi tertentu 2. Mencapai proporsi atau jumlah keuntungan tertentu
3. Memberikan efek tertentu terhadap persaingan, misalnya penetapan harga ditujukan untuk menjaga pesaing tidak masuk, dengan menekan harga serendah-
rendahnya, atau untuk mengimbangi penawaran asing. 4. Memberikan kepuasan kepada konsumen, dengan membuat penetapan harga
yang transparan, dan untuk mempertahankan konsumen. 5. Memberikan citra tertentu agar citra produk tertentu bisa dicapai.
Mengestimasi Permintaan
Mengestimasi permintaan bearti menentukan perkiraan jumlah permintaan yang akan terjadi dalam pemasaran produk. Prinsip dalam penetapan permintaan
adalah bahwa cara estimasi dan faktor apa yang diperhatikan, serta elemen apa saja yang dihitung sangat tergantung dengan produk yang dipasarkan.
Menentukan Biaya
Menetapkan permintaan akan membantu pemasar dalam menetapkan jumlah produk yang dapat dijual dengan asumsi harga tertentu. Yang paling penting
dalam penentuan biaya ini adalah bagaimana biaya akan dibebankan dan ditutup
Universitas Sumatera Utara
dengan harga yang akan ditetapkan. Pemasar perlu melihat komponen biaya yang harus dipertimbangkan yang terdiri dari komponen biaya tetap,dan komponen
biaya variabel
Mengevaluasi Lingkungan Harga
Faktor penentu harga yang berasal dari lingkungan sekitar juga akan menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga. Harga bukan hanya
permasalahan mikro perusahaan, namun juga perlu memperhatikan makro lingkungan. Terkait dengan harga terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu tingkat ekonomi, persaingan, distributor, tren konsumen dan, peraturan pemerintah. Kesemua aspek perlu dievaluasi agar penetapan harga tetap
sesuai dengan perkembangan dan kondisi lingkungan. Sehingga dalam kaitan ini, aspek harga bisa dijadikan alat untuk mencapai keunggulan kempetitif
perusahaan.
Memilih Strategi Harga
Memilih strategi harga berarti menentukan bagaimana harga akan didasarkan, agar harga menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Beberapa
strategi harga dapat dilakukan melalui bebrapa pendekatan yaitu, strategi berdasarkan biaya, berdasarkan permintaan, berdasarkan persaingan dan
berdasarkan kebutuhan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Mengembangkan Taktik Harga
Dalam mengembangkan taktik harga, pemasar bisa menggunakan berbagai cara. Cara yang biasa digunakan adalah :
1. Harga untuk produk individu 2. Harga untuk beberapa produk
3. Harga berdasarkan distribusi 4. Potongan untuk anggota saluran
2.1.2.4.4 Perubahan Harga
Perubahan harga adalah menetapkan harga naik atau turun dari sebelumnya, yang bersifat permanen. Hal yang penting yang melingkupi perubahan harga ini
adalah siapa yang memulai dan bagaimana bereaksi atas perubahan harga.
Memprakarsai Penurunan Harga
Perubahan harga dengan menurunkan harga dapat dilakukan jika harga yang berlaku saat tertentu tidak atau kurang meningkatkan penjualan. Dalam hal ini
perusahaan selanjutnya menurunkan harga dengan harapan dapat mendorong penjualan. Penurunan pangsa pasar ketika menghadapi persaingan harga kuat juga
bisa menjadi penyebab penurunan harga.
Universitas Sumatera Utara
Memprakarsai Peningkatan Harga
Peningkatan harga seringkali tidak bisa dihindarkan, jika struktur biaya tidak bisa tertutup dengan harga dalam jangka panjang. Hal ini bisa disebabkan
kenaikan harga-harga barang,sehingga biaya produksi akan meningkat.
2.1.3 Merek 2.1.3.1 Pengertian Merek
Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk pesaing yang dihasilkan
perusahaan lain, dengan identitas khusus produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada
pembelian ulang produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller 2009: 332 Merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual.
Sebuah nama, logo, singkatan, desain, atau apa saja yang dikatakan sebagai merek, harus memenuhi tiga hal:
1. Dapat mengidentifikasi arti mengklarifikasi karakteristik dan sifat dari produk atau layanan,
2. Memiliki entitas, artinya merek itu mewakili sesuatu yang ada, janji akan nilai, artinya merek menjanjikan apa yang akan diberikan kepada pembeli
atau pemakai
Universitas Sumatera Utara
Merek pada dasarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek
terbaik memberikan jaminan mutu akan tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian nama
merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek yaitu :
1. Atribut Produk Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya kualitas, gengsi,
nilai jual kembali, desain dan lain-lain. 2. Manfaat
Suatu merek lebih dari sekumpulan atribut, pelanggan tidak membeli atribut tapi membeli manfaat yang ditawarkan produk tersebut. Dengan demikian atribut
harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai
Merupakan nilai-nilai yang dianut produsen yang tercermin dalam merek. 4. Budaya
Merek juga memiliki budaya tertentu. 5. Kepribadian
Merek juga memproyeksikan kepribadian tertentu. Sering kali merek menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau
menopang produknya.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemakai Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau yang menggunakan
produk tersebut. Jika Perusahaan memperlakukan merek sebagai suatu nama saja maka
perusahaan telah kehilangan makna pemberian merek. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangkan sekumpulan pengertian-
pengertian yang mendalam tentang merek. Dengan kata lain, jika konsumen dapat memvisualisasikan semua dimensi merek, maka merek tersebut dapat memiliki
makna yang dalam dan jika sebaliknya maka merek tersebut tidak memiliki makna yang dalam.
Memperhatikan keenam dimensi di atas, maka pemasar harus memutuskan pada dimensi manakah identitas merek diletakan. Kesalahan yang sering
dilakukan oleh pemasar adalah hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja.
2.1.3.2 Ekuitas Merek Brand Equity
2.1.3.2.1 Pengertian Ekuitas Merek Brand Equity
Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada
faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting maka merek tersebut dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai.
Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi
Universitas Sumatera Utara
nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut Tjiptono,2004:38.
Ferrinadewi 2008:169 Brand Equity atau ekuitas merek adalah sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, namanya, dan simbol, yang
menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa bagi perusahaan atau bagi pelanggannya.
2.1.3.2.2 Membangun Ekuitas Merek Brand Equity
Kriteria dalam merancang dan memilih elemen-elemen merek untuk membangun ekuitas merek yaitu :
1. Mudah diingat 2. Memiliki arti tertentu
3. Mengandung daya tarik secara estetika 4. Dapat digunakan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas
geografis dan budaya serta segmen pasar. 5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu
6. Terlindungi secara hukum dari pesaing.
2.1.3.2.3 Konsep Brand Equity
Konsep ekuitas merek mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu bahwa merek juga membantu meyakinkan konsumen, dimana mereka membeli
produk tersebut. Dengan demikian, merek berkaitan dengan cara konsumen dan
Universitas Sumatera Utara
membeli barang-barang bukan sekedar sebuah karakteristik barang-barang
tertentu. Hal tersebut dijelaskan dengan gambar dibawah.
BrandAwareness Perceived Quality
Brand Association
Brand Ekuity Brand Loyalty
Other proprietary
Memberikan Nilai kepada pelanggan dengan memperkuat
Memberikan Nilai kepada perusahaan dengan memperkuat
1. Interpretasi Proses informasi 2. Rasa percaya diri dalam pembelian
3. Pencapaian kepuasan dari pelanggan
1. Efisiensi dan efektivitas program Pemasaran
2. Brand Loyalty 3. Harga Laba
4. Perluasan Merek
Sumber : Aaker dalam Durianto 2001:5
Gambar 2.3 Konsep Ekuitas Merek yang mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2.4 Elemen-elemen Ekuitas Merek Brand Equity
Elemen-elemen utama dalam ekuitas merek ada empat, yaitu: 1. Kesadaran Merek Brand Awareness
2. Asosiasi Merek Brand Association 3. Kesan Kualitas Perceived Quality
4. Loyalitas Merek Brand Loyalty
2.1.3.2.4.1 Kesadaran Merek
Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori
produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang
dilibatkan,Durianto,2001:54.
Peran Brand Awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Awareness dikatakan tinggi jika
konsumen dapat mengingat merek , baik sebelum proses pembelian , ketika dalam proses pembelian, maupun ketika konsumen mengkonsumsi produk pesaing.
4
tingkatan Brand Awareness yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Unawareof brand Tidak menyadari merek
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition pengenalan merek
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall Pengingatan kembali terhadap merek
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan
dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4 . Top of mind Puncak pikiran
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling
banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam
benak konsumen.
4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
Universitas Sumatera Utara
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produklayanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produklayanan pesaing.
2.1.3.2.4.2 Asosiasi Merek Brand Association
Asosiasi Merek Brand Association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan
yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin
seringnya penampakan suatu merek dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain
Durianto ,2001:69.
Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut:
1 Atribut produk Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi
positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung
diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.
Universitas Sumatera Utara
2 Atribut tak berwujud Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya
persepsikualitas,kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3 Manfaat bagi pelanggan Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan
maka biasanya terdapat hubungan antara keduanya. Manfaat bagi pelangganterbagi menjadi dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis.
Manfaatrasional erat kaitannya dengan atribut dari prouk yang dapat menjadi bagiandari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis
seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap,berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau
menggunakan merek tersebut. 4 Harga relatif
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
5 Penggunaan Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu
penggunaan atau aplikasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
6 Penggunapelanggan Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah
tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. 7 Orang terkenalkhalayak
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.
8 Gaya hidupkepribadian Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi
para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9 Kelas produk Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.
10 Para pesaing Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan
mengungguli pesaing. 11 Negarawilayah geografis.
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Disamping beberapa acuan
Universitas Sumatera Utara
yang telah disebutkan, beberapa merek juga memiliki asosiasi dengan hal lain yang belum disebutkan di atas.
2.1.3.2.4.3 Kesan Kualitas Perceived Quality
Perceived Quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived Quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata pelanggan
Durianto,2001:96.
Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung
kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Perceived Quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan
menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Sebaliknya,jika Perceived Quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan
lama di pasar. Karena Perceived Quality merupakan persepsi dari pelanggan maka
Perceived Quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki
kepentingan yang diukur secara relatif yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.
Menurut Griffin 2005 :98 Perceived Quality dibagi dalam tujuh dimensi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai
sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini. 2 Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan dalam produk
tersebut. 3 Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.
4 Keandalan: konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.
5 Karakteristik produk: bagian-bagian tambahan dari produk. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk
terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai
perkembangan. 6 Kesesuaian dengan spesifikasi: merupakan pandangan mengenai kualitas
proses manufaktur tidak ada cacat produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.
7 Hasil: mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan ”hasil akhir”
produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2.4.4 Loyalitas Merek
Brand Loyalty
Brand Loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal
pada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa. Sementara itu loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan
produk Durianto,2001:126. Brand Loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas
terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan
melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang
lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Terdapat beberapa tingkatan Brand Loyalty. Masing-masing tingkatannya
menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan Brand Loyalty tersebut adalah sebagai berikut:
1 Switcher berpindah-pindah Pelanggan yang ada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal. Ciri yang
Universitas Sumatera Utara
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
2 Habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya, atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengonsumsi merek tersebut. Pada
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika
peralihan tersebut memerlukan usaha,biaya,maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini membeli suatu merek didasarkan atas
kebiasaan mereka selama ini. 3 Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan
Pada tingkatan ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengonsumsi merek tersebut,meskipun demikian mereka mungkin saja
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost biaya beralih yang terkait dengan waktu,uang,atau risiko kinerja yang melekat
dengan tindakan mereka beralih merek. 4 Liking the brand menyukai merek
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yan sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol atau rangkaian pengalaman dalam
Universitas Sumatera Utara
penggunaan sebelumnya baik yang dialami oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh Perceived Quality yang tinggi.
5 Comitted buyer pembeli yang komit Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggaan sebagai pengguna merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Tiap tingkatan Brand Loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda
dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya. Bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari
konsumennya berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, dan seterusnya
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Widayanti 2009 dengan judul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Air Minum Berkarbonasi Merek Fanta, Coca-cola dan Sprite
Terhadap Keputusan Pembelian Survei Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMS Surakarta” menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Adapun
variabel penelitian ini adalah ekuitas merek sebagai variabel bebas X terdiri dari brand awareness, perceived quality, brand association, brand loyalty, dan
Universitas Sumatera Utara