BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pola Asuh 1.1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, pola asuh adalah suatu bentuk struktur, sistem dalam menjaga, merawat, mendidik, dan membimbing
anak kecil. Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberikan perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan
sehari-hari. Pengertian pengasuhan menurut Porwadarminto dalam Amal, 2005 adalah
orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin, atau mengelola. Sedangkan pengertian mengasuh anak menurut Darajat dalam Amal, 2005
adalah mendidik dan memelihara anak itu, mengurus makan, minumnya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode pertama sampai dewasa.
Pengasuhan adalah kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan terhadap anak berkaitan dengan kepentingan hidupnya.
1.2. Tipe Pola Asuh Orang Tua
Menurut Diana Baumrind 1971, dalam Santrock, 2005, ada empat gaya pengasuhan, yaitu :
1. Pengasuhan Otoriter
Pengasuhan otoriter adalah gaya yang membatasi dan menguhukum, dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan
Universitas Sumatera Utara
menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua yang otoriter menerapkan batas dan kendali yang tegas pada anak dan meminimalisir
perdebatan verbal. Orang tua yang otoriter juga mungkin sering memukul anak, memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya, dan
menunjukan amarah pada anak. Anak dari orang tua yang otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika membandingkan diri dengan orang
lain, tidak mampu memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah. Putra dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku agresif.
2. Pengasuhan Demokrasi
Pengasuhan demokrasi mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Tindakan verbal
memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap hangat dan penyanyang terhadap anak. Orang tua yang demokrasi mungkin merangkul
anak dengan mesra. Orang tua yang demokrasi mungkin menunjukkan kesenangan dan dukungan sebagai respon terhadap perilaku anak yang
dewasa, mandiri, dan ceria, bisa mengendalikan diri dan berorientasi, dan berorientasi pada prestasi; mereka cenderung untuk mempertahankan
hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stress dengan baik.
3. Pengasuhan yang MengabaikanPermisif
Pengasuhan yang mengabaikan adalah gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang
mengabaikan merasa bahwa aspek lain kehidupan orang tua lebih penting
Universitas Sumatera Utara
daripada diri mereka. Anak-anak ini cenderung tidak memiliki kemampuan sosial dan banyak diantaranya memiliki pengendalian diri yang buruk dan
tidak mandiri. Mereka sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing dari keluarga. Dalam masa remaja, mereka
mungkin menunjukan sikap suka membolos dan nakal. 4.
Pengasuhan yang MenurutiNeglectful Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan dimana orang tua
sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka. Orang tua macam ini membiarkan anak melakukan apa yang ia
inginkan. Hasilnya, anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Beberapa orang tua sengaja
membesarkan anak mereka dengan cara ini karena mereka percaya bahwa kombinasi antara keterlibatan yang hangat dan sedikit batasan akan
menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri. Namun, anak yang memiliki orang tua yang selalu menurutinya jarang belajar menghormati orang lain dan
mengalami kesulitan untuk mengendalikan perilakunya. Mereka mungkin mendominasi, egosentris, tidak menuruti aturan, dan kesulitan dalam
berhubungan dengan teman sebaya. Menurut Elizabet B. Hurlock 1999 ada beberapa sikap orang tua yang khas
dalam mengasuh anaknya, antara lain : 1.
Melindungi secara berlebihan. Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan
pengendalian anak yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
2. Permisivitas
Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit pengendalian.
3. Memanjakan
Permisivitas yang berlebih, memanjakan membuat anak egois dan menuntut 4.
Penolakan Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau
dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yang terbuka.
5. Penerimaan
Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak, orang tua yang menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan
anak dan memperhitungkan minat anak. 6.
Dominasi Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua bersifat jujur,
sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan mudah dipengaruhi orang lain, mengalah dan sangat sensitif.
7. Tunduk pada anak
Orang tua yang tunduk pada anaknya membiarkan anak mendominasi mereka dan rumah mereka.
Universitas Sumatera Utara
8. Favoritisme
Meskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengan sama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat mereka lebih
menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak lain dalam keluarga. 9.
Ambisi orang tua Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali
sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka
naik di tangga status sosial
Sedangkan Marcolm Hardy dan Steve Heyes 1986 dalam Yusniah, 2008
mengemukakan tiga macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu :
a. Otoriter
Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi.
b. Demokratis
Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. c.
Permisif Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku
sesuai dengan keinginannya sendiri. Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan di atas, penulis hanya
akan mengemukakan tiga macam saja, yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan
Universitas Sumatera Utara
permisif. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi lebih terfokus dan jelas.
1. Otoriter