Teknik Pengumpulan Data Definisi Dumping

7. Administrative Order No. 01 Implementing Rules and Regulations Governing the Imposition of an Antidumping duty under Republic Act 8752 The Antidumping Act of 1999 b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti buku-buku bacaan atau karya dari kalangan hukum, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, majalah, surat kabar, yang menyangkut kebijakan Antidumping. c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum atau ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Seluruh data yang dikumpulkan didalam penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan library research hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh bungin “Penelitian dapat pula di lakukan di perpustakaan, penelitian yang di lakukan di perpustakaan ini mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan bahan kepustakaan.” 74 1. Studi dokumen dokumen yang terkait dengan pengaturan Antidumping baik di Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, melalui penelusuran katalog maupun surfing di internet. Alat pengumpul data yang digunakan adalah: 74 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005,hal. 46 2. Wawancara dengan Saudari Duma Situmorang 75

4. Analisa Data

Staff Penyelidikan Antidumping dan Subsidi KADI pada hari Selasa tanggal 16 April 2013 bertempat di Jalan M. I. Ridwan Rais, No. 5,Jakarta Pusat 10110, Blok 3 Gedung Komite Antidumping Indonesia Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Lantai 6 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB Waktu Indonesia Barat. Metode yang dilakukan dalam wawancara ini adalah dengan cara membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penulisan tesis ini dan mendengarkan secara seksama penjelasan serta keterangan yang diberikan oleh pejabat yang ditugaskan pada saat itu . Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif, yaitu mengikhtisarkan hasil pengumpulan data sekunder selengkap mungkin serta memilah- milahkannya ke dalam satuan konsep, kategori, atau tema tertentu sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan dalam penulisan ini. 76 Dimana di dalam hal ini data yang telah di kumpulkan selanjutnya di analisis dengan melakukan penafsiran atau interpretasi pasal pasal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini, kemudian data yang di analisis di kemukakan dalam bentuk uraian yang sistematis sehingga pokok permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini dapat dijawab. 75 Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Komite Anti Dumping Indonesia KADI yang telah bersedia menyediakan waktunya dalam melakukan penelitian di Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 76 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke arah penguasaan model aplikasi, Jakarta, Grafindo Persada, 2003 hal.68-69

BAB II ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTI DUMPING ANTARA

INDONESIA DAN FILIPINA DALAM MENENTUKAN NILAI NORMAL NORMAL VALUE DALAM HAL TERJADINYA DUGAAN PRAKTEK DUMPING

A. Konsepsi Dumping dan Antidumping

1. Definisi Dumping

Istilah dumping merupakan istilah yang dipergunakan dalam perdagangan internasional adalah praktik dagang yang dilakukan oleh pengekspor dengan menjual komoditi di pasar internasional dengan harga yang kurang dari nilai wajar atau lebih rendah dari harga barang tersebut dinegerinya sendiri, atau dari harga jual kepada negara lain pada umumnya, praktik ini dinilai tidak adil karena dapat merusak pasaran dan merugikan produsen pesaing di negara pengimpor. 77 Menurut Black’s Laws Dictionary, pengertian dumping dinyatakan sebagai berikut, “The act of selling in quantity at very low price or practically regardless of the price; also selling good abroad at less than the market price at home”. 78 77 A F. Erawati dan J.S Badudu. Kamus Hukum Ekonomi Inggris-Indonesia Jakarta: Proyek Elips, 1996 hal.37. Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa dumping merupakan suatu tindakan menjual suatu barang ke pasar 78 Henry Campbel Black, Black’s Law Dictionary, Abridge 6 th Ed United States: West Group, 1998 hal.347 45 luar negeri dengan harga yang sangat murah dibandingkan dengan di pasar dalam negerinya. 79 Menurut pasal VI ayat 1 GATT 1947 Article VI GATT: Antidumping and Countervailing Duties diuraikan pengertian dumping, yaitu: “The contracting parties recognize that dumping, by which product of one country are introduced into the commerce of another country at less than normal value of the products, is to be condemned if it cause or threatens material injury to an established industry in the territory of a contracting party or materially retards the establishment of a domestic industry. For the purpose of this article, a product is to be considered as being introduced into the commerce of an importing country at less than its normal value, if the price of the product exported from one country to another” 1. Is less than the comparable price, in the ordinary course of trade, for the like product when destined for consumption in the exporting country or 2. In the absence of such domestic price, is less than either i the highest comparable price for the like product for export to any third country in the ordinary of trade or ii the cost of production of the product in the country of origin plus reasonable addition for selling cost and profit. 80 Kemudian Article VI GATTWTO di sempurnakan pada tahun 1994 yang dituangkan dalam article 2 Persetujuan tentang Pelaksanaan Pasal VI dari GATT 1994 yaitu sebagai berikut: For the purpose of this agreement, a product is to be considered as being dumped, i.e.introduced into the commerce of another country at less than its normal value,if the export price of the product exported from one country to another is less than the 79 Diterjemahkan secara bebas dan dianalisis berdasarkan metode penerjemahan secara harfiah Literal Meaning. Dimana menurut Drs. M. Rudolf Nababan, M.Ed dalam bukunya Aspek Teori Penerjemahan dan Pengalihbahasaan Jakarta, 1997 Hal. 22-23 ”Penerjemahan Harfiah literal translation terletak antara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas. Penerjemahan harfiah mungkin mula- mula dilakukan seperti penerjemahan kata demi kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.” 80 Agreement of implementation of article VI of the General Agreement on Tariffs and Trade 1947 dalam Christophorus Barutu, Op.cit., hal. 40 comparable price, in the ordinary course of trade, for the like product when destined for consumption in the exporting country. Pasal VI ayat 1 GATT 1947 di atas memberikan kriteria umum bahwa dumping yang dilarang oleh GATT adalah dumping yang dapat menimbulkan kerugian materil, baik terhadap industri yang sudah berdiri to an established industry maupun telah menimbulkan hambatan pada pendirian industri domestik the establishment of a domestic industry. 81 sedangkan definisi dumping menurut Article VI GATTWTO di sempurnakan pada tahun 1994 yang dituangkan dalam Article 2 Persetujuan tentang Pelaksanaan Pasal VI dari GATT 1994 menjelaskan bahwa suatu barang dianggap dumping apabila harga barang yang diperdagangakan dari suatu negara ke wilayah negara lain lebih rendah di bandingkan nilai normal di negara tersebut, pada tingkat perdagangan yang wajar. Barang tersebut harus serupa dan ditujukan untuk dikonsumsi di negara pengimpor. 82 Adapun beberapa pengertian dumping sebagaimana dikemukakan oleh beberapa sarjana dalam Sukarmi adalah: 83 1. Dumping adalah sistem penjualan barang dipasaran dalam jumlah banyak dengan harga yang rendah sekali dengan tujuan agar harga pembelian didalam negeri 81 Taryana Sukandar, Perkembangan Hukum Internasional dari GATT 1947 Sampai terbentuknya WTO World Trade Organization, Penulisan karya Ilmiah, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta: Departemen Kehakiman, 19951996, hal. 49. 82 Christophorus Barutu, Op.cit., hal. 46-47 83 Sukarmi. Op.cit., 24-25 tidak diturunkan sehingga akhirnya dapat menguasai pasaran luar negeri dan dapat menguasai harga kembali. 84 2. Secara umum, dumping adalah bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara pengekspor, yang menjual barangnya dengan harga lebih rendah dipasar luar negeri dibandingkan di pasar dalam negeri sendiri dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas produk ekspor tersebut. 85 3. Menurut Muhammad Ashri, dumping adalah suatu persaingan curang dalam bentuk diskriminasi harga yaitu suatu produk yang ditawarkan di pasar negara lain lebih rendah dibandingkan dengan harga normalnya atau dari harga jual di negara ketiga. 86 4. Menurut Folsom dikatakan : “Dumping involves selling abroad at a price that is less than the price used to sell the same goods at home the normal or fair value. To be unlowfull, dumping must threaten or cause material injury to an industry in the market, the market where prices are lower. Dumping is recognized by most of the trading world as an unfair practice again to price discrimination as an antitrust offense” 87 Dari definisi yang dikemukakan oleh Folsom dapat dikatakan bahwa “dumping ialah menjual suatu produk yang sejenis ke pasar luar negeri pada harga yang lebih murah dari harga yang biasanya dijual di dalam negeri negara pengimpor harga normal atau nilai 84 Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sukarmi. Op.cit., hal. 24 85 Agus Brotosusilo dalam Sukarmi. Ibid., hal. 25 86 Muhammad Ashri dalam Sukarmi. Ibid., hal. 25 87 Ralph H Folsom and Michael W. Gordon dalam Sukarmi. Ibid.,hal. 25 wajar. Pada dasarnya dumping menyebabkan kerugian atau menyebabkan kerugian secara materiil pada industri dalam negeri pengimpor, praktik dumping ini dikenal sebagai praktik perdagangan tidak adil terjadinya diskriminasi harga.” Menurut pendapat seorang ahli ekonomi asal Amerika mendefinisikan dumping : “….the supposed act of dumping involves foreign firms’ setting of prices in their export market either below their cost of production, or below the prices they charge in their own markets; it would be another instance of so-called predatory pricing. Similar to what was described above, the theory is that foreign firms would dump their products on the U.S. market at below-market prices, and therefore gain increased market share and drive their competitors out of business. These predatory firms would then raise their prices to recoup the losses they incurred and would gouge American consumers by forcing them to pay whatever price they asked.” 88 Dumping ialah tindakan yang dilakukan oleh produsen luar negeri dengan menjual suatu barang dengan harga di bawah harga produksi, atau menjual suatu produk lebih murah di bandingkan dengan di negaranya sendiri; atau dengan kata lain dumping ini dapat di definisikan sebagai menjual rugi. Hal ini sama dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya, tindakan dumping ini ialah tindakan yang dilakukan oleh produsen luar negeri dengan menjual barang dengan harga di bawah biaya produksi atau dengan harga murah ke pasar industri Amerika, dengan tujuan untuk merebut pasar dan membuat para pesaingnya keluar dari arena persaingan kemudian setelah tidak ada kompetitor yang lain maka produsen luar negeri ini akan meningkatkan harga sesuai dengan kerugian yang mereka derita sebelumnya dengan melakukan tindakan menjual rugi tersebut. Berdasarkan beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ahli diatas maka dapat 88 Kel Kelly. The Case for Legalizing Capitalsm Auburn Alabama: Ludwig Von Misses Institute under the Craeative Commons Attribution License 3.0, 2010 hal.182 ditarik kesimpulan bahwa dumping merupakan tindakan yang dilakukan oleh produsen luar negeri dengan menjual suatu barang dengan harga di bawah harga produksi, atau menjual suatu produk lebih murah di bandingkan dengan di negaranya sendiri atau dari harga jual kepada negara lain pada umumnya, praktik ini dinilai tidak adil karena dapat merusak pasaran dan merugikan produsen pesaing di negara pengimpor.

2. Jenis Jenis Dumping