Harga Ekspor Marjin Dumping

Didalam ketentuan UU No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan pada penjelasan pasal 18 ditentukan bahwa apabila terjadi ketiadaan harga domestik, maka nilai normal ditentukan berdasarkan: 146 1. Harga tertinggi barang sejenis yang diekspor ke negara ketiga. 2. Harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya administrasi, biaya penjualan, dan laba yang wajar constructed value. Dari uraian mengenai perhitungan nilai normal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dalam hal perhitungan nilai normal dalam hal menentukan adanya dumping Indonesia menggunakan dua metode yaitu perhitungan nilai normal berdasarkan harga dalam negeri dan perhitungan nilai normal berdasarkan constructed value pembentukan harga.

2. Harga Ekspor

Adapun yang di maksud dengan harga ekspor ialah harga yang sebenarnya dibayar atau yang akan dibayar untuk barang yang diekspor ke daerah pabean Indonesia. 147 Definisi harga ekspor diatas menekankan pada adanya biaya biaya yang dibayar untuk barang yang masuk ke Indonesia. Pada umumnya harga ekspor dalam bentuk harga ekspor CIF yng tertera dalam eksport invoice nominal price. 148 146 Penjelasan Pasal 18 UU No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan 147 PP No. 34 Tahun 2011, Ibid., Bab 1Pasal 1 5 148 Komite Antidumping., Op.cit. hal. 11 Pada prinsipnya, harga ekspor harus ditetapkan dalam tingkat perdagangan yang sama dengan harga domestik normal value yaitu dalam bentuk harga ekspor eks-pabrik. Untuk memperoleh harga ekspor eks-pabrik, maka harga ekspor harus dikurangkan dengan biaya- biaya yang timbul mulai dari pintu pabrik ke pelabuhan tujuan ekspor. Biaya-biaya tersebut dapat meliputi: inland freight, warehousing, handling, sea freight dan lain-lainnya. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh dengan adanya bukti berupa invoice, faktur, publikasi Badan Pusat Statistik BPS, atau media cetak lainnya. Bukti-bukti nyata atau estimasi harus dilampirkan. 149 Berikut ini diuraikan contoh perhitungan:  Harga Ekspor CIF Berdasarkan BPS US 85MT  Sea Freight US 20MT  Inland Freight US 2MT __________________________________________- Harga Ekspor Eks-Pabrik US 63MT

3. Marjin Dumping

Untuk menentukan besarnya margin dumping, harus dilakukan perbandingan yang wajar antara nilai normal dan harga ekspor. Perbandingan yang wajar ini adalah sebagai berikut: 150 1 Pada tingkat perdagangan yang sama biasanya tingkat eks-pabrik 2 Periode penjualannya terjadi pada waktu yang sedekat mungkin. 3 Penyesuaian terhadap adanya perbedaan-perbedaan allowance yang mempengaruhi harga 149 Loc.cit.hal. 11 150 Ibid., hal. 12 Perhitungan marjin dumping yaitu didasarkan atas perbedaan harga domestik eks.pabrik dengan harga ekspor eks.pabrik dibagi harga ekspor CIF. 151  Harga Domestik Eks-Pabrik US 73MT  Harga Ekspor Eks-Pabrik US 63MT __________________________________________- Marjin Dumping = US 10MT = 11.76 Marjin Dumping terhadap harga ekspor CIF adalah 1085 x 100 = 11,76 Contoh diatas merupakan contoh secara umum yang terdapat pada Panduan dan Formulir Permohonan Pengenaan Tindakan Anti Dumping yang diterbitkan oleh Komite Anti Dumping Indonesia KADI pada tahun 2010. Dalam hal menghitung margin dumping ada baiknya dengan menggunakan contoh konkrit laporan akhir Final Disclosure hasil penyelidikan peninjauan kembali sunset riview pengenaan bea masuk Antidumping atas impor pisang Cavendish pos tariff 0803.00.90.00 yang berasal dari Filipina yang di lakukan oleh Komite Antidumping Indonesia yaitu sebagai berikut: 152 Nilai Normal di tentukan dengan menggunakan metode konstruksi, yaitu harga jual pisang Cavendish di supermarket Filipina di kurangi marjin keuntungan supermarket dan distributor. Rincian perhitungan nilai normal sebagai berikut: 151 Komite Antidumping., Op.cit.hal.11 152 Laporan Akhir hasil Penyelidikan Komite Antidumping terhadap Kasus Impor Pisang Cavendish Pos Tariff 0803.00.90.00 yang berasal dari Filipina Harga di supermarket Filipina : USD 1.20kg Marjin keuntungan supermarket : USD 0.36kg Marjin keuntungan distributor : USD 0.08kg ___________________- USD 0.76kg Keterangan : a. Harga dalam negeri Filipina di ambil dari harga jual Pisang Cavendish di supermarket Filipina, yaitu Peso 53kg dengan kurs Rp. 44,00Peso dan Rp. 9.000,00USD. b.Marjin keuntungan supermarket diperkirakan sebesar 30 c. Marjin keuntungan distributor di perkirakan sebesar 10 dan sudah meliputi biaya transportasi di dalam negeri Filipina. Harga Ekspor Harga ekspor dihitung dengan menggunakan metode konstruksi, yaitu nilai rata rata CIF impor pisang Cavendish tahun 2010 dari Filipina dikurangi dengan asuransi, Ocean Freight dari Filipina ke Indonesia , Inland Frieght di Filipina, dan biaya Pelabuhan muat. 153 Nilai CIF Impor : USD 0.70kg Asuransi : USD 0.0007kg Ocean Freight : USD 0.16kg 153 Laporan Akhir Hasil Penyelidikan Komite Antidumping Indonesia terhadap impor Pisang Cavendish Pos Tariff 0803.00.90.00 yang berasal dari Filipina. Biaya Pelabuhan muat : USD 0.02kg Harga Ekspor – eks Kebun _______________- : USD 0.51kg Keterangan: a. Nilai CIF impor diambil dari rata rata nilai CIF impor barang yang diselidiki tahun 2010 b. Biaya asuransi diperkirakan sebesar 0,10 dari nilai CIF c. Ocean Freight diperkirakan sebesar USD 3.250 per kontainer berukuran 40’ yang memuat 1.540 karton dengan berat masing masing 13 kg. d. Inland Freight diperkirakan sebesar USD200 per kontainer berukuran 40’ yang memuat 1.540 karton dengan berat masing masing 13 kg. e. Biaya Handling di pelabuhan muat dan bongkar diperkirakan sebesar USD467 per container berukuran 40’ yang memuat 1.540 karton dengan berat masing masing 13 kg. Margin dumping Nilai normal eks kebun : USD 0.76kg Harga Ekspor eks Kebun : USD 0.51kg _____________- Margin dumping : USD 0.25kg Nilai CIF impor rata-rata 2010 : USD 0.70kg Marjin dumping dari rata-rata nilai CIF impor 2010 : 35.71 Dibulatkan menjadi 35. 2. Penentuan Nilai Normal berdasarkan Kebijakan Antidumping di Filipina a. Penentuan Nilai Normal Berdasarkan Republict of Act 8752 The Antidumping of Act 1999 Pada dasarnya dalam menentukan nilai normal menurut kebijakan Antidumping di Filipina di atur dalam Republict of Act No. 8752 the Antidumping of Act 1999 yang menjadi landasan hukum yang digunakan untuk menentukan adanya dumping. Namun, Republict of Act No. 8752 The Antidumping of Act 1999 ini hanya memberikan gambaran gambaran secara umum mengenai definisi nilai normal dalam hal adanya dugaan dumping untuk lebih jelasnya dalam hal penentuan nilai normal diatur dalam Administrative Order No. 1 Implementing Rules and Regulatians Governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 section 11 determination of dumping. Adapun gambaran umum dalam hal penentuan nilai normal dalam Republict of Act No.8752 The Antidumping of Act 1999 adalah sebagai berikut:Section 3 Part 2 s 03 Definition of Terms. - For purposes of this Act, the following definitions shall apply: “……..3 Normal value refers to a comparable price at the date of sale of the like product, commodity or article in the ordinary course of trade when destined for consumption in the country of export.” Definisi nilai normal diatas menekankan pada perbandingan harga pada penjualan produk sejenis, komoditi atau dalam kasus kasus tertentu dalam perdagangan yang di jual di negara pengeksport. Adapun yang dimaksud dengan produk sejenis like Product ialah like product refers to a product which is identical or alike in all respects to the product under consideration, or in the absence of such a product, another product which, although not alike in all respects, has characteristics closely resembling those of the product under consideration. 154 Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat di simpulkan bahwa definisi nilai normal menurut ketentuan Antidumping Republict of Act No. 8752 The Antidumping of Act 1999 hanya mendefinisikan nilai normal yang bersifat umum ketentuan mengenai penentuan nilai normal dalam hal terjadinya dugaan dumping lebih rinci di atur dalam Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti- Dumping Duty Under Republict of Act 8752 produk sejenis mengacu pada produk yang secara keseluruhan sama dengan produk yang di duga dumping, atau secara karakteristik sama dengan produk yang di duga dumping.

b. Penentuan Nilai Normal Berdasarkan Administrative Order No.1 Republict of Act No. 8752

Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti-Dumping Act of 1999 Penentuan nilai normal menurut kebijakan Antidumping di Filipina di atur dalam Republict of Act No. 8752 the Antidumping of Act 1999 yang menjadi landasan hukum yang digunakan untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan Antidumping yang kemudian didalam pelaksanaannya di atur lebih lanjut dengan Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty 154 Republict of Act No. 8752 of Antidumping 1999., Op.cit, Section 3 Part 2 s 06 Under Republict of Act 8752 section 11 determination of dumping yang memuat 12 sub sub yang mengatur bagaimana menentukan adanya dumping. Dimana section 11 a berbunyi sebagai berikut: a The Secretary and the Commission shall determine the existence of dumping by making a fair comparison between the export price and the normal value of the allegedly dumped product, covering all transactions for the allegedly dumped product during the period of investigation POI. In general, the POI for the determination of the margin of dumping or price difference shall cover import transactions made at least six 6 months prior to the date of filing of the petition: Provided, however, that in some cases, the POI may be adjusted to cover a shorter period in order to take into account other considerations that will ensure the appropriateness of the chosen POI, e.g., seasonality of products, availability of data, drastic increase in the importation of the dumped product, or facility in the verification of data. 155 Sekretaris dan Komisi menyelidiki adanya dugaan dumping dengan membuat perbandingan harga antara harga ekspor dan nilai normal dari barang yang di duga dumping, selama masa penyelidikan Period of Investigation diterapkan bea masuk Antidumping. Pada umumnya, selama masa penyelidikan dalam hal menentukan adanya margin dumping atau selisih harga harus mencakup seluruh transaksi import setidaknya 6 bulan terakhir sebelum tanggal permohonan penyelidikan; pada beberapa kasus, didalam masa penyelidikan dapat menggunakan periode waktu yang disesuaikan seperti produk produk yang bersifat musiman, keterangan data yang diperoleh oleh pihak berwenang, peningkatan import secara drastis atas produk yang diduga dumping, atau fasilitas dalam memferifikasi data. 155 Administrative Order No. 1 of Antidumping 1999., Op.cit, Section 11 a Dari keterangan diatas jelas bahwa dalam menyelidiki adanya dugaan dumping adalah dengan membuat perbandingan antara harga ekspor dan nilai normal. Dari pernyataan tersebut diatas ada dua komponen utama dalam hal menentukan adanya dumping yaitu harga ekspor dan nilai normal. Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai harga ekspor dan harga normal. 1 Harga Ekspor Pada dasarnya yang di maksud dengan harga ekspor adalah Export Price refers to 1 the ex-Factory price at the point of sale for export; or 2 the F.O.B. Price at the point of shipment. In this cases where 1 or 2 cannot be used, then the export price may be constructed based on such reasonable basis as the Secretary or the Commission may determine. 156 Pertama, harga penjualan ex-factory di negara pengekspor, dalam hal yang dimaksud dengan harga penjualan ex-factory adalah perhitungan harga di luar pabrik dari penjualan dalam negeri dengan perhitungan harga di luar pabrik dari penjualan ekspor. Harga ekspor mengacu pada 1 harga penjualan ex-factory di negara pengekspor; atau 2 harga ekspor pada tingkat F.O.B. pada point pengiriman barang melalui jalur laut. Dalam beberapa kasus, apabila harga ekspor tidak dapat dihitung berdasarkan 1 dan 2 Sekretaris dan Komisi dapat menghitung harga ekspor berdasarkan pembentukan harga di negara ketiga berdasarkan alasan yang masuk akal. Berdasarkan penjelasan diatas jelas bahwa dalam menentukan harga ekspor ada tiga cara yaitu: 157 156 Administrative Order No.1., Op.cit., Section 1 l Dalam hal 157 Sukarmi., Op.cit. hal.27 ini dapat dikatakan bahwa harga ex- factory tersebut adalah harga jual di luar pabrik untuk penjualan dalam negeri dan harga jual di luar pabrik untuk tujuan ekspor. Kedua, harga ekspor yang berdasarkan F.O.B Free On Board dapat mengacu pada rincian biaya yang harus di keluarkan eksportir dalam mengeksport barang ke pasar luar negri melalui angkutan laut. Semua biaya yang harus dikeluarkan pihak eksportir sampai barang selesai dimuat diatas kapal ocean-steamer. Hal ini berarti termasuk ongkos pengepakan, pengangkutan ke pelabuhan, dan ongkos muat ke atas kapal di samping harga barangnya sendiri. 158 Adapun rincian biaya dengan menggunakan F.O.B Free On Board adalah sebagai berikut: 159 Cost item Calculation Perkiraan rincian biaya 1. Export base cost biaya awal export 2. Export overheads biaya–biaya export 3. Special packaging biaya pengemasan 4. Order preparation biaya biaya untuk persiapan 5. Advertising allowance biaya biaya pemasaran 6. Agent commission ex-factory biaya komisi untuk distributor 7. Royalty patent biaya royalty hak paten 8. Profit margin margin keuntungan Price ex factory in local currency perhitungan harga di luar pabrik dengan menggunakan mata uang negara tujuan ekspor, 9. Transport transportasi melewati laut, udara, atau darat - to sea port, - to air port - to container 10. Export document dokumen eksport 158 Amir M.S., Seluk- Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1988, Hal. 13 159 Agoes Moerjono., Melangkah Menuju Ekspor- Suatu Petunjuk Praktis. Jakarta : Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Institute Bankir Indonesia, 1993, Hal.533- 535 11. Weight certificate surveyor biaya sertifikat timbangan 12. Certificate of analisis biaya sertifikat analisis, 13. Inspection certificate biaya pemeriksaan 14. Certificate of origin biaya sertifikat asal barang 15. Certificate of fumigation biaya fumigasi- membunuh kuman kuman 16. Packing list biaya pengepakan 17. Halal certificate sertifikat halal 18. Clean report of findings or others documents biaya dokumen lainnya 19. Storage Penimbunan di laut atau di udara - at sea - at air port 20. Loading charges biaya masuk 21. Freight forwarders fee biaya ongkos muat barang 22. Export tax pajak – pajak ekspor 23. Custom duty pajak lain 24. Collecting fee biaya penimbunan 25. Discount charges exporters account potongan harga 26. Export credit ins premium piutang eksport 27. Factoring charges or discount charges biaya lain atau potongan biaya 28. Forward contract pengalihan kontrak Free on board Price F.O.B in local currency – converted to export currency Free on board Price in export currency – converted to export currency 29. Freight biaya muat barang di udara atau laut 1.air freight 2.sea freight 30. Collecting fee biaya pengumpulan 31. Discount charges exporters account potongan harga 32. Export Credit Ins. Premium 33. Factoring charge or discount 3. charge 4. discount 34. Forward Contract 5. Fee Premium 6. Sell Forward Berikut adalah contoh perhitungan harga ekspor F.O.B. : 160 1. FOB Value shall be calculated as follows: a FOB Value = Ex-Factory Price + Other Costs 160 Anexxes 3-2 of Export Price Guidelines of Philipines b Other Costs in the calculation of the FOB value shall refer to the costs incurred in placing the goods in the ship for export, including but not limited to, domestic transport costs, storage and warehousing, port handling, brokerage fees, service charges, et cetera. Harga F.O.B dapat di hitung sebagai berikut: a Harga F.O. B. = harga di luar pabrik + biaya lain b Biaya lain dalam perhitngan harga F.O.B mengacu pada biaya biaya dalam mengirimkan barang melalui angkutan laut, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada, biaya transport dalam negeri, penimbunan dan pengemasan, biaya biaya pelabuhan, biaya yang tidak terduga, biaya perbaikan, dan lain sebagainya. 2. Formula for ex-factory price: a Ex-Factory Price = Production Cost + Profit b Formula for production cost, i Production Cost = Cost of Raw Materials + Labour Cost + Overhead Cost ii Cost of Raw Materials shall consist of: AA Cost of raw materials BB Freight and insurance iii Labour Cost shall include: AA Wages BB Remuneration CC Other employee benefits associated with the manufacturing process iv Overhead Costs , non-exhaustive list shall include, but not limited to: AA real property items associated with the production process insurance, factory rent and leasing, depreciation on buildings, repair and maintenance, taxes, interests on mortgage BB leasing of and interest payments for plant and equipment Adapun rincian perhitungan biaya di luar pabrik adalah sebagai berikut : a harga di luar pabrik = Biaya Produksi + keuntungan penjualan b rincian biaya produksi meliputi, i Biaya Produksi = Biaya bahan mentah + biaya upah pekerja + biaya tambahan ii Biaya bahan mentah terdiri dari : bahan mentah dan asuransi + biaya angkut ke pelabuhan iii Biaya upah tenaga kerja dapat termasuk: Gaji karyawan,tunjangan jabatan bonus yang diberikan sesuai dengan jabatan, bonus bonus lain yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hal penjualan iv biaya Pengeluaran, termasuk,tapi tidak terbatas pada: biaya biaya perusahaan dalam hal memproduksi asuransi, biaya sewa gedung, leasing, biaya perbaikan alat alat produksi serta bangunan, pajak, biaya pegadaian, leasing dan biaya biaya yang dikeluarkan untuk peralatan Ketiga, harga ekspor yang dihitung berdasarkan pembentukan harga dinegara ketiga maksudnya adalah rincian harga jual importir kepada pembeli independen dikurangi direct cost, indirect cost, dan profit margin. 161 Dari analisis diatas dapat dikatakan bahwa ketentuan kebijakan Antidumping di Filipina dalam hal menentukan nilai normal yang diatur dalam Republict of Act No.8752 The Antidumping od Act of 1999 section 11 a tersebut lebih rinci bila di bandingkan dengan 161 Syahyu., Op.cit., Hal. ketentuan mengenai Antidumping di Indonesia dalam hal menentukan harga ekspor. Ketentuan dalam Administrative Order No 1 Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 menekankan bahwa harga ekspor berdasarkan F.O.B. Hal ini tidak dapat di jumpai dalam Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2011 begitupun UU No. 17 tahun 2006 atas perubahan UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan akan tetapi pada prakteknya Indonesia menggunakan perhitungan harga ekspor dengan berdasarkan CIF. 162 CIF adalah segala biaya seperti dalam F.O.B. di tambah dengan ongkos angkutan laut dari pelabuhan muat sampai ke pelabuhan tujuan barang, ongkos pengepakan, ongkos dari gudang ke pelabuhan muat, ongkos ongkos laut, ongkos dokumen pengapalan ditambah dengan premi asuransi. 163 adapun rincian biaya dengan menggunakan C.I.F Cost Insurance Freight Price adalah sebagai berikut: 164 Cost and Freight Price in Export Currency 35. Insurance Cargo Premium 36. Collecting Fee 37. Discount Charges Exporters account 38. Export Credit 39. Factoring Charge Discount 40. Forward Contract 162 Wawancara dengan Duma Situmorang, Staff Penyelidikan Anti Dumping dan Subsidi pada KADI Jakarta: Tanggal 16 April 2013 163 Amir. M.S., Op.cit, Hal.13 164 Agoes Moerjono., Melangkah Menuju Ekspor- Suatu Petunjuk Praktis. Jakarta : lembaga pengembangan perbankan Indonesia institute Bankir Indonesia, 1993, Hal.533- 535 Fee Premium Sell forward Insurance Freight Price in Export Curency- converted to importers currency Cost Insurance Freight Price in Importers Currency 41. Letter of Credit Opening Fee 42. Discount Charges Buyers account letter of Credit 43. Interest lost of interest on marginal 44. Forward Contract Fee premium Buy forward 45. Landing charges 46. Custom Duty 47. Turn over tax 48. Transport to Importers buyers ware House Adapun contoh perhitungan harga ekspor berdasarkan kasus perhitungan harga normal pada kasus Report on the Final Determination on the Application of the Philippine Mosquito Coil on The Application of The Philipine Mosquito Industry for The Imposition of Definitive Antidumping Measure Against The Importation of Mosquito Coil From Indonesia AHTN Subheading Nos. 3808.50.12 and 3808.91.20 Anti-Dumping Investigation No. 01-2010 165 Export Price The calculated weighted average export price of mosquito coil scented and unscented in 2008 was US8.18case. Table 3 shows the calculated constructed export price used by the Commission for its final determination. 165 Laporan Akhir Hasil Penyelidikan Tariff dan Comission atas Produk Import obat nyamuk dengan Pos Tariff No. 3808.50.12 and 3808.91.20 yang berasal dari Indonesia Tabel 4. Constructed Export Price: January to December 2008 POI Jan – Dec. 2008 Qty Cases Unadjusted Resale Price to Unrelated Purchaser PHPcase Net Constructed Export Price PHPcase Net Constructed Export Price UScase Baygon Mosquito Coil Scented and Unscented 10s x 60 January 50,073 654 332 8.12 February 45,852 654 332 8.17 March 44,084 654 332 8.06 April 33,617 654 332 7.95 May 54,246 654 332 7.75 June 44,465 654 332 7.51 July 68,941 654 378 8.41 August 63,787 654 378 8.43 September 63,813 678 393 8.42 October 52,190 678 393 8.19 November 54,494 679 414 8.41 December 26,690 677 413 8.58 Weighted Average Export Price = US 8.18case Source: SC Johnson Philippines 2008. Tabel 4. diatas mendeskripsikan perhitungan harga ekspor kasus tuduhan dumping yang diajukan oleh Negara Filipina terhadap produk Indonesia on the final determination on the application of the Philippine mosquito coil on the application of the philipine mosquito Industry for the imposition of definitive Antidumping measure against the importation of mosquito coil from Indonesia AHTN Subheading Nos. 3808.50.12 and 3808.91.20 Anti- Dumping Investigation No. 01-2010. 2 Nilai Normal Yang di maksud dengan nilai normal ialah normal value refers to a comparable price at the date of sale of the like product in the ordinary course of trade when destined for consumption in the country of export or origin. 166 Nilai normal mengacu pada perbandingan harga penjualan produk sejenis dalam perdagangan pada umumnya dipasar domestik negara pengekspor untuk tujuan konsumsi. Untuk menghitung nilai normal normal value berbagai negara menganut bermacam macam cara. Namun penafsiran yang umum dalam ketentuan article VI GATT, menggunakan cara perhitungan nilai normal, yaitu “biaya produksi cost of production ditambah keuntungan profit dan dibagi dengan jumlah produksi total of Production dengan rumus: { NV= ��+�� �� }. 167 NV = Normal Value CP = Cost Production biaya produksi Pr = Profit keuntungan TP= Total of Production jumlah produksi Dimana menghitung biaya produksi sekurang kurangnya terdiri dari: a Biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku b Biaya fabrikasi termasuk upah buruh dan, c Segala biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan penjualan General Sales AdministrationGSA Seperti yang telah di uraikan sebelumnya mengenai dalam hal menyelidiki adanya dugaan dumping, Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 section 11 b memberikan gambaran bagaimana menentukan nilai normal secara lebih terperinci lagi yang mana berbunyi sebagai berikut: 168 166 Administrative Order No. 1., Op.cit., Section 2 s 167 Muhammad Sood., Op.cit. hal 148-149 168 Ibid, Section 11 b b The comparison shall be made at the same level of trade, normally at the ex-factory level, and in respect of sales made at the same time or as near as possible to the date of exportation. Due allowance shall be made in each case for differences which affect price comparability including differences in conditions and terms of sale, taxation, levels of trade, quantities, physical characteristics and any other differences which are also demonstrated to affect price comparability. Where the normal value and export price as established are not comparable, adjustments can be made on the basis of the following factors: 1.Physical characteristics, for which the amount of adjustment shall correspond to a reasonable estimate of the market value of the difference; 2. Import charges and indirect taxes, for which the adjustment shall be made to the normal value for an amount corresponding to any import charges or indirect taxes borne by the allegedly dumped product and by materials physically incorporated therein when intended for consumption in the country of export or origin and not collected or refunded in respect of the exported product; 3. Discounts, rebates, and quantities which are directly linked to the sales underconsideration; 4. Level of trade, for which the adjustment shall be based on the market value of the difference which has directly affected price comparability as demonstrated by consistent and distinct differences in functions and prices of the seller for the different levels of trade in the domestic market of the country of export or origin; 5. Transport, insurance, handling, local and ancillary costs directly incurred for conveying the allegedly dumped product from the premises of the foreign exporter to the independent buyer, where such costs are included in the prices charged; 6. Packing costs directly related to the product concerned; 7. Cost of credit directly granted for the sales under consideration; 8. After sales cost such as warranties, guaranties, technical assistance, and services as provided for by law and or in the sales contract; 9. Commissions paid in respect of the sales under consideration; and 10. Currency conversions as provided in letter i of this section. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Perbandingan harga untuk produk sejenis, perhitungan nilai normal biasanya di hitung berdasarkan harga eks-factory dan harga penjualan ekspor. Perhitungan nilai normal untuk beberapa kasus yang berbeda yang dapat menyebabkan perbandingan harga termasuk perbedaan kondisi dan penjualan, pajak pajak, barang sejenis, jumlah, karakter fisik dan perbandingan lain yang menyebabkan perbandingan harga. Apabila harga normal dan harga eksport tidak bisa di bandingkan, dalam perhitungan harga normal dapat dilakukan dengan mengunakan metode penyesuaian harga berdasarkan faktor faktor di bawah ini 1. Karakter fisik, yang jumlahnya disesuaikan dengan perhitungan yang masuk akal dari perbandingan harga di pasaran. 2. Biaya biaya import dan pajak pajak tidak langsung berdasarkan harga normal untuk setiap jumlah produk yang dihitung sesuai dengan biaya atau pajak tak langsung yang dibebankan untuk produk yang di duga dumping dan produk tersebut di konsumsi di negara asal 3. Diskon, potongan harga, dan jumlah barang yang dijual; 4. Penjualan produk sejenis, berdasarkan pada perbandingan harga di pasar yang secara langsung menyebabkan perbandingan harga, dan harga penjualan pada tingkat yang berbeda di pasar dalam negeri negara pengekspor atau negara asal; 5. Biaya transport, asuransi, biaya local dan biaya tambahan secara langsung yang di keluarkan oleh produsen luar negri untuk mengirimkan produk yang di duga dumping dari eksportir asing ke importir utama, dimana seluruh biaya juga termsuk harga yang di bebankan. 6. Biaya pengemasan produk yang di duga dumping. 7. Biaya biaya piutang yang secara langsung menjadi jaminan untuk penjualan. 8. Biaya biaya setelah penjualan seperti jaminan, garansi, biaya bantuan teknis, dan jasa bantuan hukum dan atau kontrak penjualan. 9. Pertukaran mata uang yang sesuai dengan section i Ketentuan diatas menekankan pada perbandingan harga untuk produk sejenis yang di hitung berdasarkan harga eks pabrik dapat dihitung secara terperinci seperti harga di luar pabrik untuk pasar domestik negara pengekspor dengan harga penjualan dinegara pengekspor serta pajak pajak dan faktor faktor lain, apabila salah satu faktor saja tidak dihitung dapat menyebabkan perbandingan harga menjadi berbeda. Kemudian didalam ketentuan ini juga menyebutkan bahwa apabila perbandingan harga tidak dapat di tentukan maka dalam hal menghitung harga normal harus mempertimbangkan faktor faktor lain seperti yang dijelaskan pada Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 section 11 c mengatur tentang bagaimana menentukan harga normal apabila perbandingan harga tidak dapat di perhitungkan sesuai dengan section 11 b diatas. Adapun isi dari section 11 c adalah sebagai berikut: 169 cIf the normal value of a product cannot be determined because of the following conditions in the domestic market of the country of export or origin : 1. absence of sales of the allegedly dumped product in the ordinary course of domestic trade; or 2. particular market situation makes domestic sales unsuitable for proper comparison price does not reflect a fair price in normal market conditions e.g. consignment or monopsony; or 3. volume of domestic sales is less than 5 of export sales to the Philippines. A lower ratio of domestic sales to Philippine imports may be acceptable if it is of sufficient magnitude to provide for a proper comparison. The volume sold to the domestic and export markets will be assessed over a reasonable period e.g. one year in order to avoid distortions such as seasonal fluctuations Then, the secretary or commision, may determine that the normal value shall be either: a.the comparable price of the like product when exported to an appropriate third country provided that this price is representative;or b.the constructed value or the cost of production in the country of origin plus a reasonable amount for administrative, selling and general costs and for profits Jika harga normal dari suatu produk tidak dapat di tentukan di karenakan kondisi kondisi industri dalam negeri negara pengekspor atau negara asal seperti di bawah ini: 1. Tidak terdapat penjualan produk yang diduga dumping pada industri dalam negeri; atau 2. Situasi pasar tertentu yang membuat penjualan domestik tidak cocok untuk melakukan perbandingan harga dalam hal ini harga tidak mencerminkan harga yang adil misalnya terjadi monopsony; atau 169 Ibid, Section 11 c 3. volume penjualan untuk kebutuhan domestic kurang dari 5 dari penjualan ekspor ke Filipina. Perbandingan volume penjualan dengan jumlah yang kecil mungkin dapat diterima jika harganya dinilai tepat. Jumlah produk yang dijual di negara asal lebih sedikit dan jumlah penjualan yang di jual di pasar ekspor yang dijual melebihi jumlah penjualan di negara asal atau negara exportir dengan alasan selama periode contohnya satu tahun untuk menghindari distorsi dan fluktuasi musiman. Sekretaris Komisi dapat menentukan nilai normal berupa: i pembentukan harga produk sejenis dengan melakukan perbandingan harga di negara ketiga dimana harga tersebut merupakan perwakilan harga ii pembentukan harga atau biaya produksi di dalam suatu negara asal ditambah jumlah yang wajar seperti biaya biaya, keuntungan penjualan dan biaya biaya umum. Section 11 c diatas menekankan pada apabila harga normal suatu barang tidak dapat ditentukan dikarenakan beberapa sebab Sekretaris dan Komisi dapat menghitung nilai normal dengan menggunakan metode pembentukan harga dalam hal perhitungan harga normal. Selanjutnya Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 section 11 d menggambarkan lebih rinci dalam hal menentukan nilai normal. 170 d in determining whether a third country is appropriate for determining the normal value, the following criteria, among others may be considered: 170 Ibid, Section 11 d 1. Volume of trade from the country of export to the selected third country is similar to the volume of trade from the country of export to the philipines; and 2. nature of trade of the like product between the country of export and the selected third country is similar to the nature of trade between the country of export and the Philipines. dalam menentukan nilai normal di negara ketiga, maka kriteria berikut dapat dipertimbangkan: 1 volume penjualan di negara ketiga sama dengan jumlah volume penjualan yang di eksport ke Filipina. II produk sejenis antara negara asal dan produk yang dijual di negara ketiga sama dengan produk yang diekspor ke negara Filipina. Maka dalam hal ini jelas terlihat bahwa dalam menentukan nilai normal yang di jelaskan pada section 11 d merupakan perhitungan nilai normal berdasarkan negara ketiga sama dengan perhitungan nilai normal yang di jual di negara Filipina dan produk itu harus merupakan produk sejenis yang dijual di negara ketiga dan di negara Filipina. Selanjutnya pada Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 Section 11 e menyebutkan bahwa: 171 e Sales of the allegedly dumped product in the domestic market of the country of export or origin, or sales to a third country, at prices below per unit fixed and variable costs of production plus administrative, selling and general costs may be treated as not being within the ordinary course of trade by reason of price and may be disregarded in determining normal value only if it is determined that such sales are made within one 1 year and in no case less than six 6 months in 171 Ibid, Section 11 e substantial quantities and are at prices which do not provide for the recovery of all costs within a reasonable time period. If prices which are below per unit of costs at the time of sale are above weighted average per unit costs for the period of investigation, such prices shall be considered to provide for recovery of costs within a reasonable time period. Sales below per unit cost are made in substantial quantities when the weighted average selling price of the transaction under consideration for the determination of normal value is below the weighted average per unit costs, or that the volume of sales below per unit costs represent not less than 20 per cent 20 of the volume sold in transactions under consideration. Examples of sales which may be considered as being outside the ordinary course of trade are sales or transactions involving off-quality merchandise or merchandise produced according to unusual product specifications, merchandise sold at irregular prices or with abnormally high profits, merchandise sold pursuant to unusual terms of sale, or merchandise sold to an affiliated party at a non-arms length transaction price. Penjualan untuk produk dumping yang di ekspor oleh negara pengekspor ke Filipina atau negara asal, atau dinegara ketiga, dengan melakukan perhitungan harga normal berdasarkan biaya satuan tetap dan variable dari produksi ditambah biaya administratif, biaya penjualan dan biaya umum yang digunakan dalam memproduksi suatu produk, dalam menentukan nilai normal dapat dihitung berdasarkan penjualan dalam satu tahun dan apabila dalam hal terdapat kasus kasus yang tidak biasa kurang dari 6 bulan dalam jumlah substansial dan biaya biaya yang dihitung selama periode waktu tersebut. Satuan harga yang menjadi patokan dasar adalah rata rata pembobotan persatuan produk yang cukup beralasan. Pada section 11 e ini lebih menekankan pada perhitungan harga normal berdasarkan harga penjualan satu tahun terakhir dan ada beberapa kasus tertentu perhitungan harga normal dihitung berdasarkan penjualan 6 bulan terakhir. Selanjutnya section 11 f Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 172 f If the normal value is based on the cost of production in the country of origin, costs shall be calculated based on records kept by the foreign exporter or producer provided that these are in accordance with the generally accepted accounting principles of the country of export or origin and reasonably reflect the costs associated with the production and sale of the allegedly dumped product. The amounts for administrative, selling and general costs and for profits shall be based on actual data pertaining to production and sales in the ordinary course of trade of the allegedly dumped product by the foreign exporter or producer. When such amounts cannot be determined on this basis, it shall be based on the actual amounts realized by the foreign exporter or producer or the weighted average of the actual amounts incurred and realized through other foreign exporters or producers or by any other reasonable method. Perhitungan harga normal berdasarkan biaya produksi di negara asal, biaya harus dihitung atau di kalkulasikan berdasarkan pada catatan yang di buat oleh eksportir atau produsen luar negeri bahwa perhitungan ini berdasarkan prinsip akutansi yang dapat diterima secara umum dari negara eksport atau negara asal dan rincian biaya yang berkaitan dengan produksi dan penjualan produk yang di duga dumping. Perhitungan itu meliputi jumlah biaya administratif, biaya penjualan dan biaya umum serta keuntungan penjualan harus berdasarkan pada data aktual yang berkaitan dengan produksi penjualan produk yang di duga dumping tersebut oleh pihak eksportir atau produsen luar negeri. Apabila perhitungan tersebut tidak berdasarkan pada ketentuan yang di sebut di atas maka harus berdasarkan 172 Ibid, Section 11 f pada perhitungan rata rata berat dari jumlah produk dumping tersebut atau berdasarkan metode lain yang dapat diterima. Section 11 f ini menekankan pada perhitungan harga normal tersebut sesuai dengan prinsip akutansi. Dimana dalam hal ini perhitungan rincian biaya tersebut sudah termasuk biaya biaya yang berkaitan dengan proses penjualan. Selanjutnya section 11 g Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. g If the normal value is based on the best information available, including the information supplied in the application, such information shall be checked, where practicable and with due regard to the time limits of the investigation, by referring to information from other independent sources which may be available, such as published price lists, official import statistics and customs returns or information obtained from other interested parties during the investigation. 173 Perhitungan nilai normal berdasarkan pada informasi yang tersedia, termasuk informasi yang di berikan pada pemohon. Informasi tersebut harus di periksa, pada prakteknya perhitungan nilai normal tersebut berdasarkan batas waktu yang telah ditentukan dalam hal penyelidikan, dengan mengacu pada informasi dari beberapa sumber, seperti daftar harga, neraca perdagangan dan juga informasi dari perpajakan atau informasi yang diperoleh para pihak selama masa penyelidikan. Section 11 g ini menekankan pada perhitungan nilai normal harus berdasarkan informasi yang akurat dan berasal dari sumber yang terpercaya. 173 Ibid, Section 11 g Selanjutnya section 11 h Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 174 h In the case of products imported from non-market economy countries, normal value shall be determined on the basis of the price or constructed value in a market economy third country, or the export price from such a third country to other countries or where those are not possible, on any other reasonable basis, including the price actually paid or payable in the Philippines for the like product, duly adjusted if necessary to include a reasonable profit margin. An appropriate market economy third country shall be selected taking due account of any reliable information available at the time of selection. The applicant may nominate a comparable market economy for consideration by the Secretary or the Commission. When selecting a third country, it should have a similar costing structure, and if possible, be at a similar stage of economic development to the country of export or origin, particularly in regard to the industry under investigation. In making a comparison, factors such as gross national product, infrastructure development, manufacturing process, technical standards and production scales may be taken into account. Dalam kasus produk yang diimpor dari negara asal yang mana negara tersebut menganut sistem ekonomi non market non pasar, perhitungan nilai normal harus di tentukan atas dasar harga atau pembentukan harga di dalam ekonomi pasar negara ketiga, atau harga eksport dari negara ketiga ke negara lain, atas dasar perhitungan yang masuk akal, termasuk harga yang dibayar atau dapat dibayarkan di Filipina untuk produk sejenis, yang disesuaikan bila perlu melibatkan margin keuntungan. Keadaan ekonomi pasar di negara ketiga harus dipilih dengan memperhitungkan informasi yang tersedia. Pemohon dapat menunjuk negara ketiga yang akan digunakan sebagai 174 Ibid., Section 11 h perbandingan dalam perhitungan harga normal yang selanjutnya akan dipertimbangkan oleh Sekretaris dan Komisi. Dalam hal menunjuk negara ketiga diatas, negara ketiga di harapkan harus memiliki struktur biaya yang sama, dan sedapat mungkin, sistem ekonomi yang sama dengan negara eksportir atau negara asal, terutama menyangkut industri yang sedang diteliti. Dalam hal melakukan perbandingan harga, faktor faktor seperti produk produk nasional, perkembangan infrastruktur, proses manufakturing, standar teknis dan skala produksi dapat menjadi bahan pertimbangan. Selanjutnya section 11 i Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 175 i When the comparison between normal value and export price requires a conversion of currencies, such conversion shall be made using the rate of exchange on the date of sale as stated in the contract, purchase order, order confirmation or invoice, whichever establishes the material terms of sale, provided that when a sale of foreign currency on forward markets is directly linked to the export sale involved, the rate of exchange in the forward sale shall be used. Fluctuations in exchange rates shall be ignored and foreign exporters shall be allowed at least sixty 60 days to adjust their export prices to reflect sustained movements in exchange rates during the period of investigation. Perbandingan harga antara nilai normal dan harga eksport membutuhkan konversi nilai mata uang, seperti konversi yang dibuat dengan menggunakan nilai tukar pada saat penjualan sebagaimana dinyatakan dalam kontrak, pemesanan pembelian, konfirmasi pembelian atau faktur faktur, yang digunakan dalam penjualan barang, nilai mata uang asing pada saat 175 Ibid, Section 11 i penjualan yang secara langsung berhubungan dengan penjualan eksport. Fluktuasi dalam nilai tukar mata uang asing dapat di abaikan dan pihak eksportir asing diperkenankan setidaknya dalam waktu 60 hari harus menyesuaikan harga eksport yang menggambarkan pergeseran dalam nilai tukar mata uang selama proses penyelidikan. Selanjutnya section 11 j Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 176 j In the case where products are not imported directly from the country of origin but are exported from an intermediate country, the price at which the products are sold from the country of export to the Philippines shall be compared with the comparable price in the country of export. However, comparison may be made with the price in the country of origin, if the products are merely transshipped through the country of export or such products are not produced in the country of export or there is no comparable price for them in the country of export. Dalam hal dimana produk tidak diimpor secara langsung dari negara asal tetapi dieksport dari negara ketiga, dimana harga produk yang dijual dari negara pengeksport ke negara Filipina dapat di bandingkan dengan perbandingan harga di negara pengekspor. Jika suatu produk di kirimkan melalui kapal sampai ke negara pengekspor atau produk yang tidak di produksi di negara pengekspor atau tidak adanya perbandingan harga di negara pengekspor. Selanjutnya section 11 k Administrative Order No. 1 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 177 176 Ibid, Section 11 j 177 Ibid, Section 11 k k In cases where there is no export price or where it appears that the export price is unreliable because of a relationship or a compensatory arrangement between the foreign exporter and the importer or a third party, the export price may be constructed on the basis of the price at which the allegedly dumped product is first resold to an independent buyer, or if such product is not resold to an independent buyer, or not resold in the condition as imported, on such reasonable basis as the Secretary or Commission may determine. In this case, allowances for costs, including duties and taxes incurred between importation and resale, and for profits, should also be made. If in these cases, price comparability has been affected, the normal value shall be established at a level of trade equivalent to the level of trade of the constructed export price taking into consideration due allowances which affect price comparability. The necessary information to ensure a fair comparison shall be required from the interested parties without imposing a reasonable burden of proof on them. Dalam kasus dimana tidak ada harga eksport atau adanya harga eksport yang tidak masuk akal disebabkan karena hubungan atau perjanjian kompensasi antara eksportir dan importir atau pihak ketiga, Sekretaris dan Komisi dapat memperkirakan harga eksport berdasarkan harga dimana produk dumping itu pertama kali dijual ke pembeli independen, atau produk tidak dijual kembali kepada pembeli independen, atau produk tersebut tidak dijual lagi sebagai barang import. Dalam hal ini, harga eksport di perkirakan dengan mempertimbangkan biaya biaya yang dapat mempengaruhi perbandingan harga. Dalam hal ini membutuhkan informasi yang diperlukan untuk memastikan adanya perbandingan yang wajar yang mana informasi tersebut harus berasal dari para pihak yang berkepentingan tanpa pembuktian. Selanjutnya section 11 l Administrative Order No. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti- Dumping Act of 1999 menjelaskan mengenai perhitungan harga normal. 178 l In accordance with the provisions governing fair comparison, the existence of a dumping margin during the period of investigation shall be established by the comparison of: 1. a weighted average normal value with a weighted average of all comparable export transactions; or 2. corresponding normal value and individual export prices on a transaction by transaction basis; or 3.The weighted average normal value with the individual export transactions, in cases where the pattern of export prices differs significantly among different purchasers, regions or time periods and such differences as explained in writing cannot be taken into account appropriately by using methods 1 and 2. Berdasarkan ketentuan yang mengatur tentang perbandingan harga yang wajar, adanya margin dumping selama masa penyelidikan harus ditetapkan dengan menggunakan perbandingan sebagai berikut: 1.nilai normal rata rata yang di bobotkan dengan rata pembobotan semua transaksi eksport yang dapat di bandingkan 2. hubungan antara nilai normal dan harga ekspor pada transaksi awal. 3.Rata rata nilai normal yang di bobotkan dengan transaksi eksport individu, dalam kasus dimana pola harga eksport berbeda secara signifikan antara pembeli yang berbeda, jangka waktu dan beberapa perbedaan sebagaimana dijelaskandalam bentuk tulisan tidak dapat diperhitungkan dengan menggunakan metode 1 dan 2 178 Administrative Order No. 1 of Antidumping 1999., Op.cit, Section 11 l Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dalam hal penentuan nilai normal ketentuan dalam Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 lebih lengkap dan terperinci mengatur dalam hal menentukan nilai normal bila di bandingkan dengan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2011. Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2011 tidak menjelaskan secara lebih terperinci dalam hal menentukan nilai normal. Hal hal yang terperinci tersebut adalah perhitungan harga eksport yang gunakan seperti yang tertera dalam Administrative Order No.1 Implementing rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752 serta faktor faktor lain yang menyebabkan perbandingan harga seperti konversi nilai mata uang seperti yang tertera dalam ketentuan di Filipina. Adapun contoh perhitungan harga normal berdasarkan kasus perhitungan harga normal pada kasus report on the final determination on the application of the Philippine mosquito coil on the application of the philipine mosquito Industry for the imposition of definitive Antidumping measure against the importation of mosquito coil from Indonesia AHTN Subheading Nos. 3808.50.12 and 3808.91.20 Anti-Dumping Investigation No. 01-2010 Adjusted to ex-factory level, the calculated weighted average normal value of mosquito coil scented and unscented in 2008 was US8.23case. Table 8 shows the normal value used by the Commission for its final determination. 179 179 Laporan Akhir Hasil Penyelidikan Tariff dan Comission atas Produk Import obat nyamuk dengan Pos Tariff No. 3808.50.12 and 3808.91.20 yang berasal dari Indonesia Tabel 5. Adjusted Normal Value: January to December 2008 POI Jan. – Dec. 2008 Qty Cases Gross Price IDRcase Net Price IDRcase Net Price UScase Baygon Mosquito Coils - Unscented Green Standard EF 0.2 60 x 5DC January 225,963 95,504 75,802 8.05 February 167,349 98,281 78,024 8.49 March 158,359 98,400 78,119 8.55 April 111,430 98,400 78,119 8.49 May 131,633 98,400 78,119 8.42 June 199,760 98,400 78,119 8.39 July 162,837 98,400 73,009 7.97 August 202,122 98,400 73,009 7.94 September 171,301 98,604 73,172 7.81 October 90,824 110,149 82,408 8.36 November 120,257 110,280 82,513 7.09 December 160,382 110,280 82,513 7.22 Baygon Mosquito Coils - Scented Lavender Standard 60 x 5DC January 33,863 106,432 86,980 9.23 February 26,453 109,670 89,667 9.75 March 17,530 109,800 89,775 9.82 April 8,883 109,800 89,775 9.75 May 21,530 109,800 89,775 9.67 June 35,216 109,800 89,775 9.64 July 17,926 117,167 86,548 9.44 August 30,116 121,200 89,895 9.77 September 27,365 121,234 89,923 9.60 October 9,979 127,260 94,925 9.63 November 9,036 127,260 94,925 8.16 December 14,593 127,260 94,925 8.30 Weighted Average Normal Value = US 8.23case Source JHHP JHHP uses different active ingredient in the production of mosquito coils sold in Indonesia and exported to the Philippines. The active ingredient used for coils sold in the Indonesian market is transfluthrin while d-allethrin is used for those sold in the Philippines. Tabel 5 merupakan perhitungan harga normal berdasarkan contoh kasus report on the final determination on the application of the Philippine mosquito coil on the application of the philipine mosquito Industry for the imposition of definitive Antidumping measure against the importation of mosquito coil from Indonesia AHTN Subheading Nos. 3808.50.12 and 3808.91.20 Anti-Dumping Investigation No. 01-2010 Adjusted to ex-factory level, the calculated weighted average normal value of mosquito coil scented and unscented in 2008 was US8.23case. 180

3. Margin Dumping