dikatakan barang dumping yaitu harga ekspor dan harga normal. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai harga ekspor dan nilai normal.
1. Nilai Normal
Pengertian nilai normal ialah harga yang sebenarnya dibayar untuk barang sejenis dalam perdagangan pada umumnya di pasar domestik negara pengekspor untuk tujuan
konsumsi.
131
Berdasarkan definisi diatas, ketentuan dalam PP No. 34 tahun 2011 hanya mendefenisikan nilai normal secara umum dengan menekankan pada harga yang sebenarnya
dibayar atau yang akan dibayar untuk barang sejenis dalam perdagangan pada umumnya di pasar domestik negara pengekspor untuk tujuan konsumsi. Dalam PP No. 34 tahun 2011
tidak mengatur lebih rinci apabila tidak dijumpai nilai normal yang nanti akan dibandingkan dengan harga ekspor untuk menentukan margin dumping yang akan dikenakan pada barang
yang dituduh dumping. Akan tetapi UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dalam penjelasan Pasal 18, justru secara tegas mengatur apabila terjadi ketiadaan harga domestik,
maka nilai normal ditetapkan berdasarkan :
132
a Harga tertinggi barang sejenis yang di ekspor ke negara ketiga: b harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya administrasi, biaya
penjualan, dan laba yang wajar constructed value Berbeda halnya dengan ketentuan di Filipina dalam hal menentukan nilai normal, PP No 34
tahun 2011 ini tidak mengatur lebih rinci mengenai penentuan nilai normal seperti yang
131
PP No. 34 Tahun 2011, Ibid., Bab 1Pasal 1 6
132
Sukarmi., Op.cit., hal 163
terdapat dalam ketentuan di Filipina, Adapun hal hal yang tidak diatur lebih rinci di dalam PP No. 34 tahun 2011 ini adalah tidak diaturnya penentuan nilai normal didasarkan pada
perbandingan harga tertinggi barang sejenis yang di ekspor ke negara ketiga dalam perdagangan pada umumnya atau ditentukan atas dasar biaya produksi barang sejenis
dengan tambahan biaya penjualan dan laba secara wajar.
133
133
Sukarmi., Op.cit., hal 160
Penentuan nilai normal seperti indikator indikator lain yang dapat menyebabkan perbandingan harga seperti nilai tukar
mata uang, situasi pasar yang menyebabkan perbandingan harga adanya praktek monopsony dimana dalam hal ini situasi pasar tidak menentu,
apakah perhitungan nilai normal tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi serta perhitungan harga normal di
negara yang menganut sistem ekonomi non pasar non market economy serta indikator indikator lain yang mungkin dapat dipertimbangkan dan menyebabkan perbandingan harga
dalam hal menentukan harga normal. Pada prakteknya, solusi alternatif dalam hal menentukan nilai normal dan indikator indikator yang disebutkan diatas tadi Indonesia
mengacu pada ketentuan yang diatur dalam WTO Agreement on Implementation of Article VI of The General Agreement on Tariffs and Trade 1994 article 2 determination of dumping.
Adapun beberapa solusi dan alternative dalam hal hal menentukan nilai normal berdasarkan penjualan di pasar domestik, nilai normal berdasarkan penjualan ke pasar negara ketiga, dan
penentuan nilai normal berdasarkan pembentukan harga constructed value. Ketiga metode tersebut merupakan acuan yang digunakan Indonesia dalam menentukan adanya dumping,
khususnya pada penyelidikan besarnya harga normal suatu produk. Ketiga cara tersebut adalah sebagai berikut:
134
a Penentuan nilai normal berdasarkan penjualan di pasar domestik
Model penentuan nilai normal ini berdasarkan nilai penjualan di pasar domestik negara produsen. Komite melakukan penyelidikan di negara pengekspor untuk mengakses pricing
list yang berlaku di negara asal suatu produk yang dianggap barang dumping. Dalam hal survey pasar domestik, negara produsen harus memenuhi kriteria bahwa pasar tersebut
merupakan pasar yang viable viable domestic market, artinya pasar tersebut harus menunjukkan volume penjualan yang signifikan, baik dalam omset, kuantitas dan nilai.
135
Metode perhitungan harga normal berdasarkan nilai penjualan di pasar domestik di negara produsen dapat menekankan pada proses pembayaran dalam perhitungan nilai normal ini
dilakukan 3 jenis pengujian yaitu sebagai berikut:
136
a Perhitungan yang hanya menggunakan data harga penjualan barang sejenis sales of like
product yaitu: b
Volume penjualan dalam negeri dari volume ekspor sales permit proper comperation. c
Penjualan memenuhi persyaratan perdagangan pada umumnya ordinary course of trade
1 Harga jual yang menguntungkan lebih besar dari cost of manufacturing dan sale
general and administration memenuhi persyaratan berikut ini a Bila volume transaksi domestik yang menguntungkan lebih besar dari atau
sama dengan 80, maka seluruh transaksi penjualan domestic digunakan. b Bila volume penjualan yang menguntungkan kurang dari 80 dan lebih besar
atau sama dengan 20 dari seluruh volume penjualan domestic, maka penentuan normal value menggunakan transaksi domestik yang menguntungkan saja.
134
Syahyu., Ibid. hal. 71
135
Syahyu., Loc.cit.
136
Ibid., hal. 82-83
c Bila penjualan yang menguntungkan kurang dari 20, maka normal value menggunakan constructed value atau harga jual ke negara ketiga.
2 Penjualan pada pihak yang tidak berhubungan atau tidak adanya suatu perlakuan
yang khusus a compensatory arrangement antara penjual dan pembeli
b Penentuan Nilai Normal berdasarkan penjualan ke pasar negara ketiga
Metode ini adalah metode yang digunakan dalam perhitungan nilai normal melalui pendekatan observasi pasar negara ketiga sepanjang pasar negara ketiga merupakan pasar
yang viable.
137
Metode perhitungan nilai normal berdasarkan perhitungan harga ekspor ke negara ketiga diperoleh dari harga yang seharusnya dibayar atau akan dibayar untuk barang
sejenis yang dijual untuk ekspor ke negara lain selain negara yang menuduh dumping.
138
c Penentuan Nilai Normal berdasarkan pembentukan harga constructed value
Penentuan nilai normal berdasarkan constructed value constructed normal value adalah jumlah dari biaya produksi, biaya manufaktur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah biaya administrasi dan biaya penjualan, dan pengeluaran umum.
139
Metode ketiga ini dapat diaplikasikan apabila metode pertama dan kedua tidak efektif. Metode ini melakukan perhitungan nilai normal berdasarkan asumsi atas
biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya administrasi, serta keuntungan atas penjualan barang tersebut.
140
137
Ibid., hal. 73
138
Ibid., hal. 84
139
Ibid., hal. 83
140
Ibid., hal. 73
Pada umumnya, perhitungan nilai normal dapat dilihat melalui dua cara:
141
Menurut kesepakatan mengenai dumping yang tertuang dalam article VI ayat 1 bagian b butir I dan ii Bagian b: in the absence of such domestic price, is less than either:
Pertama, menurut harga dasar price-based, yang berarti bahwa telah terjadi dumping apabila suatu
perusahaan menjual barang di pasar luar negeri dengan harga dibawah harga barang yang sama dipasaran dalam negeri. Kedua, didasarkan atas biaya dasar cost production dari
barang tersebut.
i the highest comparable price for the like product for export to any third country in the ordinary course of trade, or
ii the cost of production of the product in the country of origin plus reasonable addition for selling cost and profit
Dari ketentuan tersebut dapat dilihat bahwa tidak adanya harga domestik yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan nilai normal. Dengan demikian penentuan nilai normal
didasarkan pada harga perbandingan harga tertinggi barang sejenis yang diekspor ke negara ketiga dalam perdagangan pada umumnya, atau ditentukan atas dasar biaya produksi barang
sejenis dengan tambahan biaya penjualan dan laba secara wajar.
142
Penentuan nilai normal seperti yang diatur pada ketentuan di atas didasarkan atas pertimbangan berikut.
143
141
Beth. V. Yarbrough and Rob M. Yarbrough, The world Economy trade and finance, Third Edition, United States : Harcourct Bracc Coll Publishing, 1994, Hal. 232
142
Sukarmi., Op.cit.,hal.160.
143
Sukarmi., Loc. cit
1.
Adanya produsen di suatu negara yang hanya memproduksi suatu barang untuk tujuan ekspor atau tidak memproduksi barang sejenis untuk dikonsumsi di dalam negeri.
2. Adanya produsen di suatu negara yang selain memproduksi barang sejenis untuk tujuan ekspor, juga memproduksi barang sejenis untuk dipasarkan di pasar domestik, tetapi volume
penjualan di pasar domestik di negara pengekspor relatif kecil sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar penentuan nilai normal.
Untuk menentukan apakah penghitungan nilai normal produk yang bersangkutan didasarkan pada harga jual sebenarnya atau biaya produksi. Dalam buku panduan berjudul
Referensi Antidumping yang dikeluarkan oleh Komite Anti Dumping Indonesia Kementrian Perdagangan diuraikan perhitungan nilai normal ditentukan dengan dua cara yaitu:
1. Nilai normal normal value berdasarkan harga dalam negeri
2. Nilai normal normal value berdasarkan pembentukan harga di negara ketiga
constructed value Adapun contoh mengenai perhitungan Nilai Normal berdasarkan harga dalam negeri dapat
dilihat dari contoh:
144
Normal value berdasarkan harga dalam negeri
Agar diperoleh perhitungan margin dumping yang benar, maka harga domestik harus pada tingkat perdagangan yang sama dengan harga ekspor biasanya dalam bentuk harga domestik
eks-pabrik. Contoh Perhitungan :
144
Komite Antidumping Indonesia, Refrensi Antidumping, Jakarta : Kementrian Perdagangan, 2010, hal. 10-11
Harga Domestik Pada Juni 1998 US 80 MT
Biaya Transportasi US 5MT
Biaya Handling US 2MT
_____________________________________________- Harga Domestik Eks-Pabrik
US 73MT Bukti harga domestik dapat berbentuk faktur, invoice, publikasi di media cetak majalah,
surat kabar, dll. Bukti – bukti tersebut harus dilampirkan agar perhitungan dilakukan secara wajar fair, maka ditetapkan harga jual domestik secara rata rata selama periode investigasi
Normal Value berdasarkan constructed value
Apabila pemohon tidak memperoleh harga aktual dinegara eksportir, maka normal value dapat ditentukan berdasarkan pembentukan harga constructed value. Constructed value
dapat dihitung sebagai berikut: biaya produksi ditambah biaya – biaya pemasaran dan administrasi serta financing charges ditambah keuntungan profit.
145
Contoh Perhitungan :
NO. Jenis Biaya
USMT
1 Biaya bahan mentah
45 2
Biaya pekerja Langsung 10
3 Biaya overhead pabrik
15
Total Biaya Produksi 70
4 Biaya pemasaran dan administrasi
8 5
Finacing Charges 2
Jumlah Biaya 80
Profit 5 4
Normal Value 84
145
Komite Antidumping Indonesia, Loc.cit.
Didalam ketentuan UU No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan pada penjelasan pasal 18
ditentukan bahwa apabila terjadi ketiadaan harga domestik, maka nilai normal ditentukan berdasarkan:
146
1. Harga tertinggi barang sejenis yang diekspor ke negara ketiga. 2. Harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya administrasi, biaya
penjualan, dan laba yang wajar constructed value. Dari uraian mengenai perhitungan nilai normal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa yang dalam hal perhitungan nilai normal dalam hal menentukan adanya dumping Indonesia menggunakan dua metode yaitu perhitungan nilai normal berdasarkan harga
dalam negeri dan perhitungan nilai normal berdasarkan constructed value pembentukan harga.
2. Harga Ekspor