berdasarkan kebijakan Antidumping Filipina diatur dalam Republict of act No 8752 the Antidumping 1999 dan diatur lebih rinci dalam Administrative Order No. 1 Implementing
rules and regulatians governing the Imposition of an Anti-Dumping Duty Under Republict of Act 8752.
A. Penentuan kerugian Materil berdasarkan Kebijakan Antidumping Indonesia 1.
Penentuan Kerugian Materil Menurut Undang Undang No 7 tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia Pada dasarnya, UU No.7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing The
World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia merupakan persetujuan mengenai kesepakatan yang ada di World Trade Organization.
dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara anggota WTO. Manfaat dari keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan tersebut pada dasarnya bukan saja
memungkinkan terbukanya peluang pasar internasional yang lebih luas, tetapi juga menyediakan kerangka perlindungan multilateral yang lebih baik bagi kepentingan
nasional dalam perdagangan internasional, khususnya dalam menghadapi mitra dagang. Untuk itu konsekuensi yang antara lain perlu ditindak lanjuti adalah kebutuhan untuk
menyempurnakan atau mempersiapkan peraturan perundangan yang diperlukan. Tidak kurang pentingnya adalah penyiapan, penumbuhan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, khususnya pemahaman di kalangan pelaku ekonomi dan aparatur penyelenggara,
terhadap keseluruhan persetujuan serta berbagai hambatan dan tantangan yang melingkupinya.
189
Undang undang No. 7 ini hanya memuat mengenai kesepakatan Indonesia dalam perjanjian internasional khususnya perjanjian di bidang perdagangan jasa.
Persetujuan yang disahkan dengan U ndang-undang ini adalah Persetujuan yang naskahnya ditandatangani Menteri Perdagangan atas nama Pemerintah Indonesia dalam sidang di
Marrakesh, Marokko, tanggal 15 April 1994.
190
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa UU No 7 Tahun 1994 hanya memuat mengenai
kesepakatan Indonesia sebagai salah satu negara anggota WTO. Dalam UU No. 7 ini tidak memuat dengan jelas ketentuan mengenai penentuan kerugian material
material injury yang dialami oleh industri dalam negeri. Berbeda halnya dengan di Filipina, Filipina telah membuat UU khusus mengenai masalah Antidumping
yang didalam pelaksanaannya dalam hal menentukan kerugian materil material injury di atur lebih lanjut dalam Administrative Order No. 1 Impelementing Rules
and Regulations Governing the Imposition of an Antidumping Duty Under Republict of Act 8752 of 1999.
189
Undang Undang No 7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia bab I.
190
Ibid., Pasal 1.
2. Penentuan Kerugian Materil Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 1995 tentang