berdasarkan tujuan pengekspor, kekuatan pasar dan struktur pasar impor. Kelima tipe dumping tersebut, adalah:
103
a
Market Expansion Dumping Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan
menetapkan harga yang lebih rendah di pasar impor karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih besar selama harga yang ditawarkan rendah.
b Cyclical Dumping Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya marginal
yang luar biasa rendah atau tidak jelas, kemungkinan biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan kapasitas produksi yang terpisah dari pembuatan produk
terkait.
c
State Trading Dumping Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan
kategori dumping lainnya, tapi yang menonjol adalah akuisisi. d
Strategic Dumping Istilah ini diadopsi untuk menggambarkan ekspor yang
merugikan perusahaan saingan di negara pengimpor melalui strategis keseluruhan negara pengekspor, baik dengan cara pemotongan harga ekspor maupun dengan
pembatasan masuknya produk yang sama ke pasar negara pengekspor. Jika bagian dari porsi pasar domestik tiap eksportir independen cukup besar dalam tolok ukur
skala ekonomi, maka memperoleh keuntungan dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pesaing-pesaing asing.
e
Predatory Dumping Istilah Predatory Dumping dipakai pada ekspor dengan harga
rendah dengan tujuan mendepak pesaing dari pasar, dalam rangka memperoleh kekuatan monopoli di pasar negara pengimpor. Akibat terburuk dari dumping kenis
ini adalah matinya perusahan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis.
3. Unsur – Unsur Dumping
Menurut Sukarmi unsur unsur dumping terdiri dari tiga unsur, dimana masing masing unsur dapat dilihat dari uraian berikut:
104
1. Suatu produk dijual di negara lain dibawah nilai normal. Yang dimaksud dengan
nilai normal adalah sebagai berikut. a
Harga dari produk serupa like product di pasar dalam negeri negara pengekspor. Dalam hal ini perbandingan harus dilakukan berdasarkan
103
Robert Willig dalam Mohammad Sood, Op. cit., hal. 121
104
Sukarmi, Op.cit., hal 27
perhitungan Ex Factory harga di luar pabrik dari penjualan dalam negri dengan perhitungan Ex Factory Price dari penjualan ekspor.
b Bilamana tidak ada harga dalam negeri yang dapat di perbandingkan di
negara pengekspor, maka harga normal adalah: Ex Factory Price yang berasal dari perhitungan harga produk serupa dari negara tersebut yang diekspor ke
negara ketiga.
c Ongkos produksi dinegara asal ditambah biaya administrasi, biaya
pemasaran, dan keuntungan normal adalah dengan menggunakan definisi nomor 1 a., namun bilamana penjualan dalam negeri dinegara pengekspor
sangat kecil jarang atau harga dalam negeri tidak relevan, umpamanya produk tersebut dijual oleh perusahaan negara di negara yang menganut non
market economy dapat menggunakan definisi nomor 1b, atau nomor 1c.
2. Apabila barang impor yang masuk dengan harga dumping tersebut menyebabkan
injury kerugian bagi industri dalam negeri. 3.
Ada Causal Link hubungan antara dumping yang dilakukan dengan akibat injury yang terjadi
Ketiga unsur di atas ditegaskan juga di dalam Article 5.2 Agreement on Implementation of Article VI of The General Agreement on Tarifs and Trade 1994Anti-
Dumping AgreementADA yang berisikan sebagai berikut: “An application under paragraph 1 shall include evidence of adumping,b injure within the meaning of Article
VI of GATT 1994 as interpreted by this agreement, and c a causal link between the dumped imports and the alleged injury.Simple assertion......”
105
Sejalan dengan pengertian diatas unsur-unsur dumping juga dapat di lihat melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 tahun 2011 Bab II Tindakan Antidumping Bagian Kedua
Penyelidikan Pasal 4 4 menyatakan bahwa Permohonan sebagaimana di maksud pada ayat 1 harus memuat bukti awal dan didukung dengan dokumen lengkap mengenai adanya:
106
105
Agreement of Impelementation of Article VI of The General Agreement on Tariffs and Trade 1994, Article 5.2 Initiation and Subsequent Investigation, Hal. 10.
106
PP No. 34 Tahun 2011, Op. cit., Bab 2 Pasal 4 4
a. Barang Dumping;
b. Kerugian; dan
c. Hubungan sebab akibat antara barang dumping dan kerugian yang dialami oleh
pemohon. Unsur unsur dumping tersebut dapat juga di lihat dari kebijakan mengenai Antidumping di
negara Filipina yang dapat dilihat melalui Administrative Order no. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act
8752 The Anti-Dumping Act of 1999 yang berisikan tentang unsur unsur dumping yaitu: Section 10 : Formal Investigation by the Commision
b The commision shall conduct the formal Investigation to determine the following:
107
1. If the domestic product is identical or alike in all respect to the allegedly dumped product, or in absence of the former, another product which, although not alike in all
respects, has characteristics closely resembling those of the allegedly dumped product.
2. If the alegedly dumped product is being imported into, or sold in the philipines at a price less than its normal value and the difference, if any, between the export price
an the normal value; 3. The presence and extent of material injury or the threat thereof to the domestic
industry, or the material retardation of the establishment of a domestic industry producing the like product;
4. The existence of a causal relationship between the allegedly dumped product and the material injury or threat of material injury to the affected domestic industry, or
the material retardation of the establishment of a domestic industry producing the like product;
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa unsur unsur dumping menurut Administrative Order no. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of
107
Administrative Order no. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti-Dumping Act of 1999 Section 10 , Hal. 23
an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti-Dumping Act of 1999 The Commision dapat melakukan penyelidikan atas barang dumping berdasarkan:
1. Jika produk industri dalam negeri adalah produk sejenis atau sama dalam keseluruhan dengan produk yang di duga dumping, atau produk yang sama secara fisik dan
karakteristik dengan produk yang diduga dumping. 2. Suatu produk yang di import ke negara ketiga atau di jual di negara Filipina dengan
harga kurang dari harga normal dan perbandingan harga antara harga ekspor dan nilai normal.
3.Adanya kerugian materiel atau ancaman kerugian yang diderita oleh industri dalam negeri, atau yang dapat menghambat perkembangan industri dalam negeri untuk
produk sejenis; 4. Adanya hubungan sebab akibat dari produk yang di duga dumping dengan kerugian
materil yang diderita industri dalam negeri, atau yang menyebabkan hambatan industri dalam negeri dalam memproduksi produk sejenis.
Berdasarkan ketentuan di atas bahwa untuk menentukan adanya dumping menurut ketentuan Administrative order no. 1 Implementing rules and regulations Governing the imposition of
an Anti-Dumping Duty under Republict Act 8752 The Anti-Dumping Act of 1999 terdapat 4 unsur dalam menentukan adanya dumping yaitu produk sejenis, adanya dumping yang dapat
dilihat dari penjualan suatu produk dengan harga kurang dari harga normal, kerugian
materil, dan adanya hubungan sebab akibat antara produk yang di duga dumping dengan kerugian materil yang di derita oleh industri dalam negeri.
Dari uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya unsur unsur dumping itu dapat dilihat dari tiga unsur yaitu Pertama, dumping yang dilakukan oleh suatu
negara dengan menjual suatu produk dengan harga dibawah nilai normal. Kedua, tindakan dumping yang dianggap dapat menyebabkan kerugian materiil “material injury” terhadap
industri dalam negeri importir domestic industry. Ketiga, hubungan sebab akibat antara dumping dengan kerugian materil yang di derita oleh suatu negara.
4. Definisi Antidumping