Makna Studi Gender

2. Makna Studi Gender

Pembahasan makna studi gender ini diuraikan dalam beberapa bahasan, yaitu pengertian studi gender, tujuan dan manfaat studi gender, serta alat analisis studi gender.

a. Pengertian Studi Gender

Istilah gender di Indonesia merupakan kosakata baru yang muncul pada awal

tahun 1990-an. Sedangkan di Amerika, istilah gender sudah ada pada era 1960-an. Istilah tersebut menjadi simbol atas tuntutan hak, baik kepada negara, masyarakat sipil, agamis, konservatif atau radikal untuk menyuarakan pentingnya eksistensi perempuan. Usaha ini kemudian melahirkan sebuah bentuk kesadaran yang khas, yaitu kesadaran feminis.

Pada dasarnya, perbedaan antara laki-laki dan perempuan dapat diwakili oleh dua kensep, yaitu jenis kelamin dan gender. Perbedaan jenis kelamin mengacu kepada perbedaan fisik dan biologis, terutama pada perbedaan fungsi reproduksi. Adapun

gender merupakan konstruksi sosial kultur. 13

H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan kontribusi laki-laki dan perempuan dalam ranah budaya dan kehidupan kolektif yang dengannya mereka berbeda antara laki-laki dan

perempuan. 14

13 Zaitunah Subhan, Rekonstruksi Pemahaman Gender dalam Islam, (Jakarta: el-Kahfi, 2002), Cet. I, h. 14-15.

14 Gender is a basis for defining the different contribution that man and women make to culture and collective life by dint of which they are as man and women. H.T. Wilson, Sex and Gender,

Making Cultural Sense of Civilization, (New York: Kobenhava, Koln, E.J. Brill, 1989), h. 2. Lihat

Dalam bahasa Inggris modern, gender diartikan sebagai satu di antara tiga jenis kata sandang kurang lebih berkonotasi perbedaan jenis kelamin yang membedakan kata benda menurut sifat yang diperlukan dalam suatu kalimat. Kata

benda dalam bahasa Inggris digolongkan menurut gender maskulin dan feminim. 15 Pendapat lain menyebut gender sebagai konsep yang tidak tepat untuk

membahas jenis kelamin. Jenis kelamin mempunyai pengertian untuk menunjukkan

cirri-ciri yang tetap dari seseorang. Sebagai konsep, gender mengacu pada pengertian bahwa keberadaan laki-laki atau perempuan memiliki perbedaan dalam hal waktu, tempat, kultur, bangsa, maupun peradaban. Gender adalah interpretasi mental dan

kultur terhadap perbedaan kalamin dan hubungan antara laki-laki dan perempuan. 16

Nasaruddin Umar berkesimpulan bahwa gender lebih umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial dan budaya. Untuk itu, sex secara umum digunakan untuk mengindentifikasi laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Sementara studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas (feminity) seseorang. Dengan demikian, terdapat perbedaan mencolok antara keduanya karena studi sex lebih

juga: Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender: Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2001), Cet. II, h. 34.

15 Ivan Illich, Gender (Alih Bahasa oleh Orni Intan Naomi dengan judul Matinya Gender), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 3.

16 Agnes Widanti, Hukum Berkeadilan Gender, (Jakarta, Kompas, 2005), Cet, I, h. 31.

menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki- laki (maleness) dan perempuan (femaleness). 17

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan atau bukan pembawaan sejak lahir. Untuk dapat memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin).

b. Tujuan dan Manfaat Studi Gender

Kajian gender ini di samping berorientasi pada hal yang bersifat konseptual- praktis yaitu mengembangkan pengetahuan teoritis tentang isu perempuan, juga diharapkan punya manfaat praktis, antara lain:

a. Mengungkap masalah atau pengalaman khusus perempuan yang sebelumnya tidak dianggap penting untuk diteliti.

b. Tidak dilakukan sekedar untuk mendapatkan data tentang perempuan, tetapi lebih diarahkan untuk kepentingan perempuan.

c. Dapat memberi gambaran umum tentang kondisi perempuan ataupun gambaran lebih sempit tetapi mendalam tentang konteks-konteks khusus yang dialami perempuan.

d. Mencari alternatif jawaban konseptual maupun praktis untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah perempuan. 18

17 Nasarudin Umar, Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, Vol. I, Juli-Desember 1998, h. 99- 100.

18 Netti Hartati, Tujuan dan Manfaat dalam "Pengantar Kajian Gender", (Pusat Studi Wanita (PSW), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan McGill

Project/IISEP, Jakarta 2003), h. 150.

c. Alat Analisis Studi Gender

Djunaidatul Munawaroh dalam bukunya Analisa Gender dan Transformasi Sosial mengatakan bahwa analisis gender merupakan salah satu dari sejumlah alat analisis sosial yang ada untuk memahami realitas sosial. Dalam sejarah pemikiran manusia tentang ketidakadilan sosial, analisis gender dianggap sebagai analisis kritis baru yang memfokuskan perhatiannya pada reaksi sosial antara laki-laki dan

perempuan, terutama pada ketidakadilan struktur dan sistem yang disebabkan oleh gender. 19 Karena itu, alat analisis gender dapat dipahami sebagai konsep yang

digunakan untuk mengenali adanya ketidakadilan di balik perbedaan relasi sosial laki-laki dan perempuan. Selanjutnya, Fakih menegaskan bahwa secara teoritis tugas utama analisis gender adalah memberi makna, konsep, asumsi, dan ideologi pada praktek hubungan baru antara kaum laki-laki dan perempuan, serta implikasinya terhadap kehidupan sosial yang lebih luas (mencakup aspek sosial, ekonomi, politik,

dan kultural), yang tidak disorot oleh teori ataupun analisis sosial lainya. 20

Analisis gender pada mulanya digunakan oleh feminisme sosial yang kemudian digunakan oleh penganut aliran ilmu sosial konflik pada umumnya. Para pengkaji masalah sosial yang peduli dengan gerakan feminisme menggunakan analisis ini untuk melihat adanya berbagai macam tindakan ketidakadilan yang

19 Djunaidatul Munawaroh, Gender sebagai Alat Analisa dan Kegunaan, dalam "Pengantar Kajian Gender", (Pusat Studi Wanita (PSW), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta bekerjasama dengan McGill Project/IISEP, Jakarta 2003), h. 157-158. 20 Munawaroh, Gender…, h. 158.

mungkin ditemukan dalam konstruksi visi dan ideologi masyarakat serta dalam struktur dan sistem sosial yang di dalamnya berlangsung relasi gender.

Di antara kegunaan analisis gender ini, dapat dilihat sebagai berikut:

1. Alat untuk mengenali adanya ketidakadilan di balik perbedaan relasi sosial laki-laki dan perempuan seperti diskriminasi, subordinasi, marginalisasi, violence, double burden.

2. Memberi makna, konsep, asumsi, dan ideologi pada praktek relasi baru antara kaum laki-laki dan perempuan, serta implikasinya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kultur yang tidak dilihat oleh teori ataupun oleh analisis sosial lainnya.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengungkap kedudukan, fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta dampak perkembangan budaya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

4. Menyusun dan menetapkan kebijakan atas program yang akomodatif terhadap gender sesuai situasi dan kondisi yang ada. 21

Dengan demikian, analisis gender ini penting bagi para penentu kebijakan publik. Ini dilakukan karena konsep jenis kalamin biologis yang bersifat permanen tidak berubah. Analisis gender ini dapat digunakan sebagai alat analisis yang berguna

21 Munawaroh, Gender…, h. 158-159.

untuk mamahami realitas kehidupan dan dinamika perubahan relasi laki-laki dan perempuan.

Dokumen yang terkait

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 5

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 5

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 3 6

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 7

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 2 7

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 1 5

Bab VI Value, Domain dan Type - Bab VI VALUE DOMAIN TYPE

0 0 7

W Matkul Softskill Tidak ada UTS dan UAS

0 0 9

Subjek Penelitian Jenis dan Sumber Data

0 1 14

Materi LED dan Photo Diode.do

0 0 6