Setting Sosial Biografi Muhammad Syahrur

1. Setting Sosial Biografi Muhammad Syahrur

Suriah adalah sebuah negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Seperti umumnya yang dialami negara-negara Timur-Tengah lainnya, Suriah juga pernah menghadapi problema modernitas, khususnya benturan keagamaan dengan gerakan modernisasi Barat. Problematika ini muncul karena di samping Suriah pernah diinvasi oleh Prancis, juga dampak dari gerakan modernisasi Turki. Sebagaimana dimaklumi bahwa Suriah pernah menjadi region dari Dinasti Utsmâniyah (di Turki). Problematika ini pada gilirannya memunculkan tokoh-tokoh sekaliber Jamâluddin al- Qâsimî (1866-1914 M.) dan Thahîr al-Jazâirî (1852-1920 M.) yang berusaha menggalakkan reformasi keagamaan di Suriah.

Reformasi ala Amîn bekas murid ‘Abduh (1849-1905 M. tokoh pembaharu di Mesir) berorientasi pada pembentengan umat Islam dari kecenderungan tanzimât yang sekuler dan penggugahan intelektual Islam dari ortodoksi. Untuk itu, umat Islam harus dapat meramu rasionalitas, kemajuan, dan modernitas dalam bingkai agama.

Dalam hal ini, Amîn mencanangkan untuk menemukan kembali makna Islam yang orisinal dalam al-Qur’an dan al-Sunnah sembari menekankan ijtihad.

Gagasan Amîn ini selanjutnya diteruskan oleh Thâhir al-Jazâ‘irî beserta teman-temannya yang kali ini gagasannya lebih mengarah kepada upaya pemajuan di bidang pendidikan. Dari situlah kemudian akan terlihat bahwa iklim intelektual di Suriah setingkat lebih “maju” ketimbang negara-negara Muslim Arab lainnya yang

masih memberlakukan hukum Islam positif secara kaku, terutama dalam hal kebebasan berekspresi. Angin segar bagi tumbuhnya suatu imperium pemikiran di negara Suriah lebih nyata dan menjanjikan ketimbang di negara-negara Arab lainnya sehingga orang-orang “liberal” seperti Syahrur dapat dengan leluasa “bernafas” di Suriah setelah menelorkan ide-ide kreatifnya yang bagi banyak negara Muslim lain

forbidden 43 dan unlawful. Nama lengkapnya, Muhammad bin Dîb Syahrur. Lahir tahun 1938 M. di

perempatan Shalihiyyah Damaskus. Syahrur adalah anak kelima dari seorang tukang celup. Masa pendidikan dasar dan menengahnya di tempuh di al-Midân, pinggiran kota sebelah selatan Damaskus yang berada di luar batas dinding kota tua, bukan pada pondokan (kuttab) atau sekolah keagamaan lokal (madrasah). Tahun 1957-1964 M., Syahrur dikirim ke Saratow (Irlandia), dekat Moskow untuk belajar teknik sipil. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1968-1972 M., Syahrur dikirim kembali untuk menyelesaikan program Magister dan Ph.D-nya di Universitas College of Dubin,

43 Muhammad Syahrur, Metodologi Pembacaan al-Qur’an, (Jurnal Internet, Jaringan Islam Emansipatoris, 28 Juli 2003) 43 Muhammad Syahrur, Metodologi Pembacaan al-Qur’an, (Jurnal Internet, Jaringan Islam Emansipatoris, 28 Juli 2003)

perusahaan kecil milik pribadi yang juga bergerak di bidang teknik. 44 Namun, Syahrur yang berlatar belakang teknik ternyata meminati juga secara

mendalam masalah-masalah keislaman. Hal ini sebagaimana diwujudkannya dalam

Al-Kitâb wa al-Qur’ â n: Qirâah Mu‘âshirah (The Book and The Qur’an: A Contemporary Reading ). Buku ini membuat namanya melejit dalam kancah blantika pemikiran. Renungan dalam buku ini ternyata tidak tanggung-tanggung sebab

ditulisnya dalam kurung waktu dua puluh tahun. 45 Buku yang ditulis dalam 819 halaman lebih dan hampir setengah dari gaji bulanan seorang profesional terpelajar di

Suriah menjadi buku terlaris di seluruh dunia Arab selama publikasinya pada tahun 1990. 46

Di bidang spesialisasinya sendiri, Syahrur sebetulnya juga termasuk menonjol, khususnya di negaranya sendiri. Hal tersebut dibuktikan pada tahun 1972, bersama rekan-rekannya, ia membuka biro konsultasi teknik (Dâr al-Istisyarât al- Handasiyah ) di Damaskus. Pada tahun 1982-1983, pihak Universitas mengirimnya ke

luar negeri sebagai tenaga ahli pada al-Saud Consult, Saudi Arabia. 47

44 Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqh Islam Kontemporer (Alih Bahasa Sahiron Syamsuddin dari Nahwa Ushûl Jadidah li al-Fiqh al-Isl â m î ), (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2004), Cet.

II, h. 19. 45 Syahrur, al-Kitâb…, h. 46-48.

46 Charlez Kurzman (ed.), Islam Liberal…, h. 210. 47 Syahrur, Metodologi..., h. 21.

Sebagai pemikir Muslim progresif, ia cukup disegani. Walau tidak memiliki daya ledak dan hentakan tinggi sebagaimana Nashr Hamid Abu Zaîd, pikiran-pikiran Syahrur turut meramaikan diskursus pemikiran keislaman. Pernyataannya kerap dikutip oleh para sarjana dan pemikir Muslim. Sebagian kalangan bahkan telah mensejajarkan Syahrur dengan intelektual Muslim liberal lain seperti Muhammad

Arkoun, Hassan Hanafi, dan lain-lain. 48

Syahrur yang berlatar belakang teknik, tidak menyurutkan semangatnya untuk mendalami masalah-masalah keislaman secara otodidak. Pengkajiannya selama dua puluh tahun yang menitikberatkan pada pengkajian teks al-Qur’an lewat pemahaman hermeneutik (kebahasaan) tidak sia-sia. Dari tangannya lahir karya besar; al-Kitâb wa al-Qur’an: Qirâah Mu‘âshirah (The Book and The Qur’an; A Contemporary Reading) dengan ketebalan sebanyak 819 halaman. Bahkan ia mampu menempati rating penjualan yang sangat tinggi. Hal ini karena keberanian dia mengkritisi

pendapat-pendapat mufassir dan ahli fiqih 49 yang telah mendapat pengakuan di kalangan ulama klasik maupun modern.

48 ‘Abdul Moqsith Ghazali, Syahrur, (Jurnal Internet, Jaringan Islam Liberal, 25 April 2005) 49 Mencermati Q.S. al-Qiy â mah [75]: 39

Dokumen yang terkait

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 5

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 5

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 3 6

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 0 7

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 2 7

1. Tahap Awal / Pedahuluan Membuka dengan salam dan berdoa Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling Menanayakan kesiapan kepada peserta did

0 1 5

Bab VI Value, Domain dan Type - Bab VI VALUE DOMAIN TYPE

0 0 7

W Matkul Softskill Tidak ada UTS dan UAS

0 0 9

Subjek Penelitian Jenis dan Sumber Data

0 1 14

Materi LED dan Photo Diode.do

0 0 6