Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor Ekonomi di Kota Manado

3.2.5. Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor Ekonomi di Kota Manado

Bencana alam yang melanda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara mengakibatkan beberapa sarana dan prasarana ekonomi masyarakat mengalami kerusakan secara fisik dan berdampak langsung terhadap penghidupan masyarakat setempat. Penilaian kerusakan dilakukan terhadap aset berupa aset fisik di bidang perdagangan, industri kecil menengah, perikanan dan kelautan, koperasi, pariwisata, pertanian dan perkebunan serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

Tingkat kerusakan pada sektor ekonomi diasumsikan untuk rusak berat sebesar ≥

70 %, rusak sedang sebesar 30 s.d. < 70 % dan rusak ringan sebesar < 30 %. Nilai kerusakan dihitung menggunakan pendekatan persamaan:

Nilai Kerusakan = tingkat kerusakan x harga satuan x volume kerusakan

Kerugian pada bidang industri kecil menengah, perdagangan, perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan dapat dihitung terhadap potensi hilangnya pendapatan, penurunan produksi, dan biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan material. Sedangkan untuk bidang pariwisata kerugian dihitung berdasarkan pada potensi hilangnya pendapatan. Nilai kerugian dihitung menggunakan pendekatan persamaan:

Nilai Kerugia = ƒ (hila g ya pe dapata , pe uru a produksi pa e , pe bersiha materilal dll)

Dari hasil perhitungan, maka nilai kerusakan dan kerugian di sektor ekonomi meliputi sub sektor perdagangan, sub sektor perindustrian, UKM dan Koperasi, sub sektor kelautan dan perikanan serta sub sektor periwisata dengan rincian sebagaimana terdapat pada Tabel 3.32.

Tabel 3.32 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor Ekonomi Pada Kota Manado

SEKTOR/

Nilai Kerusakan

Nilai Kerugian

Kerusakan+

SUB SEKTOR

(Rp.)

(Rp.)

Kerugian (Rp.)

176.287.419.000 2. Perindustrian, UKM, Koperasi

4.468.500.000 5.584.807.000 3. Kelautan & Perikanan

Sumber: Analisis BNPB 2014

Akibat bencana banjir bandang yang melanda Kota Manado, maka hasil dari perhitungan nilai kerusakan adalah sebesar Rp52.338.958.400,00 sedangkan nilai kerugian sebesar Rp184.700.345.00,00. Dengan demikian, total nilai kerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi adalah sebesar Rp237.039.303.400,00.

Pada sub sektor pariwisata teridentifikasi nilai kerugian akibat adanya bencana di Kota Manado adalah sebesar Rp47.707.500.000,00 dan tidak terdapat kerusakan untuk sub Pada sub sektor pariwisata teridentifikasi nilai kerugian akibat adanya bencana di Kota Manado adalah sebesar Rp47.707.500.000,00 dan tidak terdapat kerusakan untuk sub

Dampak pada sub sektor perdagangan meliputi toko, kios, warung makan, dan bengkel. Jumlah unit yang terdampak di sub sektor perdaganan diperkirakan sekitar 1.112 unit lokasi. Pengaruh bencana di sub sektor perdagangan sangat terasa di Kecamatan Paal Dua terutama untuk komponen kios sebanyak 213 unit. Kerusakan fisik pada sarana prasarana perdagangan telah menimbulkan kerugian berupa biaya tambahan pembersihan material lumpur, kehilangan dan/atau penurunan pendapatan bersih.

Nilai kerusakan pada sub sektor perdagangan di Kota Manado akibat bencana diperhitungkan sebesar Rp49.353.203.200,00 dengan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp126.934.225.000,00, sehingga total dampak bencana sebesar Rp176.287.428.200,00.

Pada sub sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi terdapat 41 unit UKM terdampak oleh banjir bandang Kota Manado, 9 unit koperasi di 5 lokasi kecamatan yang terdampak. Kerusakan aset berupa fisik tersebut menimbulkan kerugian berupa biaya tambahan pembersihan material lumpur, kehilangan dan penurunan pendapatan bersih.

Pada sub sektor perindustrian, UKM dan kooperasi, nilai kerusakan adalah sebesar Rp1.116.307.000,00 dengan nilai kerugian sebesar Rp4.468.500.000,00. Dengan demikian, total nilai kerusakan dan kerugian pada sub sektor perindustrian, UKM dan koperasi adalah sebesar Rp5.584.807.000,00.

Pada sub sektor perikanan dan kelautan, masyarakat kehilangan sejumlah 51 unit kapal. Kecamatan yang paling banyak terdampak adalah di Kecamatan Bunaken Kepulauan, terdapat 29 unit kapal hancur. Di samping itu, teridentifikasi sebanyak tujuh keramba milik warga yang terdampak banjir. Keramba-keramba tersebut terletak di pinggiran sungai di Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, dan Kecamatan Tuminting.

Berdasarkan hasil survei HRNA di Kota Manado, teridentifikasi banyak warga (88.1%) yang mengalami kehilangan atau penurunan sumber utama penghasilan mereka sebagaimana disajikan pada Tabel 3.33.

Tabel 3.33 Dukungan Utama Untuk Memulihkan/Mempertahankan/Meningkatkan Mata Pencaharian Pascabencana Keterangan

(Persentase) %

Peralatan kerja

Pelatihan keterampilan

Bantuan modal

Tidak menjawab

Sumber: Survei HRNA Manado 2014