44
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian efektifitas pengeluaran sekret dengan tehnik napas dalam dan batuk efektif pada pasien TB di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Berdasarkan data yang didapat jumlah pasien TB yang memenuhi kriteria inklusi selama masa penelitian bulan
September – Oktober 2013 adalah 30 orang. Dari 30 orang pasien, 15 pasien dijadikan sebagai kelompok intervensi yaitu kelompok yang dilakukan tindakan
batuk efektif dan napas dalam dan 15 pasien dijadikan sebagai kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak dilakukan tindakan batuk efektif. Kedua kelompok
dilakukan pengukuran volume sekret dan hasilnya dibandingkan. Berikut ini akan ditampilkan data-data hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Pada penelitian ini hasil analisis univariat menggambarkan karakteristik pasien TB paru yang digambarkan dengan distribusi frekuensi
responden berdasarkan Jenis kelamin, Umur, Tekanan Darah TD, Denyut nadi pulse, Respirasi Rate RR, Suhu tubuh, dan Nyeri yang dirasakan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Data Demografi Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol Frekuensi n
Frekuensi n 1.
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Jumlah
10 5
15 66,7
33,3
100
8 7
15
53,3 46,7
100 2. Umur
12 – 24 Th 25 – 40 Th
41 – 60 Th 60
Jumlah Mean
Standar Deviasi Minimum
Maksimum 1
6 5
3 15
= 4,67 = 0,900
= 3 = 6
6.7 40.0
33,3 20,0
100
3 4
6 2
15
= 4,47 = 0,990
= 3 = 6
20 26,7
40 13,3
100
3. TTV TD
Normal Pra hipertensi
Hipertensi
o
1
Jumlah
8 4
3 15
53,3 26,7
20 100
9 6
-
15
60 40
-
100 TTV
Pulse
Normal 60-100
Jumlah
15 15
100 100
15 15
100 100
TTV RR
Normal 16-24 Sesak Napas
16 24
Jumlah
9 6
15
60 40
100
7 8
15
46,7 53,3
100
Universitas Sumatera Utara
Data Demografi Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol Frekuensi n
Frekuensi n
TTV Suhu Normal 35,
o
C- 37,0
o
C Abnormal
35,8
o
C 37,0
o
C
Jumlah
12 3
15
80 20
100
10 5
15
66,7 33,3
100
TTV Nyeri Ada nyeri
Tidak ada nyeri
Jumlah
8 7
15
53.3 46.7
100
3 12
15 20
80
100
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki pada kelompok intervensi berjumlah 10 orang dengan persentase
66,7 dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 5 orang dengan persentase 33,3. Sementara itu responden yang berjenis kelamin
laki-laki pada kelompok kontrol berjumlah 8 orang dengan persentase 53,3 dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 7 orang
dengan persentase 46,7.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden kelompok intervensi rata-rata 4,67 atau berumur 41-60 tahun dengan standar
deviasi 0,900 dan median 5,00 atau 41-60 tahun 95 CI : 4,17 - 5,16 . Umur termuda adalah 21 tahun dan umur tertua adalah 74 tahun. Dari hasil
estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata umur responden TB paru yang dilakukan latihan batuk efektif dan napas dalam adalah antara 25 tahun
Universitas Sumatera Utara
– 60 tahun. Responden kelompok kontrol yang berjumlah 15 orang yang
tidak dilakukan latihan batuk efektif dan napas dalam rata-rata 4,47 atau berumur 25-40 tahun dengan standar deviasi 0,990 dan median 5,00 atau 41-
60 tahun 95 CI : 3,92 – 5,02 . Umur termuda adalah 19 tahun dan umur tertua 70 tahun. Dari hasil estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata
umur responden yang tidak dilakukan latihan batuk efektif dan napas dalam
adalah antara 25 tahun – 60 tahun.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden kelompok intervensi rata-rata tekanan darah 1,67 dengan standar deviasi
0,816 dan median 1,00 95 CI: 1,21 – 2,12. Tekanan darah yang paling tinggi berada pada hipertensi
o
1 sebanyak 3 orang. Dari hasil estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata tekanan darah responden TB paru
yang dilakukan intervensi berada pada tahapan normal dan pra hipertensi.
Responden kelompok kontrol yang berjumlah 15 orang yang tidak dilakukan latihan tehnik napas dalam dan batuk efektif rata-rata memiliki
tekanan darah 1,40 dengan standar deviasi 0,507 dan median 1,00 95 CI: 1,12 – 1,68. Tekanan darah yang paling tinggi berada pada pra hipertensi
sebanyak 6 orang. Dari hasil estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata tekanan darah responden TB paru yang tidak dilakukan intervensi adalah
normal dan pra hipertensi.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol memiliki rata-rata yang
sama yaitu 1,00 dengan standar deviasi yang sama juga 0,000. Median
Universitas Sumatera Utara
masing-masing kelompok 1,00 dengan berada pada tahapan denyut nadi
yang normal 60 – 100 xi.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden kelompok intervensi memiliki rata-rata pernapasan yang normal terlihat dari
nilai mean 1,40 dengan standar deviasi 0,507 dan median 1,00 95 CI : 1,12 – 1,68. Dari hasil estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata
pernapasan normal 16-24 xi sebanyak 9 orang dan sesak napas 16 24
sebanyak 6 orang. Pada kelompok kontrol yang terdiri dari 15 orang
responden memiliki rata-rata pernapasan yang abnormal sesak napas terlihat dari nilai mean 1,53 dengan standar deviasi 0,516 dan median 2,00
95 CI : 1,25 – 1,82. Dari hasil estimasi interval 95 diyakini bahwa rata-rata pernapasan normal 16-24 xi sebanyak 7 orang dan sesak napas 16
24 sebanyak 8 orang.
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 15 orang responden kelompok intervensi rata-rata memiliki suhu tubuh yang normal
terlihat dari nilai mean 1,20 dengan standar deviasi 0,414 dan median 1,00 95 CI : 0,97-1,43. Terdapat juga responden yang memiliki suhu tubuh
yang abnormal sebanyak 3 orang. Responden kelompok kontrol yang
berjumlah 15 orang yang tidak dilakukan latihan batuk efektif dan napas dalam rata-rata memiliki suhu tubuh yang normal juga terlihat dari nilai
mean 1,33 dengan standar deviasi 0,488 dan median 1,00 95 CI : 1,06- 1,60. Terdapat juga responden yang memiliki suhu tubuh yang abnormal
sebanyak 5 orang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengkajian tanda-tanda vital pada pengukuran nyeri kelompok intervensi lebih banyak didapatkan merasakan nyeri saat
dilakukan pengkajian dibandingkan kelompok kontrol. Tabel diatas menunjukkan pada kelompok intervensi 8 orang 53,3 merasakan nyeri dan
7 orang 46,7 tidak merasakan nyeri sedangkan pada kelompok kontrol 3
orang 20 merasakan nyeri dan 12 orang 80 tidak merasakan nyeri. 2.
Analisa Bivariat
Analisa bivariat memaparkan hasil volume sekret kelompok intervensi pre test dan post test tindakan latihan batuk efektif dan napas
dalam dan kelompok kontrol pre test dan post test.
a. Analisis volume sekret pre test dan post test batuk efektif dan napas
dalam pada kelompok intervensi.
Tabel 5.2 : Pengukuran volume sekret pre dan post test pada kelompok intervensi
Kelompok Intervensi N
Mean SD
SE p Value
Vol. pre test mL 15
3,33 1,718
0,444 0,000
Vol. post test mL 15
5,13 1,922
0,496
Rata – rata skor volume sekret pre test pada kelompok intervensi adalah 3,33 dengan standar deviasi 0,444. Sesudah
dilakukan latihan batuk efektif dan napas dalam rata – rata skor volume sekret 5,13 dengan standar deviasi 0,496. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p = 0,000 berarti ada perbedaan yang signifikan antara volume pre dan post intervensi latihan batuk efektif dan napas dalam.
Universitas Sumatera Utara
b. Analisis volume sekret pre test dan post test batuk efektif dan napas
dalam pada kelompok kontrol.
Tabel 5.3 : Pengukuran volume sekret pre dan post test pada kelompok kontrol
Kelompok Kontrol N
Mean SD
SE p Value
Vol. pre test mL 15
3,47 1,642
0,424 0,076
Vol. post test mL 15
4,13 1,885
0,487
Rata – rata skor volume sekret pre test pada kelompok kontrol adalah 3,47 dengan standar deviasi 1,642. Sesudah dilakukan latihan
batuk efektif dan napas dalam rata – rata skor volume sekret 4,13 dengan standar deviasi 1,885. Hasil uji statistik didapatkan nilai p =
0,076 berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume pre dan post intervensi latihan batuk efektif dan napas dalam.
B. Pembahasan