Reorientasi tujuan dan kurikulum pendidikan Islam

b) Reorientasi tujuan dan kurikulum pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam kalau dicermati secara kritis lebih berupaya menciptakan kebahagiaan di dunia dan akhirat, melayani kebutuhan umat Islam, menjaga keutuhan umat Islam dan menanamkan akhlak dan lain sebagainya. Hal ini tampak jelas bahwa rumusan tujuan pendidikan Islam

97 Ibid..

masih bersifat umum dan tidak konteks dengan realitas masyarakat dan perkembangan zaman. Dalam abad 21, tujuan pendidikan harus diadakan sebuah reorientasi. Memperjelas orientasi ini bukan berarti menghilangkan semangat tujuan pendidikan Islam yang semula telah diidealkan.

Untuk hak tersebut tujuan pendidikan dan kurikulum harus diarahkan menjadi satu kesatuaan yang utuh untuk mencapai tujuan yang akan diidealkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah konsep kurikulum pendidikan Islam dalam paradigma baru di dalam menghadapi tuntutan- tuntutan yang baru. Untuk melaksanakan suatu yang lebih baik dari masa lalu, maka perlu integritas pelajaran agama dan pelajaran umum, karena integrasi pendidikan merupakan proses penyesuaian antara unsur-unsur yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam pendidikan dan integritas pendidikan memerlukan integritas kurikulum secara khusus memerlukan integritas pelajaran. Karena sasaran akhir dari pendidikan (agama) adalah untuk menciptakan manusia yang bisa mengintegrasikan diri, mampu menggunakan imannnya dalam menjawab tantangan hidup dan mampu memanusiakan sesamanya dengan berbagai kehidupan yang sejahtera yang dikaruniakan Allah pada manusia. Dengan kata lain, pendidikan dimaksudkan untuk memajukan manusia dalam

mengambil bagian secara aktif, kreatif, dan kritis 98 .

Jadi di sini rumusan tujuan pendidikan Islam diharapkan untuk bersifat lebih konstruktif, strategis dan solutif, yang menyentuh terhadap

98 Muhammad Rizal, 2007, Op Cit., 98 Muhammad Rizal, 2007, Op Cit.,

Selain itu, untuk mendukung terciptanya tujuan tersebut dibutuhkan sebuah kurikulum yang realistis dan solutif yang berbasis kerakyatan. Maksudnya di sini adalah kurikulum yang benar-benar menjadi tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekarang ini. Pendidikan Islam harus benar- benar menciptakan kurikulum yang mengkonstruk peserta didik akhirnya berkarakter dan memiliki moral yang baik. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal. Bahkan, kurikulum dijadikan tolak ukur dan arah dari sebuah lembaga pendidikan.

Karena itu, kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam tidak sekadar dalam pengertian sekumpulan mata pelajaran atau kuliah yang sarat dengan silabi dan berorientasi pada kognitif saja, namun kurikulum dalam arti sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang harus diberikan kepada dan dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat menjadi outcome Karena itu, kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam tidak sekadar dalam pengertian sekumpulan mata pelajaran atau kuliah yang sarat dengan silabi dan berorientasi pada kognitif saja, namun kurikulum dalam arti sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang harus diberikan kepada dan dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat menjadi outcome

Menurut an-Nawawi, pendidikan dapat berperan mengatasi perkembangan iptek yang dasarnya jauh dari nilai-nilai Islam 99 , yaitu

dengan cara sebagai berikut :

a. Penyederhanaan dan kesimpulan; pada saat kemauan teknologi dengan disertai pengrusakannya, maka sebagai pendidik haruslah dapat memberikan pemahaman yang sederhana kepada anak didik, sehingga mereka dapat memahami suasana dunia baru tanpa perasaan takut, khawatir, silau, atau kagum yang berlebihan.

b. Penyucian dan pembersihan; maksudnya menyaring buku-buku yang dijadikan referensi oleh anak didik dan memberikan pemahaman yang benar serta mensucikan akidah mereka dari kemusyrikan. Lebih dari itu, pendidikan Islam mampu mengajak anak didik untuk berani menolak argumentasi yang tidak benar.

c. Memperluas wawasan dan pengalaman anak didik melalui transfer tradisi; mengambil produk luar yang unggul ditujukan bagi pemanfaatan sarana peradaban dan prinsip-prinsip kekuatan dalam menegakkkan syiar Islam dan tetap menghidupkan tradisi, warisan bahasa, dan konsep agama.

99 Mukti Ali., Op. Cit., hlm 73-74 99 Mukti Ali., Op. Cit., hlm 73-74