Perkembangan Kepentingan Rusia dalam Olahraga di Bawah Rezim Putin

III.2.2 Perkembangan Kepentingan Rusia dalam Olahraga di Bawah Rezim Putin

Sejak menjadi presiden Rusia pada tahun 2000, Vladimir Putin telah menjadikan olahraga sebagai salah satu kepentingan negara. Untuk Putin, olahraga lebih dari sekedar kejayaan Uni Soviet di masa lalu. Olahraga merupakan suatu aspek yang menyajikan fungsi ideologis dan merupakan sebuah bagian esensial maksimalisasi visi Putin untuk mengembalikan kejayaan Rusia. Di masa lalu, Uni Soviet secara reguler menempati posisi teratas tabel sebagai pemegang medali Olimpiade terbanyak. Namun sejak partisi Uni Soviet, kualitas olahraga domestik mulai menurun. Putin telah sukses membawa kembali Rusia ke ranah olahraga dengan memenangkan hak tuan rumah turnamen olahraga global ke negaranya. 190

Olahraga Rusia di bawah rezim Putin menyajikan tiga fungsi utama yang selama ini berjalan dengan sangat baik: 1) memantik nasionalisme; 2) memprovokasi Barat; 3) menyediakan kesempatan kepada aliansi Kremlin untuk mendapatkan bagian dana investor/sponsor, seperti halnya ketika dilaksanakan Olimpiade

Sochi. 191 Turnamen olahraga global menurut Putin merupakan “playground” bagi

189 Thomas M. Hunt, “Sport Policy and the Cultural Cold War: The Lyndon B. Johnson Presidential Years”, 275.

190 Luke Harding & Alec Luhn, “Sport, doping and Putin's vision of Russia as a revived world power”, https://www.theguardian.com/sport/2015/nov/13/sportdopingputinrussiaworldpowerwada

(diakses 11 Mei 2016). 191 Paul Hayward, “Vladimir Putin's use of sport for political ends is grotesque but grimly

effective”, http://www.telegraph.co.uk/sport/othersports/athletics/11986266/VladimirPutinsuseof- sportforpoliticalendsisgrotesquebutgrimlyeffective.html (diakses 13 Mei 2016).

artikulasi ideologikal diskursus hegemoni Kremlin. Olimpiade Sochi dijadikan sebuah bagian naratif Rusia untuk bangkit dan menerima kembali status kekuatan dalam dunia politik internasional. 192

Pada tahun 2007, Putin terbang ke Guatemala, membawakan pidato unik di depan IOC dan sebagai hasilnya, Rusia memenangkan hak tuan rumah Olimpiade musim dingin Sochi 2014. Dan pada tahun 2010, Putin kembali menunjukkan superioritasnya dengan meyakinkan FIFA dan memenangkan bidding tuan rumah Piala Dunia 2018. 193 Pada akhirnya, setelah infrastruktur olahraga Rusia diabaikan

selama dua dekade, Kremlin telah secara agresif memenangkan hak tuan rumah beberapa turnamen olahraga mayor (2016 Ice Hockey Wolrd Championship di Moscow, Formula One Race, World Aquatics Championship) yang diharapkan bisa menjadi kendaraan perkembangan Rusia baik secara domestik maupun

internasional ke depannya. 194 Semua acara global tersebut dilihat sebagai sumber glokalisasi yakni produk perkembangan pasar internasional untuk

mempromosikan merek regional dan untuk mendapat legitimasi yang lebih di

dunia internasional. 195

192 Makarychev, “ The Politics of Sports Mega-Events in Russia Kazan, Sochi, And Beyond”, 2.

193 Luke Harding & Alec Luhn, “Sport, doping and Putin's vision of Russia as a revived world power”, https://www.theguardian.com/sport/2015/nov/13/sportdopingputinrussiaworldpowerwada

(diakses 11 Mei 2016). 194 Ben Aris, “Russia’s Use of Sport in Regional Development Policy”, Russian analytical digest,

No. 95, 2011, 2. 195 Andrey Makarychev, “ The Politics of Sports Mega-Events in Russia

Kazan, Sochi, And Beyond”, Ponars Eurasia Policy Memo, No. 288, September, 2013, University of Tartu, 1.

Gambar III.1 Rusia terpilih menjadi tuan rumah PD 2018

Keberhasilan bidding Rusia sebagai tuan rumah PD 2018 akan mengangkat prestis negara setelah lebih dari satu dekade Rusia dipojokkan oleh media internasional. Seketika setelah Rusia memenangkan bidding, Vladimir Putin mengatakan pada media bahwa Rusia mencintai sepak bola; Rusia memahami sepak bola dan Rusia memiliki segalanya untuk menjadi tuan rumah PD 2018 secara layak. Putin kemudian menggarisbawahi hubungan antara menjadi tuan rumah sebuah MSE dan strategi pembangunan infrastruktur negara “the decision corresponds with FIFA’s philosophy of developing football, especially in those regions of the world

where that development is needed.” 196 Bagi Kremlin, turnamen seperti Piala Dunia dan Olimpiade membawa banyak

keuntungan selain membakar patriotisme juga untuk mengembangkan negara yang disebut oleh Shamanayev sebagai meteorite effect yang berarti adanya

196 Ben Aris, “Russian analytical digest : Russia’s Use of Sport in Regional Development Policy”, No. 95, Moscow, 2011, hal 2.

penyatuan visi para elit negara untuk mewujudkan keberhasilan negara sebagai tuan rumah kompetisi. “It’s a method for mobilisation. That’s the message of our current leadership,” tambah Putin. 197 Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi

Putin selain kehilangan hak tuan rumah PD 2018. Hal tersebut akan memberi dampak yang lebih buruk daripada sanksi ekonomi dan menurunnya standar hidup domestik yang sedang dihadapi Rusia. Rusia bisa bertahan hidup tanpa makanan impor dan pemasukan turis luar negeri, namun mereka tidak bisa menoleransi stigma internasional yang menegaskan bahwa Rusia adalah negara agresor yang

tidak berhak menjadi ruan rumah Piala Dunia. 198