Peluang Sepak Bola dan Piala Dunia sebagai Wadah Politik Prestis

III.2.3 Peluang Sepak Bola dan Piala Dunia sebagai Wadah Politik Prestis

Sepak bola merupakan alat politik yang sangat efektif mengingat statusnya sebagai olahraga yang paling populer di seluruh dunia dari segi komersial sampai aspek loyalitas. Sepak bola memiliki setidaknya 200 hingga 250 juta pemain yang terdaftar. National Geographic mengatakan bahwa sepak bola merupakan olahraga nomor satu di lebih dari 84% negara-negara dunia. Hal tersebut menegaskan bahwa tidak ada bentuk budaya populer yang dapat melampaui semangat partisipasi penggemar sepak bola atau mendapat keuntungan komersil sebanyak yang didapatkan sepak bola baik di level klub maupun internasional. 199

197 Luke Harding, & Alec Luhn, “Sport, doping and Putin's vision of Russia as a revived world power, https://www.theguardian.com/sport/2015/nov/13/sportdopingputinrussiaworldpowerwada

(diakses 14 Juni 2016). 198 World Affairs, “Sanction FIFA And Putin At The Same Time: Take The 2018 World Cup From

Russia”, http://www.forbes.com/sites/paulroderickgregory/2015/05/28/sanctionfifaandputinatthe- sametimetakethe2018worldcupfromrussia/#261a2e6019bb (diakses 17Juni 2016). 199 Jon Theis Eden, “Soccer and International Relations: Can Soccer Improve International Relations?”, 13-14.

Kali ini peneliti akan menjabarkan mengenai potensi Piala Dunia terutama PD 2018 bagi Rusia dan dunia internasional. Pemahaman awam mengenai Piala Dunia dibutuhkan untuk menuliskan sejarah dan kejayaan sebuah negara yang brpartisipasi di sana. Namun hal itu belum cukup untuk menguak sisi lain dari Piala Dunia yang juga dipenuhi pesan implisit negara partisipan. Setiap segi dan aspek PD—tim yang bermain maupun tidak; bagaimana pertandingan dimainkan dan arsitektur stadion tempat berlangsungnya pertandingan; dimensi simbolis dan seremonial turnamen serta perayaan yang bersifat informal/spontan—semuanya telah dibentuk oleh budaya, ekonomi, politik dan bahkan aspek militer nasional negara. hal ini menyiratkan sebuah agenda intelektual negara yang bersifat kompleks sehingga pemahaman awam tidak akan mampu mencerna sisi lain pesan implisit yang disampaikan negara melalui Piala Dunia. Signifikansi kultural sepak bola yang disajikan oleh sejarah Piala Dunia menciptakan sebuah lensa pemahaman untuk menguji sejarah global hingga globalisasi dalam sepak bola selama lebih dari 120 tahun. Pada saat yang sama, sejarah turnamen membuka jalan untuk melihat sisi dinamis politik dan konstruksi dari identitas nasional dalam sebuah negara. Semua aspek tersebut telah dikodifikasi ke dalam bagaimana sebuah turnamen dipertontonkan, dimainkan, dilaporkan hasilnya dan dirayakan. 200

Walvin menjelaskan jika tidak ada orang yang boleh meragukan sepak bola sebagai olahraga nasional yang memiliki kekuatan politik signifikan sehingga politisi tidak bisa memisahkan diri dari sepak bola karena kekuatan yang dimilikinya. Sudah merupakan hal wajib bagi kepala negara dan petinggi

200 David Goldblatt, “The FIFA World Cup and its Impact on Global History and Culture”, FIFA World Cup Conference, 2013, 7.

pemerintahan di Eropa untuk datang dan menikmati pertandingan penting yang melibatkan negaranya terutama di ajang Piala Dunia. Boniface mengartikulasikan pentingnya peran sepak bola dalam hubungan internasional dengan mengatakan bahwa sepak bola tidak atau tidak lagi hanya sebuah permainan tim skala kecil untuk tujuan privat. Sepak bola kini menjadi sebuah isu sosial, politikal, kultural yang memiliki nilai ekonomis dan diplomatis. Sepak bola bahkan tidak lagi terbatas pada hubungan diplomatik murni antarnegara karena sifatnya yang tidak terbatas dan bisa menyentuh aspek lain yang lebih luas. 201

Turnamen sepak bola seperti Piala Dunia merupakan sebuah MSE yang digunakan sebagai alat pemerintah untuk menjual ideologi atau way of life kepada dunia melalui performa di atas lapangan yang tercermin dari sistem dan permainan sebuah tim nasional. 202 Sepak bola telah menjadi salah satu aspek soft

power di era moderen sehingga FIFA dan Piala Dunia adalah sumber penting yang bisa menghasilkan tidak hanya pemasukan ekonomi untuk negara tuan rumah PD tetapi juga menjadi jembatan untuk menyebarluaskan nilai, tradisi, budaya yang bisa meningkatkan reputasi positif yang secara langsung akan mengangkat posisi negara di dunia internasional.

Piala Dunia FIFA adalah acara yang paling banyak ditonton di seluruh dunia. Sebagai contoh, Piala Dunia Jerman 2006 menarik sebanyak 30 miliar penonton (total) yang laga finalnya ditonton oleh sebanyak 2 miliar penonton dari seluruh jumlah populasi dunia. Redeker menegaskan: “siapa yang bisa melawan kekuatan

201 Jon Theis Eden, “Soccer and International Relations: Can Soccer Improve International Relations?”, 13-14.

202 Toby Charles Rider, “The Olympic Games and the Secret Cold War: The U.S. Government and the Propaganda Campaign Against Communist Sport, 1950-1960”, University of Western Ontario,

sepak bola? Tidak ada, atau hampir tidak ada.” Pada tahun 2001, kabinet parlementer Swedia menominasikan sepak bola dalam Nobel peace prize dan banyak negara seperti Kostarika, Nigeria, Jamaika, Kamerun dan Turki yang menetapkan hari libur nasional setelah memetik kemenangan dalam sebuah kompetisi sepak bola. Jules Rimet, penemu Piala Dunia asal Perancis yang dinominasikan sebagai penerima Nobel peace prize pada tahun 1956 percaya bahwa “soccer could reinforce the ideals of permanent and real peace”. 203

III.2.3.1 Politik Prestis Kontemporer: Tendensi AS terhadap Hak Tuan Rumah Piala Dunia Rusia 2018

Pihak berwenang Swiss mengumumkan adanya pembukaan kembali investigasi terkait dakwaan korupsi dalam pemberian hak tuan rumah PD 2018 kepada Rusia setelah adanya penangkapan petinggi FIFA di Zurich. Bidding Rusia telah mermantik adanya dugaan korupsi sejak keputusan pemberian hak PD di tahun 2010 termasuk adanya laporan oleh media Inggris bahwa Kremlin telah membeli suara petinggi UEFA (Michel Platini, Presiden UEFA) dengan cara memberikan

sebuah lukisan karya Pablo Picasso. 204 Tahun lalu FIFA telah melakukan investigasi secara internal dan menyatakan bahwa pemberian hak tuan rumah PD

kepada Rusia bebas dari segala tuduhan bersalah. Namun kemudian laporan tersebut melanjutkan kontroversi karena adanya fakta bahwa tim bidding Rusia hanya memberikan jumlah dokumen yang terbatas dan hanya ditujukan untuk

peninjauan ulang. 205 Menurut laporan investigator, anggota tim bidding Rusia

203 Jon Theis Eden, “Soccer and International Relations: Can Soccer Improve International Relations?”, 13-14.

204 Joshua Keating, “Putin on FIFA Arrests: The U.S. Is Out to Ruin Russia’s World Cup”. 205 Joshua Keating, “Putin on FIFA Arrests: The U.S. Is Out to Ruin Russia’s World Cup”.

menolak untuk beranjak dari peralatan (termasuk komputer) bidding untuk menunjukkan keseluruhan isi (proses, jumlah biaya, sumber biaya) di dalamnya. Segala peralatan yang digunakan dalam proses bidding dilaporkan telah dihancurkan setelah proses investigasi internal tersebut.

Vitaly L. Mutko, menteri olahraga Rusia, menolak dalam sebuah wawancara bahwa komite bidding Rusia telah melakukan suap untuk mendapatkan hak sebagai tuan rumah PD 2018. Mutko mengatakan bahwa investigasi yang dilakukan tidak akan menghasilkan apapun dengan menegaskan “Jadi sekali lagi mereka akan menggali kasus ini dan sekali lagi mereka akan meragukan orang- orang yang terlibat. Kalian tahu, kalian dapat membicarakan mengenai korupsi

tanpa henti selagi manusia masih eksis di dunia ini.” 206 Selain itu terdapat permohonan dari pemerintahan Ukraina yang ditujukan kepada negara-negara

Barat (anggota EU dan/atau UEFA terutama) untuk memboikot pelaksanaan PD 2018 terkait aneksasi Crimea yang dilakukan oleh Rusia. 207 “Menurut saya sudah

seharusnya diadakan diskusi mengenai pelaksanaan boikot PD 2018 karena selama masih ada tentara Rusia di Ukraina, maka PD di negara tersebut tidak patut dilaksanakan,” jelas Presiden Ukraina, Petro Poroshenko kepada koran Jerman, Bild, di bulan Maret 2015. 208

Investigasi bidding PD 2018 juga dikaitkan dengan kontroversi Olimpiade Sochi 2014 yang mendapat banyak gambaran negatif dari media Barat serta adanya boikot dari beberapa petinggi negara yang tidak menghadiri turnamen empat

206 Neil Macfarquhar & Andrew Roth, “Putin, on Guard for 2018 World Cup in Russia, Denounces FIFA Arrests”, http://www.nytimes.com/2015/05/29/sports/vladimir-putin-fifa-corruption-

soccer.html (diakses 13 Mei 2016). 207 Joshua Keating, “Putin on FIFA Arrests: The U.S. Is Out to Ruin Russia’s World Cup”.

208 RT, “FIFA’s corruption scandal: Behind the scenes”.

tahunan tersebut. Banyak respon yang datang dari rakyat Rusia yang melihat bahwa investigasi ulang yang dilakukan terhadap bidding Russia danpermohonan untuk melepas hak Rusia sebagai tuan rumah PD 2018 adalah usaha Barat yang dipimpin AS untuk mencuri momen Rusia sebagai sorotan global. 209 Aksi

investigasi AS yang dilancarkan ketika sedang terjadi kerenggangan hubungan antara AS dan Rusia dilihat sebagai sebuah provokasi yang menjadi katalis sentimen anti-AS di Rusia. Pemberitaan mengenai investigasi ulang semakin memperburuk atmosfer Rusia yang sedang menderita: deklinasi ekonomi; ketidakpastian status Donbas; serta sanksi EU akibat aneksasi Crimea sehingga pemberitaan kecil mengenai posibilitas lepasnya hak sebagai tuan rumah PD dapat

memantik kemarahan Kremlin yang memperburuk relasi AS-Rusia. 210 Aleksey Sorokin, kepala komite bidding PD Rusia 2018 mengatakan secara

eksklusif kepada RT bahwa tidak mungkin untuk merelokasi turnamen ke negara lain dengan jangka waktu yang tersisa kurang dari tiga tahun (terhitung dari 2015). “PD Rusia 2018 tidak akan terpengaruh oleh kasus ini. Sedang ada investigasi lain di Swiss terkait proses pemilihan negara-negara tuan rumah PD. Sekali lagi, kami telah bekerjasama dengan Garcia dalam investigasi internal tahun lalu dengan menunjukkan semua informasi yang kami miliki. Kami tidak tahu lagi harus

menunjukkan apa kepada investigator lain yang tertarik untuk menggali lagi.” 211

209 Joshua Keating, “Putin on FIFA Arrests: The U.S. Is Out to Ruin Russia’s World Cup”. 210 Eugene Bai, “How the FIFA scandal is leading to a US-Russia political confrontation”. 211 RT, “FIFA’s corruption scandal: Behind the scenes”.

III.2.3.2 Aktualisasi Politik Prestis: Konfrontasi Pemerintah AS-Rusia melalui Piala Dunia 2018

Melihat bahwa usaha AS terkait Crimea masih belum memberi pengaruh berarti di tanah Eropa Timur, Presiden Barack Obama memulai untuk mendorong tendensi AS-Rusia ke area sepak bola. Melalui komentarnya pada pertemuan Group of Seven di Jerman, Obama menghubungkan tendensi Rusia-AS terkait kepentingan geopolitik dalam sepak bola. Pada mulanya Obama menyindir perilaku kepresidenan Vladimir Putin, lalu Obama menghubungkan perkembangan AS dibanding Rusia di area sepak bola:

Does (Russian President Vladimir Putin) continue to wreck his country’s economy and continue Russia’s isolation in pursuit of a wrong-headed desire to recreate the glories of the Soviet Empire? The United States, by the way, since we keep on getting better and better at each World Cup, we want to make sure that a sport that’s gaining popularity is conducted in an upright manner. There’s an insult buried in there if you want to go digging for it. The United States made the knockout rounds at Brazil 2014. Russia didn’t win a game. I guarantee you the Russians went digging for it. I’m pretty

sure they’ve got that line printed out and pinned to a dartboard. 212 Salah satu usaha AS untuk memojokkan posisi Rusia di area sepak bola

diwujudkan oleh senator Mark Kirk (R-Ill.) dan Dan Coats (R-Ind.) yang mengirim surat secara langsung kepada Presiden FIFA, Joseph Blaatter. Kedua senator memohon kepada Sepp Blatter untuk mencoret nama Rusia dari aktivitas persepakbolaan secara penuh dengan mengaitkan kontroversi Olimpiade musim dingin Sochi dan eskalasi agresi di Ukraina. Mereka menyertakan isi Artikel 3 Statuta FIFA sebagai justifikasi permohonan Rusia yang berbunyi: “discrimination of any kind againsst a country, private person or group of people

212 David Lawler, “Barack Obama: ‘Putin trying to bring back Soviet empire and sacrificing Russian economy’”,

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/northamerica/usa/11661279/barack-obama-putin- trying-to-bring-back-soviet-empire-and-sacrificing-russian-economy.html (diakses13 Mei 2016) http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/northamerica/usa/11661279/barack-obama-putin- trying-to-bring-back-soviet-empire-and-sacrificing-russian-economy.html (diakses13 Mei 2016)

In light of Russia’s military occupation of a sovereign Ukraine, we respectfully ask that you urgently convene an emergency session of FIFA to consider suspending Russia’s membership in FIFA, stripping Russia of the right to host the 2018 World Cup, and denying the Russian National Team the right to participate in the upcoming 2014 World Cup in Brazil. According to Article 3 of the FIFA Statutes: “[d]iscrimination of any kind against a country, private person or group of people on account of ethnic origin, gender, language, religion, politics or any other reason is strictly prohibited and punishable by suspension or expulsion.” As you know, there is ample precedent for suspending or expelling a FIFA member, such as when FIFA denied the then-Yugoslavia the right to participate in both the 1992 European Championship and the 1994 World Cup. Since Russia has similarly displayed a brazen disrespect for fundamental principles of FIFA and international law, I hope you will agree that it does not deserve the honor of either hosting the World Cup or participating in one. We ask that a more deserving World Cup 2018 bid should be re-considered instead. 213

Surat lain datang dari senator Bob Menendez (D-N.J.) dan John McCain (R.Ariz.), meminta hal yang kurang lebih sama kepada FIFA untuk mempertimbangkan kembali dukungan kepada Sepp Blatter yang terpilih kembali sebagai Presiden FIFA untuk kelima kalinya karena keputusannya dalam memberikan hak tuan rumah PD kepada Rusia dan dukungannya untuk tetap melaksanakan PD di Rusia. Dalam isi surat, kedua senator menegaskan mengenai dukungan ekonomi yang datang dari investor dan pihak sponsor untuk maksimalisasi PD 2018 dapat membuka jalan bagi Putin yang sedang terkena

213 Mark Kirk “Kirk, Coats Urge FIFA to Suspend Russia’s World Cup Participation” http://www.kirk.senate.gov/?p=press_release&id=1018 (diakses 13 Mei 2016).

sanksi ekonomi untuk melanjutkan agresinya ke Ukraina. Berikut adalah isi surat yang dikirim:

President Sepp Blatter is running for a fifth term as FIFA President, with the election scheduled to take place at the 65th FIFA Congress in Zurich on May 29, 2015. In light of President Blatter’s continued support for Russia hosting the 2018 FIFA World Cup – despite Russia’s ongoing violations of Ukraine’s territorial integrity and other challenges to the post-WWII security architecture – we ask that you reconsider your support for President Blatter’s fifth term as FIFA President.

As you know, more than a year has passed since Russian troops and Russian-backed separatists began their dismemberment of Ukraine, which continues to this day in violation of both Minsk I and Minsk II ceasefire agreements. At the same time, NATO has intercepted more than 100 Russian aircraft in NATO territory since the beginning of 2014. Russia has also opted out of the Conventional Forces in Europe Treaty that has been a mainstay of European security since 1992. Given Russia’s ongoing violations of Ukraine’s territorial integrity, and Putin’s efforts to undermine the principles of multilateral cooperation, shared norms, and international security agreements, we believe that allowing Russia to host the World Cup would bolster the Putin regime at a time when it should be condemned.

More than 40 countries, all FIFA members, have imposed sanctions on Russia in an effort to influence events on the ground in Ukraine. By allowing Russia to host the tournament, FIFA would offer an economic lifeline to the Putin regime in contravention of the multilateral sanctions that have been imposed by the international community.

The next president of FIFA has a responsibility to ensure not only a safe and successful 2018 World Cup, but the endurance of the FIFA mission that claims to promote football “globally in the light of its unifying, educational, cultural and humanitarian values.” We strongly encourage you to elect a president who will uphold these values and work to deny the Putin regime the privilege of hosting the 2018 World Cup. 214

Mengetahui adanya kedua surat dari senator AS yang secara langsung menyerang Rusia tersebut, anggota Duma Rusia, Alexander Sidyakin dan Michael Markelov membalas dengan menulis surat kepada Sepp Blatter pada tanggal 11 Maret meminta FIFA untuk memberi penalti kepada AS terkait agresi militer yang

214 Robert Menendez, “Sens. Menendez, McCain Call on FIFA Congress to Elect New FIFA President that Would Deny Russia 2018 World Cup”, http://www.menendez.senate.gov/news-and-

events/press/sens-menendez-mccain-call-on-fifa-congress-to-elect-new-fifa-president-that-would- deny-russia-2018-world-cup (diakses 13 Mei 2016).

dilakukan terhadap beberapa negara berdaulat seperti Yugoslavia, Irak, Libya dan Suriah. Anggota Duma menyertakan isi statuta FIFA Artikel 3 dan menyinggung tentang Yugoslavia di dalam isi surat. Sidyakin juga menyampaikan pesan elektronik di Twitter: “an eye for an eye, a ball for a ball.” 215 Isi surat anggota

Duma Rusia: In light of US’s military against several sovereign states such as Yugoslavia

with no particular reason: Iraq and Libya—alleged search chemical weapon: attempt to invade and occupy Syria and numerous cases of human rights violation all over the world revealed by E. Snowden, we respectfully ask that you urgently convene an emergency session of FIFA to consider suspending US’s membership in FIFA and denying the United States Team the right to participate in the upcoming 2014 World Cup Brazil. According to Article 3 of the FIFA Statutes: “discrimination of any kind against a country, private person or group of people on account of ethnic origin, gender, language, religion, politics or any other reason is strictly prohibited and punishable by suspension or expulsion.” As you know, there is ample precedent for suspending or expelling a FIFA member such as when FIFA denied the then-Yugoslavia the right to participate in both the 1992 European Championship and the 1994 World Cup. Since US has similarly displayed a brazen disrespect for fundamental principles of FIFA and international law, I hope you will agree that it does not deserv the honor of either hosting the World Cup or participating in one. 216

Pada tanggal 1 April 2015, 13 senator AS mengirim surat kepada presiden FIFA Sepp Blatter dan secara eksplisit memohon FIFA untuk mengadakan kongres luar biasa guna merelokasi PD 2018 ke negara lain. Setelah Putin memutuskan untuk menginvasi dan menganeksasi Crimea, keputusan FIFA untuk tetap mengadakan PD 2018 di Rusia akan membuat rezim Putin berada di bawah sorotan lampu

215 Versha Sharma, “The World Cup Cold War: U.S. senators want to punish Russia politically, via football. Russian lawmakers respond in kind”, http://www.vocativ.com/world/russia/world-cup-

cold-war/ (diakses 11 Mei 2016). 216 Versha Sharma, “The World Cup Cold War: U.S. senators want to punish Russia politically, via

football. Russian lawmakers respond in kind”.

ketika seharusnya rezim Putin diisolasi. Berikut adalah isi surat 13 senator AS yang dikirim kepada FIFA:

Given Russia’s ongoing violations of the territorial integrity of Ukraine, we respectfullu request that you convene an Extraordinary Congress of FIFA to consider stripping Russia of the privilege of hosting the 2018 FIFA World Cu. Allowing Russia to host the FIFA World Cup inappropriately bolsters the prestige of the Putin regime at a time when it should be condemned and provides economic relief at a time when much of the international community is imposing economic sanctions.

With the goal of ending the crisis in Ukraine annd ensuring a successful 2018 World Cup, we strongly encourage FIFA to deny the Putin regime and the privilege of hosting the 2018 World Cup and make preparation for alternate host country. 217

Perilaku petinggi kedua negara di atas dapat dikatakan cukup agresif terutama dari pihak AS yang mengirimkan surat kepada FIFA hingga lebih dari sekali meskipun tidak mendapat respon dari FIFA dengan tetap menyantumkan Rusia sebagai salah satu negara yang berkompetisi di Piala Dunia 2014 dan tetap menjadi anggota FIFA. 3 minggu kemudian pada tanggal 20 April, Blatter bertemu dengan Vladimir Putin di Sochi dan menolak dengan tegas permohonan AS dengan mengatakan kepada Putin: “Jika para politisi tidak bisa menerima keputusan FIFA untuk mengadakan PD di Rusia saya selalu mengatakan kepada mereka ‘kalian bisa tetap tinggal di rumah dan kami akan tetap melaksanakan PD terbesar di Rusia.’” 218

III.2.3.3 Kondisi Domestik Rusia sebagai Ancaman Global

Konflik Rusia-Ukraina menyala pada bulan November 2013, setahun setelah final EURO 2012 di Kiev ketika Presiden Viktor Yanukovych menolak

217 Lihat lampiran. 218 Simon Shuster, “Russia Sees U.S. Conspiracy Against World Cup Plans in FIFA Scandal”, http://time.com/3898314/fifa-scandal-world-cup-russia-vladimir-putin/ (diakses 17 Juni 2016).

memperbarui perjanjian aliansi dengan Rusia. Sengketa wilayah Crimea yang terjadi antara Ukraina dan Rusia berawal dari pembatalan perjanjian kerjasama Ukraina dengan Uni Eropa terkait dengan kesepakatan mendirikan perdagangan bebas dan memperdalam kerja sama politik antara Ukraina dan Uni Eropa yang dilakukan oleh Presiden terpilih Ukraina Viktor Yanukovych, dan lebih memilih untuk menandatangani perjanjian ekonomi dengan Rusia. 219 Penolakan atas

bantuan dana yang akan diberikan oleh Uni Eropa terjadi karena adanya syarat yang tidak bisa dipenuhi, yaitu untuk segera memutuskan hubungan ekonomi dengan Rusia. Seketika Rusia melakukan aneksasi Crimea dengan justifikasi Kremlin saat itu adalah adanya pemberontakan anti-Moscow membawa NATO dan Barat ke perbatasan Rusia. Keraguan terhadap meredanya konflik Rusia- Ukraina pada tahun 2018 menjadi alasan pertama serangan PD 2018. Namun FIFA yang mengetahui kondisi domestik Rusia dengan bangga mengatakan: “The eyes of the footballing world will be on St Petersburg on Saturday 25 July when the 2018 Fifa World Cup Russia preliminary draw takes place. From Afghanistan to Zimbabwe, a total of 208 nations have signed up to participate in the campaign,” menegaskan bahwa PD 2018 akan berlangsung sesuai rencana. Anne Applebaum seorang akademisi, menulis di Washington Post:

Before last year, eastern Ukraine had no history of ethnic conflict. Well- armed ‘separatists’ emerged on the scene only when Russian President Vladimir Putin ordered them there. The ‘civil war’ that ensued is an artificial conflict, run by Russian security and enhanced by a sophisticated pan-European disinformation campaign. It will last as long as the Russians want it to last. For Russia, the point of the war is not to achieve a victory. The point is to prevent the emergence of anything resembling a prosperous,

219 “Yanukovych confirms refusal to sign deal with EU”, http://www.kyivpost.com/content/politics/yanukovych-confirms-refusal-to-sign-deal-with-eu-

332493.html (diakses 25 Mei 2016).

European Ukraine because such a state would pose an ideological threat to Putinism... We could enforce our own laws and stop turning a blind eye to Russian money laundering, most of which takes place in European capitals. The city of London and the gnomes of Zurich might pay a price for the loss of Russian clients. But that price will still be far lower than the potential costs of doing nothing. We don’t want a new Cold War – but even that would be preferable to a new world war. And if we don’t come up with a

serious strategy to prevent one, that’s what we’ll get. 220 Putin mengetahui bahwa Barat akan menggunakan hak tuan rumah PD Rusia

sebagai senjata, alasannya: humanitarian dan politikal. PD 2018 bisa terlepas dari Rusia karena konflik dengan Ukraina yang masih berlangsung dan semakin memburuk. Asumsi Putin dan seluruh anggota Kremlin didasarkan pada pengalaman sebelumnya yakni boikot Olimpiade Moscow oleh Barat pada tahun 1980 karena invasi Uni Soviet ke Afganistan. Selain itu fakta relokasi PD 1986 dari Kolombia ke Meksiko juga menjadi kekhawatiran Kremlin bahwa relokasi PD memungkinkan. Nick Clegg selaku wakil perdana menteri Inggris telah meminta Rusia untuk melepaskan hak tuan rumah PD 2018 karena adanya sanksi Barat. 221 Senator McCain dan Robert Menendez mengatakan bahwa dengan tetap

mengijinkan Rusia untuk menjadi tuan rumah PD 2018 maka rezim Putin akan mendapatkan sorotan dan gambaran positif ketika sebaliknya, AS menginginkan

isolasi Putinisme. 222

220 Paul Hayward, “Ukraine crisis: Fifa in uncomfortable position over 2018 Russia World Cup”, http://www.telegraph.co.uk/sport/football/world-cup/11418490/Ukraine-crisis-Fifa-in-

uncomfortable-position-over-2018-Russia-World-Cup.html (diakses 16 Mei 2016). 221 Chris Wright, “Russia's World Cup Hosting In Jeopardy As Ukraine Escalates”

http://www.forbes.com/sites/chriswright/2014/08/29/russias-world-cup-hosting-in-jeopardy-as- ukraine-escalates/#7f0ed83b6618 (diakses 16 Mei 2016).

222 Raf Sanchez, “US senators call for Sepp Blatter to be ousted as head of Fifa”, http://www.telegraph.co.uk/sport/football/11631651/US-senators-call-for-Sepp-Blatter-to-be-

ousted-as-head-of-Fifa.html (diakses 16 Mei 2016).

Rusia telah terisolasi secara ekonomi dan politik akibat aneksasi Crimea dan perannya dalam konflik di Ukraina Timur. 223 Sanksi Rusi a dijatuhkan oleh

negara-negara Barat termasuk juga 40 negara anggota FIFA. 224 Sanksi ditetapkan pada bulan Juli 2014 oleh EU, AS, Kanada dan negara-negara lain yang masuk

dalam aliansi. Sanksi tersebut kemudian diperkuat pada bulan September 2014. Terdapat tiga tipe sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Rusia: pertama, larangan akses ke dalam pasar finansial Barat dan penutupan akses perusahaan Rusia di sektor perbankan, energi dan pertahanan; kedua, embargo ekspor teknologi serta alat produksi untuk eksplorasi minyak ke Rusia; dan terakhir, embargo ekspor

senjata ke Rusia. 225 Alasan lain yang dipertimbangkan oleh pengamat internasional adalah biaya

untuk menjadi tuan rumah PD 2018. Menurut Dr Steve McCabe, seorang ahli ekonomi Birmingham City University, biaya yang harus dikeluarkan Rusia terkait persiapan turnamen bisa mencapai 30-50 miliar dolar, padahal ketika proses bidding Putin mengatakan Rusia hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 10 miliar dolar. Biaya yang telah diperhitungkan oleh ahli ekonomi tersebut tentunya akan membuat sebuah negara mengalami defisit ekonomi domestik, apalagi faktanya, Rusia sedang mendapatkan sanksi ekonomi dan embargo Barat. Namun baru-baru ini, pemerintah Rusia memberi pernyataan kontroversial bahwa biaya PD 2018 akan bertambah sebesar 71 juta dolar—yang diperoleh dari pemotongan pendanaan dalam menyuport kekuatan militer—sehingga yang diperlukan

223 Holly Ellyatt, “How much could Russia lose from FIFA scandal?”, http://www.cnbc.com/2015/05/28/how-much-could-russia-lose-from-fifa-scandal.html (diakses 16

Mei 2016). 224 Raf Sanchez, “US senators call for Sepp Blatter to be ousted as head of Fifa”.

225 NATO, “Sanctions after Crimea”, http://www.nato.int/docu/Review/2015/Russia/sanctions- aftercrimeahavetheyworked/EN/index.htm (diakses 18 Mei 2016).

menjadi sebesar 13 miliar dolar. Pernyataan kontroversial lain adalah mengenai penggunaan tenaga penghuni penjara untuk mendukung secara fisik persiapan PD 2018 mendatang. 226

Permasalahan domestik lain yang menjadi pertimbangan untuk melepas hak tuan rumah PD Rusia adalah rasisme fanatik sepak bola Rusia yang sampai saat ini sering dibiarkan tanpa hukuman. Peneliti Sova Centre dan Fare Network mencatat di musim lalu terdapat sebanyak 92 insiden yang menunjukkan aksi diskriminatif melalui “nyanyian” suporter di dalam stadion termasuk 10 kasus pelecehan terhadap pemain kulit hitam. Direktur eksekutif Fare, Piara Powar mengatakan akan terjadi insiden dalam stadion bahkan di luar stadion yang tidak bisa diukur frekuensinya ketika Piala Dunia diadakan. 227 “Sepak bola Rusia dijangkiti oleh

budaya rasis dan ekstremis yang mengancam keselamatan penonton Piala Dunia 2018.” Homophobia dan xenophobia di Rusia juga masih melekat pada rakyat Rusia yang dapat membahayakan suporter heterogen negara-negara lain yang akan menyaksikan tim nasionalnya bertanding di Rusia. Penyerang tim sepak bola Zenit, Hulk, adalah salah satu contoh pemain yang mendapatkan aksi diskriminatif di setiap pertandingan yang dimainkannya di Rusia sehingga sangat untuk menjamin bahwa hal serupa tidak akan terjadi di PD 2018 mendatang. “jika rasisme terjadi, maka Piala Dunia akan menjadi turnamen yang kotor. Dan

226 Holly Ellyatt, “How much could Russia lose from FIFA scandal?”. 227 James Ellingworth, “Russia 2018: Racism ‘guaranteed’ at World Cup as incidents double".

rasisme memang biasanya muncul ketika klub sepak bola Rusia sedang bermain namun dunia tidak tahu mengenai hal ini,” jelas Hulk. 228