BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang dirasakan adalah persaingan yang semakin tajam khususnya dalam dunia usaha.
Persaingan dalam dunia usaha merupakan faktor ekstern yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Namun, demi
mempertahankan keberadaannya, suatu perusahaan dapat melakukan upaya- upaya intern perusahaan. Upaya intern yang dapat dilakukan antara lain dengan
memaksimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan
syarat- syarat yang dikeluarkan oleh BAPEPAM sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga
terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor yang mulai menanamkan
sahamnya dalam industri real estate and properti. Bisnis real estate and properti baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan yang cukup pesat
di Indonesia. Semakin pesatnya perkembangan sektor properti ini diikuti dengan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan papan, sehingga membuat emiten
properti membutuhkan dana dari sumber eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun-tahun yang akan datang pertumbuhan perusahaan-perusahaan real estate dan property cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya
minat konsumen terhadap property dan berdirinya perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia. Semakin banyak perusahaan-perusahaan real estate dan
property itu membuka gerai maka kebutuhan modal kerja perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa
pada beberapa perusahaan-perusahaan real estate dan property diperoleh adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan
laba, namun pada beberapa perusahaan lain kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Dengan melakukan analisis rasio keuangan, investor dapat mengetahui dan memprediksi harga saham suatu perusahaan berdasarkan kinerja keuangan dari
perusahaan tersebut. Dalam hal ini, investor melakukan analisis fundamental dengan menggunakan beberapa data atau indikator seperti pendapatan, laba,
pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas return on equity, margin laba profit margin, dan data-data keuangan lainnya sebagai
sarana untuk menilai kinerja dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang Jogiyanto HM 2003:59.
Dari berbagai rasio keuangan yang ada, peneliti menggunakan Current Ratio CR, Longterm Debt Equity Ratio LtDER, Total Assets Turnover
TATO, dan Return on Assets ROA. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan dan dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan Kasmir 2008 :
Universitas Sumatera Utara
134. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban lancarnya dengan segera ketika ditagih.
Dengan demikian, semakin besar margin of safety yang dapat disediakan perusahaan kepada investor, maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan
tersebut. Longterm Debt Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang
menunjukkan hubungan antara utang jangka panjang dengan ekuitas. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar pendanaan perusahaan dengan
utang jangka panjang sehingga dikhawatirkan perusahaan akan mengalami risiko gagal bayar Djarwanto 2004 . Selain itu, besarnya beban bunga dan utang
jangka panjang yang harus dibayar akan berdampak pada penurunan laba perusahaan. Penurunan laba akan diikuti dengan penurunan harga saham karena
investor tidak akan berminat pada perusahaan yang mempunyai tingkat utang yang terlalu tinggi.
Total Assets Turnover merupakan rasio aktivitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan
penjualan selama satu periode tertentu Kasmir 2008 . Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen yang semakin efisien dalam menggunakan
aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Penjualan yang meningkat karena penggunaan aktiva yang semakin efisien ini pada gilirannya akan meningkatkan
laba, yang kemudian akan berdampak positif pada harga saham perusahaan. Return on Assets digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
Universitas Sumatera Utara
Kasmir 2008 . Semakin besar ROA berarti semakin baik, karena tingkat return saham yang diharapkan oleh investor akan semakin besar atau bernilai positif.
Begitu juga sebaliknya semakin kecil atau bernilai negatif.
Merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cory 2011 yang meneliti tentang Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term
Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real
Estate dan Property yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya adalah yaitu rasio keuangan yang terdiri dari CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian oleh Adelia Violeta Ketaren 2011 yang meneliti tentang
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya adalah variabel-variabel independen CR, DER, TATO, ROE dan EPS secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial CR dan TATO memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian oleh Junita Natasya Silaen 2011 yang meneliti tentang
Analisis Pengaruh Return on Equity ROE, Return on Assets ROA dan Net
Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya adalah hasil uji signifikansi simultan uji- F
menunjukkan bahwa kedua variabel Return on Asset dan Net Profit Margin
Universitas Sumatera Utara
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil uji parsial uji-t menunjukkan bahwa variabel Return on Asset ROA mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham.
Penelitian oleh Annisa Suryani Nadeak 2011 yang meneliti tentang Pengaruh Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, Return On
Investment ROI, Debt to Equity Ratio DER, dan Book Value BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya
adalah ROA memberikan pengaruh yang positif dan tidak signifikan secara statistik terhadap harga saham di perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI. Return On Assets ROA secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian oleh Sidabutar 2012 yang meneliti tentang Pengaruh Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER dan Return On Equity ROE terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya adalah variabel-variabel
independen CR, DER, dan ROE secara serempak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan Current Ratio CR secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Dalam penelitian sebelumnya terdapat perbedaaan antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Junita 2011 yang meneliti tentang pengaruh
Return On Equity ROE , Return On Asset ROA , dan Net Profit Margin terhadap harga saham dan hasil penelitiannya Return On Asset ROA memiliki
Universitas Sumatera Utara
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini justru berbeda dengan penelitian yang dilakukan Annisa 2011 dalam suatu penelitian terhadap harga
saham, dimana variable yang digunakan adalah Return On Asset ROA , Return On Equity ROE , Return On Investment ROI , Debt to Equity Ratio, dan Book
Value. Hasil penelitian menunjukkan Return On Asset ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian yang belum konsisten antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya, baik berbeda lokasi maupun periode waktu, mendorong
penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan meneliti Current Ratio, Longterm Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover, dan Return On Asset sebagai variabel bebas independen. Peneliti memilih perusahaan Real Estate yang terdaftar di BEI
sebagai objek penelitian dan periode pengamatan tahun 2010-2012 dengan judul
“Analisis pengaruh Current Ratio CR, Longterm Debt Equity Ratio LtDER, Total Asset Turnover TATO dan Return On Asset ROA
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 “.
1.2 Perumusan Masalah