Pendekatan Konsep Perencanaan Penataan Kembali Pasar Umum Caruban

BAB V Pendekatan Konsep Perencanaan Penataan Kembali Pasar Umum Caruban

A. Dasar Pertimbangan A.1. Dasar Pertimbangan Umum

A.1.1 Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan menata kembali Pasar Umum Caruban berskala kabupaten yang representatif dengan menerapkan kelokalan bentuk dan material sebagai ungkapan fisik arsitektur dengan tujuan agar dapat menjadi landmark Kabupaten Madiun.

A.1.2 Lokalitas

Selain sebagai pusat perdagangan, keberadaan Pasar Umum Caruban juga diharapkan dapat menjadi landmark Kabupaten Madiun. Sebagai landmark Pasar Umum Caruban yang direncanakan akan mengangkat potensi lokal. Kelokalan pada bangunan Pasar Umum Caruban inilah yang nantinya akan membedakan pasar ini dengan pasar lain. Kelokalan yang direncanakan melaui memaksimalkan penggunaan material lokal dan menerapkan bentuk arsitektur lokal. Material lokal merupakan material yang dapat diperoleh dengan mudah dari wilayah sekitar site. Sedangkan bentuk lokal lebih ditekankan pada bentuk atap-atap tradisional seperti joglo, limasan, pelana dan sebagainya. Namun penggunaan bentuk lokal tersebut bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan agar tidak terkesan sekedar “tempelan yang dipaksakan” pada bangunan baru.

commit to user

106

A.2. Cakupan Analisa

A.2.1 Analisa Peruangan

1. Pola dan Pelaku Kegiatan 2. Kebutuhan Ruang 3. Besaran Ruang 4. Pendekatan Persyaratan Ruang

A.2.2 Analisa Pengolahan Tapak

1. Eksisiting Site 2. Pencapaian 3. Orientasi Bangunan 4. Analisa Zonifikasi 5. Analisa Sirkulasi 6. Analisa Lansekap 7. Analisa Permassaan

A.2.3 Analisa Lokalitas A.2.4 Analisa Pendekatan Struktur Bangunan

1. Sub Structure 2. Upper Structure 3. Roof Structure

A.2.5 Analisa Pendekatan Sistem Utilitas

1. Jaringan Air Bersih 2. Jaringan Air Kotor 3. Air Hujan 4. Sampah 5. Instalasi Listrik 6. Jaringan Telekomunikasi 7. Fire Protection 8. Penangkal Petir

commit to user

107

B. Proses Analisa B.1. Analisa Peruangan

1. Pelaku dan Pola Kegiatan

Pasar Umum Caruban memiliki fungsi utama untuk mewadahi aktivitas jual beli antara pedagang dan pembeli. Maka yang menjadi objek utama pelaku kegiatan adalah penjual dan pembeli. Sementara pengelolaan pasar dilakukan oleh Dinas Pengelola Pasar dimana tiap pasar memiliki struktur organisasi sendiri. Pada Pasar Umum Caruban pengelolaan dikepalai oleh kepala pasar dibantu beberapa stafnya.

1. Penjual / Pedagang Penjual adalah badan atau orang yang memiliki komoditas (barang/jasa) untuk

ditawarkan kepada pembeli atau konsumen untuk memperoleh keuntungan. Skema pola kegiatan penjual di Pasar Umum Caruban

datang

Display barang dagangan

Keg penjualan

- Menyimpan stok - Bongkar muat

Masuk pasar

Ambil kendaraan

- Servis - Ishoma - MCK

pulang

Parkir kendaraan

Skema 1. Pola kegiatan penjual Pasar Umum Caruban Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

108

2. Pembeli Pembeli adalah badan atau orang yang membutuhkan komoditas (barang/jasa) untuk

memenuhi kebutuhannya. Skema pola kegiatan pembeli di Pasar Umum Caruban

3. Pengelola pasar Pengelola pasar adalah orang atau pegawai pemerintah yang ditunjuk secara resmi

untuk bertanggung jawab atas manajemen, pemeliharaan dan operasional di pasar.

Transaksi jual beli

Masuk pasar

Ambil kendaraan

- Ishoma - Keg. Metabolisme

pulang

Parkir kendaraan

Skema 2. Pola kegiatan pembeli Pasar Umum Caruban

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

109

Skema pola kegiatan pengelola di Pasar Umum Caruban

4. Petugas servis Petugas servis adalah orang atau pegawai pasar di bawah pengelola pasar yang bertanggung jawab pada pelayanan, pemeliharaan, dan keamanan pasar. Petugas servis di Pasar Umum Caruban terdiri dari petugas kebersihan, petugas keamanan, petugas parkir dan petugas perawatan alat-alat operasional.

- Servis - Ishoma - Keg. Metabolisme

datang

parkir

Keg Umum - Pelayanan

info -

Keg Direksi

Keg Administrasi

Keg Operasional

Keg Rapat

Ambil kendaraan

pulang

Skema 3. Pola kegiatan pengelola Pasar Umum Caruban

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

110

Skema pola kegiatan petugas servis di Pasar Umum Caruban

5. Petugas Bank Petugas bank adalah orang atau pegawai di luar pengelola pasar yang menyediakan jasa pengambilan, penyimpanan dan transfer uang. Pengelolaannya dilakukan secara mandiri dan terlepas dari sistem pengelolaan pasar.

- Ishoma - Keg. Metabolisme

datang

parkir

Keg Keamanan

Keg Kebersihan

Keg Parkir

Keg ME

Ambil kendaraan

pulang

Skema 4. Pola kegiatan petugas servis Pasar Umum Caruban

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

111

Skema pola kegiatan petugas bank di Pasar Umum Caruban

6. Sopir Angkuta Sopir angkuta adalah mereka yang bekerja sebagai sopir kendaraan umum yang melakukan kegiatan mengantar, menurunkan dan menunggu penumpang dengan tujuan dari dan ke pasar. Skema pola kegiatan sopir angkuta di Pasar Umum Caruban

Keg administrasi

- Ishoma - Keg. Metabolisme

datang

parkir

Keg keamanan

Keg perbankan

Keg servis

Ambil kendaraan

pulang

Menerima tamu

- Ishoma - Keg. Metabolisme - Keg administrasi

datang

Menurunkan penumpang

Parkir, menunggu, dan Keg servis menaikkan penumpang

Berangkat

Skema 5. Pola kegiatan petugas bank Pasar Umum Caruban

Sumber : Analisa Pribadi

Skema 6. Pola kegiatan sopir angkuta Pasar Umum Caruban

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

112

2. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kelompok Kegiatan

1. Kelompok Kegiatan Penjualan Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Display barang dagangan

Pedagang

Kios/los Kegiatan tawar menawar

Pedagang dan Pembeli

Kios/los Pembayaran barang

Pedagang dan Pembeli

Kios/los Menyimpan barang dagangan

Pedagang

Gudang/kios Bongkar muat barang

Pedagang

Area bongkar muat

2. Kelompok Kegiatan Pengelolaan Pasar Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Menerima tamu

Pegelola dan tamu

Ruang tamu/penerima Kegiatan direksi

Pengelola

Ruang direksi Kegiatan administrasi

Pengelola

Ruang administrasi Kegiatan operasional

Pengelola

Ruang operasional Menyimpan arsip

Pengelola

Ruang arsip Kegiatan rapat

Pengelola

Ruang rapat

3. Kegiatan Servis dan Pelayanan Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Parkir kendaraan

Pedagang, pembeli dan pengelola

Area parkir

Kegiatan keamanan

Petugas keamanan

Pos jaga Kegiatan ME

Petugas servis

Ruang pompa, ruang genset, ruang PABX, ruang panel listrik

Kegiatan kebersihan

Petugas kebersihan

Ruang penyimpanan alat

Tabel 17. Kelompok Kegiatan Penjualan

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 18. Kelompok Kegiatan Pengelolaan

Pasar Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

113

kebersihan Sholat

Pedagang, pembeli dan pengelola

Mushola

Makan

Pedagang, pembeli dan pengelola

Warung makan Kegiatan metabolisme

Pedagang, pembeli dan pengelola

Lavatory

4. Kegiatan Penunjang

Bank

Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Keamanan

Satpam

Pos satpam Menerima tamu

Petugas bank

Ruang tamu/tunggu Menyimpan, mentransfer dan mengirim uang

Petugas bank

Bank, ATM

Kegiatan administrasi

Petugas bank

Ruang administrasi Kegiatan servis

Petugas servis

Ruang servis

Terminal angkuta

Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan Ruang Keamanan

Satpam terminal

Pos penjaga Menurunkan penumpang

Sopir

Ruang penurunan penumpang

Menunggu, menaikkan penumpang (ngetem), berangkat

Sopir

Ruang pemberhentian angkuta

Menunggu angkuta

Pedagang, penumpang

Ruang tunggu Kegiatan pengelola angkuta

Petugas terminal

Ruang pengelola Kegiatan metabolisme

Pedagang, penumpang, Lavatory

Tabel 19. Kelompok Kegiatan Servis dan Penunjang

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

114

petugas terminal

3. Besaran Ruang

1. Dasar pertimbangan : - Kapasitas ruang - Furnitur pada ruang - Flow dan kebutuhan ruang gerak

2. Dasar Perhitungan : a. Perhitungan standar, berdasarkan : - Ernst Neufert, Data Arsitek (DA) - De Chiara, Time – Saver Standars for Building Types (TS) - Sleepers, Building Planning and Design Standards (BP) - Roderick, Theatre Planning (TP) - AJ Metric Handbook (AJ)

b. Studi ruang Flow : - 5-10%

: standar minimum

- 20%

: kebutuhan keleluasaan parkir

- 30%

: tuntutan kenyamanan fisik

- 40%

: tuntutan kenyamanan psikologis

- 50%

: tuntutan spesifik kegiatan

- 70-100%

: keterkaitan dengan banyak kegiatan c. Perhitungan asumsi yang diperhitungkan berdasarkan studi kasus dan studi literatur.

Dari analisa di atas maka besaran ruang yang akan diwadahi di Pasar Umum Caruban adalah kegiatan-kegiatan berikut :

Tabel 20. Kelompok Kegiatan Penunjang

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

115

1. Kegiatan penjualan 2. Kegatan pengelolaan 3. Kegiatan servis dan pelayanan 4. Kegiatan penunjang

1. Kegiatan Penjualan Idealisasi ukuran kios untuk Pasar Umum Caruban sebaiknya dengan tipe ukuran yang tidak terlalu banyak sehingga untuk kios ditentukan dengan ukuran

3x4m 2 dan 3 x 3 m 2 , sedangkan untuk los ditentukan dengan ukuran 1,5 x 2 m 2 dan 2 x 3 m 2 . Oleh karena itu pedagang yang mempunyai kios ukuran 3 x 1 m 2 akan diganti dengan kios ukuran 3 x 3 m 2 , sedangkan untuk pedagang yang mempunyai los ukuran 1 x 1 m 2 , 1 x 1,3 m 2 ,1x2m 2 , akan diganti dengan los ukuran 1,5 x 2 m 2 . Untuk los ukuran 2 x 2 m 2 akan diganti dengan los ukuran 2

x3m 2 dengan jumlah 2 unit berjajar.

Kebutuhan ruang

Besaran ruang

Kios/los Jumlah pedagang 1160 orang: 122 menempati kios, 690 menempati los, 348 PKL. Prediksi pertambahan pedagang sampai tahun 2029 sebesar 18 %. Jumlah pedagang yang akan ditampung 1369 orang. Pembagian ruang: · Kios I (3mx4m) · Kios II (3mx3m) · Los I (2mx3m) · Los II (2mx1,5m) Rencana jumlah ruang: Perb kios:los = 1:5 = 228 : 1141 · Kios I (3mx4m) : 76 · Kios II (3mx3m) : 152

912 m 2 1.368 m 2

commit to user

116

· Los I (2mx3m) : 380 · Los II (2mx1,5m) : 761

2.280 m 2 2.283 m 2

Total

30 %

8.895,9 m 2 Gudang

Disediakan untuk pedagang yang menempati los komoditas hasil bumi karena los yang disediakan bersifat terbuka. 20 kios @ 2mx3m Kereta dorong 10 buah

0,72 m 2

120 m 2 8,64 m 2

Total kegiatan penjualan

9.091,70 m 2

2. Kegiatan Pengelolaan

Kebutuhan ruang

Besaran ruang

Ruang tamu

4 orang

0,9 m 2 /org

3,6 m 2 Ruang direksi

1 orang + 2 orang tamu meja + kursi kerja

1 file cabinet

2 36 m

Ruang administrasi

5 orang

6m 2 /org

2 30 m

Ruang operasional

5 orang

6m 2 /org

2 30 m

Ruang rapat

11 orang

1,5 m 2 /org

16,5 m 2 Ruang arsip

4 file cabinet 1 orang petugas

1m 2/ unit

2 m 2 /org

2 4m 2 2m

Total kegiatan pengelolaan

50 %

184,65 m 2

Tabel 21. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penjualan

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 22. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelolaan

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

117

3. Kegiatan Servis dan Pelayanan

Kebutuhan ruang

Besaran ruang

Parkir Parkir Pembeli Jumlah pembeli 2000 org per hari (asumsi) Pasar buka mulai jam 08.00-22.00 (durasi 14 jam) Jumlah pembeli tiap jam 142 orang Jumlah kendaraan 20%mobil = 28 mobil 50% motor = 71 motor Sisanya menggunakan angkutan umum

15 m 2 /unit 2m 2 /unit

420 m 2 142 m 2

Parkir Pengelola Jumlah staff pengelola pasar 11 org Jumlah petugas servis pasar 20 org (asumsi) Jumlah staff bank 5 org (asumsi) Total = 36 orang Jumlah kendaraan 10% mobil = 4 mobil 70% motor = 25 motor

15 m 2 /unit 2m 2 /unit

2 60 m 2 50 m

Parkir Pedagang Jumlah pedagang 1160 orang 5% mobil = 58 mobil 75% motor = 870 motor

15 m 2 /unit 2m 2 /unit

870 m 2 1.740 m 2

Pos jaga Pos jaga ditempatkan di 3 tempat @ pos jaga:

2 petugas + 1 meja + 2 kursi

4m 2

2 12 m

R. MEE R. Pompa air R. Genset R. Trafo PLN

20 m 2

20 m 2

20 m 2

2 20 m 2 20 m

2 20 m

commit to user

118

R. PABX 20 m 2 20 m2 R. Petugas kebersihan

Petugas kebersihan 8 orang (asumsi) + 8 kursi + 2 meja Ruang peyimpan alat kebersihan

2 4m Mushola

60 orang (asumsi) Tempat wudhu dan 2 WC

0,6 m 2 /org

15 m 2

39,6 m 2

6,6 m 2 Lavatory

Lavatory ditempatkan di 4 tempat: - Pria (1 unit) : 3 urinoir, 2 wastafel, 2 WC - Wanita (1unit) : 3 WC, 2 wastafel Luas tiap lavatory: - Pria: (3x1,2) + (2x1,2) + (2x1,2) - Wanita: (4x1,2) + (2x1,2)

1,2 m 2 /org

8,4 m 2 7,2 m 2

Total kegiatan servis dan pelayanan

50 %

5.146,2 m 2

4. Kegiatan Penunjang

Kebutuhan ruang

Besaran ruang

Bank R. Tunggu/tamu 5 org (asumsi) Security 1 org (asumsi):

1 meja, 1 kursi Teller 2 org (asumsi):

1 meja panjang, 2 kursi, 1 meja Ruang administrasi 4 org (asumsi):

4 meja, 4 kursi, 1 lemari Gudang/vault Toilet: Pria : 2 urinoir, 1 WC, 2 wastafel Wanita : 2 WC, 1 wastafel

0,66 m 2 /org

1,2 m 2 /org

4,95 m 2 2,5 m 2

Mesin ATM

2 buah (asumsi)

3m 2 /unit

2 6m

Tabel 23. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis dan Pelayanan

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

104,78 m 2 Terminal angkuta

Kapasitas : Dalam terminal dapat menampung 14 unit kendaraan, dengan rincian :

8 unit angkuta 6 unit minibus

Ruang tunggu : Asumsi : 30 orang Pos Jaga : Satpam 3 orang Lavatory : pria : 4 urinoir, 2 wastafel, 2 WC wanita : 3 WC, 2 wastafel Ruang pengelola : Administrasi : 4 orang (asumsi)

4 kursi, 4 meja, 1 lemari

18 m 2 /mobil

1,2 m 2 /org

4m 2

1,2 m 2 /org

Total kegiatan penunjang

512,18 m 2

Rekapitulasi Kebutuhan Ruang

Kelompok Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Kegiatan penjualan

9.091,70 m 2

Kegatan pengelolaan

184,65 m 2

Kegiatan servis dan pelayanan

5.146,2 m 2

Kegiatan penunjang

Tabel 24. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 25. Rekaitulasi Kebutuhan Ruang

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

120

4. Analisa Pendekatan Persyaratan Ruang Pasar 1. Sistem Penghawaan

Dasar Pertimbangan :

- Kebutuhan kenyamanan dalam ruang pasar - Memanfaatkan potensi alam secara optimal

Analisa dan hasil : - Angin bertiup sepanjang tahun, pada musim kemarau angin bertiup dari arah tenggara sedangkan pada musim penghujan angin bertiup dari barat laut. Maka lubang ventilasi diaplikasikan di seluruh dinding bangunan.

- Udara panas dalam ruang akan bergerak ke atas untuk itu disediakan void dan lubang ventilasi di bagian atap bangunan. Sementara udara segar dapat masuk ke dalam bangunan melaui dinding bangunan dengan menggunakan rooster.

- Jika udara panas sudah keluar maka udara luar akan masuk ke dalam ruang. Agar udara yang masuk udara yang segar maka udara perlu didinginkan dengan pemberian teritisan di sekeliling bangunan dan

penanaman vegetasi. - Untuk lebih memperlancar aliran udara maka bentuk massa bangunan yang panjang akan dibagi menjadi 3 massa sehingga udara dapat mengalir masuk pada bangunan melalui area tersebut.

- Kebutuhan penghawaan pada Pasar Umum Caruban sepenuhnya di dapatkan dari penghawaan alami namun penggunaan penghawaan buatan bisa digunakan karena tuntutan kenyamanan, seperti : kantor pengelola, mushola, dan sebagainya.

commit to user

121

2. Sistem Pencahayaan

Dasar pertimbangan :

- Kebutuhan kenyamanan dalam ruang - Pemanfaatan pencahayaan alami

Analisa :

Gambar 28. Sketsa Analisa Penghawaan Alami (1)

Sumber : Analisa Pribadi

Udara panas bergerak atas

Udara segar masuk melaui ventilasi dinding

Void

Udara panas keluar melalui ventilasi atap

Gambar 29. Sketsa Analisa Penghawaan Alami (2)

Sumber : Analisa Pribadi

Udara bersikulasi dengan lancar melaui space antar bangunan

Bentuk massa yang panjang dibagi menjadi 3 massa dengan tujuan memberikan ruang untuk sirkulasi udara

commit to user

122

1) Pencahayaan alami - Pencahayaan alami diterapkan pada interior bangunan untuk

mengurangi penggunaan pencahayaan buatan - Yang dimanfaatkan sebagai penerangan alami adalah cahaya matahari sedangkan sinar matahari diminimalisir masuk ke dalam ruang. Karena jika sinar matahari berlebihan mengakibatkan silau. Untuk mengatasi silau melalui :

1. Prinsip pembayangan, yaitu dengan cara melindungi sepeti payung atau perisai

2. Prinsip penyaringan, yaitu cara menyaring ( memperlembut dengan filter) jumlah radiasi panas matahari yang dapat dicegah masuk kedalam ruang. Sebagai penyaring radiasi matahari maka digunakan material “kaca pintar” yang mampu meneruskan sinar matahari namun radiasi matahari tetap tersaring sehingga tidak menaikkan suhu dalam ruang. Kemudian sinar matahari yang masuk akan difilter dengan sejenis kain sehingga tidak mengakibatkan silau.

- Pencahayaan alami juga masuk melalui bukaan-bukaan yang

diaplikasikan di seluruh dinding bangunan.

Gambar 30. Sketsa Analisa Pencahayaan Alami

Sumber : Analisa Pribadi

Cahaya matahari masuk melalui bukaan-bukaan

Teritisan sebagai “payung” pada bukaan

Ruang

Ruang

Ruang

Ruang

commit to user

123

2) Pencahayaan buatan

- Pencahayaan buatan tetap di butuhkan untuk kebutuhan ruang

tertentu dan pada waktu malam hari.

B.2. Analisa Pengolahan Tapak 1. Eksisting Site

Gambar 31. Lokasi Pasar Umum Caruban

Sumber : RUTRK Kab. Madiun

Gambar 32. Eksisting Site

Sumber : Analisis Pribadi

SITE

Pertokoan

Pertokoan

Pertokoan

Pemukiman

Pemukiman

Pemukiman

TPU

Pertokoan

commit to user

124

Kondisi Site : · Luas site

: ± 25.000 m 2

· Batas-batas site :

o Utara

: Pemakaman, Pemukiman dan Pertokoan

o Timur

: Pemukiman dan Pertokoan

o Selatan

: Sungai dan Pemukiman

o Barat

: Pemukiman

· Potensi site : - Site berada pada lokasi yang stategis yaitu di pusat kota dan berada di jalur perlintasan Surabaya-Madiun-Solo-Jogjakarta. - Sarana dan prasarana yang sudah mamadai seperti jalan arteri dengan lebar ±18 m, jaringan listrik, telepon, jaringan PDAM dan lain- lain.

Pasar Umum Caruban direncanakan berada pada lokasi yang sama dengan lokasi saat ini yaitu berada di Desa Pandean, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Pada RTRW 2009-2029 Kabupaten Madiun, Kecamatan Mejayan masuk SSWP-I yang diperuntukkan sebagai wilayah pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan umum, pertanian, perikanan, kehutanan, permukiman dan industri. Sementara pada Evaluasi Revisi RURTK/RDTRK Kota Caruban Th2009/2010, Desa Pandean masuk pada Bagian Wilayah Kota A (BWK A) yang fungsi utama sebagai kawasan pertokoan, jasa dan pasar.

2. Analisa Pencapaian

Pencapaian merupakan titik awal pengolahan site untuk menentukan arah masuk site. Pencapaian biasanya di tentukan berdasarkan potensi infrastruktur jalan yang berpotensi sebagai akses utama dan akses pendukung site.

Kriteria :

commit to user

- Kemudahan pencapaian disesuaiakan kondisi jalan di sekitar site. - Antisipasi terjadinya crossing circulation

- Kejelasan pola sirkulasi untuk memudahkan pengunjung dan pengawasan. Analisa :

· Jalan Panglima Sudirman, merupakan jalan primer yang ramai oleh lalu lintas kendaraan. Jalan ini merupakan jalan dua arah dengan lebar ± 18 meter sehingga sangat potensial dijadikan ME karena mudah dilihat.

· Pembedaan jalur masuk dan keluar kendaraan dapat menghindari crossing circulation dan mempermudah bagi pengunjung.

· Jalan Mendut dan Jalan Salak yang ada di kanan dan kiri site memiliki lebar ± 6 meter. Jalan ini sesuai untuk SE untuk mengurangi kepadatan kendaraan di ME dan mempermudah pencapaian kendaraan yang berasal dari belakang site.

· Pada perencanaan pasar yang baru, luasan site akan diperluas sampai batas sungai namun keberadaan Jalan Mangga tetap dipertahankan. Jalan Mangga yang

sebelumnya hanya 3 meter akan diperlebar sehingga dapat berfungsi 2 arah dan dijadikan sebagai pemisah antara zona komoditas barang hasil produksi dengan komoditas hasil bumi. Melalui jalan ini pembeli yang hanya ingin membeli komoditas hasil bumi juga bisa langsung mencapai dengan cepat.

· Untuk kendaraan angkuta dapat mencapai terminal melalui Jalan Mendut dan masuk terminal melalui Jalan Mangga. Dan ketika berangkat, angkuta keluar melalui Jalan Mangga sehingga di depan pasar bebas dari angkuta.

- IN (Akses khusus angkuta

- OUT (Akses khusus angkuta

- Akses masuk pasar bagian

- SE(Akses masuk khusus

yang masuk terminal)

yang keluar terminal)

belakang. pejalan kaki atau kendaraan roda 2)

- Jln. Mangga yang membagi

site dan juga sebagai penghubung Jln. Salak dan Jln. Mendut, lebar ± 6 m

- SE(Akses masuk khusus

pejalan kaki atau kendaraan roda 2)

- SE (Akses masuk khusus pejalan kaki atau kendaraan roda 2)

- Jln.Salak (jalan lingkungan), lebar

- Jln.Mendut (jalan ±6m lingkungan), lebar

- Kepadatan lalu ±6m

lintas sedang - Kepadatan lalu

- Merupakan jalan 2 lintas sedang

arah - Merupakan jalan 2

arah - OUT (Akses keluar

kendaraan roda 4 dan roda 2)

- IN (Akses masuk kendaraan

roda 4 dan roda 2) - Jln. Panglima Sudirman merupakan jalan utama, lebar ±

Keterangan :

18 m : arus sirkulasi angkuta :arus sirkulasi kendaraan umum

- Kepadatan lalu lintas tinggi - Jalan 2 arah dan terdapat median jalan

Gambar 33. Analisa Pencapaian

Sumber : Analisa Pribadi

126

commit to user

127

· Penempatan Parkir Kriteria : - Kemudahan akses bagi pembeli dan akses yang cepat ke kios atau los yang dituju.

- Pemerataan distribusi aktifitas perdagangan Analisa :

Sesuai dengan kriteria tersebut maka sistem parkir yang direncanakan merupakan sistem parkir menyebar mengelilingi bangunan pasar namun masih berada dalam area pasar. Keberadaan parkir yang menyebar ini dimaksudkan untuk mempercepat bagi pembeli untuk sampai pada kios atau los yang dikehendaki. Cara seperti ini juga memudahkan pengunjung untuk parkir kendaraannya di tempat yang paling dekat dengan tempat tujuan mereka. Dengan sistem parkir menyebar dituntut adanya jalan yang mengelilingi pasar sehingga dapat memeratakan distribusi aktifitas perdagangan. Dengan kata lain menyamaratakan nilai ekonomis antara kios yang di depan maupun yang di belakang. Sehingga semua pemilik kios merasa bagian depan pasar karena adanya jalan yang mengelilingi pasar. Selain parkir luar, juga disediakan parkir dalam yaitu parkir pada basement. Parkir basement ini dikhususkan untuk penjual dan pembeli saat parkir luar tidak dapat menampung jumlah kendaraan pembeli. Karena pada saat-saat tertentu seperti hari libur atau hari raya jumlah pembeli bisa bertambah dibandingkan hari-hari biasa.

commit to user

128

3. Analisa Orientasi Bangunan

Kriteria : - Arah hadap bangunan yang paling mudah dilihat

- Keberadaan akses pencapaian Analisa :

Gambar 34. Analisa Penentuan Lokasi Parkir

Sumber : Analisa Pribadi

Parkir kendaraan roda 4

Parkir kendaraan roda 2

Parkir kendaraan roda 2

Parkir kendaraan roda 4

Parkir kendaraan roda 2

Parkir kendaraan roda 2

Parkir kendaraan roda 2

Gambar 35. Analisa Orientasi Sumber : Analisa Pribadi

SITE

commit to user

129

1. Ke arah utara : + mengarah ke jalan utama yang ramai dengan pusat keramaian

+ kesan menyambut karena menghadap ME dan dilihat langsung oleh pengunjung yang masuk pasar

2. Ke arah timur dan ke arah barat : - menghadap jalan lingkungan, tidak menghadap ke jalan utama

- lebar jalan kurang mencukupi untuk lalu lintas padat 3. Ke arah selatan : - membelakangi jalan utama

- sulit diakses karena berbatasan dengan sungai Berdasarkan analisa terhadap kelebihan (+) dan kekurangan (-) arah orientasi bangunan

di atas maka dipilih poin 1 sebagai arah orientasi bangunan karena memiliki kelebihan (+) paling banyak dari pada alternatif yang lain.

Orientasi Pasar Umum Caruban direncanakan menghadap ke utara yaitu Jalan Panglima Sudirman. Bangunan di orientasikan ke arah ini karena jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui banyak kendaraan. Sehingga diharapkan Pasar Umum Caruban memiiki kesan menyambut bagi calon pengunjung. Karena bagian fasad ini akan banyak dilihat pengunjung maka perlu pengolahan fasad agar menampilkan visual bangunan yang menarik.

commit to user

130

4. Analisa Zonifikasi

Kriteria : - Fungsi ruang dan kelompok kegiatan

- Hubungan antar ruang. Analisa : Zonifikasi pada Pasar Umum Caruban didasarkan pada pelaku kegiatan dan kelompok

kegiatan di pasar ini yaitu : 1. Zona Pedagang

Pedagang pada Pasar Umum Caruban saat ini terkesan kurang tertata karena belum adanya zonifikasi pedagang yang jelas. Maka perlu dilakukan zonifikasi dengan kriteria :

· Sifat barang dagangan Penzoningan ini didasarkan pada sifat alami dari barang yang diperjualbelikan. Pada beberapa komoditas membutuhkan perlakuan khusus misalnya daging atau ikan perlu disedikan tempat untuk memotong dan saluran air untuk membersihkan kotoran. Selain

itu karena daging dan ikan mengeluarkan bau amis maka harus dipisahkan dengan zona

Gambar 36. Hasil Analisa Orientasi

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

131

warung makan dan sejenisnya. Beberapa sifat barang dagangan antara lain kering dan awet (barang hasil industri), basah (sayur, buah-buahan), cepat basi (makanan baik yang sudah siap makan maupun perlu diolah), berbau (daging,ikan), dan lain-lain. Selain barang ada pula yang menawarkan jasa seperti penjahit, salon, tukang patri dan sebagainya.

· Tingkat kebutuhan Kebutuhan akan barang dapat dibagi menurut tingkat urgensi bagi pembeli menjadi tiga yaitu primer, sekunder dan tersier. Dalam penzoningan pada pasar penataan menurut tingkat kebutuhan ini dilakukan agar barang yang bersifat pelengkap dapat pula menarik perhatian dari pembeli yang datang.

Analisa : Pada Pasar Umum Caruban komoditas yang diperdagangkan sangat beraneka ragam. Dari hasil rekapitulasi data pedagang menurut jenis dagangannya pada tahun 2011 tercatat ada 34 jenis barang dagangan yang diperjualbelikan.

No

Jenis Dagangan

1 Pakaian/kain

25 228

253 2 Sepatu/tas

7 37 44 3 Gerabah

2 50 52 4 Plastik

0 18 18 5 Imitasi/kemasan

0 22 22 6 Kelonthong/komestik

7 18 25 7 Emas/perak

24 97 121 14 Makanan/roti

4 43 47 15 Warung

10 36 46

commit to user

132

16 Buah 6 17 23 17 Polowijo

5 22 27 21 Daging sapi

0 16 16 22 Ikan ayam

0 5 5 23 Ikan laut

1 8 9 24 Patri dandang

1 0 1 25 Mainan

1 4 5 26 Penjahit

0 3 3 27 Bunga hias

0 5 5 28 Salon kecantikan & pangkas rambut

4 3 7 29 Alat-alat pertanian (pacul dll)

0 6 6 34 Kopi bubuk

Data tersebut menunjukkan bahwa di Pasar Umum Caruban barang hasil produksi lebih banyak diperjualbelikan daripada hasil bumi. Sementara komoditas terbesar yang diperjualbelikan adalah pakaian/kain. Pembagian zona komoditas dibagi dalam 4 zona, yaitu :

· Zona A (fashion)

- Pakaian/kain -

Sepatu/tas Jumlah pedagang di zona A sebanyak 297 pedagang, menempati 32 kios dan 265 los.

· Zona B (barang hasil produksi non fashion + jasa)

- Gerabah

- Plastik

- Imitasi/kemasan

Tabel 26. Data Pedagang Menurut Jenis Dagangan Pasar Caruban Th 2011

Sumber : DISPENDA “Pasar Umum Caruban”

commit to user

133

- Kelonthong/komestik

- Emas/perak

- Patri dandang -

Mainan

- Penjahit

- Bunga hias -

Salon kecantikan & pangkas rambut

- Mendong

- Alat-alat pertanian Jumlah pedagang di zona B sebanyak 295 pedagagang, menempati 61 kios dan 234 los.

· Zona C (makanan + bumbu dapur)

- Makanan/roti

- Kopi bubuk

- Jumlah pedagang di zona B sebanyak 105 pedagagang, menempati 14 kios dan 91 los. · Zona D (hasil bumi + daging)

- Daging sapi

- Ikan ayam

- Ikan laut

Jumlah pedagang di zona B sebanyak 115 pedagagang, menempati 15 kios dan 100 los.

2. Zona bongkar muat Pola bongkar muat yang direncanakan adalah pola tersebar, sehingga dapat menekan biaya dan mempermudah material handling. Untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan bongkar muat dengan kendaraan pembeli maka kegiatan bongkar muat dilakukan ketika kegiatan perpasaran belum dimulai. Untuk akses bongkar muat lebar jalan keliling pasar direncanakan 2 lajur agar tidak terjadi kemacetan ketika proses bongkar muat.

3. Zona pengelola Kantor pengelola pasar ditempatkan di lantai dua pasar. Hal ini bertujuan memberikan kemudahan pengelola untuk melakukan pengawasan terhadap pasar. Posisi kantor pengelola berada di bagian depan agar mudah diketahui jika ada tamu.

commit to user

4. Zona servis (parkir, mushola, lavatory, pos jaga dan ruang MEE) Untuk zona parkir ditempatkan menyebar mengelilingi pasar seperti pada penjelasan sebelumnya. Mushola pasar ditempatkan di lantai 1 dan terpisah dengan bangunan pasar agar tidak terganggu dengan situasi dalam pasar. Lavatory untuk pasar direncanakan dibagi enam, tiga di lantai 1 dan tiga di lantai 2. Lavatory ditempatkan di tengah dan di bagian samping kanan dan kiri bangunan agar mudah dijangkau dari berbagai arah. Pada massa bangunan pasar yang menjual hasil bumi direncanakan terdapat satu lavatory tiap lantainya karena jumlah pedagang yang lebih kecil dibandingkan pada zona komoditas barang hasil produksi. Selain itu fasilitas lavatory juga disediakan di bagian terminal pasar yang diperuntukkan pengelola terminal dan pengguna terminal. Pos jaga ditempatkan di empat tempat yaitu menyebat di tiap sudut sehingga mempermudah dalam hal pengawasan petugas. Ruang MEE seperti ruang pompa, listrik, telepon ditempatkan di pada basement sehingga tidak mengurangi atau menganggu fasad secara keseluruhan.

5. Zona penunjang (bank, ATM dan terminal pasar) Untuk zona penunjang yang ditambahkan pada Pasar Umum Caruban adalah bank dan terminal pasar. Bank direncanakan ditempatkan di bagian depan dekat entrance agar dapat diketahui dan dijangkau dengan mudah oleh pengunjung. Sementara terminal pasar ditambahkan sebagai fasilitas penunjang karena belum tersedianya tempat yang mewadahi bagi angkuta untuk menaikkan, menurunkan dan menunggu penumpang. Keberadaan angkuta yang tidak terwadahi dapat menggangu kelancaran lalu lintas sehingga bisa mengakibatkan kemacetan. Zona terminal direncanakan di bagian belakang site agar meminimalisir tingkat kepadatan di jalur utama yaitu Jalan Panglima Sudirman.

Penunjang

Servis (P. Roda 2)

Zona D

Zona C

Servis (P. Roda 2) Zona daging

Bongkar Muat

Servis (P. Roda 2) Pedagang

Zona B Servis (P. Roda 2)

Servis (P. Roda 4) Bongkar Muat

Zona A

(Bangk,ATM)

(Mushola)

Gambar 37. Hasil Zonifikasi Sumber : Analisa Pribadi

135

commit to user

136

5. Analisa Sirkulasi

· Sistem Sirkulasi Horizontal Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem sirkulasi yang baik. Konfigurasi jalan secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai berikut.

o Pola Linier:

menjadi unsur pengorganisasian utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang atao membentuk putaran (loop).

o Pola radial Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang

berkembang dari sebuah pusat bersama. Biasanya ruang-ruang terpola dalam bentuk yang menyebar sehingga bentuk radial ini mempunyai jalan yang berkembang dari sebuah titik pusat.

o Pola terpusat Suatu jalan tunggal menerus menuju atau mengelilingi

titik pusat yang mengorganisasinya.

o Pola Grid Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu,

yang dihubungkan dengan pola jalan linier yang saling bersilangan yang membentuk bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

commit to user

137

o Pola Clutser Sirkulasi yang menghubungkan ruang-ruang yang

dikelompokkan

oleh

letaknya secara bersama/berhubungan karena kesamaan visual dan dibentuk berdasarkan persayaratan fungsional.

Kriteria yang dipertimbangkan adalah: o Sirkulasi yang memberikan kemudahan dan efisiensi bagi pembeli maupun penjual.

o Sirkulasi yang nyaman dan tidak membingungkan Analisa :

Sirkulasi yang terjadi di dalam Pasar Umum Caruban meliputi sirkulasi manusia dan sirkulasi barang. Untuk memenuhi kriteria di atas maka pola sirkulasi yang sesuai adalah pola grid. Los akan ditempatkan berjajar dan saling berhadapan kemudian akan dihubungkan dengan jalan linier. Jalan-jalan tersebut akan saling berhubungan sehingga memberi efisiensi dan kemudahan bagi pergerakan manusia maupun barang. Sementara kios akan diposisikan mengelilingi bangunan karena digunakan pula sebagai pembatas antara bagian dalam bangunan dengan bagian luar.

· Sistem Sirkulasi Vertikal Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar lantai. Pada bangunan pasar tradisional umumnya sirkulasi vertikal adalah :

◙ Tangga, adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga umumnya terdiri dari

anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade)

commit to user

138

◙ Ramp, merupakan media sirkulasi berupa bidang miring yang umumnya

disediakan untuk sirkulasi barang dan sirkulasi bagi kaum difabel.

Kriteria : - Kemudahan bagi semua pengguna. - Kelancaran untuk sirkulasi barang.

Analisa : Untuk sirkulasi manusia pada Pasar Umum Caruban menggunakan tangga yang

ditempatkan di posisi yang strategis. Tinggi injakan dibuat tidak terlalu curam yaitu 15 cm sehingga cukup ringan bagi ibu rumah tangga atau yang berusia lanjut.

Sementara untuk sirkulasi vertikal barang menggunakan ramp. Lebar ramp berdasarkan kebutuhan sirkulasi kereta dorong bolak-balik. Asumsi lebar kereta dorong 70 cm maka lebar ramp minimal 140 cm jika berpapasan. Selain ramp barang disediakan pula ramp bagi pengguna kursi roda. Lebar kursi roda sesuai standart 80 cm. Ramp ini nantinya ditempatkan di bagian depan masuk pasar agar mudah terlihat.

Tangga untuk pengunjung

Ramp untuk kursi roda

Ramp untuk barang

Gambar 38. Hasil Analisa Sistem Sirkulasi Vertikal

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

139

· Lebar Sirkulasi Kriteria : - Kelancaran arus manusia - Kecenderungan yang terjadi di Pasar Umum Caruban

Analisa : Dari pengamatan yang dilakukan pada Pasar Umum Caruban, ada 2 kecenderungan pola

berbelanja pembeli. 1. Pembeli dengan motivasi ingin cepat. :

- Tipe pembeli ini dijumpai di area sayur-sayuran, bumbu makanan dan daging. - Pada umumnya adalah ibu rumah tangga yang datang sendiri atau bersama

anaknya. 2. Pembeli dengan motivasi ingin santai : - Tipe pembeli ini dijumpai di area pakaian, sepatu dan tas. - Pada umumnya mereka tidak datang sendiri tetapi bersama teman atau keluarga. - Kecenderungan untuk memperlambat gerak.

Ukuran dan Dimensi Lebar efektif minimum jaringan sirkulasi pejalan kaki berdasarkan kebutuhan orang adalah 60 centimeter ditambah 15 centimeter untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan menjadi 150 centimeter. Jika pembeli pada pasar membawa tas belanja di kiri atau kanan, diasumsikan satu tas belanja sebesar 20 cm maka untuk sirkulasi tiap pembeli menjadi 95 cm. Maka jika berpapasan kebutuhan lebar jalan menjadi 190 cm. Maka untuk lebar sirkulasi penghubung antar kios atau los sebesar 200 cm. Karena jika koridor terlalu lebar, pembeli memiliki kecenderungan terkonsentrasi di salah satu sisi saja. Sementara lebar koridor utama sebagai akses utama dari luar pasar adalah 3 meter. Hal dikarenakan pada koridor ini terjadi penumpukan pembeli yang masuk dan keluar pasar

commit to user

140

sehingga diperlukan lebar yang cukup agar tidak mengganggu kenyamanan pembeli. Selain itu koridor utama dengan lebar 3 meter sesuai dengan lebar standard yang dikeluarkan Disperindag untuk mewujudkan pasar tradisional yang modern dan berdaya saing. Pada pasar yang direncanakan juga akan disediakan selasar luar yang mengelilingi pasar. Selasar luar ini bertujuan untuk mengoptimalkan strategisnya kios. Lebar selasar luar ini sama dengan lebar koridor utama yaitu 3 meter.

6. Analisa Lansekap

Dasar Pertimbangan : - Fungsi dari lansekap untuk memberikan keseimbangan lingkungan berupa taman

untuk memberi kesan teduh dan akrab. - Penataan lansekap yang dibatasi oleh site yang terbatas. Analisa :

Berdasarkan kondisi klimatologi, temperatur Kabupaten Madiun berkisar 20 - 35 0 C. Dengan intensitas hujan rendah berkisar antara 18,50 – 19,48 mm/bulan kondisi lingkungan cenderung kering. Untuk menciptakan suasana yang teduh maka dibutuhkan ruang terbuka hijau sebagai penyegar udara panas di siang hari. Pada Pasar Umum Caruban penataan lansekap ditekankan pada penataan vegetasi di sekitar bangunan pasar. Vegetasi berfungsi sebagai penyedia oksigen, filter terhadap suara, debu, sinar matahari serta sebagai tempat peresapan air hujan. Untuk kebutuhan jenis vegetasi yang dibutuhkan di Pasar Umum Caruban adalah yang bersifat lebar dan menyebar.

Gambar 39. Vegetasi yang bersifat lebar dan menyebar Sumber : Joseph De Chiara, Standart Perancangan Tapak

commit to user

141

7. Analisa Permassaan

· Bentuk Dasar Massa Dasar Pertimbangan - Mengoptimalkan pemanfaatan ruang serta kelancaran kegiatan. - Bentuk ruang dan sirkulasi dalam bangunan

- Bentuk tapak Analisa :

Bentuk massa

Pengembangan pola tata ruang mudah

Aktivitas bebas, tidak terikat

Bentuk tidak kaku

Formil / netral

Pengembangan pola ada, namun kurang luwes

Aktivitas agak terikat

Bentuk kaku

Semi formil/ dinamis

Pengembangan pola sulit

Aktivitas kurang bebas

Bentuk tidak kaku

Non formil

Dalam menentukan bentuk dasar massa Pasar Umum Caruban faktor mengoptimalkan ruang merupakan faktor utama. Hal ini bertujuan supaya tiap ruang dapat digunakan sesuai kegiatan yang direncanakan di dalamnya dan tidak menghasilkan ruang negatif yang sulit dimanfatkan. Ruang negatif biasa terjadi karena bentuk ruang yang menyudut sehingga pada sudut ruang tidak bisa digunakan untuk aktivitas pemakainya. Bentuk yang biasa digunakan untuk mendapatkan ruang yang mudah dalam pengolahan dan mampu menampung aktivitas secara optimal adalah bentuk segi empat. Bentuk ruang nantinya akan berpengaruh pada bentuk dasar massa bangunan. Sehingga bentuk dasar bangunan agar memperoleh peruangan yang optimal adalah segi empat.

Untuk ruang dalam bangunan pasar didominasi oleh los segi empat yang ditata menurut pola grid. Los-los ini dihubungkan oleh jaringan sirkulasi yang berupa grid pula.

Tabel 27. Analisa Bentuk Massa

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

142

Sehingga agar bentuk massa bangunan efisien terhadap bentuk ruang dan sirkulasi dalam bangunan maka bentuk dasar bangunan yang sesuai adalah segi empat.

Sementara untuk pengoptimalan ruang berdasar tapak maka bentuk dasar bangunan menyesuaikan dengan bentuk tapak yang ada. Dari pengindraan dari atas bentuk yang dominan pada tapak adalah segi empat. Sehingga bentuk dasar massa bangunan mengikuti bentuk tapak yaitu segi empat.

Bentuk ruang kios dan los segi empat

Sirkulasi antar kios/los berpola grid

Gambar 40. Sketsa Bentuk Ruang dan Sirkulasi

Sumber : Analisa Pribadi

Gambar 41. Sketsa Bentuk Tapak

Sumber : Analisa Pribadi

Bentuk segi empat lebih dominan pada tapak

Gambar 42. Sketsa Hasil Analisa Bentuk Dasar Massa

Sumber : Analisa Pribadi

commit to user

143

· Komposisi Massa pada Site Pada perancangan Pasar Umum Caruban direncanakan akan ditambahkan fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan perpasaran. Beberapa fasilitas penunjang tersebut adalah bank, terminal dan mushola. Untuk dapat menjalankan fungsinya masing-masing secara maksimal maka fasilitas penunjang tersebut akan dipisah dengan bangunan

utama yaitu pasar. Penataan massa pada site berangkat dari penempatan pasar sebagai bangunan utama kemudian dikelilingi oleh fasilitas-fasilitas penunjang.

· Ekspresi Massa Sesuai dengan konsep lokalitas maka tampilan bangunan akan bergaya tradisional seperti pada bangunan sekitar pasar pada umumnya. Bentuk-bentuk atap tradisional seperti joglo, limasan, pelana merupakan bentuk yang menarik yang dapat memperkuat kesan lokal bangunan. Penggunaan material alami seperti kayu jati sebagai konstrusi atap, atap bermotif sirap sebagai penutup atap juga diterapkan untuk menguatkan kesan tradisional. Selain itu kejujuran material bangunan akan ditampilkan dengan mengekspos material tersebut.

B.3. Analisa Lokalitas

Dasar Pertimbangan : · Langgam arsitektur di sekitar Pasar Umum Caruban · Material lokal yang dapat digunakan · Kenyamanan dalam ruang

Analisa : Dari hasil pengamatan terhadap beberapa bangunan yang ada di Kabupaten Madiun pada umumnya dan Kota Caruban pada khususnya, gaya bangunan terpengaruh oleh arsitektur keratonan. Hal ini berkaitan dengan sejarah Madiun yang pernah dikuasai oleh Mataram (Jogjakarta). Nama Madiun awalnya bernama Purabaya. Nama Madiun sendiri merupakan nama yang diberikan oleh Sutawidjaja ketika berhasil merebut wilayah ini dari Raden Ayu Retno Djumilah sebagai bupati Purabaya saat itu. Di bawah kekuasaan

commit to user

144

Mataram, bentuk arsitektur di Madiun mengikuti arsitektur Keraton Jogjakarta hingga sekarang. Berikut bangunan yang dijadikan objek pengamatan :

Gambar 43. Joglo Pendopo Kabupaten Madiun. Merupakan tempat tinggal bupati di kompleks pusat pemerintahan Kabupaten Madiun Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 44. Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Madiun,

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 45. Kantor DPRD Kabupaten Madiun

Sumber : Dokumen Pribadi

commit to user

145

Pada bangunan Pasar Umum Caruban pengaplikasian bentuk arsitektur tradisional diterapkan pada bentuk atapnya. Karena bentuk arsitektur Jawa memiliki ciri khusus pada bentuk atap yang khas seperti (joglo, limasan, tajug, panggang pe dsb). Namun karena tuntutan pencahayaan dan penghawaan alami maka bentuk atap akan diolah agar udara dan cahaya matahari bisa maksimal dimanfaatkan.

Seperti pada teori mengenai lokalitas bahwa lokalitas merupakan bagian dari peradaban manusia. Lokalitas adalah sesuatu yang mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman. Sehingga untuk desain Pasar Umum Caruban yang direncanakan tidak terpaku pada aturan-aturan mengenai bentuk seperti pada arsitektur tradisional. Karena pada arsitektur lokalitas yang lebih ditekankan adalah spirit kesetempatan maka untuk bentuk maupun tampilan Pasar Umum Caruban bersifat luwes namun tetap membawa nilai-nilai arsitektur tradisional.

Untuk material yang akan digunakan adalah material yang dapat diperoleh di wilayah Kabupaten Madiun. Salah satunya adalah kayu jati yang banyak terdapat di Kecamatan Kare, Saradan dan Gemarang. Produksi kayu jati Kabupaten Madiun

mencapai 12.538,4 m 3 per tahun. Selain kayu jati, penggunaan batu bata sebagai material bangunan juga dilakukan karena banyak industri batu bata di Caruban. Batu bata nantinya akan diekspos untuk menunjukkan keunggulan produksi batu bata Caruban.

Gambar 46. RSUD kota Cruban

Sumber : Dokumen Pribadi

commit to user

146

Untuk menambah kelokalan pada Pasar Umum Caruban tidak hanya pada fisik bangunan saja. Selain kelokalan bentuk dan kelokalan material, kelokalan suasana juga diterapkan pada Pasar Umum Caruban. Kelokalan suasana yang ingin diciptakan adalah suasana terbuka seperti yang terjadi pada awal kemunculan pasar tradisional. Suasana ini tidak tercipta pada Pasar Umum Caruban karena bentuk los yang tertutup menyerupai kios sehingga terkesan tersekat-sekat dan menghalangi pandangan serta komunikasi pembeli dan penjual. Untuk itu los akan diganti dengan los terbuka sehingga memberi keleluasaan bagi pembeli untuk melihat barang dagangan. Namun karena pertimbangan keamanan maka los terbuka hanya untuk los hasil bumi (sayuran dan daging) sementara untuk los pakaian dan sejenisnya menggunakan los tertutup.

Bentuk atap pelana yang memiliki ciri khusus atap Jawa.

Penggunaan material kayu dan batu bata yang diekspos

Gambar 47. Hasil Analisa Lokalitas

Sumber : Analisa Pribadi

Los terbuka untuk los sayur dan daging

commit to user

147

B.4. Analisis Pendekatan Struktur Bangunan

Dasar pertimbangan : a. Kekuatan sistem struktur harus mampu menahan pembebanan dan gaya – gaya yang

bekerja pada bangunan dan kondisi fisik tapak. b. Sistem struktur harus fleksibel untuk memenuhi tuntutan bangunan, bentuk dan gubahan massa. c. Sistem struktur mampu ditonjolkan sebagai elemen visual penguat citra bangunan. d. Kemudahan pemasangan dan perawatan struktur itu sendiri.

Analisa : Konsep Struktur pada bangunan, pada hakekatnya mirip dengan struktur tubuh manusia, yang terbagi atas 3 bagian, yaitu : kepala, badan dan kaki.

1. Sub Structure (Struktur Pondasi)

Dasar pertimbangan : · Sistem struktur yang dipakai dalam kaitannnya dengan penyaluran beban · Kondisi tapak bangunan, meliputi dukungan tanah, kedalaman tanah keras,

kedalaman muka, air tanah dan sebagainya · Ekonomis dan efisien, dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan · Kemudahan dalam pelaksanaan Analisa :

Gambar 48. Anatomi Struktur

Sumber: Analisa Pribadi

commit to user

148

Bangunan Pasar Umum Caruban direncanakan dua lantai sehingga diperlukan pondasi yang tepat untuk struktur dan dinding. Jenis tanah di Kabupaten Madiun didominasi jenis tanah alluvial yang bertekstur liat. Dari jenis-jenis pondasi yang ada maka dipilih pondasi sumuran sebagai pondasi struktur dan pondasi batu kali sebagai pondasi menerus. Pondasi sumuran biasa digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai (1-4) pada kondisi lahan khusus. Jenis tanah alluvial memiliki tingkat permeabilitas rendah yang mempunyai kecenderungan kembang susut tinggi sehingga ada kemungkinan terjadi settlement (penurunan). Apalagi pasar ini nantinya akan menanggung beban hidup yang besar yang berasal dari beban manusia dan beban barang. Sementara pondasi menerus menggunakan pondasi batu kali untuk menyalurkan beban dinding bangunan.

2. Upper Structure (Struktur Rangka Bangunan)

Dasar pertimbangan :

· Mampu menyalurkan beban dari atap dan tanggap jika terjadi gempa · Mempunyai fleksibilitas dan memungkinkan untuk bukaan-bukaan.

Analisa : Bangunan Pasar Umum Caruban direncanakan menggunakan sistem struktur rangka sebagai struktur pendukungnya, karena kemudahan struktur dan karakteristik pasar yang menekankan pada fungsi-fungsi ruang di dalamya. Dengan struktur rangka, dinding tidak sebagai struktur sehingga memungkinkan untuk bukaan-bukaan sebagai ventilasi udara.

Gambar 49. Pondasi Sumuran

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 50. Pondasi Batu Kali Sumber: Analisis Pribadi

commit to user

149

commit to user

150

- Jaminan kelancaran air ketika dibutuhkan Analisa :

Kebutuhan air bersih untuk Pasar Umum Caruban diperloeh dari pembuatan sumur artesis (deep whell) dan dari PDAM. Sumber air yang berasal dari sumur artesis digunakan sebagai penyedia utama air bersih di pasar untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Sementara air dari PDAM dimanfaatkan sebagai antisipasi ketika kemarau atau kualitas air dari sumur artesis berkurang. PDAM Kabupaten Madiun telah mempunyai daerah pelayanan yang tersebar di 13 kecamatan termasuk di Kota Caruban. Berdasar buku utilitas bangunan Ir Hartono Purbo, M.Arch :

· Standart kebutuhan air bersih dalam sebuah pertokoan/pasar 0,5 m 3 / hari/100m 2 · Kebutuhan perlengkapan saniter closet 8 liter/jam · Kebutuhan perlengkapan urinoir 30 liter/ jam

· Pengamanan kebakaran 20 m 3 · Tangki minimum 10 m 3

Sistem distribusi air bersih ada dua macam : § Up Feed Distribution, yaitu :

Air dari bak penampung sementara (reservoir) bawah langsung dipompa ke atas dan disalurkan pada konsumen, dalam sistem ini pompa harus bekerja secara terus menerus.

§ Down Feed Distribution, yaitu : Air dari reservoir bawah dinaikkan ke reservoir atas (upper water tank) dengan

pompa, kemudian secara hukum gravitasi melalui pipa-pipa di distribusikan ke bagian/ruang-ruang yang membutuhkan.

Dari kedua alternatif tersebut pendistribusian air menggunakan Sistem Down Feed karena lebih hemat energi dan mengurangi kerja pompa air karena bekerja secara periodik.

commit to user

151

Skema Jaringan Air Bersih

2. Jaringan air kotor

Dasar pertimbangan : - Kondisi tapak dan jaringan riol kota - Sistem pembuangan yang tidak mencemari lingkungan dan kemudahan

perawatan. Analisa : Pembuangan air kotor disalurkan melalui saluran tertutup yang mudah perawatannya dan terhindar dari kemungkinan mampet. Dengan saluran tertutup bau tidak sedap dari air kotor tidak mengganggu lingkungan sekitar. Sedangkan untuk mempermudah perawatan, pada saluran tertutup ditambahkan bak kontrol.

Skema 7. Jaringan air bersih “Sistem Down Feed”

Sumber : Analisis Pribadi

Sumur/deep well

PAM

Upper Water

Distribusi Distribusi

Distribusi

P : Pompa M : Meteran

Kios/los

Penangkap lemak

Water Treatment

Riool Kota

KM / WC

Kotoran cair

Kotoran padat

Septic Tank

Resapan

Bak Kontrol

Skema 8. Jaringan air kotor

Sumber : Analisis Pribadi

commit to user

152

3. Air Hujan

Air hujan dari atap akan dialirkan melalui saluran pipa air ke bak kontrol kemudian dialirkan ke riol kota. Perkerasan pada lahan diusahakan seminim mungkin, agar air hujan dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah. Pembuatan taman akan sangat membantu penyerapan air hujan yang jatuh pada lahan.

4. Sampah

Dasar pertimbangan : - Kemudahan pengolahan sampah. - Mampu menampung kapsitas sampah dalam jumlah besar Analisa : Sampah pada Pasar Umum Caruban berasal dari sampah organik dan non organik selama kegiatan perpasaran berlangsung. Untuk menjaga kebersihan pasar maka disediakan tempat sampah yang di tempatkan pada tempat yang strategis. Tempat sampah disedikan dua jenis yaitu untuk sampah organik dan sampah non organik. Pembagian sampah tersebut untuk mempermudah pada penguraian sampah di tahap berikutnya. Sampah tersebut secara periodik akan diambil oleh petugas kebersihan pasar kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara. Kemudian dari TPS sampah tersebut akan dipindahkan oleh petugas DKP Kabupaten Madiun ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang berada di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan.

Skema 9. Jaringan Air Hujan

Sumber : Analisis Pribadi

Air hujan

Bak kontrol

Riol kota

Skema 10. Sistem pembuangan sampah Sumber : Analisa Pribadi

TPS Tempat sampah Sampah Tempat sampah

commit to user

153

5. Instalasi Listrik

Dasar pertimbangan : - Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi - Sistem yang digunakan mudah dalam pelaksanaan dan perawatan

Analisa : Fungsi instalasi listrik di Pasar Umum Caruban: - Untuk sumber penerangan dan sumber listrik peralatan elektronik pada saat

diperlukan. - Untuk sumber tenaga alat-alat service atau alat pendukung lainnya, seperti alat pompa air, generator, dan lain-lain.

Sistem jaringan : - Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan sebagai cadangan menggunakan

generator (Genset) - Arus listrik dari PLN dialirkan ke R. Panel induk/gardu listrik, kemudian didistribusikan ke bagian atau ruang-ruang yang membutuhkan. - Genset sebagai sumber listrik cadangan secara otomatis bekerja jika PLN padam.

Sumber listrik didapatkan dari PLN dan genset dengan skema sebagai berikut :

Skema 11. Jaringan Instalasi Listrik

Sumber : Analisa Pribadi

PLN Traf

Genset

Auto Switch

SDP Umum

: Meteran MDP : Main Distribution Panel SDP : Sub Distribution Panel

: Sakelar

commit to user

154

6. Jaringan Telekomunikasi

Dasar pertimbangan : - Sistem telekomunikasi yang efektif

- Kuantitas pengguna Analisa : Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi disediakan jaringan dari PT. Telkom untuk

seluruh pihak yang membutuhkan komunikasi dengan pihak luar.

7. Fire Protection (Pemadam Kebakaran)

Dasar pertimbangan : - Kemudahan penerapan dan kesesuaian dengan fungsi bangunan sebagai bangunan

publik. - Pencegahan kebakaran yang mungkin terjadi. Analisa : Kemungkinan penyebab kebakaran antara lain :

- kelalaian pelaku kegiatan - konsleting listrik - terbakarnya bahan bakar pada R. service - kebakaran pada kompor

Skema 12. Sistem Jaringan Komunikasi

Sumber : Analisis Pribadi

Distribusi

Jaringan PABX TELKOM

Distribusi

Distribusi

commit to user

155

- terkena sambaran petir

Pada Pasar Umum Caruban yang berkarakteristik tradisional digunakan penanganan bahaya kebakaran dengan penyediaan tabung-tabung pemadam dan hydrant pada titik-titik tertentu. Penempatan tabung-tabung pemadam diprioritaskan pada ruang- ruang dalam. Sedangkan, untuk hydrant ditempatkan pada titik-titik tertentu di sekeliling luar bangunan, juga beberapa titik di taman dalam.

8. Penangkal Petir

Dasar pertimbangan : - Efektifitas sistem terhadap sambaran petir

- Tidak menggangu estetika bangunan Analisa :

§ Sambaran petir merupakan salah ancaman pada bangunan karena merupakan penyebab kebakaran. Untuk mencegah hal itu maka diperlukan perangkat untuk

mengalirkan petir apabila bangunan tersambar petir. Sistem penangkal petir yang digunakan pada Pasar Umum Caruban adalah dengan sistem konvensional yang ditempatkan pada titik tertentu penghantar-penghantar di atas atap yang berfungsi sebagai penangkap petir baik berupa elektroda logam yang dipasang tegak,serta penghantar yang dipasang mendatar yaitu berupa kawat tembaga (BC) dengan

diameter 50 mm 2 , sehingga sambaran petir dapat disalurkan melalui pertanahan.

commit to user

94