Pasar Legi Surakarta

K.2. Pasar Legi Surakarta

Gambar 16. Pasar Legi Sumber : wedangansoloraya.multiply.com

commit to user

61

Pasar Legi didirikan lebih awal jika dibandingkan Pasar Gede yaitu pada masa pemerintahan Mangkunegoro I (Pangeran Samber Nyawa). Pasar Gede terletak dijalan Sutan Syahrir, Kelurahan Stabelan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Pasar ini

mempunyai luas sekitar 16.640 m 2 .

Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari. Pedagangan sudah menggelar hasil bumi sejak pukul 02.00 dinihari hingga di emper-emper jalan sekitar pasar. Pasar Legi juga melayani penjualan hingga 24 jam.

Mengapa disebut Pasar Legi? Selain pasar ini pertama kalinya digelar pada pasaran Legi 5 hari sekali, pasar inipun lebih banyak menggelar dagangan yang bersifat legi atau manis. Misalnya gula jawa, jagung manis, gula aren, gula batu, gula aren hingga minuman legen. Pasar Legi menjadi pust grosir dagangan tradisional dan hasil bumi. Hampir semua hasil bumi dari daerah Surakarta dan sekitarnya masuk di Pasar Legi.

Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Pasar ini bisa dikatakan juga, adalah pasar bagi para penjual lainnya, karena, banyak penjual atau pedagang dari pasar-pasar lain yang lebih kecil yang mengambil dagangan atau kulakan di pasar ini.

Pasar ini pertama kali direnovasi menjadi pasar modern pada sekitar tahun 1936, atau pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII (1916 - 1944). Dan Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta mengalokasikan dana untuk merenovasi beberapa bagian pasar yaitu blok ikan asin dan kelapa. Semenjak itu tampilan Pasar Legi menjadi seperti yang kita kenal sekarang.

Saat ini Pasar Legi terdiri dari dua lantai. Hal ini dikarenakan jumlah pedagang semakin bertambah sementara luas pasar sudah terbatas. Berbeda dengan pasar berlantai dua atau lebih pada umumnya, Pasar Legi mampu mempertahankan aktivitas jual beli tetap tinggi di lantai dua. Meskipun dijadikan dua lantai namun kegiatan jual beli di lantai dua tetap berlangsung ramai.

commit to user

62

Pada Pasar Legi ketika kita ingin masuk pasar kita akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu turun ke lantai 1 atau naik ke lantai 2. Sehingga posisi halaman pasar serupa dengan bordes pada sebuah lantai sehingga terkesan tidak berat untuk naik atau turun karena hanya tinggal menempuh setengah tangga. Pembeli yang ingin ke lantai 2 atau lantai 1 pada dasarnya dihadapkan pada pilihan yang sama. Artinya jika pembeli ingin ke lantai 2, dia harus naik setengah tangga terlebih dahulu baru turun jika ingin keluar. Sementara pembeli yang ingain ke lantai 1 harus turun setengah tangga terlebih dahulu baru naik jika ingin keluar.

Strategi tersebut hampir sama dengan yang dijumpai di Pasar Gede. Namun yang membedakan adalah lantai dua pada Pasar Gede hanya seperti sebagai pelengkap atau tambahan. Karena pada Pasar Gede di lantai dua digunakan sebagai gudang, mushola, kantor pengelola, pedagang makanan, pedagang bunga, grosir buah dan los daging. Keberadaan gudang, musola dan kantor pengelola tentunya hanya mengundang sedikit pembeli untuk ke lantai dua. Daya Tarik bagi pembeli untuk naik ke lantai dua hanya karena adanya pedagang makanan, pedagang bunga, grosir buah dan los daging. Pedagang makanan dan pedagang bunga dapat digolongkan kebutuhan tersier sehingga seharusnya berada di lantai satu. Sementara grosir buah kurang menarik pembeli karena di lantai satu suda ada penjula buah, otomatis pembeli yang naik ke lantai dua hanya untuk membeli daging.

Sementara pada Pasar Legi keberadaan lantai satu dan dua merupakan sebuah kesatuan dimana tidak ada yang lebih dominan. Dari luas lantai pun luas lantai dua hampir sama dengan lantai satu hanya pada lantai dua terdapat void untuk sirkulasi udara. Komoditas daganganpun juga ditata sesuai zona masing-masing.

Namun pada Pasar Legi muncul permasalahan terutama yang terjadi pada lantai satu. Karena lantai dua dibuat penuh dan void yang ada sangat kecil, sirkulasi udara di lantai satu menjadi tidak lancar. Kondisi ini menjadikan suasana menjadi pengab dan panas sehiongga kurang nyaman bagi pembeli. Kecilnya void yang ada juga mengakibatkan suasana di lantai satu cenderung gelap sehingga terdapat penjual yang menggunakan pencahayaan buatan meskipun di siang hari.

commit to user