Konsep Pencapaian
2. Konsep Pencapaian
· Jalan Panglima Sudirman, sebagai ME disini akses IN dan OUT dibedakan. · Jalan Mendut dan Jalan Salak yang ada di kanan dan kiri sebagai SE.
Gambar 57. Eksisting Site
Sumber : Analisis Pribadi
SITE
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
TPU
Pertokoan
yang masuk terminal)
yang keluar terminal)
belakang. pejalan kaki atau kendaraan roda 2)
- Jln. Mangga yang membagi
site dan juga sebagai penghubung Jln. Salak dan Jln. Mendut, lebar ± 6 m
- SE(Akses masuk khusus
pejalan kaki atau kendaraan roda 2)
- SE (Akses masuk khusus pejalan kaki atau kendaraan
roda 2) - Jln.Salak (jalan lingkungan), lebar - Jln.Mendut (jalan
±6m lingkungan), lebar
- Kepadatan lalu ±6m
lintas sedang - Kepadatan lalu
- Merupakan jalan 2 lintas sedang
arah - Merupakan jalan 2 arah
- OUT (Akses keluar - IN (Akses masuk kendaraan kendaraan roda 4 dan
roda 4 dan roda 2) - Jln. Panglima Sudirman merupakan jalan utama, lebar ±
roda 2)
18 m
- Kepadatan lalu lintas tinggi - Jalan 2 arah dan terdapat median jalan
Gambar 58. Konsep Pencapaian Sumber : Analisa Pribadi
163
commit to user
164
· Penempatan Parkir Parkir menggunakan pola parkir menyebar di sekeliling pasar dan untuk parkir pedagang
disediakan di basement.
3. Konsep Orientasi Bangunan
Orientasi Pasar Umum Caruban menghadap ke utara yaitu Jalan Panglima Sudirman.
Gambar 59. Penentuan Lokasi Parkir
Sumber : Analisa Pribadi
Parkir kendaraan roda 4
Parkir kendaraan roda 2
Parkir kendaraan roda 2
Parkir kendaraan roda 4
Parkir kendaraan roda 2
Parkir kendaraan roda 2
Parkir kendaraan roda 2
commit to user
165
4. Konsep Zonifikasi
1. Zona Pedagang · Zona A (fashion)
- Pakaian/kain -
Sepatu/tas Jumlah pedagang di zona A sebanyak 297 pedagang, menempati 32 kios dan 265 los.
· Zona B (barang hasil produksi non fashion + jasa)
- Gerabah
- Plastik
- Imitasi/kemasan -
Kelonthong/komestik
- Emas/perak
- Patri dandang -
Mainan
- Penjahit
- Bunga hias -
Salon kecantikan & pangkas rambut
- Mendong
- Alat-alat pertanian Jumlah pedagang di zona B sebanyak 295 pedagagang, menempati 61 kios dan 234 los.
· Zona C (makanan + bumbu dapur)
- Makanan/roti
- Kopi bubuk
Gambar 60. Hasil Analisa Orientasi
Sumber : Analisa Pribadi
Jln. P. Sudirman
commit to user
- Jumlah pedagang di zona B sebanyak 105 pedagagang, menempati 14 kios dan 91 los. · Zona D (hasil bumi + daging)
- Daging sapi
- Ikan ayam
- Ikan laut
Jumlah pedagang di zona B sebanyak 115 pedagagang, menempati 15 kios dan 100 los. 2. Zona bongkar muat Pola bongkar muat adalah pola tersebar dan dilakukan ketika kegiatan perpasaran belum dimulai.
3. Zona pengelola Kantor pengelola pasar ditempatkan di lantai dua pasar. Posisi kantor pengelola berada di bagian depan agar mudah diketahui jika ada tamu.
4. Zona servis (parkir, mushola, lavatory, pos jaga dan ruang MEE) Zona parkir ditempatkan menyebar mengelilingi pasar. Mushola pasar ditempatkan di lantai 1 dan terpisah dengan bangunan pasar. Lavatory untuk pasar direncanakan dibagi enam, tiga di lantai 1 dan tiga di lantai 2. Pada massa bangunan pasar yang menjual hasil bumi terdapat satu lavatory tiap lantainya. Selain itu fasilitas lavatory juga disediakan di bagian terminal pasar yang diperuntukkan pengelola terminal dan pengguna terminal. Pos jaga ditempatkan menyebar di empat tempat. Ruang MEE seperti ruang pompa, listrik, telepon ditempatkan di pada basement sehingga tidak mengurangi atau menganggu fasad secara keseluruhan.
5. Zona penunjang (bank, ATM dan terminal pasar) Bank ditempatkan di bagian depan dekat entrance agar dapat diketahui dan dijangkau dengan mudah oleh pengunjung. Sementara terminal berada di bagian belakang site.
Penunjang
Pedagang (Terminal)
Servis (P. Roda 2)
Pedagang
Zona D
Zona C
Servis (P. Roda 2) Zona daging
Bongkar Muat
Servis (P. Roda 2)
Pedagang Zona B Servis (P. Roda 2)
Servis (P. Roda 4) Bongkar Muat
Zona A (Bangk,ATM)
(Mushola)
Gambar 61. Hasil Zonifikasi
Sumber : Analisa Pribadi
167
commit to user
168
5. Konsep Sirkulasi
· Sistem Sirkulasi Horizontal Pola sirkulasi yang sesuai adalah pola grid. Los akan ditempatkan berjajar dan saling berhadapan kemudian akan dihubungkan dengan jalan linier.
· Sistem Sirkulasi Vertikal Sistem sirkulasi vertikal terdapat 2 jenis yaitu tangga dan ramp. Tangga ditempatkan di posisi yang strategis dan tinggi pijakan tidak terlalu curam yaitu 15 cm. Sementara ramp disediakan untuk barang dan pengguna kursi roda. Lebar ramp barang 140 cm sementara ramp kursi roda 80 cm.
· Lebar Sirkulasi Lebar sirkulasi penghubung antar kios atau los sebesar 200 cm. Sementara lebar koridor utama sebagai akses utama dari luar pasar adalah 3 meter.
6. Konsep Lansekap
Untuk kebutuhan jenis vegetasi yang dibutuhkan di Pasar Umum Caruban adalah yang bersifat lebar dan menyebar.
Tangga untuk pengunjung
Ramp untuk kursi roda
Ramp untuk barang
Gambar 62. Konsep Sistem Sirkulasi Vertikal
Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
169
7. Konsep Permassaan
· Bentuk Dasar Massa Bentuk dasar bangunan Pasar Umum Caruban adalah segi empat karena
sesuai dengan bentuk site. Untuk ruang dalam bangunan pasar didominasi oleh los segi empat yang ditata menurut pola grid.
Gambar 63. Vegetasi yang bersifat lebar dan menyebar Sumber : Joseph De Chiara, Standart Perancangan Tapak
Bentuk ruang kios dan los segi empat
Sirkulasi antar kios/los berpola grid
Gambar 64. Sketsa Bentuk Ruang dan Sirkulasi
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 65. Sketsa Bentuk Dasar Massa
Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
170
· Komposisi Massa pada Site Penataan massa pada site berangkat dari penempatan pasar sebagai bangunan utama kemudian dikelilingi oleh fasilitas-fasilitas penunjang.
· Ekspresi Massa Tampilan bangunan bergaya tradisional seperti pada bangunan sekitar pasar pada umumnya, melalui pengaplikasian bentuk atap pelana, limasan dan joglo. Selain itu material bangunan akan ditampilkan dengan mengekspos material tersebut.
C. Konsep Lokalitas
Pada bangunan Pasar Umum Caruban pengaplikasian bentuk arsitektur tradisional diterapkan pada bentuk atapnya. Bentuk arsitektur Jawa memiliki ciri khusus pada bentuk atap yang khas seperti (joglo, limasan, tajug, panggang pe dsb).
Material yang digunakan adalah material yang dapat diperoleh di wilayah Kabupaten Madiun, seperti kayu jati dan batu bata yang mudah diperoleh dari wilayah
Madiun. Kelokalan suasana diterapkan pada Pasar Umum Caruban dengan menciptakan suasana terbuka pada los-los pasar.
Bentuk atap pelana yang memiliki ciri
khusus atap Jawa.
Penggunaan material kayu dan batu bata yang diekspos
Gambar 66. Konsep Lokalitas Pada Pasar Umum Caruban Sumber : Analisa Pribadi
Los terbuka untuk los sayur dan daging
commit to user
171
D. Konsep Struktur Bangunan 1. Sub Structure (Struktur Pondasi)
Jenis pondasi yang dipilih adalah pondasi sumuran sebagai pondasi struktur dan pondasi batu kali sebagai pondasi menerus.
2. Upper Structure (Struktur Rangka Bangunan)
Bangunan Pasar Umum Caruban menggunakan sistem struktur rangka sebagai struktur pendukungnya.
3. Roof Structure (Struktur Atap)
Untuk stuktur atap pada Pasar Umum Caruban menggunakan rangka baja.
commit to user
172
E. Konsep Sistem Utilitas 1. Jaringan air bersih
Kebutuhan air bersih untuk Pasar Umum Caruban diperloeh dari pembuatan sumur artesis (deep whell) dan dari PDAM. Pendistribusian air menggunakan Sistem Down Feed.
Skema Jaringan Air Bersih
2. Jaringan air kotor
Pembuangan air kotor disalurkan melalui saluran tertutup yang mudah perawatannya dan terhindar dari kemungkinan mampet. Sedangkan untuk mempermudah perawatan, pada saluran tertutup ditambahkan bak kontrol.
Skema 13. Jaringan air bersih “Sistem Down Feed”
Sumber : Analisis Pribadi
Sumur/deep well
PAM
Upper Water
Distribusi Distribusi Distribusi
P : Pompa M : Meteran
Kios/los
Penangkap lemak
Water Treatment
Riool Kota
KM / WC
Kotoran cair
Kotoran padat
Septic Tank
Resapan
Bak Kontrol
Skema 14. Jaringan air kotor
Sumber : Analisis Pribadi
commit to user
173
3. Air Hujan
Air hujan dari atap akan dialirkan melalui saluran pipa air ke bak kontrol kemudian dialirkan ke riol kota. Pembuatan taman akan sangat membantu penyerapan air hujan yang jatuh pada lahan.
4. Sampah
Untuk menjaga kebersihan pasar maka disediakan tempat sampah yang di tempatkan pada tempat yang strategis. Tempat sampah disedikan dua jenis yaitu untuk sampah organik dan sampah non organik. Sampah tersebut secara periodik akan dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara. Kemudian dari TPS sampah tersebut akan dipindahkan oleh petugas DKP Kabupaten Madiun ke TPA.
5. Instalasi Listrik
Sistem jaringan : - Sumber listrik utama berasal dari jaringan PLN, dan sebagai cadangan
menggunakan generator (Genset) jika PLN padam. Sumber listrik didapatkan dari PLN dan genset dengan skema sebagai berikut :
Skema 15. Jaringan Air Hujan
Sumber : Analisis Pribadi
Air hujan
Bak kontrol
Riol kota
Skema 16. Sistem pembuangan sampah
Sumber : Analisa Pribadi
TPS Tempat sampah Sampah Tempat sampah
Skema 17. Jaringan Instalasi Listrik Sumber : Analisa Pribadi
Auto Switch
SDP Umum
: Meteran MDP : Main Distribution Panel SDP : Sub Distribution Panel
: Sakelar
commit to user
174
6. Jaringan Telekomunikasi
Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi disediakan jaringan dari PT. Telkom untuk seluruh pihak yang membutuhkan komunikasi dengan pihak luar.
7. Fire Protection (Pemadam Kebakaran)
Penanganan bahaya kebakaran dengan penyediaan tabung-tabung pemadam dan hydrant pada titik-titik tertentu.
8. Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan pada Pasar Umum Caruban adalah dengan sistem konvensional yang ditempatkan pada titik tertentu penghantar-penghantar di atas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak,serta penghantar yang
dipasang mendatar yaitu berupa kawat tembaga (BC) dengan diameter 50 mm 2 , sehingga sambaran petir dapat disalurkan melalui pertanahan.
Skema 18. Sistem Jaringan Komunikasi
Sumber : Analisis Pribadi
MDF
Distribusi
Jaringan PABX TELKOM
Distribusi
Distribusi
commit to user
105