Tinjauan Landmark

E. Tinjauan Landmark

Sebagai sebuah kawasan yang dipersiapkan sebagai ibu kota Kabupaten Madiun, Kota Caruban diprediksi akan mengalami perkembangan pesat pada setiap sektor. Perkembangan di setiap sektor tersebut menuntut penyediaan fasilitas umum perkotaan yang memadai, efisien, nyaman dan aman. Untuk itu pembangunan infrastruktur seperti kantor pemerintahan, pusat perdagangan, sarana pendidikan, area pemukiman dan sebagainya perlu segera direalisasikan. Pada tahap ini pembangunan di Kota Caruban dapat dikatakan sebagai langkah awal membentuk karakter atau citra kota. Untuk itu Kota Caruban membutuhkan suatu objek bangunan atau kawasan yang bisa dijadikan sebagai landmark kota, yaitu bangunan atau kawasan yang menjadi titik pusat orientasi yang keberadaannya dapat menandakan ciri, citra, atau image suatu wilayah.

E.1. Teori Landmark 8

Landmark atau lebih dikenal dengan tetenger atau titik orientasi lokal yang merupakan salah satu elemen pembentuk citra kota. Kevin Lynch menyatakan bahwa image suatu kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu :

a. Jalur (Paths) Adalah garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths ini berupa jalan, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api dan

8 Syumar Achmad Raharja, “Penataan Kawasan Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Depok Baru Sebagai Landmark Kota”, UNS, 2005

commit to user

43

yang lainnya. Sebagian besar orang merasakan paths inilah elemen yang paling menonjol dalam bentuk imagenya mengenai suatu kota.

b. Tepian (Edges) Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara dua jenis fase kegiatan. Edges biasa berupa dinding, pantai, hutan kota dan lain-lain.

c. Aktivitas suatu wilayah (Districts) Distrik hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila mempunyai kesan visual. Artinya distrik bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.

d. Simpul kegiatan (Nodes) Adalah berupa titik. Titik dimana orang bisa mempunyai pilihan untuk memasuki distrik yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi tinggi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.

e. Tetenger (Landmark) Adalah titik pedoman obyek fisik. Bisa berupa fisik natural berupa gunung, bukit atau berupa fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan atau lingkungan. Dengan kata lain, merupakan tempat yang bisa dijadikan ciri yang bermakna.

Landmark atau tetenger merupakan tipe lain dari point of interest dapat dikenal secara eksternal dari bentuk fisiknya. Landmark tersebut dapat berupa gedung-gedung, tanda-tanda tertentu atau monumen, toko, gunung ataupun sungai dimana menjadi ciri

khas dari suatu tempat atau kota yang tidak terdapat pada tempat lain. 9

Elemen-elemen tertentu dapat dikategorikan sebagai landmark karena mempunyai kekhasan dari suatu wilayah seperti :

9 Agung Danang Wibowo, “Sriwedari Art Centre Sebagai Sebuah Landmark Di Surakarta”, UNS, 2004

commit to user

44

· Berbeda dari elemen-elemen yang lain yang terdapat dari suatu tempat sehingga mempunyai ciri-ciri khusus ataupun keunikan yang tidak dimiliki oleh elemen-

elemen lainnya. · Elemen yang menjadi sebuah perhatian dari lingkungan dikarenakan skalanya

yang paling menonjol ataupun paling besar diantara elemen-elemen lain pada sebuah wilayah sehingga mudah dikenali terutama dari kejauhan.

· Merupakan sebuah masa yang menjadi “pusat” dari lingkungan yang tertata secara radial.

· Sebuah elemen yang berbeda dari bentuk-bentuk elemen lain pada suatu tempat yang cenderung konstan.

· Sebuah bangunan dapat dikategorikan sebagai landmark karena mewakili simbol

pada masa tertentu atau langgam tertentu yang diakui atau dikenali. Landmark dapat berupa tower-tower yang terisolasi atau kubah emas, bukit-bukit

besar. Terkadang titik yang bergerak seperti matahari dimana bergerak secara lambat dan regular dapat digunakan sebagai landmark. Suatu landmark dapat diwujudkan ke dalam suatu wujud bangunan, sculpture dan sebagainya. Dan suatu landmark harus mudah dilihat, dikenali dan diingat karena kekhasan yang dimilikinya karena landmark merupakan salah satu elemen pembentuk citra kota. Landmark diharapkan dapat menjadi suatu titik acuan bagi manusia dan lingkungannya sehingga lokasi yang paling tepat bagi suatu landmark adalah pusat kota, tetapi landmark dapat juga berada dipinggir jalan maupun luar kota sesuai dengan karakter yang ingin ditonjolkan. Namun suatu landmark seharusnya berada di tempat strategis sehingga dapat menjadi titik acuan bagi orang-orang, baik penduduk maupun pendatang. Kunci karakteer fisik suatu landmark adalah tunggal, sedang beberapa aspek lainnya adalah unik atau bersejarah (memorable). Landmark menjadi diidentifikasikan, lebih menjadi pilihan yang signifikan, jika :

· Bentuknya jelas (clear) · Kontras dengan latarnya (background) · Terkenal karena lokasi sitenya

commit to user

45

Sosok yang kontras dengan latarnya menjadi faktor yang prinsip. Selain itu, dominan dalam bentuk, ukuran dan kontur juga menjadi faktor yang menentukan. Ruang yang terkenal dapat menjadikan suatu elemen sebagai landmark, ada dua cara yaitu :

· Membuat elemen terlihat dari banyak lokasi, sehingga sangat mudah untuk dikenali, dan bagi orang baru dapat memandu ke tujuannya.

· Latar (setting) yang kontras dengan elemen di dekatnya, yaitu dngan variasi jarak mundur (setback) dan tinggi (skyline).

Sedangkan dalam hal lain yang dapat memperkuat peran suatu landmark kota adalah : · Lokasi pada persimpangan jalan juga menguatkan suatu landmark.

· Aktivitas yang mengacu pada suatu elemen dapat menjadikan suatu landmark · Suara dan bau/aroma kadang memperkuat visual landmark walaupun tidak

tampak.