strategi pengembangannya yang menyangkut dengan pembangunan prasarana dan sarana dasar yang dibutuhkan.
8. Penentuan hierarki, subordinasi dan sarana dasar yang dibutuhkan. 9. Agropolitan yang akan ditentukan adalah hasil pemilihan berdasar besaran dari
pusat-pusat permukiman pedesaan yang diamati. Pusat-pusat yang berasngkutan ditetapkan hirarkinya. Berdasarkan hirarki-hirarki pusat tersebut, selanjutnya di
identifikasi subordinsinya sistem pusat dan arah orientasi pemasarannya secara geografis spasial, sehingga membentuk konfigurasi pusat-pusat yang efektif.
Dengan penentuan hierarki, subordinasi dan orientasi pemasaran agropolitan tersebut, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai kebutuhan
dan prioritas prasarana dan sarana dasar ke-PU-an Bina Marga, Pengairan dan Cipta Karya yang akan ditempatkan pada daerah-daerah yang membutuhkan,
demikian pula pada agropolitan.
1.5.2.3 Prinsip Agropolitan
Agropolitan memiliki 4 empat prinsip pemberdayaan yang harus diterapkan dalam mengembangkan kawasan agropolitan yaitu:
a. Prinsip Kerakyatan
Pembangunan diutamakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat banyak, bukan kesejahteraan orang per orang atau kelompok
b. Prinsip Swadaya
Bimbingan dan dukungan kemudahan fasilitas yang diberikan harus mampu menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian,
bukan menumbuhkan ketergantungan.
c. Prinsip Kemitraan
Universitas Sumatera Utara
Memperlakukan pelaku agrobisnis sebagai mitra kerja pembangunan yang berperan serta dalam seluruh proses pengambilan keputusan dan menjadikan
mereka sebagai pelaku dan mitra kerja yang aktif dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan. d. Prinsip Bertahap dan Berkelanjutan
Pembangunan dilaksanakan sesuai dengan potensi dan kemampuan masyarakat
setempat serta memperhatikan kelestarian lingkungan. 1.6 Agribisnis
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan food supply chain. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi
bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan
baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Istilah agribisnis diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan
portmanteau dari agriculture pertanian dan business bisnis. Dalam bahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis.
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti core agribisnis, meskipun suatu perusahaan
agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya hasil panen dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten,
Universitas Sumatera Utara
dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas 4 empat sub-sistem
19
, yaitu: a subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi input pertanian; b subsistem pertanian primer yaitu kegiatan
ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu; c subsitem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas`pertanian;
dan d subsistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain-lain. Dalam perkembangan masa kini agribisnis
tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.
1.7 Defenisi Konsep