Pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya sumber daya manusia yang dimiliki sudah cukup memadai karena kegiatan program dilaksanakan oleh kontraktor yang
terkait yang telah memenangkan tender dan untuk memenangkan tender harus memnuhi
syarat yang dijelaskan pada PP 54 Tahun 2010, Tentang Pengadaan Barang dan Jasa. b. Informasi
Informasi juga merupakan salah satu sumber penting dalam implementasi suatu kebijakan. Informasi yang dimaksud disini adalah pedoman pelaksanaan suatu
kebijakan . aparat pelaksana suatu kebijakan perlu mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana mereka harus melakukannya. kurangnya pengetahuan tentang bagaimana
mengimplementasikan kebijakan akan berakibat pada ketidakefesienan pelaksanaan program dan tanggung jawab yang diberikan kepada aparat pelaksana kebijakan.
Kebijakn tersebut tidak dapat dijalankan dengan baik atau tidak dapat dipenuhi tepat pada waktunya. Dengan dmikian para pelaksana kebijakan harus diberi petunjuk untuk
melaksanakan kebijakan. Informasi yang diperoleh oleh dinas-dinas yang terkait dalam implementasi
program kegiatan sudah cukup memadai. Informasi yang diperoleh dari koordinasi dengan dinas-dinas terkait, pihak kecamatan dan desa.
c. Fasilitas
Selain sumber daya manusia dan informasi yang telah dipaparkan sebelumnya, faktor yang tidak kalah pentingnya bagi implementasi kebijakan adalah tesedianya
fasilitas. Seorang pelaksanaimplementor sebuah kebijakan mungkin memahami apa yang harus dilakukan, tetapi tanpa fasilitas seperti bangunan sebagai kantor untuk
melakukan koordinasi dan pelayanan, tanpa peralatan dan perlengkapan, maka besar kemungkinan implementasi kebijakan yang telah direncanakan tidak berhasil.
Sementara itu penyediaan fasilitas yang memadai untuk mendukung implementasi
Universitas Sumatera Utara
kebijakan yang sangat efektif dipengaruhi oleh pendanaan terhadap implementasi kebijakan tersebut.
Adapun fasilitas-fasilitas yang diperoleh dilapangan oleh peneliti dimasing- masing dinas masih belum cukup memadai. Untuk bidang penyuluhan dinas pertanian
diketahui bahwa penyuluhan pertanian masih dibawah koordinasi bidang penelitian dinas pertanian Kabupaten Dairi. Menurut hasil wawancara dengan informan penelitian
yaitu kepala bidang penelitian menyatakan bahwa Kabupaten Dairi belum memiliki Badan Penyuluhan Pertanian. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten tidak harus
memiliki Badan Penyuluhan Pertanian semenjak berlakunya undang-undang otonomi daerah. Hal ini dirasa kurang efektif meningat penyuluhan pertanian merupakan suatu
proses yang berkelanjutan. Pendanaan yang diperoleh dinas dari APBD Kabupaten dan sumber-sumber lainya
juga masih kurang mencukupi. Peneliti mendapat informasi dari informan di dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi tidak memperoleh dana untuk program diluar
program rutinitas dinas untuk Implementasi Kebijakan Pengembangan KAKD pada periode 2011 disebabkan tidak cukupnya dana pemerintah kabupaten.
5.3 DISIPOSISI ATAU SIKAP
Sikap daripada pelaksana program dalam menyikapi suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para pelaksana program setuju dengan isi
suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannya sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan.
Demikian pula sebaliknya, para pelaksana program mungkin memahami maksud dan sasaran program, namun mereka menolak muatan isi yang ada didalamnya. Maka
Universitas Sumatera Utara
secara sembunyi-sembunyi mengalihkan dan menghindari implementasi program tersebut.
Sikap daripada pelaksana program yang ditemukan peneliti di setiap dinas cukup baik. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti pada informan di setiap
dinas, pemahaman pegawai pelaksana teknis program mengetahui dan memahami dengan baik tugas dan fungsi serta tujuan dari kegiatan program.
5.4. STRUKTUR BIROKRASI