II.5.2. Pengertian Sosial
Istilah sosial berasal dari kata bahasa Latin ; socius yang berarti kawan atau teman. Manusia lahir dengan apa adnya, kemudian memulai hidup saling
berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr.J.A. Poonsioen, dikutip T.Sumarnogroho 1982, istilah sosial mempunyai arti yang berbeda :
1. Sosial diartikan sebagai suatu indikasi daripada kehidupan bersama
makhluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak, dan dalam hubungan antar manusia.
2. Istilah sosial pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih
sentimentil dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang agak serupa yang dikaitkan dengan persoalan-persoalan kemiskinan
dan ketelantaran orang misalnya : pekerjaan sosial, pelayanan sosial, aksi sosial. Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam
segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menaggulangi kemiskinan dan ketelantaran.
Selanjutnya pengertian kata sosial mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan ”orang dalam masyarakat”.
Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan tidak melulu makhluk ekonomi atau orang lainnya.
II.6. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Secara etimologi, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan sejahtera pada umumnya meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial, dan bukan
hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan tertentu saja, jadi merupakan suatu keadaan atau kegiatan Suparlan, 1983 : 58.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, Kesjahteraan Sosial mempunyai pengertian yang berbeda, Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannyameliputi semua
bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan individu, kelompok, masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat
pula mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masala-masalah sosial mosalnya :
pengembangan sumber-sumber manusia, kemiskinan, serta disorganisasi sosial Nurdin, 1990 : 27.
Menurut PBB, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan atau kondisi sejahtera baik fisik maupun mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-
perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Dan kemudian pengertian tersebut disempurnakan menjadi suatu kegiatan yang terorganisir dengan
tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka.
Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, diman didalamnya terdapat berbagai macam dan usaha
sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial,
waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial. Menurut Walter A. Friedlander 1961 :
”Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang teroganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan
untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan mereka dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga
dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Definisi tersebut menjelaskan : 1.
Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan okok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, juga relasi-relasi sosialnya dengan lingkungannya.
Definisi dan penjelasan tersebut menjadikan pengertian kesejahteraan sosial dalam arti yang dinamis. Kesejahteraan sosial mencakup tujuan dan
juga usaha dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut. Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi : ”Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material dan spiriyual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia serta kewajiban manusia dengan Pancasila”.
Definisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai
dengan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek rohaniah dan jasmaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat
tinggal, air, udara, dan pemeliharan kesehatan yang cukup disamping kebutuhan rohaniah. Konsep kesejahteraan tersebut bersifat statis yaitu
menyangkut tujuan dari kesejahteraan sosial.
II.7. Pengertian Masyarakat