Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang

(1)

PEMETAAN POTENSI KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT

DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

IRMA ZULAIKHA DALIMUNTHE

040902023

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : NAMA : IRMA ZULAIKHA DALIMUNTHE NIM : 040902023

DEPARTEMEN : ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

JUDUL : PEMETAAN POTENSI KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

MEDAN, MARET 2008 PEMBIMBING

(Hairani Siregar,S.Sos, MSP) NIP : 132 208 328

KETUA DEPARTEMEN

(Drs. Matias Siagian,M.si) NIP : 132 054 339

DEKAN FISIP USU

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) NIP : 131 757 010


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :

Nama : Irma Zulaikha Dalimunthe NIM : 040902023

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang

Yang dilaksanakan pada : Hari : Senin

Tanggal : 31 Maret 2008 Jam : 09.30-10.30 Wib

Ketua Penguji : Husni Thamrin,S.Sos,MSP ( ) NIP : 132 308 603

Penguji I : Drs. Matias Siagian, Msi. ( ) NIP : 132 054 339

Penguji II : Hairani Siregar S.Sos, MSP ( ) NIP : 132 208 328


(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hambamu yang Dhaif mengucapkan Syukur

Yang dalam kehadiratmu ya…...ALLAH

Atas karuniaMu lah hamba bisa seperti ini Kecerdasan pikiran merupakan ujian dari Mu Semoga Hidayah yang tertanam dalam Qalbu ini

Tidak engkau cabut kembali karena itulah Kekayaan yang berharga...

Ku persembahkan skripsi ini kepada Almarhum Ayahanda dan Ibunda Tercinta...

Engkau bersimbah keringat, darah dan air mata Demi anakmu bisa kuliah...

Kakak dan adikku tersayang mari bergabung bersama dengan Mujahidin dan Mujahidah yang mencari Keridhaan ALLAH SWT...

Hidup di dunia hanya sekali manfaatkan untuk Memperbanyak Amal dan Do’a...

Almarhum Ayahanda Fadjaruddin Dalimunthe

Ibunda Nurhafifah Siregar

Kakanda Fitri Al Insyiroh Dalimunthe, S.Si

Kakanda Ahmad Faisal Dawami Dalimunthe, S.Sos


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta tidak lupa shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang mana telah memberikan seberkas cahaya kehidupan melalui Al-Qur’an dan sunnahnya sebagai pedoman hidup penulis untuk membedakan yang bathil dan yang hak dalam kehidupan ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua ku yang tercinta, Ayahanda (Alm) Fadjaruddin Dalimunthe yang tidak bersama lagi dengan penulis sejak 7 Juni 2005 dan Ibunda Nurhafifah Siregar yang telah membesarkan ananda serta memberikan do’a, dan kasih sayang yang tulus, tiada kata yang dapat mewakili ucapan terima kasih selain seuntaian do’a semoga Allah SWT membalas jasa dan jerih payah papi dan mami…..I Love U Parent’s.


(6)

2. Ketiga Saudaraku : Kakanda Fitri Al-Insyiroh Dalimunthe,S.Si, Kakanda Ahmad Faisal Dawami Dalimunthe,S.Sos, Adinda Syafrina Dewi Dalimunthe serta Nenek Siti Omas Siregar yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. M.Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Matias Siagian, M.si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu, mengarahkan, memberi bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan meluangkan waktu hingga akhir penulisan skripsi.

6. Bapak Prof. Abdullah Yakub Hasibuan selaku Dosen Wali penulis yang telah memberikan bimbingan di setiap semester kepada penulis.

7. Seluruh Dosen dan staf pegawai FISIP USU yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai harganya selama penulis menjalani pendidikan di FISIP-USU.

8. Bapak M.Reza Hanafi.S,STP.M.AP selaku Camat Medan Selayang, yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di Kecamatan Medan Selayang.

9. Bapak Drs.Lilik selaku Kasie Pelayanan Umum, Bapak Lukman Husein selaku Kasie Kesejahteraan Sosial, Bapak Juhar Hasibuan selaku Kasie Pemberdayaan Masyarakat, Bapak Murhatta, BA selaku Kasie Pemerintahan, Bapak Waldemar Lubis selaku Kasie Trantib, Ibu Hj.Nuraimah selaku Staf


(7)

Kessos, para pegawai yang ada di Kantor Camat Medan Selayang, para Lurah beserta pegawai Kantor Kelurahan yang telah menerima dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak Dasir selaku Kepling IV Kel. P.B. Selayang II, Bapak Misman selaku Kepling III Kel. Tanjung Sari, Bapak Lias selaku Kepling V Kel. Sempakata, Bapak Najli selaku Kepling V Kel. Asam Kumbang, Bapak Usman selaku Kepling V Kel. P.B Selayang I dan Bapak Edison selaku Kepling IV Kel. Beringin yang telah memberikan izin serta telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Keluarga Besar Dalimunthe : Bou Leli, Bou Zahro, Udak Coka, Bou Butet, Udak Katua, Udak Bolon, Udak Timbul dan Udak Fendi.

12.Keluarga Besar Siregar : (Alm) Tulang Ucok, Uak Nani, Tante Adek, Tante Tatiek, Tulang Ipin, Tante Lina dan Tulang Amir.

13.Seluruh sepupuku baik dari keluarga besar Dalimunthe maupun keluarga besar Siregar yang telah banyak membantu penulis

14.Untuk “Saskia And The Gank” : Sefti “Nyonya Ketua Imiks” Harahap, ingat Sef perjuangan kita selama PKL (jangan asyik naik becak aja kau ya). Tanti

“Buayanya Otom” Sibuea. ingat Tan perjuangan kita sebelum siding. Uci

“mantan eda” Lestari (yang berprofesi sebagai Mak Erot), thank’s ya Sulei

udah membantu penulis selama penyelesaian skripsi ini, Hikmah “si penakut”

Munthe jangan takut nyebrang sendirian lagi ya Mun, Dian “pecinta

ajeb-ajeb” Oka semangat ya untuk nyelesaian skripsinya jangan patah semangat,


(8)

15.Untuk Kak Titien yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan, makasih ya kak atas arahannya selama ini.

16.Teman-teman Angkatan 2004 SMU Negeri 2 Pematang Siantar : Rahel, Junita (Ira), Mei “Meong”, Rita, Helena, Mayerni, Devi, Taufik, Ombun, Rina, Dema, Roida, dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu….Don’t forget our friendship.

17.Teman-Teman Kessos Stambuk 2004 : Ivanna, Rika, Riko (yang suka bawa martabak), Suriono “Klaten”, Fajar “Ketua Imiks”, Anggiat “Nidji”, dll yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

18.Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang telah menjadi respoden dalam penelitian yang dilakukan penulis sebagai bahan penulisan skripsi ini.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan yang di berikan kepada penulis dan berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan berguna bagi yang membutuhkan pembahasan yang berkaitan dengan pemetaan potensi suatu wilayah. Amin Ya Robal Alamin


(9)

ABSTRAKSI

Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Kecamatan Medan Selayang

Nama : Irma Zulaikha Dalimunthe NIM : 040902023

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial Pembimibing : Hairani Siregar, S.Sos,MSP

Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau mencapai masyarakat yang adil dan makmur secara merata, baik materil maupun spiritual. Hal ini tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yang menyatakan bahwa pembangunan yang ada di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari dapat tercapai.Untuk itu pemerintah berupaya menjalankan program-program yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh potensi yang ada di Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Dalam pengambilan sampel untuk setiap lingkungan peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti memperoleh data yang representatif dan perwakilan secara berimbang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dimana data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ke lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis.

Kaitan antara pelaksanaan pembangunan dengan pemetaan potensi yang di miliki suatu daerah sangat erat dimana potensi yang ada di sauatu daerah mungkin berbeda dengan daerah lainnya dan pembangunan yang dilaksanakan juga berbeda, apabila potensi yang ada di suatu daerah kurang mendukung untuk pelaksanaan pembangunan maka dapat diambil dari daerah yang lain. Dalam pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan potensi tersebut harus di lihat bahwa ada satu nilai penting yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.Di Kecamatan Medan Selayang, pemetaan potensi dalam pelaksanaan pembangunan belum seluruhnya tercapai namun pemerintah dalam hal ini kecamatan dan kelurahan telah mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang.


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

ABSTRAK……….. v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Perumusan Masalah... 8

I.3. Pembatasan Masalah... 9

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9

I.5. Sistematika Penulisan... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pemetaan...12

II.2. Pengertian Potensi... 12

II.3. Pengertian Kelurahan... 14

II.4. Pengertian Pembangunan... 14

II.5.Pengertian Kesejahteraan dan Sosial...17

II.6. Pengertian Kesejahteraan Sosial... 18

II.7. pengertian Masyarakat... 20

II.8. Pengertian Kecamatan... 23

II.9. Kerangka Pemikiran... 24


(11)

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Tipe Penelitian... 28

III.2 Lokasi Penelitian ... 28

III.3. Populasi dan Sampel... 29

III.4. Teknik Pengumpulan Data... 31

III.5. Teknik Analisa Data... 32

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang... 33

IV.2. Kondisi Wilayah... 35

IV.3. Potensi Wilayah Kecamatan Medan Selayang... 40

IV.4. Personil Kantor Camat Medan Selayang... 44

IV.5. Tugas dan Fungsi Kantor Camat Medan Selayang... 45

BAB V ANALISA DATA V.1. Identitas Responden... 59

V.2. Deskripsi Tanggapan Responden... 64

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan... 108

VI.2. Saran... 110 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Nama camat yang memimpin Kecamatan Medan Selayang

dari tahun 1991 hingga 2007 ... 34

Tabel 2 Nama kelurahan, lurah, luas lahan dan jumlah kepala lingkungan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2007 …………...… 39

Tabel 3 Keadaan penduduk Kecamatan Medan Selayang bulan April 2007 .... 42

Tabel 4 Jumlah dan persentase lapangan kerja ... 43

Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan suku di Kecamatan Medan Selayang tahun 2006 ………... 44

Tabel 6 Personil kelurahan, lurah dan jumlah PNS kelurahan di Kecamatan Medan Selayang ……….… 57

Tabel 7 Daftar nama pegawai pada kantor Camat Medan Selayang tahun 2007 ……….……… 58

Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 60

Tabel 9 Distribusi responden berdasarkan umur ... 60

Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan agama ... 61

Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 62

Tabel 12 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ... 63

Tabel 13 Distribusi responden berdasarkan pendapatan ... 63

Tabel 14 Tanggapan responden mengenai potensi SDA ... 64

Tabel 15 Tanggapan responden mengenai pengolahan lahan yang sesuai dengan potensi SDA ... 65


(13)

Tabel 16 Tanggapan responden mengenai kualitas sumber air bersih dan

udara ... 65

Tabel 17 Tanggapan responden mengenai potensi SDM ... 66

Tabel 18 Tanggapan responden mengenai banyaknya pengangguran ... 67

Tabel 19 Tanggapan responden mengenai banyaknya anak putus sekolah ... 68

Tabel 20 Tanggapan responden mengenai potensi kelembagaan ... 69

Tabel 21 Tanggapan responden mengenai lembaga pemerintahan ... 70

Tabel 22 Tanggapan Responden Mengenai Kondisi Lembaga Pemerintahan ... 71

Tabel 23 Tanggapan responden mengenai fungsi lembaga pemerintahan ... 72

Tabel 24 Tanggapan responden mengenai lembaga kemasyarakatan ... 72

Tabel 25 Tanggapan responden mengenai fungsi lembaga kemasyarakatan ... 73

Tabel 26 Tanggapan responden mengenai lembaga politik ... 74

Tabel 27 Tanggapan responden mengenai lembaga ekonomi ... 75

Tabel 28 Tanggapan responden mengenai fungsi lembaga ekonomi ... 77

Tabel 29 Tanggapan responden mengenai lembaga pendidikan ... 78

Tabel 30 Tanggapan responden mengenai kondisi lembaga pendidikan ... 79

Tabel 31 Tanggapan responden mengenai fungsi lembaga pendidikan ... 80

Tabel 32 Tanggapan responden mengenai lembaga keamanan ... 81

Tabel 33 Tanggapan responden mengenai fungsi lembaga keamanan ... 82

Tabel 34 Tanggapan responden mengenai potensi sarana dan prasarana ... 83

Tabel 35 Tanggapan responden mengenai prasarana transportasi ... 83

Tabel 36 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana transportasi ... 85

Tabel 37 Tanggapan responden mengenai fungsi prasarana transportasi ... 86


(14)

Tabel 39 Tanggapan responden mengenai fungsi sarana transportasi ... 88

Tabel 40 Tanggapan responden mengenai prasarana komunikasi ... 89

Tabel 41 Tanggapan responden mengenai fungsi prasarana komunikasi ... 90

Tabel 42 Tanggapan responden mengenai prasarana peribadatan ... 91

Tabel 43 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana peribadatan ... 92

Tabel 44 Tanggapan responden mengenai prasarana kesehatan ... 93

Tabel 45 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana kesehatan ... 94

Tabel 46 Tanggapan responden mengenai sarana kesehatan ... 95

Tabel 47 Tanggapan responden mengenai pelayanan yang diberikan ... 96

Tabel 48 Tanggapan responden mengenai prasarana penerangan ... 97

Tabel 49 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana penerangan ... 98

Tabel 50 Tanggapan responden mengenai prasarana olahraga ... 99

Tabel 51 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana olahraga ... 100

Tabel 52 Tanggapan responden mengenai prasarana akomodasi ... 101

Tabel 53 Tanggapan responden mengenai kondisi prasarana akomodasi ... 102

Tabel 54 Tanggapan responden mengenai pembangunan ... 103

Tabel 55 Tanggapan responden mengenai perhatian pemerintah (kelurahan / kecamatan) terhadap pembangunan ... 104

Tabel 56 Tanggapan responden mengenai kaitan antara potensi dengan pembangunan ... 105

Tabel 57 Tanggapan responden mengenai pembangunan yang dirasakan Masyarakat ... 106

Tabel 58 Tanggapan responden mengenai hasil dari pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ... 107


(15)

ABSTRAKSI

Pemetaan Potensi Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Kesejahteraan Sosial Masyarakat Di Kecamatan Medan Selayang

Nama : Irma Zulaikha Dalimunthe NIM : 040902023

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial Pembimibing : Hairani Siregar, S.Sos,MSP

Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau mencapai masyarakat yang adil dan makmur secara merata, baik materil maupun spiritual. Hal ini tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yang menyatakan bahwa pembangunan yang ada di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari dapat tercapai.Untuk itu pemerintah berupaya menjalankan program-program yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh potensi yang ada di Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Dalam pengambilan sampel untuk setiap lingkungan peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti memperoleh data yang representatif dan perwakilan secara berimbang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dimana data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ke lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis.

Kaitan antara pelaksanaan pembangunan dengan pemetaan potensi yang di miliki suatu daerah sangat erat dimana potensi yang ada di sauatu daerah mungkin berbeda dengan daerah lainnya dan pembangunan yang dilaksanakan juga berbeda, apabila potensi yang ada di suatu daerah kurang mendukung untuk pelaksanaan pembangunan maka dapat diambil dari daerah yang lain. Dalam pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan potensi tersebut harus di lihat bahwa ada satu nilai penting yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.Di Kecamatan Medan Selayang, pemetaan potensi dalam pelaksanaan pembangunan belum seluruhnya tercapai namun pemerintah dalam hal ini kecamatan dan kelurahan telah mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Konsep pembangunan masyarakat yang berlandaskan pada kesejahteraan masyarakat sering muncul dalam pidato-pidato pimpinan-pimpinan negara, namun dalam pelaksanaannya sangat sedikit walaupun harus diakui ada beberapa negara sedang berkembang yang telah menerapkannya dengan baik; seperti Taiwan, Israel, Puerto Rico, Yugoslavia, Korea dan Mesir. Adanya perbedaan penerapan tersebut bersumber pada pandangan yang dianut masing-masing negara dalam kaitannya dengan usaha-usaha pembangunan masyarakat kelurahan. Pandangan itu umumnya di bagi dua yaitu masyarakat ganda dan masyarakat yang membaharu (dual and modernizing societies). Perbedaan ini dilihat dari prinsip mengorganisasi dan mengikutsertakan rakyat yang nampak dalam cara masyarakat memandang tata hubungan di antara pemerintah dan rakyat.

Pembangunan Nasional Indonesia juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau mencapai masyarakat yang adil dan makmur secara merata, baik materil maupun spiritual.

Pembangunan Nasional Indonesia dapat juga dikatakan adalah berupaya untuk meningkatkan harga diri dari masyarakat, dan berupaya untuk mencapai tingkat kualitas SDM yang tinggi dalam memanfaatkan seluruh potensi sumber daya secara optimal pembangunan Indonesia seperti tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yang menyatakan


(17)

bahwa pembangunan yang ada di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari dapat tercapai.

Pemanfaatan potensi tersebut harus di barengi dengan pengusahaan perbaikan kualitas di bidang SDM dimana masyarakat yang ada di suatu wilayah dapat menikmati hasil dari sumber daya yang dimiliki oleh alam mereka dan bukannya mengalami kekurangan. Hal ini dapat di kaji dengan pemahaman yang baik dari pihak pengguna (produsen) SDA itu sendiri.

Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum atau Rechstaat tidak saja mengutamakan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksudkan dalam artian Wellfare State, akan tetapi lebih dari itu yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan pembangunan Indonesia antara lain untuk mencapai kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur baik materil maupun spiritual, yang menjunjung tinggi martabat dan hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila hanya dapat dicapai apabila masyarakat dan negara berada dalam taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya serta menyeluruh dan merata. Untuk mewujudkan tujuan negara tersebut khususnya bidang pembangunan sosial maka diperlukan usaha pembangunan yang terencana dan berkesinambungan. Menyadari akan hal tersebut, maka pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan pembangunan negara melaksanakan dua bentuk pemerintahan yaitu pemerintahan daerah yang merupakan suatu sistem


(18)

pemerintahan Indonesia. Dalam hal ini pemerintah Indonesia membuat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang pemerintahan Daerah.

Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka melancarkan pelaksanaan pembangunan yang tersebar diseluruh pelosok negeri dalam membina kestabilan politik serta kesatuan bangsa maka hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atas dasar yang nyata dan bertanggung jawab yang dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah serta dilaksanakan bersama-sama dengan sistem desentralisasi.

Sekalipun dalam melaksanakan roda pemerintahan, negara Republik Indonesia telah memiliki Undang-Undang Dasar 1945 sebagi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku, namun dalam masa peralihan tidak dapat menghindarkan diri daripada keluarnya produk hukum lama dengan pengertian selama tidak bertentangan dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945 pasal II Aturan Peralihan.

Kaitan antara pembangunan dengan potensi kelurahan dapat di ambil setelah kita mengetahui bagaimana proses lahirnya suatu sistem pemerintahan terendah dalam suatu masyarakat dalam hal ini kelurahan yang juga bekerjasama dengan pemerintahan kecamatan yang dapat mengkoordinir masyarakat dalam laju pembangunan dengan pengolahan SDM dan SDA yang berkualitas. Dimana dalam hal ini yang menjadi modal dasar dari pembangunan adalah adanya bahan dasar dalam hal ini SDA yang dapat di kelola menjadi suatu bentuk yang dapat dipergunakan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Medan


(19)

Selayang. Kaitan tersebut diperoleh dengan menarik hubungan yang terjalin antara usaha pembangunan yang di laksanakan pemerintahan yang ada di kelurahan maupun kecamatan dengan potensi yang ada dengan pembenahan kualitas SDM yang berkualitas agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memahami pembangunan dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan tersebut.

Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 pada angka II berbunyi : Dalam teritoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250

Zelfbestturande dan Volksgemeenschappen seperti daerah di Jawa dan Bali.

Negari di Minangkabau Dusun dan Marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut.

Sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam pasal 18 Undang-Undang 1945 maka negara Indonesia dibagi dalam beberapa Daerah Otonom ataupun daerah yang bersifat administratif belaka. Pasal tersebut di samping mengandung cita-cita desentralisasi juga mengandung cita-cita sentralisasi. Di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 asas dekosentrasi dianggap hanya sebagai pelengkap saja terhadap asas desentralisasi sungguhpun sebelum Undang Nomor 18 Tahun 1965 (Undang terakhir sebelum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pemerintahan daerah) telah disebut sebagai komplemen yang vital.


(20)

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, asas tersebut bukan lagi dianggap sebagai pelengkap dari asas desentralisasi tetapi dipandang tidak kalah pentingnya di daerah. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan otonomi yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 kedua asas tersebut dilaksanakan bersama dan disamping itu diberikan kemungkinan pula pelaksanaan asas tugas pembantuan.

Apakah suatu urusan pemerintah di daerah diselenggarakan berdasarkan asas desentralisasi atau asas dekonsentrasi terutama berdasarkan hasil guna dan daya guna penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Sehubungan dengan itu dalam rangka pelaksanaan otonomi yang nyata dinamis dan bertanggung jawab penyelanggaraan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pemberian otonomi kepada daerah harus menunjang aspirasi-aspirasi perjuangan rakyat yakni memperkokoh Negara Kesatuan dan mempertinggi tingkat Kesejahteraan Rakyat Indonesia seluruhnya.

b. Pemberian otonomi kepada daerah harus merupakan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.

c. Asas desentralisasi dilaksanakan bersama-sama dengan asas dekosentrasi dengan memberikan kemungkinan pula bagi pelaksanaan asas tugas pembantuan.

d. Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek keserasian dengan tujuan di samping aspek pendemokrasian.


(21)

e. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.

Walaupun arah kebijaksanaan maupun tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah itu sudah jelas dan nyata-nyata sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 namun di dalam realisasinya pelaksanaan otonomi daerah itu belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Masih banyak dijumpai hambatan-hambatan maupun faktor-faktor yang mempengaruhi sehungga memerlukan pemikiran dan pemecahannya.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang bertujuan untuk menciptakan kepastian hukum dan untuk menyeragamkan kedudukan pemerintah daerah (kelurahan) dengan perangkat yang ada dan sekaligus dibentuk pemerintahan yang lingkup kekuasaan wilayahnya meliputi kelurahan dan kecamatan.

Pada tanggal 1 Desember 1979 telah disahkan dan diundang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa atau kelurahan. Undang-Undang ini adalah undang-undang yang memenuhi perintah dari Majelis Permusyawaratan Rakyat agar meninjau kembali dan mengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang desa praja. Judul undang-undang ini sebenarnya kurang lengkap karena undang-undang ini dalam materinya disamping mengatur Pemerintahan Desa juga memberikan ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan Kelurahan. Kedua macam


(22)

pemerintahan ini merupakan eselon pemerintahan terendah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada langsung di bawah Pemerintahan Kecamatan.

Selanjutnya undang-undang tersebut menjelaskan bahwa Pemerintahan Desa berada diluar kota-kota : Ibukota Negara, Ibukota Propinsi, Ibukota Kabupaten/Kotamadya, Kota Kecamatan dan kota-kota lain yang ditetapkan, sedangkan Pemerintahan Kelurahan berada di dalam kota-kota tersebut di atas.

Otonomi yang sedang berjalan ini diartikan dengan pembangunan secara berkesinambungan dimana pemerintah daerah berkewajiban mengelola daerahnya sendiri dan pemerintah pusat hanya memantau dan tidak bertanggung jawab secara penuh terhadap daerah.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kecamatan Medan Selayang apabila di lihat dari unsur subjeknya adalah untuk mengetahui bagaiamana potensi yang ada di Kecamatan tersebut dapat mempengaruhi pembangunan yang terjadi dalam masyarakat. Selain itiu peneliti melihat potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang belum sepenuhnya di gali untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat terlihat dari masih banyak masyarakat miskin yang ada di Kecamatan Medan Selayang yang tidak di berdayakan potensi SDMnya. Sedangkan apabila dilihat dari unsur objektivitasnya adalah untuk mengetahui peranan pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk mengelola potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Tujuannya adalah pemerintahan kecamatan maupun kelurahan dapat meningkatakan kualitas SDM dan SDA yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Medan


(23)

Selayang. Kedua unsur tersebut yang menjadi alasan bagi peneliti mengadakan penelitian tentang pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang. Hal tersebut menarik perhatian peneliti karena fasilitas yang ada di Kecamatan Medan Selayang seharusnya dapat menunjang kehidupan yang baik bagi masyarakat. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu untuk meneliti potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah hubungan antara pemetaan potensi yang ada di Kelurahan dengan pembangunan kesejahteraan masyarakat adalah memberdayakan potensi yang ada di kelurahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari segi materil maupun spiritual.

I.2. Perumusan Masalah

Masalah merupakan pokok dari suatu kegiatan penelitian. Untuk itu dalam penelitianperlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang di teliti.

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas penulis merumuskan masakah sebagai berikut :

”Bagaimana pemetaan potensi yang ada di kelurahan dapat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”.


(24)

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan menghindari ruang lingkup permasalahan terlalu luas maka penulis merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang diteliti, yakni sebagai berikut :

1. Fokus penelitian menitikberatkan pada pemahaman masyarakat tentang pemetaan potensi yang ada di Kelurahan yang mempengaruhi pembangunan di Kecamatan Medan Selayang.

2. Respondennya adalah masyarakat di 6 lingkungan dari 6 Kelurahan yang mengetahui tentang adanya Potensi (SDA, SDM, Kelembagaan, Sarana dan Prasarana) yang ada di lingkungan mereka.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian

Agar suatu penelitian dapat berhasil guna, atau untuk mencapai sasaran tentu harus dahulu dirumuskan tujuan yang harus dicapai. Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui potensi yang ada di Kelurahan yang dapat dijadikan landasan pembangunan bagi masyarakat di Kelurahan tersebut maupun yang ada di Kecamatan Medan Selayang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh potensi yang ada bagi pelaksanaan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.


(25)

3. Untuk mengetahui keterkaitan antara pemetaan potensi yang ada di Keluarahan dengan tingkat pembangunan masayarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

penelitian. Khususnya Ilmu Kesejahteran Sosial terutama mengembangkan pemahaman tentang potensi Kelurahan dan kaitannya dengan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat.

2. Secara teoritis, dapat melatih diri dan mengembangkan pemahaman dan

kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

3. Secara Praktis, memberikan masukan dan wawasan tentang pemetaan

potensi Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.

I.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah : Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.


(26)

Bab II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV : Deskripsi Lokasi Penelitian

Dalam bab ini akan dijelaskan sejarah geografis dan gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Bab V : Analisis Data

Dalam bab ini akan dijelaskan penganalisaan terhadap data-data yang diperoleh selama penelitian dan pembahasannya.

Bab VI : Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pemetaan

Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1987 : 859) adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta, kegiatan pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatu daerah. ( Yusuf, et. al, 1957 : 452).

Pengertian lain tentang pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. (soekidjo,1994 : 34).

II.2. Pengertian Potensi

Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada disekitar kita. (Kartasapoetra, 1987 : 56).

Potensi yang dimaksudkan penulis dalam penelitian ini adalah sumber daya alam (SDA) yang dikelola secara cermat oleh sumber daya manusia (SDM) dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu keterkaitan yang menyatu


(28)

dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di Kelurahan maupun Kecamatan. Potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang dapat dijadikan modal dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan itu sendiri agar masyarakatnya dapat menggunakan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan serta Kelurahan sebagai proses pembangunan Nasional secara berkesinambungan.

Sistem Pendataan Profil Kelurahan adalah kegiatan pendataan, pengelolaan, dan pendistribusian, dan pemanfaatan data profil Kelurahan. Profil Kelurahan adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi kelurahan dan tingkat perkembangan kemajuan kegiatan, dan dampak pembangunan kelurahan.

Potensi Kelurahan adalah kekuatan atau sumber daya yang dimiliki oleh kelurahan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat kelurahan. Sumber daya desa yang dimaksud meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan, dan sumber daya prasarana dan sarana.

Tingkat Perkembangan Kelurahan adalah ukuran keberhasilan kegiatan pembangunan desa yang dilakukan selama periode tertentu ( satu tahun dan lima tahun ), dengan menggunakan indikator ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, sosial budaya masyarakat, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan kedaulatan politik masyarakat.


(29)

II.3. Pengertian Kelurahan

Pengertian Kelurahan adalah suatu wilayah administratif yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Tugas pemerintahan Kelurahan jadinya berlandaskan asas dekosentrasi, yang tentu saja tidak menghalanginya melaksanakan tugas-tugas di bidang desentralisasi melalui saluran Camat, Bupati,Walikota, dan Gubernur Kepala Daerah. (Widjaja, 1993 :3).

Kelurahan dibentuk dengan memperhatikan syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pembentukan nama dan batas Kelurahan diatur dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Pembangunan Kelurahan adalah pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk merubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik.

II.4. Pengertian Pembangunan

Siagian (2001 : 4) mendefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka membina bangsa (nation building). Lebih jauh lagi dia mengatakan bahwa pembangunan mengandung aspek yang sangat luas mencakup :

1. Pembangunan dibidang politik. 2. Pembangunan dibidang ekonomi. 3. Pembangunan dibidang sosial budaya.


(30)

4. Pembangunan dibidang pertahanan dan keamanan.

Carolie (dalam Ndraha, 1990 : 15) mengartikan pembangunan sebagai upaya manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Sebaliknya dia mengatkan implikasi dari defenisi tersebut, yaitu ;

1. Pembangunan berarti membangkitkan kemauan optimal manusia maupun individu maupun kelompok (capacity).

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan nilai dan kesejahteraan (equlity).

3. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini dinyatakan sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan (empowerment).

Pembangunan adalah suatu strategi yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Pembangunan sosial pada prinsipnya lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi. Beberapa sektor yang menjadi pusat perhatian pendekatan ini mencakup pendidikan, kesehatan, ketanagakerjaan, jaminan sosial dan pengentasan kemiskinan.

Secara sempit, pembangunan dapat didefinisikan sebagai pembangunan kesejahteraan sosial. Ia berorientasi pada peningkatan keberfungsian sosial (social functioning) kelompok-kelompok tidak beruntung (disadvantage groups), atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (P2KS) yang meliputi fakir miskin, anak terlantar, anak jalanan, pekerja anak, keluarga rentan, wanita rawan sosial ekonomi, dan komunitas adat lokal.


(31)

Pembangunan dapat dilihat dari indikator keluaran, seperti tingkat kemiskinan, melek huruf, harapan hidup, dan partisipasi sosial. Indikator standar hidup ini telah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Pembangunan sosial bisa pula diukur dari indikator masukan yang umumnya dilihat dari pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial. Dalam kaitannya dengan indikator masukan ini, masih berkembang anggapan bahwa pembangunan nasional adalah ”pengeluaran mahal” yang tidak akan mampu dilakukan oleh negara berkembang. Hanya negara-neagar kaya saja yang pantas melakuakan investasi sosial yang mewah ini (Pembangunan Nasional oleh : Edi Suharto).

Teori-teori pembangunan yang lazim digunakan dimulai dengan mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan rata-rata produk domestik netto, tingkat tabungan dan investasi, serta tingkat perdagangan. Walaupun berguna bagi pemahaman kita mengenai pembangunan ekonomi, teori-teori dan model-model pembangunan ini tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana memulai pembanguunan itu. Teori-teori dan model-model itu berbicara mengenai unsur-unsur luar dari proses pembangunan, dan gejala-gejala yang dapat diukur.

Dorongan ke arah peningkatan perbaikan tolak ukur, dan kebutuhan akan keleusan teoritis yang sebanding semakin membuat model-model ini tidak relevan bagi kita yang walaupun terlibat dalam proses pembangunan politik juga telah dirumuskan. Tetapi kebanyakan model teorities ini tampaknya didasarkan pada sejumlah variabel yang sangat terbatas dan penjelasan-penjelasan senada yang berfungsi dengan sistem tunggal.


(32)

Faktor-faktor yang dapat dikenali dan diukur berdasarkan dampaknya pada tingkat pertumbuhan rata-rata berdasarkan asumsi khusus, misalnya, hanya mempunyai relevansi yang terbatas dalam suatu masyarakat yang sedang berubah secara pesat. Untuk itu diperlukan sejumlah teori yang mencoba mengaitkan pertumbuhan ekonomi dengan proses pembangunan politik.

Pembangunan Desa / Kelurahan dan Pembangunan Masyarakat sebagai bagian Integral dari Pembangunan Nasional, perlu ditumbuh kembangkan melalui peningkatan mutu keterpaduan, kegotong royongan, menumbukan prakarsa dan swadaya masyarakat, guna lebih memantapkan peningkatan pembangunan dari Desa Swadaya ke Desa Swakarsa menjadi Swasembada dengan terlebih dahulu mengetahui data dan informasi yang terpercaya tentang karakter Desa/Kelurahan yang diperoleh melalui sistem pendataan pada Data Profil Desa/Kelurahan.

II.5. Pengertian Kesejahteraan dan Sosial

II.5.1 Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu yentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran kata an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.


(33)

II.5.2. Pengertian Sosial

Istilah sosial berasal dari kata bahasa Latin ; socius yang berarti kawan atau teman. Manusia lahir dengan apa adnya, kemudian memulai hidup saling berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr.J.A. Poonsioen, dikutip T.Sumarnogroho (1982), istilah sosial mempunyai arti yang berbeda : 1. Sosial diartikan sebagai suatu indikasi daripada kehidupan bersama

makhluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak, dan dalam hubungan antar manusia.

2. Istilah sosial pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih sentimentil dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang agak serupa yang dikaitkan dengan persoalan-persoalan kemiskinan dan ketelantaran orang (misalnya : pekerjaan sosial, pelayanan sosial, aksi sosial). Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menaggulangi kemiskinan dan ketelantaran.

Selanjutnya pengertian kata sosial mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan ”orang dalam masyarakat”. Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan tidak melulu makhluk ekonomi atau orang lainnya.

II.6. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Secara etimologi, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan sejahtera pada umumnya meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial, dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan tertentu saja, jadi merupakan suatu keadaan atau kegiatan (Suparlan, 1983 : 58).


(34)

Selanjutnya, Kesjahteraan Sosial mempunyai pengertian yang berbeda, Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannyameliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan individu, kelompok, masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat pula mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masala-masalah sosial mosalnya : pengembangan sumber-sumber manusia, kemiskinan, serta disorganisasi sosial (Nurdin, 1990 : 27).

Menurut PBB, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan atau kondisi sejahtera baik fisik maupun mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Dan kemudian pengertian tersebut disempurnakan menjadi suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka.

Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, diman didalamnya terdapat berbagai macam dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial.

Menurut Walter A. Friedlander (1961) :

”Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang teroganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan mereka dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat".


(35)

Definisi tersebut menjelaskan :

1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.

2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan okok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, juga relasi-relasi sosialnya dengan lingkungannya.

Definisi dan penjelasan tersebut menjadikan pengertian kesejahteraan sosial dalam arti yang dinamis. Kesejahteraan sosial mencakup tujuan dan juga usaha dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut.

Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi :

”Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material dan spiriyual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia serta kewajiban manusia dengan Pancasila”.

Definisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai dengan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek rohaniah dan jasmaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat tinggal, air, udara, dan pemeliharan kesehatan yang cukup disamping kebutuhan rohaniah. Konsep kesejahteraan tersebut bersifat statis yaitu menyangkut tujuan dari kesejahteraan sosial.

II.7. Pengertian Masyarakat

Pada dasarnya masyarakat terdiri dari berbagai lapisan sosial. Walaupun secara konseptual pengertian masyarakat (komunitas) sendiri sangat


(36)

luas, dan rumit tetapi lapisan-lapisan inilah yang sering disebut sebagai masyarakat. Dalam skala nasional yang disebut masyarakat Indonesia bukan sebuah masyarakat yang seragam. Ratusan dan bahkan ribuan kelompok atau komunitas yang ada membentuk masyarakat Indonesia dan memberikan gambaran lapisan sosial tersebut.

Dengan keadaan tersebut sangat wajar jika didalam masyarakat dapat terjadi ketegangan sosial antara kepentingan individu dan kelompok, atau antara kepentingan kecil dengan yang lebih besar.

Sesungguhnya masyarakat adalah sebuah indetifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Kekuatan pengikat suatu masyarakat, terutama adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi/wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.

Dengan demikian struktur masyarakat akan menjadi faktor kunci dalam meninjau kapasitas dan potensi komunitas. Jelas bahwa semakin beragamnya (heterogen) struktur masyarakat semakin banyak pula kepentingan komunitas yang harus diakomodasi dalam sebuah proses pembangunan. Kepentingan bersama jelas akan lebih mudah untuk dicapai apabila terdapat unsur yang menjadi pengikat suatu komunitas juga kuat. Biasanya komunitas yang terbentuk secara alamiah baik yang dibentuk oleh


(37)

nilai budaya, sosial dan ekonomi memiliki daya gerak yang jauh lebih baik dibandingkan komunitas yang dibentuk oleh katan-ikatan formal seperti wilayah, ideologi poitik, serta atribut-atribut administratif lainnya.

Kata masyarakat dan potensi merupakan pasangan yang selalu muncul ketika membicarakan masyarakat dalam pembangunan. Keduanya selalu muncul dan pengertiannya sering saling mengisi dan menggantikan. Karenanya dalam membahas kapasitas pembangunan suatu masyarakat kita dapat mengartikannya sebagai seberapa besar tingkat yang mungkin dilakukan atau diambil oleh masyarakat. Dalam hal ini kapasitas pemabngunan dapat dilihat sebagai kemampuan didalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya baik alam maupun sosial, dengan teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan pengembangan fisik dan sosial kehidupan manusia.

Ada beberapa aspek yang menentukan kapasitas masyarakat dan keterlibatannya didalam proses penbangunan yakni kesediaan prasarana, pranata, SDAdan SDM yang memadai serta kondisi yang menunjang. Pranata bagi keterlibatan masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat penting yang harus ada karena pranata akan menyediakan wadah dan mekanisme yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Hal ini penting karena hakekat dari ketersediaan mekanisme tersebut adalah pengakuan secara hukum atas keberadaan masyarakat. Legalitas ini diperlukan untuk memberikan jaminan keamanan atas hasil yang dicapai terhadap berbagai gangguan pihak lain.

Selain itu pranata juga akan memberikan jaminan sosial bagi masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber daya yang diperlukan


(38)

untuk melakukan aktivitas pembangunannya. Karena pembangunan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya maka kemampuan untuk mengakses sumber daya merupakan faktor penting bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif didalam pembangunan. Tanpa akses terhadapmodal atau teknologi, misalnya, terlalu sulit bagi masyarakat untuk mengambil peran dalam proses pembangunan.

Namun ketersediaan pranata bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas pembangunan juga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat. Keterampilan teknis dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan sumber daya pembangunan diperlukan agar keterlibatan masyarakat dalam pembangunan lebih efektif dan efisien.

II.8. Pengertian Kecamatan

Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, Kecamatan merupakan wilayah administratif pemerintahan dalam rangka dekosentrasi yakni lingkungan kerja, perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di daerah.

Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dimana Camat sebagai pimpinan yang menanggungjawabi suatu Kecamatan. Yang menjadi kajian peneliti sebagai objek penelitian adalah Kecamatan Medan Selayang yang memiliki potensi yang cukup besar untuk melakukan penelitian tenatang peningkatan kesejahteraan masyarakatnya dengan pembangunan yang ada di adalamnya. Tujuan dari pengambilan data dari Kecamatan Medan Selayang juga untuk mengetahui seberapa besar


(39)

pengaruh dari pembangunan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

II.9. Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan pembangunan yang ada di Indonesia didasarkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana dengan adanya pemetaan suatu wilayah dapat ditarik sebuah hubungan yang bersifat saling berkaitan antara satu sama lain. Pemetaan potensi yang ada di kelurahan jika dikaitkan dengan pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di kecamatan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah memberikan peluang bagi daerah untuk melaksanakan pembangunan secara berkesinambunagan dimana otoritas daerah sangat berperan besar dalam pembangunan tersebut. Peneliti melihat dengan adanya potensi yang ada pada kelurahan juga dapat menunjang laju pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di kecamatan.

Peneliti menggambarkan kerangka pemikiran pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang dengan menghubungkan dampak dari yang ditimbulkan oleh pembangunan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Untuk memperjelas bahasan pembangunan kesejahteraan sosial di Kecamatan Medan Selayang sebagai berkut :


(40)

Gambar 1

Bagan Kerangka Pemikiran

UU No 5 Tahun 1979 Otonomi Daerah

UU No 6 Tahun 1974 Kesejahteraan Sosial

Pemetaan potensi Kelurahan

Pelaksanaan pembangunan

Peningkatan kesejahteraan sosial

Masyarakat Kecamatan Medan Selayang


(41)

II.10. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

II.10.1. Definisi Konsep

Konsep merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1984 : 33). Konsep penelitian sangat diperlukan untuk agar tidak menimbulkan kekacauan atau kesalah pahaman yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan, maka dibatasi konsep yang akan digunakan sebagai berikut :

1. Pemetaan potensi kelurahan diartikan sebagai pengelompokan suatu wilayah dalam hal ini kelurahan beserta potensi yang ada didalamnya untuk peningkatan kesejahteraan penduduknya.

2. Pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial diartikan sebagai sesuatu proses kearah yang lebih baik lagi dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, sandang, papan, material maupun spritual dimana pembangunan yang berkesinambungan akan menciptakan suatu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera sesuai dengan cita-cita nasional.

3. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang sebagai objek peneltian di harapkan dapat menjadi responden bagi peneliti untuk dapat mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya pembangunan yang ada di kelurahan maupun kecamatan.


(42)

II.10.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun,1989 : 46).

Dalam penelitian pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Pemetaan Potensi.

a. Potensi SDA : - Pengolahan Lahan

- Kualitas Air Bersih & Udara b. Potensi SDM : - Pengangguran & anak putus sekolah c. Potensi Kelembagaan : - Pemerintahan - Ekonomi

- Kemasyarakatan - Pendidikan - Politik - Keamanan d. Potensi Sarana dan Prasarana : - Transportasi - Kesehatan

- Komunikasi - Penerangan - Peribadatan - Olahraga - Akomodasi

2. Pelaksanaan Pembangunan.

a. Pemahaman masyarakat tentang Pembangunan.

b. Perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan. c. Kaitan antara potensi dengan pembangunan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Nawawi, 1991: 63)

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh potensi yang ada di Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Peneliti mengambil satu lingkungan dari setiap Kelurahan sebagai perwakilan yang representatif sebagai objek penelitian dan masyarakatnya sebagai subjek penelitian.Ini bertujuan agar peneliti dapat mendapatkan dat yang lebih akurat dengan menggunakan perwkilan masyarakat yang bersifat representatif.

III.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang dimana dalam pengambilan data peneliti juga mengambil dari Kantor Camat Medan Selayang yang berlokasi di Jl Bunga Cempaka No 54A telp. 061 8212556 Medan 20131 di Kelurahan PB. Selayang II. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari pemetaan


(44)

potensi yang ada di daerah tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

III.3. Populasi dan Sampel

III.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu di dalam statu penelitian (Nawawi, 1993 : 141). Yang menjadi populasi adalah masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang yang berjumlah 25.785 KK.

Peneliti mengambil populasi secara cluster berimbang yaitu mengambil populasi dari 6 kelurahan yang ada namun dalam penarikan sampel peneliti mengambil 1 lingkungan dari setiap kelurahan yang dapat mewakili keseluruhan data yang bersifat representatif . Dalam pemilihan lingkungan yang akan peneliti teliti maka peneliti juga menggunakan proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk menclusterkan lingkungan yang akan di ambil secara acak agar dapat menjadi wakil yang representatif untuk dijadikan sebagai sampel.Alasannya adalah untuk menyempitkan populasi agar penelitian dapat dilakukan lebih mendalam serta memperoleh data yang lebih valid.

III.3.2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi, maksudnya sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili populasi secara maksimal. Menurut


(45)

Arikunto, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15% dan 20-25% dari jumlah populasi dan ini telah dianggap representatif (Arikunto, 1993 : 149). Dalam pengambilan sampel untuk setiap lingkungan peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti memperoleh data yang representatif dan perwakilan secara berimbang dalam pengolahan data. Penentuan lingkungan dilakukan dengan menggunakan teknik secara acak untuk lingkungan yang dijadikan sebagai sampel.

Adapun data masyarakat yang dijadikan sebagai sampel adalah sebagai berikut :

1) Kelurahan Asam Kumbang

Lingkungan V : 210 KK x 10 % = 21 KK 2) Kelurahan Tanjung Sari

Lingkungan III : 150 KK x 10 % = 15 KK 3) Kelurahan P.B. Selayang I

Lingkungan V : 130 KK x 10% = 13 KK 4) Kelurahan P.B Selayang II

Lingkungan IV : 250 KK x 10% = 25 KK 5) Kelurahan Sempakata

Lingkungan V : 150 KK x 10% = 15 KK 6) Kelurahan Beringin


(46)

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan, penulis mempergunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Data Primer Terdiri dari :

a. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar, jurnal, karya ilmiah, dan bentuk tulisan-tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui:

b.1.Observasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengadakan pengamatan di lapangan atau disebut pula dengan metode yang digunakan untuk menghimpun data penelitian dimana data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti.

b.2.Angket atau kuisioner yaitu mengumpulkan data informasi dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertentu untuk dijawab oleh responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan tersebut. Menurut Nawawi (1992:120), kuisioner sebagai alat pengumpul data adalah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh responden.


(47)

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan ( library research) yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat-pendapat para ahli dan sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini dengan baik.

III.5. Teknik Analisis Data

Tahapan penganalisaan data merupakan tahap penyederhanaan data. Setelah data informasi terkumpul, maka selanjutnya disusun melalui tahap pengeditan terhadap informasi dan data. Hal ini dilakukan guna kesempurnaan prngisian dari setiap instrumen penelitian dan memeriksa seluruh pertanyaan yang terlewatkan, tidak terjawab atau belum jelas.

Teknik analisis data dalam penelitian adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dimana data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ke lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis. Pengolahan dengan penganalisisan data ini mempunyai tujuan untuk menjabarkan data yang diperoleh dari penelitian. Kemudian dilakukan analisa data dengan menggambarkan, menjelaskan dan memberikan komentar-komentar.


(48)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Kota Medan memiliki luas ± 23,89 km2

Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tentang Penetapan dan Perubahan 10 (Sepuluh) Perwakilan Kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dengan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 kelurahan. Dan kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6 x 12 m di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan PB. Selayang II.

atau 4,83% dari seluruh luas wilayah Kota Medan dan berada pada ketinggian 26 – 50 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 1991 tentang Pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi Kecamatan Defenitif yaitu Kecamatan Medan Selayang. Adapun kantornya telah menempati bangunan permanen dengan luas tanah ± 2000 m2 dan luas bangunan 396 m2 dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketiga / masyarakat.


(49)

Pada tanggal 31 Oktober 1991 sebagai realisasi PP NO.50 Tahun 1991 tentang pembentukan 8 (delapan) Kecamatan di Daerah Tingkat II Medan, secara resmi perwakilan Kecamatan Medan Selayang yang peresmiannya dilakukan secara simbolis oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara di halaman Kantor Camat Medan Amplas.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan. Berdasarkan keputusan itulah Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 kelurahan menjadi 6 kelurahan. yaitu : Kelurahan Sempakata.

Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dari tahun 1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Daftar nama Camat yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Selayang sejak mulai terbentuk hingga sekarang adalah :

Tabel 1

Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Selayang Dari Tahun 1991 hingga 2007

No Nama Pejabat Masa Bakti

1 2 3 4 5

OK Lailan Zaitun Drs. Farit Wajedi, M.si Drs. Parluhutan Hasibuan H. Syarifuddin, SH

M. Reza Hanafi.S.STP.MAP

1991 - 1993 1993 – 1998 1998 – 2000

Desember 2000 – Juli 2006 Desember 2006 - Sekarang Sumber : Data Kecamatan Medan Selayang

Adapun data Pegawai Kantor Camat Medan Selayang (jumlah PNS) yang bertugas di Kantor Camat Medan Selayang adalah sebanyak 23 orang dan tenaga honorer sebanyak 2 orang, terdiri dari :


(50)

- Pegawai Pusat DPK : - orang - Pegawai Pusat DPB : - orang - Pegawai Daerah/Otonom : 21 orang - Pegawai Honorer :

Jumlah : 23 orang 2 orang

Selanjutnya dilihat dari kepangkatan sebagai berikut : - Golongan I : - orang - Golongan II : 2 orang - Golongan III : 19 orang - Golongan IV :

Jumlah : 21 orang orang

Sumber : Data Kecamatan Medan Selayang

IV.2. Kondisi Wilayah

Kecamatan Medan Selayang adalah merupakan salah satu diantara 21 Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dan terletak agak pinggiran sebelah selatan kota Medan dengan luas wilayah ± 23,89 km2

Kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang secara geografis berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5%. Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

, tinggi dari permukaan laut antara 6-16 meter dan beriklim tropis.

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor Sebelah Timur : Kecamatan Polonia


(51)

Kecamatan Medan Selayang pada awalnya terdiri dari 5 (lima) kelurahan pada tahun 1995, kemudian bertambah menjadi 6 (enam) kelurahan berdasarkan surat keputusan Gubernur kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 146.1/ 1101/K/Tahun 1994 yanggal 13 Juni 1994 tentang pembentukan 7 (tujuh) kelurahan persiapan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, salah satu diantaranya adalah Kelurahan Persiapan Sempakata Kecamatan Medan Selayang dan 7 (tujuh) kelurahan Persiapan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Kelurahan Persiapan secara resmi dan dilantik lurah-lurahnya di kecamatan Medan Marelan tanggal 24 April 1995 berdasarkan surat keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan no.141/1081/SK/1995.Untuk Kecamatan Medan Selayang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan.

Sekarang ini Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah ± 2.379 Ha. Kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha disusul Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha, Sempakata dengan luas 510 Ha, dan sedangkan yang terkecil adalah Kelurahan Beringin dengan hanya luas 78 Ha.

Dalam upaya mencapai misi ini maka Camat Medan Selayang menetapkan program keja yang dimulai kerja saat dilantik tanggal 05 Desember 2006 berdasarkan SK Walikota Medan No.821.2/0172. Untuk hal ini dimulai dari pembenahan dan pembinaan aparat di kelurahan dan di kecamatan, membenahi suasana kerja, peningkatan layanan kepada masyarakat, pembenahan kebersihan dan penghijauan, dan peningkatan terhadap Pendapatan Asli Daerah.


(52)

Keseluruhan program kerja ini dievaluasi bersama para staf setiap triwulan guna mengkaji keefektifan terhadap upaya yang telah dilakukan, dimana jika terdapat kekurangan dapat dianalisa lebih baik guna peningkatan terhadap tujuan yang ingin dicapai.

1) Pemberdayaan masyarakat direncanakan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan sekitarnya, kepedulian masyarakat terhadap kondisi keamanan dan ketertiban di lingkungannya hal ini karena pembinaan dan dukungan terhadap usaha kecil yang dilaksanakan masyarakat, dan peran aktif masyarakat untuk membangun dengan swadaya.

2) Pembenahan dan pembinaan terhadap pegawai di kecamatan dan kelurahan dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kinerja dan disiplin dalam pelaksanaan tugas diberikan, Camat Medan Selayang selalu mengingatkan mengenai peranan pegawai kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Terhadap pegawai yang kinerjanya kurang memuaskan selalu diupayakan lebih dahulu untuk membinanya.

Sejalan dengan hal ini dilakukan juga penngkatan sumber daya manusia di Kantor Camat Medan Selayang, dan melakukan efisiensi kerja dengan menerapkan komputerisasi pada surat-surat dan data di Kecamatan Medan Selayang, sehingga untuk berbagai laporan seperti Laporan Bulanan Kependudukan, Laporan Keuangan, Laporan Harian PBB, Data Kepala Lingkungan dan laian sebagainya diproses dan disimpan pada komputer sehingga memudahkan akses cepat dan evaluasi. Terhadap lingkungan kerja juga dilakukan


(53)

perbaikan dengan melakukan berbagai pembenahan di Kantor Camat Medan Selayang serta secara periodik mengajak pegawai beserta keluarganya untuk bersama-sama mengunjungi daerah wisata menikmati suasana santai.

Di dalam menciptakan koordinasi yang terbaik, Kecamatan Medan Selayang selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang di laksanakan oleh instansi-instansi terkait seperti Rapat Muspika yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan setiap bulan di Kantor Kecamatan Medan Selayang, Rapat Instansi terkait dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan setiap bulan di kantor Kecamatan Medan Selayang, Rapat bersama Kepala Lingkungan Sebanyak 8 kali pertemuan setiap bulan yang dilakukan di Kantor Kecamatan Medan Selayang, Pembinaan PNS yang dilakukan 1 kali pertemuan setiap bulan yang dilakukan di kantor Kecamatan Medan Selayang dan Pembinaan PKK yang dilakukan 2 kali pertemuan setiap bulan yang dilaksanakan di kantor Kecamatan Medan Selayang yaitu Arisan, Pengajian dan Kunjungan Posyandu.

Berikut ini Tabel Kelurahan, Lurah, Luas Lahan dan Jumlah Lingkungan di Kecamatan Medan Selayang hingga saat ini, yaitu:


(54)

Tabel 2

Nama Kelurahan, Lurah, Luas Lahan dan Jumlah Kepala Lingkungan Di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2007

No Kelurahan Nama Lurah

Luas wilayah (Ha) Lingkungan 1 2 3 4 5 6 Asam Kumbang Beringin PB Selayang I

PB Selayang II Sempakata

Tanjung Sari

Sar’an M.Taufiq S.STP

Hendra Ridho Siregar, AP. Msi

Salamuddin Erwinsyah Putra Nasution S.STP H.Achyaruddin S.Sos 400 79 180 700 510 510 10 6 10 17 6 14

Jumlah 2.379 63

Sumber : Data Kecamatan Medan Selayang

Kecamatan Medan Selayang pada umumnya masih lebih banyak lahan pertanian daripada pemukiman, dimana lahan pertanian tersebut adalah sawah yang tidak memakai tali air, hanya mengaharapkan air hujan karena tidak terdapat gunung di wilayah Kecamatan Medan Selayang oleh karena itu gangguan yang di timbulkan karena alam sangat minim.

Warga masyarakat Medan Selayang sudah sering menerima sadar hukumdari instansi dan sekali setahun diadakan penataran P4 oleh B1-7 Kotamadya Daerah Tingkat II Medan yang di pusatkan di kelurahan secara bergantian dan pada setiap pertemuan dengan masyarakat selalu di himabau untuk menjaga keamanan dan ketertiban dengan cara demikian dapat mengurangi gangguan yang di sebabkan oleh manusia.


(55)

Kecamatan Medan Selayang belum memiliki terminal, gedung-gedung dan park hanya sebagian kecil yang ada, sehingga di bidang ekonomi tidak terjadi di Kecamatan Medan Selayang.

Gangguan di bidang sosial budaya belum pernah terjadi di Kecamatan Medan Selayang karena sarana-sarana yang menimbulkan gangguan tersebut tidak terdapat di Kecamatan Medan Selayang.

Salah satu faktor penting di wilayah Kecamatan Medan Selayang ini adalah tingkat kesuburan tanah yang memiliki jenis tanah Andosol yang memiliki tingkat kesuburan tinggi serta dilewati sungai, sebagai penyebaran zat-zat hara hasil letusan gunung berapi. Sehingga wilayah ini menjadi daerah yang subur bagi pertanian yang cocok untuk tempat tinggal atau permukiman.

IV.3. Potensi Wilayah Kecamatan Medan Selayang

IV.3.1. Kependudukan

Data penduduk merupakan salah satu data pokok dalam perencanaan pembangunan karena penduduk merupakan objek dan subjek dalam pembangunan.Melihat data kependudukan setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Selayang, bahwa keadaan penduduknya berubah-ubah dari tahunke tahun. Perubahan penduduk tersebut bukan semata-mata meningkatnya angka kelahiran, bahkan hal ini dapat di tekan sekecil mungkin dengan penerapan program Keluarga Berencana (KB) di kalangan masyarakat terutama terhadap Pasangan Usia Subur (PUS).

Hal ini di sebabkan oleh karena wilayah Kecamatan Medan Selayang termasuk Wilayah Pembangunan Pengembangan E (WPP.E), sehingga masyarakat cenderung untuk pindah ke wilayah Kecamatan ini.


(56)

Dari hal tersebut mengakibatkan perubahan jumlah penduduk. Adapun jumlah penduduk wilayah Kecamatan Medan Selayang pada tahun 1996 adalah sebesar : 46.076 jiwa sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2001 sebanyak 77.738 jiwa dengan luas wilayah 23,79 km2.

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2001 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2001 berjumlah 73.500 jiwa dan Tahun 2001 naik menjadi 77.783 jiwa, Tahun 2004 menjadi 84.304 jiwa dan pada 2005 berjumlah 94.825 jiwa dan merupakan 4,04%. Kecamatan Medan Selayang ini meningkat dari.Tahun 2000 sejumlah 3.076 jiwa/km2 dan pada tahun 2006 menjadi 3.969 jiwa/km2.

b. Sex Ratio

Sex ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 1000 penduduk perempuanpada tahun 2007 menunjukkan angka perbandingan 50-50. Ini artinya bahwa penduduk perempuan sama dari penduduk laki-laki, dimana diantara 1000 perempuan terdapat 1000 laki-laki


(57)

Tabel 3

Keadaan Penduduk Kecamatan Medan Selayang Bulan April 2007

No Kelurahan

Pribumi Keturunan WNA

L+P

L P L P L P

1 2 3 4 5 6 Asam Kumbang Tanjung Sari PB Selayang I PB Selayang II Beringin Sempakata 9587 6408 12282 4450 5496 9526 19488 6436 12087 4658 5241 471 172 71 215 2 1 472 174 77 186 5 4 2 1 0 0 0 0 3 4 1 0 0 0 20061 40075 12993 24770 9115 10472 Jumlah 58459 57436 932 918 3 8 117756 Sumber : Data Kecamatan Medan Selayang

c. Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil pendataan penduduk kelurahan Tahun 2001 bahwa jumlah tenaga kerja (>10 Tahun) mencapai 63.681 orang sedangkan angkatan kerja untuk Kecamatan Medan Selayang mencapai 60.144 orang dan bukan angkatan kerja 3.537 orang pada tahun 2001.

Adapun jumlah angkatan kerja di wilayah Medan Selayang sesuai dengan data yaitu berjumlah ± 25.710 jiwa. Bahwa penduduk Kecamatan Meda Selayang yang beraneka ragam mata pencahariannya sesuai dengan bidang, kemampuan, dan keahlian masing-masing.

Jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah Kecamatan Medan Selayang, kepadatan penduduknya 173 jiwa / HA. Dengan kata lain di kategorikan bahwa masalah kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Medan Selayang belum terlalu padat.


(58)

Tabel 4

Jumlah dan Persentase Lapangan Kerja

No Lapangan Kerja Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 Petani Pengusaha Pedagang Buruh Pegawai Negeri Pensiunan Lain-lain 9.571 92 2.651 5.210 992 1.151 843 46,66 % 0,44 % 12,82 % 25,40 % 4,83 % 5,61 % 4,11 %

Jumlah 20.510 100,00 %

Sumber : Data Kecamatan Medan Selayang

d. Agama

Mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Selayang ini pada tahun 2005 beragama Islam berjumlah 57.398 jiwa (60,53%), sedangkan Protestan 29.771 jiwa (31,40%), Katolik 5.488 jiwa (5,79%), Hindu 1.049 jiwa (1,11%) dan Budha 1.119 orang (1,18%).

e. Etnis

Penduduk Kecamatan Medan Selayang cukup heterogen, terbukti dengan banyaknya suku/etnis yang hidup dan tinggal di wilayah Kecamatan Medan Selayang ini. Adapun suku bangsa yang terbesar adalah Suku Karo dengan jumlah 35543 jiwa (30%) disusul Suku Jawa 31989 jiwa (27%), Melayu 23695 jiwa (20,01%), Batak Mandailing 11848 jiwa (10.00%), Simalungun 3815 jiwa (3.22%), Minang 3554 jiwa, Pakpak 3293 jiwa (2.78%), dan yang terkecil adalah suku bangsa Nias dan lainnya 2%.


(59)

Berikut ini tabel jumlah penduduk berdasarkan suku yang tinggal dan

berkembang di wilayah Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2007, yaitu : Tabel 5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2006

No Suku Jumlah Persentase

1 Melayu 23615 20

2 Jawa 35463 30.00

3 Batak/Mandailing 11768 10.00 4 Simalungun 3735 3.22

5 Pakpak 3213 2.78

6 Nias 2290 2.00

7 Minang 3474 3.00

8 Karo 31909 27.00

9 Lain-lain 2289 2.00

Jumlah 117756 100.00

Sumber : Keadaan Penduduk Kecamatan. Tahun 2006

IV.4. Personil Kantor Camat Medan Selayang

a. Camat

b. Sekretaris Camat

c. Kepala Seksi Pemerintah

d. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

e. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan f. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial

g. Kepala Seksi Pelayanan Umum h. Kelompok Jabatan Fungsional


(60)

IV.5. Tugas dan Fungsi Kantor Camat Medan Selayang

IV.5.1. Camat

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 63 Tahun 2001 tanggal 13 Nopember 2001 tugas pokok camat adalah sebagai berikut :

membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan pembianaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 63 Tahun 2001 Tanggal 13 Nopember 2001, Pasal 4 untuk merencanakan tugasnya Camat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Melaksanakan pelimpahan sebagai kewenanagan pemerintah daerah. b. Menyelenggarakan pelayanan pemerintah Kecamatan.

c. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

d. Memantau dan mengendalikan program kerja Kelurahan. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan kepala daerah. Susunan organisasi Kecamatan Medan Selayang terdiri dari :

1. Camat membawahi : a. Sekretaris Kecamatan b. Seksi Pemerintahan

c. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan e. Seksi Kesejahteraan Sosial

f. Seksi Pelayanan Umum 2. Jabatan Fungsional


(61)

IV.5.2. Sekretaris Camat

Sekretaris camat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi pemerintah Kecamatan.

Untuk melaksanakan tugasnya Sekretaris Camat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang tugas.

c. Melakukan penataan dan pembinaan terhadap penyusunan program kerja Kelurahan.

d. Melaksanakan kegiatana ketatausahaan dan kearsipan Kecamatan. e. Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan,

perlengkapan rumah tangga dan invetaris Kecamatan.

f. Membantu Camat dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada pada seksi Kelurahan, cabang dinas dan unit pelaksanaan teknis dinas di Kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya.

g. Menyusun kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang perangkat administrasi Kelurahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Menginventaris permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang administrasi perangkat Kecamatan dan Kelurahan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.


(1)

12.Apakah lembaga kemasyarakatan yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 13.Apakah Saudara mengetahui jumlah partai politik (Lembaga

Politik) yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Ya, ... b. Tidak, ... 14.Lembaga Ekonomi apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat di

lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Koperasi d. Restoran / Food Court b. Perindustrian e. Warung / Swalayan c. Kelompok Simpan Pinjam f. Pasar

15.Apakah lembaga ekonomi yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 16.Lembaga Pendidikan apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. TK d. SMA / MA

b. SD / MI e. Perguruan Tinggi

c. SMP / MTs f. Akademi

17.Bagaimana kondisi lembaga pendidikan yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik


(2)

18.Apakah lembaga pendidikan yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ……… 19.Lembaga Keamanan apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Pos Kamling c. Penjara

b. Kantor Polisi d. Koramil

20.Apakah lembaga keamanan yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ……… 21.Apakah saudara mengetahui potensi sarana dan prasarana yang ada

di lingkungan saudara ? a. Tahu

b. Tidak Tahu

Alasan Saudara : ……… 22.Prasarana Transportasi apa saja yang Saudara ketahui yang

terdapat di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Jalan Penghubung c. Stasiun Kereta Api b. Jembatan Penghubung d. Halte Bus

23.Bagaimana kondisi prasarana transportasi yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik


(3)

24.Apakah prasarana transportasi yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 25.Sarana Transportasi apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Angkutan Umum c. Becak

b. Kereta Api d. Ojek

26.Apakah sarana transporasi di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 27.Prasarana Komunikasi apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Wartel d. Stasiun Radio

b. Warnet e. Kantor Pos

c. Telepon Umum f. Stasiun Televisi

28.Apakah prasarana komunikasi yang terdapat di lingkungan Saudara sudah berfungsi dengan baik ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ……… 29.Prasarana Peribadatan apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Mesjid ……Buah c. Wihara …… Buah b. Gereja …… Buah d. Pura ……… Buah


(4)

30.Bagaimana kondisi prasarana peribadatan yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ……… 31.Prasarana Kesehatan apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Rumah Sakit c. Posyandu e. Toko Obat b. Puskesmas d. Apotik

32.Bagaimana kondisi prasarana kesehatan yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 33.Sarana Kesehatan apa saja yang Saudara yang terdapat di

lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Dokter c. Bidan

b. Dukun d. Perawat

34.Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh sarana kesehatan yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 35.Prasarana Penerangan apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dai satu) a. Lampu Jalan c. Lampu Petromak b. Lampu Diesel d. Lampu Taman

36.Bagaimana kondisi prasarana penerangan yang terdapat di lingkungan Saudara ?


(5)

37.Prasarana Olah raga apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh dari satu)

a. Lapangan Bola Kaki c. Lapangan Tennis b. Lapangan Bulu Tangkis d. Lapangan Basket c. Lapangan Bola Voli e. Billyard

38.Bagaimana kondisi prasarana olah raga yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 39.Prasarana Akomodasi apa saja yang Saudara ketahui yang terdapat

di lingkungan Saudara ? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Hotel d. Motel

b. Wisma e. Bungalow c. Losmen f. Pemondokan

40.Bagaimana kondisi prasarana akomodasi yang terdapat di lingkungan Saudara ?

a. Baik b. Tidak Baik

Alasan Saudara : ... 41.Apakah saudara mengetahui pembangunan yang ada di lingkungan

saudara ? a. Tahu b. Tidak Tahu

Alasan Saudara : ... 42.Bagaimana perhatian Pemerintah (Kelurahan / Kecamatan)

terhadap pembangunan yang ada di lingkungan Saudara ? a. Baik

b. Tidak Baik


(6)

43.Menurut Saudara, apakah potensi yang ada dapat menunjang laju pembangunan yang ada di lingkungan Saudara ?

a. Ya b. Tidak

Alasan Saudara : ……… 44.Menurut Saudara, apakah pembangunan tersebut dapat dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat ? a. Ya

b. Tidak

Alasan Saudara : ……… 45.Menurut saudara, apakah hasil dari pelaksanaan pembangunan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ? a. Ya

b. Tidak