3. Untuk mengetahui keterkaitan antara pemetaan potensi yang ada di
Keluarahan dengan tingkat pembangunan masayarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang.
I.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian. Khususnya Ilmu Kesejahteran Sosial terutama mengembangkan
pemahaman tentang potensi Kelurahan dan kaitannya dengan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat.
2. Secara teoritis, dapat melatih diri dan mengembangkan pemahaman dan
kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 3.
Secara Praktis, memberikan masukan dan wawasan tentang pemetaan potensi Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial
masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
I.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
Bab II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran,
definisi konsep dan definisi operasional.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
Bab IV : Deskripsi Lokasi Penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan sejarah geografis dan gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan objek yang
diteliti.
Bab V : Analisis Data
Dalam bab ini akan dijelaskan penganalisaan terhadap data-data yang diperoleh selama penelitian dan pembahasannya.
Bab VI : Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang
telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Pemetaan
Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa Indonesia 1987 : 859 adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta,
kegiatan pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatu
daerah. Yusuf, et. al, 1957 : 452. Pengertian lain tentang pemetaan adalah pengelompokkan suatu
kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk
yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat. soekidjo,1994 : 34.
II.2. Pengertian Potensi
Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber yang akan dikelola baik melalui usaha yang dilakukan
manusia maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada
disekitar kita. Kartasapoetra, 1987 : 56. Potensi yang dimaksudkan penulis dalam penelitian ini adalah sumber
daya alam SDA yang dikelola secara cermat oleh sumber daya manusia SDM dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu keterkaitan yang menyatu
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di Kelurahan maupun Kecamatan. Potensi yang ada di Kecamatan Medan Selayang dapat dijadikan modal dalam
pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan itu sendiri agar masyarakatnya dapat menggunakan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan serta Kelurahan
sebagai proses pembangunan Nasional secara berkesinambungan. Sistem Pendataan Profil Kelurahan adalah kegiatan pendataan,
pengelolaan, dan pendistribusian, dan pemanfaatan data profil Kelurahan. Profil Kelurahan adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi kelurahan
dan tingkat perkembangan kemajuan kegiatan, dan dampak pembangunan kelurahan.
Potensi Kelurahan adalah kekuatan atau sumber daya yang dimiliki oleh kelurahan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat
kelurahan. Sumber daya desa yang dimaksud meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan, dan sumber daya prasarana
dan sarana. Tingkat Perkembangan Kelurahan adalah ukuran keberhasilan kegiatan
pembangunan desa yang dilakukan selama periode tertentu satu tahun dan lima tahun , dengan menggunakan indikator ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, kesehatan masyarakat, sosial budaya masyarakat, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan kedaulatan politik masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
II.3. Pengertian Kelurahan
Pengertian Kelurahan adalah suatu wilayah administratif yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah Camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Tugas pemerintahan Kelurahan jadinya
berlandaskan asas dekosentrasi, yang tentu saja tidak menghalanginya melaksanakan tugas-tugas di bidang desentralisasi melalui saluran Camat,
Bupati,Walikota, dan Gubernur Kepala Daerah. Widjaja, 1993 :3. Kelurahan dibentuk dengan memperhatikan syarat luas wilayah,
jumlah penduduk dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pembentukan nama dan batas Kelurahan
diatur dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Pembangunan Kelurahan adalah pembangunan
masyarakat sebagai upaya untuk merubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik.
II.4. Pengertian Pembangunan
Siagian 2001 : 4 mendefinisikan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintahan menuju modernitas dalam rangka membina bangsa nation building. Lebih jauh lagi dia mengatakan
bahwa pembangunan mengandung aspek yang sangat luas mencakup : 1.
Pembangunan dibidang politik. 2.
Pembangunan dibidang ekonomi. 3.
Pembangunan dibidang sosial budaya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembangunan dibidang pertahanan dan keamanan.
Carolie dalam Ndraha, 1990 : 15 mengartikan pembangunan sebagai upaya manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Sebaliknya dia
mengatkan implikasi dari defenisi tersebut, yaitu ; 1.
Pembangunan berarti membangkitkan kemauan optimal manusia maupun individu maupun kelompok capacity.
2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan
kemerataan nilai dan kesejahteraan equlity. 3.
Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini
dinyatakan sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan empowerment.
Pembangunan adalah suatu strategi yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Pembangunan sosial pada prinsipnya lebih
berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi. Beberapa sektor yang menjadi pusat perhatian pendekatan ini mencakup
pendidikan, kesehatan, ketanagakerjaan, jaminan sosial dan pengentasan kemiskinan.
Secara sempit, pembangunan dapat didefinisikan sebagai pembangunan kesejahteraan sosial. Ia berorientasi pada peningkatan
keberfungsian sosial social functioning kelompok-kelompok tidak beruntung disadvantage groups, atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial P2KS
yang meliputi fakir miskin, anak terlantar, anak jalanan, pekerja anak, keluarga rentan, wanita rawan sosial ekonomi, dan komunitas adat lokal.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan dapat dilihat dari indikator keluaran, seperti tingkat kemiskinan, melek huruf, harapan hidup, dan partisipasi sosial. Indikator
standar hidup ini telah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Pembangunan sosial bisa pula diukur dari indikator masukan yang umumnya dilihat dari
pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial. Dalam kaitannya dengan indikator masukan ini, masih berkembang
anggapan bahwa pembangunan nasional adalah ”pengeluaran mahal” yang tidak akan mampu dilakukan oleh negara-negara berkembang. Hanya negara-
neagar kaya saja yang pantas melakuakan investasi sosial yang mewah ini Pembangunan Nasional oleh : Edi Suharto.
Teori-teori pembangunan yang lazim digunakan dimulai dengan mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan rata-rata
produk domestik netto, tingkat tabungan dan investasi, serta tingkat perdagangan.
Walaupun berguna bagi pemahaman kita mengenai pembangunan ekonomi, teori-teori dan model-model pembangunan ini tidak
mengatakan apa-apa tentang bagaimana memulai pembanguunan itu. Teori- teori dan model-model itu berbicara mengenai unsur-unsur luar dari proses
pembangunan, dan gejala-gejala yang dapat diukur. Dorongan ke arah peningkatan perbaikan tolak ukur, dan kebutuhan
akan keleusan teoritis yang sebanding semakin membuat model-model ini tidak relevan bagi kita yang walaupun terlibat dalam proses pembangunan
politik juga telah dirumuskan. Tetapi kebanyakan model teorities ini tampaknya didasarkan pada sejumlah variabel yang sangat terbatas dan
penjelasan-penjelasan senada yang berfungsi dengan sistem tunggal. Faktor-
Universitas Sumatera Utara
faktor yang dapat dikenali dan diukur berdasarkan dampaknya pada tingkat pertumbuhan rata-rata berdasarkan asumsi khusus, misalnya, hanya
mempunyai relevansi yang terbatas dalam suatu masyarakat yang sedang berubah secara pesat. Untuk itu diperlukan sejumlah teori yang mencoba
mengaitkan pertumbuhan ekonomi dengan proses pembangunan politik. Pembangunan Desa Kelurahan dan Pembangunan Masyarakat
sebagai bagian Integral dari Pembangunan Nasional, perlu ditumbuh kembangkan melalui peningkatan mutu keterpaduan, kegotong royongan,
menumbukan prakarsa dan swadaya masyarakat, guna lebih memantapkan peningkatan pembangunan dari Desa Swadaya ke Desa Swakarsa menjadi
Swasembada dengan terlebih dahulu mengetahui data dan informasi yang terpercaya tentang karakter DesaKelurahan yang diperoleh melalui sistem
pendataan pada Data Profil DesaKelurahan.
II.5. Pengertian Kesejahteraan dan Sosial
II.5.1 Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu
yentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran
kata an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.
Universitas Sumatera Utara
II.5.2. Pengertian Sosial
Istilah sosial berasal dari kata bahasa Latin ; socius yang berarti kawan atau teman. Manusia lahir dengan apa adnya, kemudian memulai hidup saling
berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Menurut Dr.J.A. Poonsioen, dikutip T.Sumarnogroho 1982, istilah sosial mempunyai arti yang berbeda :
1. Sosial diartikan sebagai suatu indikasi daripada kehidupan bersama
makhluk manusia, umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak, dan dalam hubungan antar manusia.
2. Istilah sosial pada abad ke 19 mempunyai konotasi yang berbeda, lebih
sentimentil dan karena itu menjadi agak kabur seperti beberapa istilah yang agak serupa yang dikaitkan dengan persoalan-persoalan kemiskinan
dan ketelantaran orang misalnya : pekerjaan sosial, pelayanan sosial, aksi sosial. Meskipun demikian dari konotasi ini kemudian berkembang dalam
segala arah yang bersangkut paut dengan pembaharuan masyarakat yang bertujuan menaggulangi kemiskinan dan ketelantaran.
Selanjutnya pengertian kata sosial mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan ”orang dalam masyarakat”.
Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan tidak melulu makhluk ekonomi atau orang lainnya.
II.6. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Secara etimologi, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan sejahtera pada umumnya meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial, dan bukan
hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan tertentu saja, jadi merupakan suatu keadaan atau kegiatan Suparlan, 1983 : 58.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, Kesjahteraan Sosial mempunyai pengertian yang berbeda, Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannyameliputi semua
bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan individu, kelompok, masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat
pula mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masala-masalah sosial mosalnya :
pengembangan sumber-sumber manusia, kemiskinan, serta disorganisasi sosial Nurdin, 1990 : 27.
Menurut PBB, Kesejahteraan Sosial adalah suatu keadaan atau kondisi sejahtera baik fisik maupun mental, maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-
perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Dan kemudian pengertian tersebut disempurnakan menjadi suatu kegiatan yang terorganisir dengan
tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka.
Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, diman didalamnya terdapat berbagai macam dan usaha
sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial,
waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan sosial. Menurut Walter A. Friedlander 1961 :
”Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang teroganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan
untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan mereka dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga
dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Definisi tersebut menjelaskan : 1.
Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan okok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, juga relasi-relasi sosialnya dengan lingkungannya.
Definisi dan penjelasan tersebut menjadikan pengertian kesejahteraan sosial dalam arti yang dinamis. Kesejahteraan sosial mencakup tujuan dan
juga usaha dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut. Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi : ”Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material dan spiriyual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia serta kewajiban manusia dengan Pancasila”.
Definisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai
dengan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek rohaniah dan jasmaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat
tinggal, air, udara, dan pemeliharan kesehatan yang cukup disamping kebutuhan rohaniah. Konsep kesejahteraan tersebut bersifat statis yaitu
menyangkut tujuan dari kesejahteraan sosial.
II.7. Pengertian Masyarakat
Pada dasarnya masyarakat terdiri dari berbagai lapisan sosial. Walaupun secara konseptual pengertian masyarakat komunitas sendiri sangat
Universitas Sumatera Utara
luas, dan rumit tetapi lapisan-lapisan inilah yang sering disebut sebagai masyarakat. Dalam skala nasional yang disebut masyarakat Indonesia bukan
sebuah masyarakat yang seragam. Ratusan dan bahkan ribuan kelompok atau komunitas yang ada membentuk masyarakat Indonesia dan memberikan
gambaran lapisan sosial tersebut. Dengan keadaan tersebut sangat wajar jika didalam masyarakat dapat
terjadi ketegangan sosial antara kepentingan individu dan kelompok, atau antara kepentingan kecil dengan yang lebih besar.
Sesungguhnya masyarakat adalah sebuah indetifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
Kekuatan pengikat suatu masyarakat, terutama adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan
atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasiwilayah
geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan
yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya. Dengan demikian struktur masyarakat akan menjadi faktor kunci
dalam meninjau kapasitas dan potensi komunitas. Jelas bahwa semakin beragamnya heterogen struktur masyarakat semakin banyak pula
kepentingan komunitas yang harus diakomodasi dalam sebuah proses pembangunan. Kepentingan bersama jelas akan lebih mudah untuk dicapai
apabila terdapat unsur yang menjadi pengikat suatu komunitas juga kuat. Biasanya komunitas yang terbentuk secara alamiah baik yang dibentuk oleh
Universitas Sumatera Utara
nilai budaya, sosial dan ekonomi memiliki daya gerak yang jauh lebih baik dibandingkan komunitas yang dibentuk oleh katan-ikatan formal seperti
wilayah, ideologi poitik, serta atribut-atribut administratif lainnya. Kata masyarakat dan potensi merupakan pasangan yang selalu muncul
ketika membicarakan masyarakat dalam pembangunan. Keduanya selalu muncul dan pengertiannya sering saling mengisi dan menggantikan.
Karenanya dalam membahas kapasitas pembangunan suatu masyarakat kita dapat mengartikannya sebagai seberapa besar tingkat yang mungkin dilakukan
atau diambil oleh masyarakat. Dalam hal ini kapasitas pemabngunan dapat dilihat sebagai kemampuan didalam memanfaatkan dan mengelola sumber
daya baik alam maupun sosial, dengan teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan pengembangan fisik dan sosial kehidupan manusia.
Ada beberapa aspek yang menentukan kapasitas masyarakat dan keterlibatannya didalam proses penbangunan yakni kesediaan prasarana,
pranata, SDAdan SDM yang memadai serta kondisi yang menunjang. Pranata bagi keterlibatan masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat
penting yang harus ada karena pranata akan menyediakan wadah dan mekanisme yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Hal ini penting
karena hakekat dari ketersediaan mekanisme tersebut adalah pengakuan secara hukum atas keberadaan masyarakat. Legalitas ini diperlukan untuk
memberikan jaminan keamanan atas hasil yang dicapai terhadap berbagai gangguan pihak lain.
Selain itu pranata juga akan memberikan jaminan sosial bagi masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber daya yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan aktivitas pembangunannya. Karena pembangunan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya maka kemampuan untuk mengakses sumber
daya merupakan faktor penting bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif didalam pembangunan. Tanpa akses terhadapmodal atau teknologi, misalnya,
terlalu sulit bagi masyarakat untuk mengambil peran dalam proses pembangunan.
Namun ketersediaan pranata bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas pembangunan juga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
masyarakat. Keterampilan teknis dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan sumber daya pembangunan diperlukan agar keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan lebih efektif dan efisien.
II.8. Pengertian Kecamatan
Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, Kecamatan merupakan wilayah administratif pemerintahan dalam rangka dekosentrasi yakni
lingkungan kerja, perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di daerah.
Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota dimana Camat sebagai pimpinan yang menanggungjawabi suatu Kecamatan. Yang menjadi kajian peneliti sebagai objek penelitian adalah
Kecamatan Medan Selayang yang memiliki potensi yang cukup besar untuk melakukan penelitian tenatang peningkatan kesejahteraan masyarakatnya
dengan pembangunan yang ada di adalamnya. Tujuan dari pengambilan data dari Kecamatan Medan Selayang juga untuk mengetahui seberapa besar
Universitas Sumatera Utara
pengaruh dari pembangunan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
II.9. Kerangka Pemikiran
Pelaksanaan pembangunan yang ada di Indonesia didasarkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana dengan adanya pemetaan suatu
wilayah dapat ditarik sebuah hubungan yang bersifat saling berkaitan antara satu sama lain. Pemetaan potensi yang ada di kelurahan jika dikaitkan dengan
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di kecamatan sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah memberikan peluang bagi daerah untuk melaksanakan pembangunan secara
berkesinambunagan dimana otoritas daerah sangat berperan besar dalam pembangunan tersebut. Peneliti melihat dengan adanya potensi yang ada pada
kelurahan juga dapat menunjang laju pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di kecamatan.
Peneliti menggambarkan kerangka pemikiran pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat
di Kecamatan Medan Selayang dengan menghubungkan dampak dari yang ditimbulkan oleh pembangunan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang ada di Kecamatan Medan Selayang. Untuk memperjelas bahasan pembangunan kesejahteraan sosial di Kecamatan Medan Selayang sebagai
berkut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran
UU No 5 Tahun 1979 Otonomi Daerah
UU No 6 Tahun 1974 Kesejahteraan Sosial
Pemetaan potensi Kelurahan
Pelaksanaan pembangunan
Peningkatan kesejahteraan sosial
Masyarakat Kecamatan Medan Selayang
Universitas Sumatera Utara
II.10. Definisi Konsep dan Definisi Operasional
II.10.1. Definisi Konsep
Konsep merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep adalah
istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian Singarimbun, 1984 : 33. Konsep penelitian sangat diperlukan untuk agar tidak menimbulkan kekacauan atau kesalah pahaman yang dapat
mengaburkan tujuan penelitian. Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang
digunakan, maka dibatasi konsep yang akan digunakan sebagai berikut : 1.
Pemetaan potensi kelurahan diartikan sebagai pengelompokan suatu wilayah dalam hal ini kelurahan beserta potensi yang ada didalamnya
untuk peningkatan kesejahteraan penduduknya. 2.
Pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial diartikan sebagai sesuatu proses kearah yang lebih baik lagi dalam pemenuhan kebutuhan akan
pangan, sandang, papan, material maupun spritual dimana pembangunan yang berkesinambungan akan menciptakan suatu masyarakat yang adil,
makmur dan sejahtera sesuai dengan cita-cita nasional. 3.
Masyarakat Kecamatan Medan Selayang sebagai objek peneltian di harapkan dapat menjadi responden bagi peneliti untuk dapat mengetahui
tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya pembangunan yang ada di kelurahan maupun kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
II.10.2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel Singarimbun,1989 : 46.
Dalam penelitian pemetaan potensi kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat di Kecamatan Medan Selayang
dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1.
Pemetaan Potensi. a.
Potensi SDA : - Pengolahan Lahan -
Kualitas Air Bersih Udara b.
Potensi SDM : - Pengangguran anak putus sekolah c.
Potensi Kelembagaan : - Pemerintahan - Ekonomi -
Kemasyarakatan - Pendidikan -
Politik - Keamanan d.
Potensi Sarana dan Prasarana : - Transportasi - Kesehatan
- Komunikasi
- Penerangan -
Peribadatan - Olahraga -
Akomodasi 2.
Pelaksanaan Pembangunan. a.
Pemahaman masyarakat tentang Pembangunan. b.
Perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan. c.
Kaitan antara potensi dengan pembangunan. d.
Hasil pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya. Nawawi, 1991: 63 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh potensi yang ada di Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Medan
Selayang. Peneliti mengambil satu lingkungan dari setiap Kelurahan sebagai perwakilan yang representatif sebagai objek penelitian dan masyarakatnya
sebagai subjek penelitian.Ini bertujuan agar peneliti dapat mendapatkan dat yang lebih akurat dengan menggunakan perwkilan masyarakat yang bersifat
representatif.
III.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang dimana dalam pengambilan data peneliti juga mengambil dari Kantor Camat Medan
Selayang yang berlokasi di Jl Bunga Cempaka No 54A telp. 061 8212556 Medan 20131 di
Kelurahan PB. Selayang II. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari pemetaan
Universitas Sumatera Utara
potensi yang ada di daerah tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
III.3. Populasi dan Sampel
III.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu di dalam statu penelitian Nawawi, 1993 : 141. Yang menjadi populasi adalah
masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Selayang yang berjumlah 25.785 KK.
Peneliti mengambil populasi secara cluster berimbang yaitu mengambil populasi dari 6 kelurahan yang ada namun dalam penarikan
sampel peneliti mengambil 1 lingkungan dari setiap kelurahan yang dapat mewakili keseluruhan data yang bersifat representatif . Dalam pemilihan
lingkungan yang akan peneliti teliti maka peneliti juga menggunakan proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk menclusterkan
lingkungan yang akan di ambil secara acak agar dapat menjadi wakil yang representatif untuk dijadikan sebagai sampel.Alasannya adalah untuk
menyempitkan populasi agar penelitian dapat dilakukan lebih mendalam serta memperoleh data yang lebih valid.
III.3.2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi, maksudnya sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili populasi secara maksimal. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Arikunto, jika jumlah populasi lebih dari 100, maka dianjurkan untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15 dan 20-25 dari jumlah populasi
dan ini telah dianggap representatif Arikunto, 1993 : 149. Dalam pengambilan sampel untuk setiap lingkungan peneliti menggunakan teknik
proporsional random sampling dimana tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti memperoleh data yang representatif dan perwakilan secara berimbang
dalam pengolahan data. Penentuan lingkungan dilakukan dengan menggunakan teknik secara acak untuk lingkungan yang dijadikan sebagai
sampel. Adapun data masyarakat yang dijadikan sebagai sampel adalah
sebagai berikut : 1
Kelurahan Asam Kumbang Lingkungan V : 210 KK x 10 = 21 KK
2 Kelurahan Tanjung Sari
Lingkungan III : 150 KK x 10 = 15 KK 3
Kelurahan P.B. Selayang I Lingkungan V : 130 KK x 10 = 13 KK
4 Kelurahan P.B Selayang II
Lingkungan IV : 250 KK x 10 = 25 KK 5
Kelurahan Sempakata Lingkungan V : 150 KK x 10 = 15 KK
6 Kelurahan Beringin
Lingkungan IV : 200 KK x 10 = 20 KK
Universitas Sumatera Utara
III.4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan, penulis mempergunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Data Primer Terdiri dari :
a. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang
menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar, jurnal, karya ilmiah, dan
bentuk tulisan-tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti.
b. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui: b.1.Observasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengadakan
pengamatan di lapangan atau disebut pula dengan metode yang digunakan untuk menghimpun data penelitian dimana data
penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. b.2.Angket atau kuisioner yaitu mengumpulkan data informasi dengan
cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertentu untuk dijawab oleh responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
tersebut. Menurut Nawawi 1992:120, kuisioner sebagai alat pengumpul data adalah pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis oleh responden.
Universitas Sumatera Utara
2. Data Sekunder Data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan library research
yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data dari buku-buku, laporan- laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat-pendapat para ahli dan sebagainya
yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini dengan baik.
III.5. Teknik Analisis Data
Tahapan penganalisaan data merupakan tahap penyederhanaan data. Setelah data informasi terkumpul, maka selanjutnya disusun melalui tahap
pengeditan terhadap informasi dan data. Hal ini dilakukan guna kesempurnaan prngisian dari setiap instrumen penelitian dan memeriksa seluruh pertanyaan
yang terlewatkan, tidak terjawab atau belum jelas. Teknik analisis data dalam penelitian adalah menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Dimana data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ke lapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis.
Pengolahan dengan penganalisisan data ini mempunyai tujuan untuk menjabarkan data yang diperoleh dari penelitian. Kemudian dilakukan analisa
data dengan menggambarkan, menjelaskan dan memberikan komentar- komentar.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN