Definisi tersebut menjelaskan : 1.
Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan okok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, juga relasi-relasi sosialnya dengan lingkungannya.
Definisi dan penjelasan tersebut menjadikan pengertian kesejahteraan sosial dalam arti yang dinamis. Kesejahteraan sosial mencakup tujuan dan
juga usaha dalam mencapai kesejahteraan sosial tersebut. Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi : ”Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material dan spiriyual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia serta kewajiban manusia dengan Pancasila”.
Definisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai
dengan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek rohaniah dan jasmaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat
tinggal, air, udara, dan pemeliharan kesehatan yang cukup disamping kebutuhan rohaniah. Konsep kesejahteraan tersebut bersifat statis yaitu
menyangkut tujuan dari kesejahteraan sosial.
II.7. Pengertian Masyarakat
Pada dasarnya masyarakat terdiri dari berbagai lapisan sosial. Walaupun secara konseptual pengertian masyarakat komunitas sendiri sangat
Universitas Sumatera Utara
luas, dan rumit tetapi lapisan-lapisan inilah yang sering disebut sebagai masyarakat. Dalam skala nasional yang disebut masyarakat Indonesia bukan
sebuah masyarakat yang seragam. Ratusan dan bahkan ribuan kelompok atau komunitas yang ada membentuk masyarakat Indonesia dan memberikan
gambaran lapisan sosial tersebut. Dengan keadaan tersebut sangat wajar jika didalam masyarakat dapat
terjadi ketegangan sosial antara kepentingan individu dan kelompok, atau antara kepentingan kecil dengan yang lebih besar.
Sesungguhnya masyarakat adalah sebuah indetifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
Kekuatan pengikat suatu masyarakat, terutama adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan
atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasiwilayah
geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan
yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya. Dengan demikian struktur masyarakat akan menjadi faktor kunci
dalam meninjau kapasitas dan potensi komunitas. Jelas bahwa semakin beragamnya heterogen struktur masyarakat semakin banyak pula
kepentingan komunitas yang harus diakomodasi dalam sebuah proses pembangunan. Kepentingan bersama jelas akan lebih mudah untuk dicapai
apabila terdapat unsur yang menjadi pengikat suatu komunitas juga kuat. Biasanya komunitas yang terbentuk secara alamiah baik yang dibentuk oleh
Universitas Sumatera Utara
nilai budaya, sosial dan ekonomi memiliki daya gerak yang jauh lebih baik dibandingkan komunitas yang dibentuk oleh katan-ikatan formal seperti
wilayah, ideologi poitik, serta atribut-atribut administratif lainnya. Kata masyarakat dan potensi merupakan pasangan yang selalu muncul
ketika membicarakan masyarakat dalam pembangunan. Keduanya selalu muncul dan pengertiannya sering saling mengisi dan menggantikan.
Karenanya dalam membahas kapasitas pembangunan suatu masyarakat kita dapat mengartikannya sebagai seberapa besar tingkat yang mungkin dilakukan
atau diambil oleh masyarakat. Dalam hal ini kapasitas pemabngunan dapat dilihat sebagai kemampuan didalam memanfaatkan dan mengelola sumber
daya baik alam maupun sosial, dengan teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan pengembangan fisik dan sosial kehidupan manusia.
Ada beberapa aspek yang menentukan kapasitas masyarakat dan keterlibatannya didalam proses penbangunan yakni kesediaan prasarana,
pranata, SDAdan SDM yang memadai serta kondisi yang menunjang. Pranata bagi keterlibatan masyarakat dalam pembangunan merupakan prasyarat
penting yang harus ada karena pranata akan menyediakan wadah dan mekanisme yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Hal ini penting
karena hakekat dari ketersediaan mekanisme tersebut adalah pengakuan secara hukum atas keberadaan masyarakat. Legalitas ini diperlukan untuk
memberikan jaminan keamanan atas hasil yang dicapai terhadap berbagai gangguan pihak lain.
Selain itu pranata juga akan memberikan jaminan sosial bagi masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber daya yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan aktivitas pembangunannya. Karena pembangunan berkaitan dengan pengelolaan sumber daya maka kemampuan untuk mengakses sumber
daya merupakan faktor penting bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif didalam pembangunan. Tanpa akses terhadapmodal atau teknologi, misalnya,
terlalu sulit bagi masyarakat untuk mengambil peran dalam proses pembangunan.
Namun ketersediaan pranata bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas pembangunan juga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
masyarakat. Keterampilan teknis dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan sumber daya pembangunan diperlukan agar keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan lebih efektif dan efisien.
II.8. Pengertian Kecamatan