Rata-rata komposisi asam lemak minyak sawit, minyak kelapa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati.
Asam Lemak Jumlah
Atom C Minyak
Sawit Minyak Inti
Sawit Minyak
Kelapa Asam Lemak Jenuh:
Oktanoat 8
- 2-4
8 Dekanoat
10 -
3-7 7
Laurat 12
1 41-55
48 Miristat
14 1-2
14-19 17
Palmitat 16
32-47 6-10
9 Stearat
18 4-10
1-4 2
Asam Lemak Tidak Jenuh: Oleat
18 38-50
10-20 6
Linoleat 18
5-14 1-5
3 Linolenat
18 1
1-5 -
Sumber : Majalah Sasaran No.4, 1996
2.3.4. Sifat-Sifat Minyak Goreng
Minyak goreng meliputi sifat fisik dan kimia. Sifat fisik dan kimia minyak goreng sangat dipengaruhi oleh komposisi asam lemak di dalamnya.
2.3.4.1. Sifat Fisik
Sifat fisik meliputi warna, bau, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih, titik pelunakan, slipping point, shot melting point, bobot jenis, viskositas,
indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, titik nyala, dan titik api Ketaran, 2005. 1.
Warna, terdiri dari 2 golongan, golongan pertama yaitu zat warna alamiah, seperti
α dan β karoten berwarna kuning, xantofil,berwarna kuning kecoklatan, klorofil berwarna kehijauan dan antosyaninberwarna
kemerahan. Golongan kedua yaitu zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah, yaitu warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol
vitamin E, warna cokelat disebabkan oleh bahan untuk membuat minyak
Universitas Sumatera Utara
yang telah busuk atau rusak, warna kuning umumnya terjadi pada minyak tidak jenuh.
2. Bau, terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena
pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek. 3.
Kelarutan, minyak tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alcohol,etil eter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen.
4. Titik cair dan polymorphism, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu
nilai temperature tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat lebih dari satu bentuk Kristal.
5. Titik didih boiling point, titik didih akan semakin meningkat dengan
bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut. 6.
Titik lunak softening point, dimaksudkan untuk identifikasi minyak tersebut. 7.
Sliping point, digunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran komponen-komponenya.
8. Shot melting point, yaitu temperature pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak atau lemak. 9.
Bobot jenis, biasanya ditentukan pada temperature 25°C , dan juga perlu dilakukan pengukuran pada temperature 40°C.
10. Viskositas dan indeks bias sangat mempengaruhi mutu minyak goreng.
Minyak goreng yang paling baik adalah minyak goreng yang mempunyai nilai viskositas dan indeks bias yang besar.
11. Titik kekeruhan turbidity point, ditetapkan dengan cara mendinginkan
campuran minyak dengan pelarut lemak. 12.
Titik asap, titik nyala dan titik api, dapat dilakukan apabila minyak dipanaskan. Merupakan criteria mutu yang penting dalam hubungannya dengan minyak
yang akan digunakan untuk menggoreng.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.2. Sifat Kimia