Berkat Zaluku Siswa Yohanes Sihol Siahaan siswa

hanya mengikuti komsel dan PPA. Beliau mengatakan bersyukur untuk kehadiran Yayasan Peduli Karakter Bangsa, dikarenakan masih ada orang yang mau member hidup mereka untuk menolong mereka yang kurang mampu. Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan- kegiatan rohani yang sering dilakukan sangat memberkati mereka dalam banyak hal. Terutama dalam memahami kehidupan dari sudut pandang Tuhan sebagai pemeberi kehidupan itu sendiri.

14. Berkat Zaluku Siswa

Berkat Zaluku adalah seorang siswa yang duduk di kelas 5 sekolah dasar. Berkat Zaluku anak ke tiga dari lima bersaudara. Berkat Zaluku sekarang berusia 10 tahun, berasal dari suku Nias, agama Berkat zaluku adalah Kristen protestan. Tinggal di Jalan Notes Medan, Ibunya bernama Yuniati Waluwu bekerja sebagai tukang cuci, ayahnya bernama Berli Zaluku bekerja sebagai kuli bangunan. Berkat Zaluku adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Anak pertama Kelas 3 SMP, anak kedua kelas 1 SMP, dan anak yang terakhir kelas 3 SD. Berkat Zaluku mengatakan bahwa dulu sebelum dia masuk sekolah dia adalah anak yang nakal, tidak bisa diatur, suka berkata kotor, dan suka mengejek orang lain. Tahun pertama samapai tahun ketiga dia masuk sekolah, guru- guru sering dibuat kewalahan dalam membinanya. Dia suka ribut dan menggangu teman- temannya di dalam kelas. Tidak jarang dia sering mendapat disiplin dari guru. Dia disuruh merenungkan kesalahannya dan membuat pilihan yang tepat untuk memperbaiki kelakuannya. Tetapi sekarang dia sudah mulai banyak berubah, Berkat Zaluku mengatakan dia Universitas Sumatera Utara tidak mau menghabis- habiskan tenaganya lagi untuk hal yang sia- sia seperti; marah, bertengkar dengan teman, melawan orangtua, tidak bisa mengurus diri sendiri, berkata kotor . karena semua tidak memberikan dampak apapun kepadanya jika dilakukan, melainkan mencuri banyak hal darinya salah satunya sukacitanya. Dia sudah menjadi anak yang mudah diajar, banyak membantu orangtua, mulai bisa membedakan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Semakin belajar menghargai orang lain dan menghormati orang yang lebih tua darinya.

15. Yohanes Sihol Siahaan siswa

Yohanes Sihol Siahaan adalah seorang siswa yang duduk di kelas 5 SD, Yohanes Sihol sekarang berusia 10 tahun, berasal dari suku batak toba, agama Kristen protestan. Anak pertama dari dua orang bersaudara. Adiknya berusia 6 tahun, sekarang duduk di kelas 1 SD. Ayahnya bernama Horas Siahaan, berusia 42 tahun, Horas Siahaan bekerja sebagai seorang montir di sebuah bengkel yang dikelola oleh orang lain. Ibunya bernama Roida Sihombing sekarang berusia 38 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Yohanes mengatakan dulu dia anak yang suka berbohong, melawan orangtua, keras kepala, tidak bisa diatur, berkata kotor, liar. Pertama sekali masuk sekolah dia suka bersikap sesukanya tidak mengharagi siapapun sama sekali. Jika dia tidak menyukai sesuatu hal dia akan berkomentar sesukanya. Yohanes mendapat bimbingan khusus dari para guru. Dia diberikan seorang mentor yang fokus memperhatikan perkembangannya sehari- hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan diluar sekolar yang dilakukan dua Universitas Sumatera Utara kali sembulan. Yohanes diberikan arahan dan bimbingan, sampai dia berubah perlahan- lahan. Dan sampai hari ini dia terus belajar samapi dia bisa menjadi anak yang berkarakter. Adapun perubahan Yohanes saat ini yaitu; tidak lagi mengeluarkan kata- kata kotor, tidak lagi berbohong, sopan terhadap yang lebih tua darinya, dan tidak lagi melawan orangtua. Yohanes mengatakan dia berubah dikarenakan dia menyadari bahwa semua yang dilakukannya itu sia- sia dan tidak ada artinya untuk dilakukan. Walaupun sampai saat ini dia msih harus terus belajar. Tetapi dia memberi diri untuk dibina dan ditegur supaya dia jadi anak yang berguna bagi bangsa dan keluarganya melalui karakternya.

16. Kevin Pratama Panjaitan siswa