Dimaren Hutagaol orangtua murid Juliana Manalu orangtua murid

tahun 3 SD bersekolah di TALITA KUM juga. Bapak Gaslen Rajagukguk bekerja sebagai supir angkot. Istri Bapak Gaslen Rajaguguk bernama Ningsih Sinaga berusia 45 tahun, bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Bapak Gaslen rajaguguk mengatakan dia sangat terbantu dengan kehadiran Yayasan Peduli Karakter Bangsa dalam pemberian sekolah murah kepada masyarakat yang kurang mampu. Selama ini Bapak Gaslen sangat susah dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari ditambah lagi biaya pendidikan yang sangat tinggi. Keinginan Bapak Gaslen untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin sangat besar, oleh karena itu walaupun dia bekerja hanya sebagai supir angkot dengan pendapatan yang sangat terbatas dia tetap mengutamakan pendidikan anaknya. Beliau juga merasa sangat diberkati dengan banyaknya pelayanan yang dilakukan oleh yayasan dalam mebantu kehidupan keluarganya. Mereka tidak hanya mendapat bantuan secara dana tetapi juga secara spiritual, karena yayasan tidak pernah lupa memberikan motivasi- motivasi kepada keluarganya dalam berbagai bentuk acara yang sering diadakan. Sehingga keluarganya lebih rukun walaupun keadaan ekonomi yang sulit sering menjadi masalah dalam keluarga.

10. Dimaren Hutagaol orangtua murid

Bapak Dimaren Hutagaol adalah salah satu orangtua murid yang bernama Imanuel Hutagaol 5SD. Bapak Dimaren Hutagaol berusia 50 tahun, pendidikan terakhir Bapak Dimaren Hutagaol adalah SMA Sekolah Menengah Atas. Bapak Dimaren Hutagaol berasal dari suku batak Toba, Universitas Sumatera Utara beragama Kristen dan bertempat tinggal di Jl. Kuali No.83, Medan. Bapak Dimaren Hutagaol memiliki 7 orang anak. Bapak Dimaren Hutagaol bekerja sebagai tukang becak dan istrinya yang bernama Ibu Tioida 45 tahun Sidabutar bekerja sebagai tukang cuci. Bapak Dimaren Hutagaol mengatakan dia sangat terbantu dengan kehadiran Yayasan Peduli Karakter Bangsa dalam pemberian sekolah murah kepada masyarakat yang kurang mampu. Dengan jumlah anak yang banyak dan pekerjaan yang sangat tidak cukup memenuhi kebutuhan secara penuh, Bapak Dimaren Hutagaol merasa sangat terbantu dengan kehadiran Yayasan Peduli Karakter Bangsa. Dia sangat berharap bahwa anak- anaknmya nanti tidak merasakan susahnya kehidupan yang dia rasakan saat ini. Walaupun sebanrnya secara kebutuhan Bapak Dimaren Hutagaol lebih membutuhkan bantuan secara finansial ataupun usaha. Tetapi dia juga bersyukur, setidaknya biaya sekolah yang murah mengurangi bebannya. Kerohanian keluarganya juga banyak terbantu dikarenakan guru sering rutin datang kerumah melakukan kunjungan dan berdoa untuk keluargsa beliau.

11. Juliana Manalu orangtua murid

Ibu Juliana manalu adalah salah satu orangtua murid bernama Mariana Ginting kelas 2 SD . Ibu Juliana Manalu berusia 32 tahun, pendidikan terakhir Ibu Juliana manalu adalah SMP Sekolah Menengah Pertama . Ibu Juliani berasal dari suku batak toba, beragama Kristen dan bertempat tinggal di Jl. Batu Tulis No.87 Medan. Ibu Juliana Manalu memiliki 6 orang anak. Anak yang pertama perempuan berusia 6 tahun Universitas Sumatera Utara bernama mariana Ginting 2 SD, anak kedua perempuan berusia 6 tahun bernama Mariani Ginting 2 SD, anak ketiga perempuan bernama Ruth Helina berusia 5 Tahun TK Besar , dan yang terakhir bernama Grace Ginting berusia 4 tahun TK Kecil keempatnya bersekolah di Talita Kum dan anak yang kelima dan keenam masi berumur 3 tahun bernama Jena dan Jeni Ginting. Ibu Juliana Manalu bekerja tukang cuci dan tukang gosok pembantu rumah tangga untuk bebrapa rumah. Suami Ibu Juliana Manalu bernama Pohan Ginting berusia 35 tahun, bekerja sebagai penarik becak. Ibu Juliana Manalu terlibat dalam pelayanan Yayasan Peduli Karakter Bangsa pada waktu dilakukan perekrutan dengan mendatangi rumah ke rumah. Ibu Juliana Manalu merasa sangat terbantu dengan kehadiran Yayasan peduli Karakter Bangsa. Dengan jumlah anak yang banyak dan pekerjaan yang sama sekali tidak bisa mencukupi biaya pendidikan, Ibu Juliana Manalu merasa sangat tertolong. Dia bisa bisa mencicil biaya sekolah anaknya tanpa harus takut anaknya berhenti sekolah hanya karena biaya pendidikan yang sangat mahal. Karakter anaknya juga sudah dibina sejak usia mereka masih dini, sehingga beliau merasa beban dikarenakan waktu untuk mendidik anak yang kurang dan situasi lingkungan yang kurang sehat untuk pertumbuhan anak bukan lagi menjadi maslah yang dikhawatirkan terlalu besar.

12. Jhon H purba orangtua murid