Sistem Pendidikan Among Ki Hajar Dewantara

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem Pendidikan Among Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia melihat manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Menurut Ki Hajar Dewantara Tilaar, H.A.R, 2008 Kebijakan Pendidikan Hal. 51 pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Batasan atau rumusan di atas adalah batasan atau rumusan menurut ahli ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia terhadap manusia. Pada dasarnya rumusan-rumusan itu ada yang memberi tekanan pada kegiatan orang dewasa dan ada yang memberi tekanan pada kehidupan setiap orang dewasa, dan ada yang member tekanan pada kehidupan setia orang. Namun dengan berkembangnya Teori Pendidikan Seumur Hidup sejak tahun 1960-an, dan pemahaman akan kegiatann fundamental manusia dalam mengembangkan dirinya, maka arti atau makna pendidikan terikat pada ‘waktu sekarang’ dan dapat dilihat dari tiga sudut. Adapun ketiga sudut itu adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Sudut orang dewasa susila: “Pendidikan adalah bantuan, pengaruh orang dewasa susila kepada orang belum dewasa susila tertuju ke pendewasaan diri orang belum dewasa susila”. 2. Sudut orang belum dewasa susila: “Pendidikan adalah penggunaan bantuan dari orang dewasa susila oleh belum dewasa susila demi pendewasan dirinya” 3. Sudut interaksi keduanya : “Pendidikan adalah kegiatan interaksi orang dewasa susila dan orang belum dewasa susila demi pendewasaan orang yang belum dewasa susila Ki Hadjar Dewantara juga membedakan antara sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan”. Menurutnya pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah kemiskinan dan kebodohan. Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik. Manusia merdeka itu adalah manusia yang hidupnya secara lahir dan batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi ia mampu bersandar dan berdiri di atas kakinya sendiri. Artinya sistem pendidikan itu mampu menjadikan setiap individu hidup mandiri dan berani berpikir sendiri atau memakai istilah Kant, sapere aude Muhammad Nur Wangid, 135 Sistem Among Pada Masa Kini: Kajian Konsep dan Praktik Pendidikan . Dalam arti luas maksud pendidikan dan pengajaran adalah bagaimana memerdekakan manusia sebagai anggota dari sebuah persatuan rakyat. Kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan yang bersifat dewasa dan menjunjung tinggi nilai-nilai hidup bersama. Oleh karena itu, setiap orang merdeka harus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Dalam hal ini harus menyadari bahwa setiap Universitas Sumatera Utara individu juga memiliki hak yang sama seperti dirinya yang juga berhak menuntut kemerdekaannya. Dalam masyarakat, pimpinan kebijaksanaan dengan laku ‘Tutwuri Handayani. ‘Among’ mengemong berarti memberi kebebasan kepada anak didik dan guru akan bertindak bila tindakan anak didik membahayakan keselamatan dirinya. Dalam keadaan biasa pimpinan harus tegas, anak didik harus tunduk pada pimpinan yang berlaku, kedudukan pimpinan diatas peraturan yang berlaku. Sistem ‘among’ adalah cara pendidikan yang dilakukan Tamansiswa yaitu mewajibkan para pamong agar mengikuti dan mementingkan kodrat pribadi anak didik dengan tidak melupakan pengaruh-pengaruh yang melingkunginya hand out Taman Siswa. Metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh care and dedication based on love. Yang dimaksud dengan manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang. Oleh karena itu bagi Ki Hajar Dewantara pepatah ini sangat tepat yaitu “Educatethe head, the heart, and the hand”. Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar fasilitator; dalam hubungan relasi dan komunikasi dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain orang tua, komite sekolah, pihak terkait; segi administrasi sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain: keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan; Universitas Sumatera Utara menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani masyarakat. Dalam kaitan dengan ini penting juga performancepenampilan seorang profesional: secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator. Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif dan kolaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik. Oleh karena itu boleh dapat disimpulkan bahwa sistem ‘among’ adalah suatu sistem yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua asas yaitu: a. Kodrat alam, sebagai syarat mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya. b. Kemerdekaan, sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir-batin anak, agar dapat memiliki pribadi yang kuat. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan yang disebut “Tri pusat Pendidikan” yaitu: 1. Lingkungan keluarga: terutama mengenai budi pekerti, keagamaan dan kemasyarakatan secara informal. 2. Lingkungan sekolah: mengenai ilmu pengetahuan, kecerdasan dan pengembangan budi pekerti secara formal. 3. Lingkungan masyarakat: pengembangan keterampilan, latihan kecakapan, dan pengembangan bakat secara non formal. hand out Tamansiswa. http:www.scribd.comdoc16804489ki-hajar- dewantara . Universitas Sumatera Utara

2.2 Peran Yayasan Peduli Karakter Bangsa dalam pemberdayaan masyarakat pinggiran