Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Regresi Statistik

Tabel 4.3 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,928 26 Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0 For Windows Oktober, 2011 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa koefisien alpha dengan tingkat signifikansi 5 adalah 0,928. Ini berarti 0,928 0,60 dan 0,928 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini. 3.10. Teknik Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif Yaitu suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar model tidak bias dan kuat. Beberapa asumsi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan grafik, yaitu Normality Probability Plot. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan Situmorang, 2010:62. 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi varians gangguan berbeda dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika terjadi maka terdapat heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Jika sebuah varian sama, maka dikatakan homoskedastisitas. Apabila varians berbeda, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk mengujinya terbagi dua yaitu, dengan alat analisis grafik dan analisis residual yang berupa statistik Situmorang, 2010:104. 3. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat korelasi maka telah terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik adalah tidak terkena multikolinieritas. Untuk mengetahuinya dapat dilihat melalui Variance Inflation Factor VIF. Uji multikolinieritas menggunakan criteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan: Universitas Sumatera Utara a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinieritas b. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas

3.10.3 Metode Analisis Regresi Statistik

1. Analisis Regresi Berganda Digunakan untuk mengetahui besarnya huhubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua X1, X2, X3, X4, X5 terhadap variabel dependen Y. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS Statistical Package for the Social Sciences dengan rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana : Y = Loyalitas Merek a = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien Regresi Berganda X1 = Sense X2 = Feel X3 = Think X4 = Act X5 = Relate Y = Loyalitas Merek e = Standart Error 2. Uji Signifikansi secara Simultan uji-F Universitas Sumatera Utara Menguji signifikansi pengaruh dimensi variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Ho : b1,b2,b3,b4,b5 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak dari seluruh dimensi variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Ha : b1,b2,b3,b4,b5 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak dari seluruh dimensi variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pa da tingkat kepercayaan 95 α =0.05. Jika nilai Fhitung Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jika nilai Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3. Uji Signifikansi secara Parsial uji-t Uji- t dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari masing-masing dimensi variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Ho : b1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing dimensi variabel bebas terhadap variabel terikat b. Ho : b1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan dari masing -masing dimensi variabel bebas terhadap variabel terikat Hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kepercay aan 95 α =0,05. Jika nilai thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Universitas Sumatera Utara 4. Koefisien Determinan R2 Pengujian Koefisien Determinasi R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu 0R21, jika R2 semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi R2 yang bernilai kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Gambaran Umum BreadTalk BreadTalk adalah jaringan toko roti populer asal Singapura, yang didirikan pada tanggal 6 Maret 2003 oleh George Quek, seorang wirausahawan yang juga sebelumnya memulai jaringan food court yang sukses di Singapura, Food Junction. Konsepnya berbeda dibandingkan dengan toko-toko roti lainnya pada umumnya, dengan memperhatikan penampilan toko yang dirancang agar terlihat eksklusif serta memperlihatkan dapur pembuatan roti kepada para pengunjungnya melalui kaca transparan. Berkat strategi pemasaran pelanggan consumer marketing yang baik, saat pertama kali dibuka toko-toko BreadTalk seringkali dipenuhi pengunjung yang rela antri untuk mencoba produknya. Berawal dari ketertarikan pada toko roti ini, karena mampu menawarkan roti dengan rasa, bentuk, dan jenis roti yang berbeda daripada yang lain, ditambah dengan konsep toko roti yang unik, yaitu dapur terbuka open kitchen, maka Johnny Andrean yang ketika itu sedang berada di Singapura, memberanikan dirinya untuk bertemu dengan George Quek selaku pemilik resmi BreadTalk. Seiring dengan naluri bisnis yang dimilikinya timbul dan ia yakin jika butik roti ini dihadirkan di Indonesia maka akan menjanjikan peluang bisnis yang besar. Sehingga akhirnya, Johnny pun mendapatkan hak waralaba BreadTalk untuk Indonesia.BreadTalk hadir di Indonesia pertama kali pada tanggal 28 Maret 2003 dengan membuka gerai pertamanya di Mall Kelapa Gading 3 Jakarta. Di bawah bendera PT Talkindo Selaksa Anugerah pengelola BreadTalk, BreadTalk pun menjadi Premium Boutique Bakery pertama di Indonesia yang Universitas Sumatera Utara