Pengujian Heterokedastisitas Pengujian Multikolinieritas

1. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 96 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,56128154 Most Extreme Differences Absolute ,115 Positive ,115 Negative -,060 Kolmogorov-Smirnov Z 1,130 Asymp. Sig. 2-tailed ,156 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0 For Windows Oktober, 2011 Pengambilan keputusan: Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,156 dan diatas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

B. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. a. Model grafik Hipotesis: Universitas Sumatera Utara 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Gambar 4. 3 Scatterplot Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan: 1. Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 1 -1 -2 -3 Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 R eg re ss io n St ud en tiz ed R es id ua l Dependent Variable: LOYALITAS MEREK Scatterplot Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Pada Tabel 4.5 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

C. Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Coeffi cients a 1,062 1,804 ,589 ,557 -,140 ,060 -,248 -2, 341 .061 ,879 1,137 ,098 ,053 ,205 1,835 ,070 ,792 1,262 -,041 ,061 -,068 -,678 ,500 ,977 1,024 ,086 ,046 ,186 1,867 ,065 ,993 1,007 -,015 ,058 -,028 -,256 ,798 ,806 1,241 Const ant SE NSE FE EL THINK ACT RE LATED Model 1 B St d. E rror Unstandardized Coeffic ients Beta St andardiz ed Coeffic ients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: AB SUT a. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2011 Hasil pengujian: Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF 5 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Jika Tolerance 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini. 4.2.2. Metode Analisis Deskriptif 4.2.2.1. Deskriptif Responden