Prinsip penyusunan modul Struktur penyusunan modul

dimensi horizontal danatau memperdalam dimensi vertikal program pendidikan dasar yang bersifat umum tersebut. modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program pendidikan dasarnya mendahului teman-temannya. Pada dasarnya pengembangan modul dan manajemen bencana berbantuan CD interaktif ini melihat dari tujuan penyusunanya, merupakan modul pengayaan. Dengan adanya modul-modul pengayaan ini, lembaga pendidikan tidak akan menghambat peserta didik yang proses belajarnya cepat. Dengan mengkombinasikan modul inti dan modul pengayaan untuk berbagai bidang studi, lembaga pendidikan memungkinkan para peserta didiknya maju berkelanjutan asas continuous progress dalam proses belajarnya sesuai kemampuan dan irama belajarnya masing-masing.

2.2.4. Prinsip penyusunan modul

Sebagaimana bahan ajar yang lain, penyusunan modul hendaknya memperhatikan berbagai prinsip yang membuat modul tersebut dapat memenuhi tujuan penyusunannya. Prinsip yang harus dikembangkan antara lain; 1 disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan abstrak, 2 menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman, 3 umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap peserta didik, 4 memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan belajar, 5 latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri Suprawoto, 2009:3. Modul pada dasarnya adalah sarana pembelajaran yang memuat materi dan cara-cara pembelajarannya. Oleh karena itu penyusunannya hendaknya mengikuti cara-cara penyusunan perangkat pembelajaran pada umumnya. Sebelum menyusun modul kita harus lebih dahulu melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar yang akan dibelajarkan. Selain itu kita juga melakukan identifikasi terhadap indikator- indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun. Suprawoto 2009:4 mengemukakan alur penyusunan modul yang dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2.3. . Sumber: Suprawoto 2009:4 Gambar 2.3. Alur Penyusunan Modul MODUL PEMBELAJARAN YANG AKAN DISUSUN Buku Sumber dan Manajemen Bencana Identifikasi Kompetensi dasar, Aspek Materi pembelajaran, Kegiatan pembelajaran Identifikasi Indikator dan Penilaian PENYUSUNAN DRAFT MODUL Format Penulisan MODUL VALIDASI DAN FINALISASI MODUL

2.2.5. Struktur penyusunan modul

Pandangan Surahman dalam Prastowo 2011:113 menjelaskan bahwa modul dapat disusun dalam struktur sebagai berikut: 1 Judul modul, bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu. 2 Petunjuk umum, bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan, meliputi: a. kompetensi dasar, b. pokok bahasan, c. indikator pencapaian, d. referensi diisi tentang buku-buku referensi yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, e. lembar kegiatan pembelajaran, f. petunjuk bagi peserta didik untuk memahami langkah-langkah dan materi pelajaran , dan g. evaluasi. 3 Materi modul, berisikan penjelasan secara rinci tentang materi yang dipelajari. 4 Evaluasi semester, bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta didik sesuai materi yang diberikan. Suprawoto 2009:6 mengemukakan susunan penulisan modul yang pada umumnya digunakan sebagai berikut: 1 Halaman judul 2 Halaman isi 3 Pokok bahasan 4 Kompetensi dasar 5 Tujuan pembelajaran 6 Kegiatan Belajar 1 Judul Kegiatan BelajarSub Pokok Bahasan a Uraian dan contoh Sub-sub Pokok Bahasan Sub-sub Pokok Bahasan Dan seterusnya b Latihan Petunjuk Soal Latihan c Rangkuman 1 d Tes Formatif 1 e Umpan balik dan Tindak Lanjut 7 Kegiatan Belajar 2 Sama dengan format pada kegiatan belajar 1, dan seterusnya. 8 Kunci Jawaban a Kunci Jawaban Tes Formatif 1 b Kunci Jawaban Tes Formatif 2 c Kunci Jawaban Tes Formatif 3 9 Daftar Pustaka Dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: 1 Analisis kurikulum, tahap pertama ini bertujuan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar. Dalam menentukan materi, analisis dilakukan dengan cara melihat inti materi yang diajarkan serta kompetensi dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh peserta didik critical learning outcomes. 2 Menentukan judul modul, setelah analisis kurikulum selesai dilakukan, tahapan berikutnya yaitu menentukan judul modul. Dalam menentukan judul modul maka kita harus mengacu pada kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok yang ada dalam kurikulum. 3 Pemberian kode modul, bahwa pemberian kode modul digunakan untuk mempermudah pengelompokanpengelolaan modul. Pada umumnya, kode modul adalah angka-angka yang diberi makna. 4 Penulisan modul, ada lima hal penting yang hendaknya kita jadikan acuan dalam penulisan modul yaitu: 1 Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai, merupakan spesifikasi kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh peserta didik setelah mereka berhasil menyelesaikan modul tersebut. 2 Penentuan alat evaluasi atau penilaian, biasanya dengan menggunakan criterion items yaitu merupakan sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi. Sistem evaluasi yang didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat yang cocok adalah dengan pendekatan Penilaian Acuan Patokan PAP dan Criterion Referenced Assessment. 3 Penyusunan materi, apabila yang digunakan dalam materi modul adalah referensi-referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber contohnya buku, internet, majalah, atau jurnal hasil penelitian, maka ini akan sangat baik. 4 Urutan pengajaran, dalam hal ini urutan pengajaran dapat diberikan dalam petunjuk penggunaan modul. 5 Struktur bahan ajar, harus dimengerti bahwa dilapangan struktur modul dapat bervariasi. Hal tersebut tergantung pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan sumber daya, dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan Diknas dalam Prastowo, 2011:119.

2.3. Manajemen Bencana