Jika terjadi letusan gunung api Setelah terjadi letusan gunung api Mitigasi bencana gunung api

4 Masyarakat banyak yang terkena penyakit salura pernafasan.

2.3.7. Penanganan letusan gunung api.

2.3.7.1. Jika terjadi letusan gunung api

Pada saat terjadi letusan gunung api, hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi risiko bencana yaitu: 1 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar. 2 Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan. 3 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya. 4 Jangan memakai lensa kontak. 5 Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung. 6 Saat runtuhnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

2.3.7.2. Setelah terjadi letusan gunung api

Hal yang perlu dilakukan setelah terjadi bencana letusan gunung api, antara lain: 1 Jauhi wilayah yang terkena hujan abu. 2 Bersihkan atab dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan. 3 Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.

2.3.7.3. Mitigasi bencana gunung api

Ramli 2010:95 menjelaskan upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung api, tindakan yang perlu dilakukan adalah: 1 Pemantauan, aktifitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa seismograf. Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi DVMBG di Bandung dengan mengguunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung api menyampaikan laporan bulanan ke Pemda setempat. 2 Tanggap darurat, tindakan yang dilakukan olehh Direktorat Vulkanologi ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung api, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim tanggap darurat, mengirimkan tim ke lokasi, meelakukan pemeriksaan secara terpadu. 3 Pemetaan., peta kawasan rawan bencana guunung api dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung api, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. 4 Penyelidikan gunung api, menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya. 5 Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung api. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

2.4. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guruinstruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis Depdiknas 2008:6. Untuk memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri pandangan dari beberapa ahli tentang pengertian istilah tersebut. Menurut National Centre for Competency Based Training 2007, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Macam-macam bahan ajar dalam bentuk tuliscetak, antara lain: 1 Handout, adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik Prastowo, 2011:79.