3
Manajemen Krisis Crisis Management, manajemen krisis berada di tingkat yang
lebih tinggi misalnya tingkat nasional atau tingkat korporat bagi suatu perusahaan
yang mengalami bencana Ramli, 2010:29.
Pemerintah secara geografis dapat menentukan wilayah rawan bencana. Pemetaan terhadap wilayah yang rawan dan berpotensi menimbulkan bencana
bertujuan untuk menentukan area aman dan area yang berbahaya. Dalam keadaan di lapangan seringkali terjadi perubahan status bencana mulai dari bahaya, siaga, sampai
awas.tiap status memiliki konsekwensi tersendiri dan penaganan yang berbeda. Penetapan status dan tingkat bencana menggunakan indikator berupa jumlah korban,
kerugian materil, kerusakan sarana dan prasarana, luasan wilayah yang tertimpa bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan.
2.3.4. Tahapan manajemen bencana
Ramli 2010:31 mengemukakan penyelenggaraan penanganan bencana sendiri terbagi menjadi tiga. Ketiganya dibedakana karena membutuhkan penanganan
yang berbeda. Keeadaan tersebut antara lain : 1
Prabencana, yaitu penanggulangan bencana prabencana meliputi situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat potensi bencana. Dalam hal tidak terjadi
bencana pemerintah dapat melakukan perencanaan penanggulangan bencana. Pemerintah secara geografis dapat menentukan wilayah rawan bencana. Pemetaan
terhadap wilayah yang rawan dan berpotensi menimbulkan bencana ditujukan apabila terjadi bencana pemerintah dapat mengambil tindakan sesuai prediksi.
Kegiatan pencegahan juga dapat dilakukan dengan mempersiapkan sarana atau
teknologi tepat guna yang dapat meminimalkan atau mencegah bencana. Pemerintah juga dapat melakukan pendidikan seperti simulasi keadaan tsunami
dahulu di Aceh pasca bencana. Penanggulangan bencana dalam hal tersebut terdapat potensi bencana meliputi :
a Kesiap siagaan, dilakukan dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Upaya siap siaga dengan mempersiapkan sarana
dan prasarana untuk menghadapi bencana. Uji coba dan simulasi keadaan bencana harus dilakukan agar memberikan pengetahuan bagi warga mengenai
proses evakuasi serta tempat evakuasi. Alat teknologi canggih yang dapat mendeteksi adanya bencana harus disiapkan. Contohnya mercusuar yang dapat
mendeteksi gelombang dan getaran pada permukaan bumi di bawah laut. Menurut UU tentang penanggulangan bencana No. 24 tahun 2007
mengemukakan bahwa kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna. b
Peringatan dini, upaya pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarkat tentang potensi dan kemungkinan terjadinya bencana pada suatu lokasi oleh badan yang berwenang. Upaya peringatan dini diawali dengan
kegiatan pemantauan bencana sevara intensif oleh petugas atau badan yang telah ditunjuk pemerintah. Nantinya hasil pengamatan tersebut akan dianalisis
oleh para ahli dan diputuskan mengenai penetapan status bencana. Nantinya
informasi tersebut akan disebarluaskan kepada khalayak ramai dan dijadikan dasar dalam pengambilan tindakan oleh masyarakat.
c Mitigasi bencana, merupakan upaya mengurangi resiko bencana dengan melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Kegiatan mitigasi dilakukan dengan pelaksanaan tata
ruang serta pembangunan infrastruktur. Kegiatan pendidikan, penyuluhan, serta pelatihan juga merupakan bagian dari upaya mitigasi.
2 Saat kejadian bencana, tahapan paling krusial dalam sistem manajemen bencana
adalah saat bencana sesungguhnya terjadi. Oleh karena itu diperlukan langkah- langkah seperti:
a Tanggap darurat response, keadan tanggap darurat merupakan keadaan
dimana bencana benar-benar terjadi pada saat itu. Ketika bencana terjadi segera dilakukan analisa untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah
korban, kerusakan bangunan, gangguan terhadap pelayanan umum dan pemerintahan, serta kemampuan sumber daya alam maupun sumber daya
buatan. Hal yang paling penting ketika terjadi bencana dalah proses evakuasi atau penanganan bencana. Pada bencana alam kegiatan evakuasi harus
dilakukan agar menghindarkan jumlah korban jiwa yang banyak. Pada bencana non alam kesigapan badan khusus yang telah dibentuk harus dioptimalkan.
b Penanggulangan
bencana, selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan
jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut kondisi dan skala kejadian.
3 Pasca bencana, Pasca bencana menjadi penting karena ini merupakan titik tolak
setelah terjadi bencana. Fungsi pemerintah pada dasarnya untuk mengembalikan pada keadaan semula dan melakukan normalisasi fungsi pemerintahan. Acap kali
setelah terjadi bencana muncul berbagai kerugian baik harta maupun jiwa. Korban bencana pun sering mengalami trauma yang berkepanjangn akibat terjadinya suatu
bencana. Kegiatan penanganan pasca bencana meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi.
a Rehabilitasi, kegiatan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pasca bencana. b
Rekonstruksi, pembangunan kembali semua sarana dan prasarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkatan pemerintah maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan di wilayah pasca bencana.
2.3.5. Pengorganisasian manajemen bencana