Indikator Kualitas Pembelajaran KAJIAN TEORI

pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak- tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak- tidaknya sebagian besar 75. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. Lovitt dan Clarke dalam hafismuaddab.wordpress.com menambahkan kualitas pembelajaran ditandai dengan berapa luas dalam lingkungan belajar; mulai dari mana siswa ini berada, mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar, meminta siswa untuk memvisualkan yang imajiner. Adapun yang menjadi indikator kualitas pembelajaran oleh Solthan 2006 dalam adejuve- .wordpress.com20120802mutupembelajaran adalah sebagai berikut: 2.1.4.1 Penguasaan Guru pada Mata Pelajaran Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh penguasaan guru terhadap materi yang akan diajarakan. Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan akan membuat pengajaran lebih terfokus, selain itu guru bukan hanya sebatas menguasai materi namun juga harus mampu merancang strategi penyajiannya secara sistematis. 2.1.4.2 Ketuntasan dalam Belajar Terlaksana Dengan modal penguasaan materi pelajaran serta tersedianya waktu yang cukup bagi seorang guru, akan membuat proses pembelajaran menjadi nyaman. Guru menjadi leluasa dalam merencankan dan mengatur pembelajaran .Siswa akan lebih mudah memahami dengan penyampaian materi yang jelas dan terfokus, dengan demikian ketuntasan belajar akan tercapai. 2.1.4.3 Daya Serap Siswa Meningkat Guru dapat mengajarkan materi selanjutnya apabila materi sebelumnya dianggap tuntas dan juga persentase daya serap siswa hampir merata. Kualitas pembelajaran tidak hanya dinilai dari tingginya nilai sebagian kecil siswa, karena hal ini menunjukkan bahwa daya serap siswa tidak merata. Guru harus berusaha menata proses pembelajaran dengan baik untuk meminimalkan ketidakmerataan daya serap siswa di dalam kelas. Melengkapi pendapat indikator kualitas pembelajaran dari Sulthon, Agung 2006 dalamhafismuaddab.wordpress.com20110315 memberikan tiga standar kualitas pengajaran yang saling mempengaruhi, yang dalam urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: 2.1.4.4 Interaksi yang Kontinyu antara Siswa dan Guru Guru perlu mangukur apakah cara mereka mengajar sudah benar-benar efektif sesuai dengan siswa yang dihadapinya pada saat tertentu, sehingga guru memiliki hak untuk memodifikasi cara mengajar, bereksperimen dengan alat bantu mengajar yang baru atau juga dalam memperluas kurikulum yang ada. 2.1.4.5 Cara Pembelajaran Learning dan Cara Penilaian Assesment yang Digunakan dalam Kelas Guru harus memahami dengan benar mengenai hal-hal mendasar yang dihadapi siswa dalam pembalajaran. Pemahaman ini bukan hanya berdasar pada pengajaran satu arah ke siswa, tetapi lebih merupakan pemahaman yang muncul dari keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan merangkai pengalaman pembelajaran di kelas dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dan cara penilaiannya selaras dengan konsep dengan “pembelajaran individual” misalnya dengan memvariasikan jenis soal. 2.1.4.6 Sumber Ilmu Pengetahuan Academic Resource Sumber keilmuan berupa prasarana dalam kegiatan pengajaran, yaitu buku, alat peraga dan teknologi. Semua hal ini harus dapat dieksplorasi dengan baik untuk mendukung setiap proses pengajaran agar wawasan seorang guru menjadi lebih luas. Indikator pembelajaran berkualitas juga dapat dilihat dari kondisi komponen pembelajaran sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran. Setiap komponen pembelajaran dalam sebuah pembelajaran yang berkualitas memiliki suatu kondisi ideal yang harus terpenuhi untuk menjadikan pembelajaran dapat dikatakansebagai pembelajaran yang berkualitas.

2.1.5 Strategi Pencapaian Kualitas Pembelajaran

Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan kompetensi guru, peningkatan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Dari berbagai cara, peningkatan kualitas pembelajaran menduduki posisi yang sangat strategis. Adanya Pembelajaran yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran membutuhkan jalinan kerja sama yang baik dari elemen-elemen pendidikan seperti lembaga penyelenggara pendidikan sekolah, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta dari peran aktif masyarakat. Namun demikian sekolah dan lebih khususnya guru memegang peran penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Beberapa strategi yang dapat dilakukan lembaga pendidikan dan guru dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berkaulitas, sebagai berikut : 2.1.5.1 Ditingkat Kelembagaan Lembaga pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Kebijakan pendidikan yang ada di lembaga pendidikan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Berikut ini beberapa kebijakan yang dapat diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran: 1 Perlu dikembangkan fasilitas kelembagaan dalam membangun sikap, semangat, dan budaya perubahan, 2 peningkatan kemampuan pembelajaran guru dapat dilakukan melalui kegiatan profesional secara periodik dan berkelanjutan, misalnya sekali dalam setiap semester yang dilaksanakan oleh masing-masing lembaga pendidikan sebelum awal setiap semester dimulai, 3 peningkatan kemampuan pembimbingan profesional siswa yaitu melalui kegiatan profesional di sekolah secara periodik, misalnya sekali setiap tahun yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat, 4 peningkatan kualitas pelaksanaan praktek pengalaman lapangan PPL di tempat praktek, dengan menggiatkan kegiatan kolaborasi lembaga pendidikan dengan tempat praktek serta dengan menyelenggarakan uji kompetensi profesional siswa pada akhir program pendidikan sebelum dinyatakan lulus. Kolaborasi ini berlaku pula dengan asosiasi profesi lain yang relevan. 2.1.5.2 Pihak Guru Guru merupakan ujung tombak dalam sebuah upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan gurulah yang paling mengerti kondisi yang ada dalam kelas tersebut. Guru juga yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang ada di kelas. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari peran seorang guru. Berikut ini yang dapat dilakukan seorang guru, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran: 1 melakukan perbaikan pembelajaran terus menerus berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas atau catatan pengalaman kelas, 2 menerapkan berbagai model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran di kelas maupun kegiatan praktikum, 3 guru perlu dirangsang untuk membangun sikap positif terhadap belajar, yang bermuara

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGEHER BERBANTUAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

0 18 404

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

17 347 300

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 17 258

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN KARANGAYU 03 KOTA SEMARANG

0 10 229

PENERAPAN MODEL TALKING STICK DENGAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III B SDN NGALIYAN 03 KOTA SEMARANG

0 28 259

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

1 7 273