BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
2.1.1.1. Hakekat Belajar
Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya sebagai berikut. Winkel dalam Riyanto, 2010:5 menyatakan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstan dan berbekas. Cronbach dalam Riyanto, 2010:5 memberikan definisi bahwa belajar itu
merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan pancaindra.
Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintiasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.
Lebih lanjut, belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam
proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan
pengetahuan yang baru. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses untuk
12
mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat
menghasilkan perbaikan performansi. Degeng dalam Riyanto, 2010:5 Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan siswa yang bersifat permanen. Belajar itu akan lebih baik bila peserta didik itu mengalami atau
melakukan. Belajar adalah menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memori seseorang dan kemudian menghubungkan dengan
pengetahuan yang baru. Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar Anitah, 2009 : 1.9.
Dalam pembelajaran prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat untuk dapat meningkatkan proses belajar siswa. Menurut
Dimyati 2009 : 42-50 prinsip-prinsip tersebut meliputi: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
dan perbedaan individu. Sedangkan Rifa’i dan Anni 2009 : 95 mengatakan prinsip-prinsip belajar
adalah sebagai berikut : 1. Keterdekatan contiguity
Prinsip Kedekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikansedekat mungkin waktunya
dengan respon yang diinginkan.
2. Pengulangan repetiti Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan
responnya perlu diulang–ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar.
3. Penguatan reinforcement Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan
diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk
mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai memperoleh penguatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah hukum yang dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar yang dapat membantu
guru dalam memilih tindakan yang tepat untuk dapat meningkatkan proses belajar siswa. Prinsip belajar tersebut meliputi: perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individu.
Teori belajar menurut Ahmad Sugandi 2004 adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen. Teori belajar Agus Suprijono, 2009: 16 antara lain: 1.
Teori perilaku Teori perilaku sering disebut stimulus-respons S-R psikologis
artinya bahwa ingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Ciri teori perilaku adalah
mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil; menekankan peranan lingkungan; mementingkan pembentukan reaksi atau respons; menekankan
pentingnya latihan; mementingkan mekanisme hasil belajar; dan mementingkan peranan kemampuan. Hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya periaku yang diinginkan. 2. Teori belajar kognitif
Dalam teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih
nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif
selain perkembangan kognitif adalah intelektual oleh Jean Piaget, discovery learning oleh jerome bruner, reception learning oleh ausabel.
3. Teori konstruktivisme Pemikiran filsafat konstruktivisme mengenai hakikat pengetahuan
memberikan sumbangan terhadap usaha mendekonstruksi pembelajaran mekanis. Konstruktivisme menekankan pada belajar autentik, bukan artifisial.
Selain menekankan pada belajar operatif dan autentik, konstruktivisme juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar
kolaboratif dan kooperatif. Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat
pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Teori konstruktivisme ini merupakan landasan berfikir filosofi pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan
teori konstruktivisme
siswa dapat berfikir
untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan
lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam
semua situasi. Selain itu, siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
2.1.1.2. Hakekat Pembelajaran