1
2
Gambar 2 Alat Pembuat Wanda
Foto: Irchami Putriningtyas, April 2013 Tampak pada gambar 2 adalah Alat yang digunakan untuk membuat
topeng terdiri dari dua pisau serut dengan pegangan hitam pada nomer dua dan Tlatah kecil berjumlah tujuh buah dan tlatah besar berjumlah lima buah pada
nomer satu.
4.3. Struktur Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor
Sebuah pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor tidak lepas dari struktur pembentuk pertunjukan yang sangat besar pengaruhnya dalam sebuah pertunjukan
Tari Topeng Slarang Lor. Struktur dalam suatu sajian pertunjukan dapat diwujudkan dalam bentuk: 1 Pemain, 2 Perlengkapan pertunjukan, 3 Gerak, 4
Iringan, 5 Tata Rias dan Busana, 6 Property Topeng, 7 Penonton.
4.3.1. Pemain atau Pelaku
Semua jenis pertunjukan memerlukan penyaji sebagai pemain, artinya seniman yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam menyajikan
pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor melibatkan pelaku laki-laki dan perempuan dan tidak terpaku pada usia. Pemain pada pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor
terdiri dari: 4.3.1.1.Penari Topeng Slarang Lor
Penari Topeng Slarang Lor adalah Suwitri sebagai generasi penerus Tari Topeng Slarang Lor. Suwitri berusi 66 tahun. Untuk menjadi Penari Topeng
Slarang Lor memang tidak ada syarat khusus. Apalagi untuk dipertunjukan sebagai pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor. Hanya saja yang sangat
disayangkan hingga kini yang mampu menarikan enam jenis tari Topeng Slarang Lor hanya Suwitri.
Purwanti baru hafal empat jenis tarian dan keponakan Suwitri rata-rata hanya mampu mengenal dua tarian saja yaitu Tari Endel dan Klana. Sementara di
masyarakat Tegal sendiri baru bisa diterapkan untuk sekolah-sekolah dan sanggar berupa tari Topeng Endel. Hal ini dikarenakan guru, pelatih dan pihak pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan belum mendanai secara khusus untuk melakukan pendataan dan pelatihan enam Jenis Tarian yang
dikuasai Ibu Suwitri. Adapun keturunan Ibu Suwitri belum berani belajar enam jenis Tari Topeng Slarang Lor, dimungkinkan karena takut melebihi kemampuan
Guru yang sekaligus Ibu dan neneknya itu karena masih hidup. Karena dalam keturunan keluarga Suwitri, anak-anaknya atau keturunannya boleh menarikan
enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor apabila keturunan tertuanya sudah meninggal dunia.
4.3.1.2.Pengrawit Pengrawit adalah penabuh gamelan pada saat pementasan tari Topeng
Slarang Lor berlangsung. Pengrawit terdiri dari pria berjumlah 10 orang, yaitu Casmadi, Sutarno, Waryo, Kartono, Harto, Sriyanti, Tarso, Rebyan, Witno,
Dharma. Usia pengrawit atau penabuh gamelan itu rata-rata antara 45 sampai enam9 tahun.
Gamelan yang diperlukan dalam mengiringi Tari Topeng Slarang Lor adalah: Kendang, Bonang Barung, Bonang Penerus, Demung, Saron I, Saron II,
Peking, Gong Kempul, Ketuk Kenong, Kecrek. 4.3.1.3.Sinden
Sinden merupakan vokalis pendukung yang bertugas menyajikan tembang dalam pementasan Tari Topeng Slarang Lor. Pada pementasan Tari Topeng
Slarang Lor ini hanya ada satu wanita yaitu Purwanti yang merupakan anak perempuan dari Suwitri sendiri. Usia sinden Purwanti ini 42 tahun.
Lagu yang dibawakan oleh pesinden dalam pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor mengikuti irama yang dibawakan oleh para pengrawit. Semua yang
ditembangkan pesinden Purwanti mengalir dengan pemaknaan tarian dan iringannya.
Purwanti selain bertindak sebagai pesinden pendukung pertunjukan Tari, Purwanti juga mampu menarikan 4 jenis Tari Topeng Slarang Lor. Dengan jujur
ia belum berani menggungguli kemampuan Ibunya yang menguasai enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, karena dipandang tabu jika melebihi kemampuan guru
dan Ibunya. Meski demikian kemampuan dan daya ingat Purwanti mengenai
kegiatan ritual dan nama-nama gerakan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor sangat membantu penelitian ini.
4.3.2. Perlengkapan Pertunjukan