simbolik pertunjukan enam Jenis Tari Topeng slarang Lor Di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
Tahap awal penelitian adalah dengan mendatangi rumah Suwitri sebagai penerus dan pewaris enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor pada tanggal 4
Desember 2012 untuk menanyakan kapan pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dapat berlangsung. Beliau menjelaskan bahwa pertunjukan enam
Jenis Tari Topeng Slarang Lor dapat berlangsung bulan April 2013. Untuk memanfaatkan waktu, pada tanggal 8 Februari 2013 peneliti
berkunjung ke rumah Casmadi untuk bertemu dengan seluruh pengrawit, serta guna melakukan observasi tempat pertunjukan yang akan diadakan sekitar bulan
April tersebut. Pada tanggal 14 April 2013 peneliti melakukan observasi dengan
menyaksikan sekaligus ikut serta dalam penyajian pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor. Peneliti menggunakan camera LSR untuk mengambil
gambar pada proses pertunjukan dan peneliti juga merekam seluruh kegiatan pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal berlangsung.
3.5.2 Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah para pemain dan penonton yang dalam posisinya sebagai narasumber atau informan.
Untuk mengumpulkan informsi dari sumber data penelitian dilakukan teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong 2007:18enam. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara terarah
dan wawancara tidak terarah. Wawancara terarah adalah wawancara yang bersifat mendalam dan intensif, sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya sesuai
masalah yang dibahas. Wawancara tidak terarah adalah teknik wawancara yang bersifat bebas
santai dan memberikan seluas-luasnya kepada informan untuk memberikan keterangan secara umum, yaitu keterangan yang tidak terduga serta keterangan
yang tidak dapat diketahui jika menggunakan wawancara terarah. Pada tahap wawancara peneliti mengadakan wawancara dengan para pendukung pertunjukan
enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor yang dapat diuraikan sebagai berikut: 3.5.2.1. Pada tanggal 4 Desember 2012, Wuninggar memberikan informasi
keberadaan kesenian Tari Topeng Slarang Lor. Dan dilanjutkan wawancara dengan Ibu Suwitri yang mendapatkan data informasi
pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor akan berlangsung. 3.5.2.2 Pada tanggal 17 Desember 2012, wawancara dengan Bapak Nurochman
Sudibyo YS dan Ibu Dyah Setyawati , mendapatkan data konsep tentang seni pertunjukan tradisional yang ideal. Serta penjelasan berbagai makna
filosofis yang terkandung dalam enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dan sejarah Tari Topeng di Indonesia serta makna filosofis pada kostum dan
kain batik Tegal sebagai penujang artistic pementasan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.
3.5.2.3. Pada tanggal 8 Januari 2013, wawancara dengan Bapak Dharma dan mendapatkan data tentang latar histori sejarah kegiatan enam Jenis Tari
Topeng Slarang Lor di Kabupaten Tegal. 3.5.2.4. Pada tanggal 13 Januari 2013, wawancara dengan Ibu Purwanti
mendapatkan data persiapan pertunjukan yang akan dilaksanakan pada bulan April, dan wawancara dengannya meliputi perlengkapan sesaji,
makna kemenyan, nama jenis gerakan dan makna filosofinya dalam pentas enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal. 3.5.2.5 Pada Tanggal 8 Februari 2013, wawancara dengan Bapak Casmadi
mendapatkan data lengkap tentang iringan, laras dan gamelan yang akan digunakan dalam pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.
3.5.2.enam Pada tanggal 14 April 2013, wawancara dengan Masyarakat Desa
Slarang Lor yaitu Kepala Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, dan mndapatkan data tentang peran dan minat
masyarakat terhadap enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor.
3.5.3. Dokumentasi