Pemain atau Pelaku Perlengkapan Pertunjukan

perlengkapan pertunjukan, gerak, iringan dan tembang, tata rias wajah, tata rias rambut dan busana serta penonton Kusumastuti, 2006:189.

2.4.1. Pemain atau Pelaku

Semua jenis seni pertunjukan memerlukan penyaji sebagai pelaku, artinya seniman yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam mengetengahkan atau menyajikan bentuk seni pertunjukan. Bentuk penyajian tari tertentu ada yang melibatkan pelaku laki-laki atau pelaku wanita dan menampilkan pelaku laki-laki bersamaan dengan pelaku wanita. Demikian hal nya dengan usia pemain atau pelaku seni pertunjukan juga bervariasi, yaitu anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Mengenai jumlah pelaku bervariasi, yaitu pelaku tunggal, berpasangan, dan kelompok Cahyono, 2002:79. Pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor melibatkan pemain atau pelaku laki-laki dan perempuan terdiri dari penari Topeng Slarang Lor, pengrawit, Sinden, pengrajin Topeng, dan pemimpin Pertunjukan.

2.4.2. Perlengkapan Pertunjukan

Perlengkapan pertunjukan yang harus disediakan adalah kemenyan sesaji atau sesajen yang disediakan pada awal pertunjukan dan kain batik Tegal yang diikat di batang bambu. Tidak hanya perlengkapan pertunjukan saja yang harus disiapkan, pemain atau pelaku juga harus berdoa bersama sebelum pertunjukan dimulai, agar pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor berjalan dengan lancar.Wawancara dengan Ibu Purwanti, April 2013. Kemenyan merupakan tradisi masyarakat Jawa sejak jaman dahulu kala. Kemenyan menjadi sarana sehari-hari dalam menyampaikan do’a dan hubungan manusia Jawa baik kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa serta kepada leluhur dan makhluk-makhluk halus yang meguasai suatu wilayah dalam bentuk komunikasi batin yang hening. Wawancara dengan Budayawan Nurochman Sudibyo YS, April 2013. Sesaji atau sesajen adalah bentuk ungkapan rasa syukur manusia Jawa atau wong Jawa sejak dahulu kala yang diungkapkan melalui ritual selamatan berupa penyajian Tumpeng, Bekakak Ayam, air dan kembang setaman bunga tujuh rupa,nasi liwet, rokok srutu, sirih dan kinang, juwadah pasar, wedangan pait- wedang manis air putih, teh pahit, teh manis, kopi pahit, kopi manis, gula asam, wedang jahe. Bentuk sesaji atau sajen ini memiliki makna filosofis tersendiri sebagai penanda permohonan atas keselamatan Wawancara dengan Budayawan Nurochman Sudibyo YS, April 2013.

2.4.3. Gerak