kegiatan ritual dan nama-nama gerakan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor sangat membantu penelitian ini.
4.3.2. Perlengkapan Pertunjukan
4.3.2.1.Kemenyan Membakar kemenyan adalah aktivitas sang penari Topeng Slarang Lor
sebelum pentas dimulai. Perlakuan ini memilik makna sebagai bentuk kesadaran diri sang penari dalam memohon keselamatan pada Sang Murbeng Dumadi,
Tuhan Pencipta Alam Semesta. Selain itu juga sebagai bentuk permohonan ijin dalam bentuk komunikasi batin sembari berdoa dalam kewisikan pada para
leluhur dan penguasa roh halus yang ada di jagat semesta ini agar tidak diganggu, namun dilindungi secara lahir batin. Komunikasi batin dalam kewisikan dan
kehening ini akan tampak manakala dibarengi dengan membakar kemenyan di atas bara yang terbakar dan kemudian menimbulkan aroma bau harum menyebar
ke mana-mana. Pembakaran kemenyan sebelum pertunjukan digunakan sebagai syarat
untuk memasrahkan diri pada Tuhan dalam bentuk ungkapan tasyakur atau rasa syukur. Permohon diri meminta dukungan roh para leluhur juga penguasa alam
ghaib di sekitarnya agar terlindungi disaat pentas dan sesudah pentas.
Gambar 3 Sesaji atau Sajen
Foto:Irchami Putriningtyas, April 2013
Gambar 4 Sesaji atau Sajen
Foto:Irchami Putriningtyas, April 2013
6,7,8 11
4
9,10 3
2 5
1
7 4
10 8
3 6
5
Keterangan gambar 3 dan 4 : 1.
Wedang pahit 2.
Wedang manis 3.
Juanda pasar 4.
Kembang pitung werna 5.
Daun weringin 6.
Daun salam 7.
Daun alang-alang 8.
Daun cindong 9.
Nasi Liwet 10.
Telur 11.
Air kelapa ijo 4.3.2.2. .Kotak Topeng
Kotak Topeng adalah wadah enam kedok atau topeng terbuat dari kayu jati yang diletakan di depan. Kotak ini difungsikan sebagaimana barang pusaka
leluhur. Juga sebagai sarana artistic di saat pementasan Tari Topeng Slarang Lor. Kotak ini disisinya diberi troktok, cempala, dan sebuah kecrek.
4.3.2.3. Do’a Selain sesaji yang telah diuraikan, hal yang terpenting dalam pertunjukan
berlangsung adalah mantra atau do’a yang diucapkan oleh Suwitri dan para pelaku pertunjukan. Doa tersebut adalah doa yang ditujukan pada Gustinya, pada
orangtua dan leluhurnya, serta pada roh-roh halus yang berkuasa di wilayah terdekat agar dirinya diberi izin untuk melangsungkan acara, menciptakan
sebentuk peristiwa, agar diriya diberi keselamatan, ketenangan dan kesuksesan menyelesaikan tanggung jawanya sebagai pelaku seni dan pelestari budaya nenek
moyangnya
4.3.3. Gerak