Penonton Struktur Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor

tersusun kedepan menampakan pamor seorang lelaki yang garang gagah dan sangar.

4.3.7. Penonton

Para penonton pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, adalah para bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak- anak yang ada di lingkungan desa atau di wilayah sekitar kegiatan pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor Kabupaten Tegal. Gambar 13 Penonton Foto:Irchami Putriningtyas, April 2013 Para penonton berdatangan mengelilingi area pentas. Setiap pergantian jenis tarian, terdengar suara riuh tepuk tangan dan kepenasaran penonton untuk menyaksikan tarian berikutnya. Kegiatan pentas Suwitri selalu dinanti oleh masyarkat sekitar. Tepuk tangan dan surak para penonton merupakan inspirasi positif lestarinya tari Topeng Slarang Lor. Menariknya kain batik di Kabupaten Tegal pun memberi factor artistic yang menarik juga dan memiliki nilai-nilai sejarah yang terpendam. Pada pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor terjadi interaksi sosial antara pemain penari dan penonton. Tanpa undangan resmi pun mereka berdatangan secara bergerombol mencari tempat dan posisi sendiri-sendiri untuk menyaksikan pertunjukan tersebut dengan santai. Sehingga mereka bisa menangkap apa dan bagaimana pertunjukan tersebut bisa dirasakan dalam memberikan pencerahan dalam batinnya. Pada kenyataannya penonton pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal, menyambut dengan ramah sepenuh kegembiraan. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat jarang memperoleh hiburan yang mencerahkan berupa pementasa tari topeng. Apa lagi tarian yang akan dibawakannya enam jenis yang dirunut dalam bentuk peristiwa ritual sebagai ungkapan rasa syukur. Masyarakat yang terdiri dari orang tua, pemuda-pemudi dan anak-anak tentu saja saling berinteraksi untuk bersama berkumpul di tempat yang lapang dimana seperangkat gamelan tengah ditabuh dengan irama yang menarik semua orang yang mendengar datang ke pusat suara gamelan yang dimainkan. Rasa ketertarikan masyarakat Slarang Lor Kecamatan Dukuh Waru Kabupaten Tegal ini dikarenakan semenjak jenis tari Topeng tidak laku lagi di pasarkan sebagai hiburan tanggapan yang biasanya digabungkan dengan pentas wayang Cepak, sudah berpuluh tahun tidak dilakukan lagi. Tradisi mengamen yang dilakukan Suwitri sebagaimana di tahun 70-80an pun sudah tidak dilakukan lagi karena faktor usia dan gamelan serta alat pendukungnya sudah dijual guna memenuhi kebutuhan pangan. Tidak adanya tamu-tamu yang datang bertamu dan menanggap Suwitri untuk memainkan enam Jenis Tarian Topeng merupakan sebuah tontonan yang lama dinantikan dan dirindukan.

4.4. Bentuk Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor

Bentuk Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor terdiri dari: 1 Awal Pertunjukan yaitu Upacara Ritual, 2. Inti Pertunjukan yang didalamnya menampilkan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, 3. Akhir Pertunjukan yang merupakan penutup dari pertunjukan dengan diakhiri adegan Saweran.

4.4.1. Awal Pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor

Pertunjukan tari Topeng Slarang Lor diawali dengan pengrawit menabuh iringan bebuka. Pengrawit menabuh gamelan untuk mengundang para penonton agar mendatangi sumber suara yang berasal dari pekarangan dekat rumah Suwitri. Dari dalam rumah, Suwitri melakukan upacara ritual, Suwitri membawa sebuah paso tebikar kecil berisi air dan kembang werna pitu. Anaknya yang bernama Purwanti mengikutinya dari belakang. Purwanti membawa pedupan berisi arang yang sudah membara dan sebungkus kemenyan. Mereka menuju ke sebuah tempat di sudut pekarangan, dimana tempat tersebut akan dijadikan latar belakang pentas pertunjukan Tari Topeng Slarang Lor.