Pengumpulan dokumentasi digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan yang telah diberikan oleh para informan. Dokumentasi juga dapat
memperkuat suatu pendapat atau informasi dari informan. Bentuk informasi yang digunakan dalam penelitian adalah hasil wawancara, referensi, gambar dan
rekaman wawancara yang memuat tentang pertunjukan kesenian enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor. Gambar dan rekaman wawancara yang telah diambil
dijadikan sebagai bukti otentik agar hasil pengamatan tetap terjaga validasinya.
3.6. Teknik Keabsahan Data
Data atau dokumen yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diperiksa keabsahannya agar menjadi peneliti yang terdisiplin atau ilmiah.
Pemeriksaan keabsahan data pada dasarnya selain untuk menyanggah pendapat bahwa penelitian kualitatif tidak ilmiah, juga merupakan unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan kualitatif Moleong, 2007:320. Informasi perlu diperiksa kebenarannya dan membandingkan dengan data yang diperoleh
dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan pada waktu berlainan, dan menggunakan metode yang berlainan.
Teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data yang merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain. Triangulasi data yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif Patton dalam Moleong, 2007:330. Triangulasi tidak hanya sekedar menilai keberadaan data, akan tetapi untuk menyelidiki validasi
tafsiran penelitian mengenai data itu. Teknik triangulasi ada pula kemungkinan bahwa kekurangan dalam informasi pertama mendapat tambahan pelengkap.
Teknik triangulasi yang digunakan adalah menggunakan sumber data. Sumber data tersebut didapat dari informasi dari berbagai pihak yaitu 1 penari
enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor, Ibu Suwitri, pengendang sekaligus pengrawit Bapak Casmadi, pengrajin Topeng Tegal Bapak Dharma; 2 Bapak
Nurochman Sudibyo YS dan Ibu Dyah Setyawati selaku Budayawan dan Sastrawati sehingga data yang diperoleh untuk mendapatkan makna simbolik
pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor di Desa Dlarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dapat dipercaya. Dengan cara peneliti
membandingkan data yang sudah didapat pada saat penelitian dan setelah penelitian. Contohnya kebenaran Jenis Tari Topeng Slarang Lor yang didalamnya
mengandung enam Jenis tari Topeng Slarang Lor.
3.7. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam
catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumntasi resmi, gambar, gambar dan sebagainya. Data tersebut sangat banyak, oleh sebab itu peneliti harus membaca,
menelaah, dan mempelajari Sumaryanto, 2007:105. Teknik analisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori
Adshead 2002:9-12, yang membagi proses analisis kedalam empat tahap sebagai berikut:
3.7.1. Mengenali dan mendeskripsikan komponen-komponen pertunjukan. Hal-
hal ini yaitu struktur pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor. Peneliti mencoba mengenali dan memahami bentuk pertunjukan enam
Jenis Tari Topeng Slarang Lor dan simbol-simbol yang muncul dalam pertunjukan dan struktur dalam pertunjukan enam Jenis Tari Topeng
Slarang Lor di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
3.7.2. Memahami hubungan antara komponen-komponen pertunjukan dalam
perjalanan ruang dan waktu. Mencari informasi tentang sejak kapan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor muncul di Desa Slarang Lor dan sejak
kapan berkembang di Kabupaten Tegal sehingga kesenian enam Jenis Tari Slarang Lor dijadikan sebagai kesenian khas Tegal.
3.7.3. Melakukan interpretasi bedasarkan konsep dan latar belakang sosilal,
budaya, konteks pertunjukan, gaya, genre, tema dan konsep interpretasi spesifik. Mengumpukan data selengkap-lengkapnya dan memahami seperti
apa latar belakang sosial budaya masyarakat Desa Slarang Lor sehingga kesenian dalam bentuk enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor bisa
berkembang di Desa Slarang Lor. 3.7.4.
Melakukan evaluasi berdasarkan: 1 Nilai-nilai yang berlaku didalam kebudayaan dan masyarakat pendukung kesenian enam Jenis Tari Topeng
Slarang Lor yang dijadikan sebagai kesenian tradisi di Desa Slarang Lor; 2 Nilai-nilai khusus yang ada dalam kesenian enam Jenis Tari Topeng
Slarang Lor sehingga dapat mewujudkan makna simbolik yang terdapat
dalam pemain penari, perlengkapan pertunjukan, gerak penari, iringan, tata rias dan busana, property topeng, dan penonton yang terkandung
dalam pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor di Desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal; 3 Konsep-konsep spesifik
pertunjukan yang mencakup evektifitas pertunjukan meliputi serangkaian pertunjukan enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor dari awal pertunjukan,
inti pertunjukan, dan di akhir pertunjukan.
39
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Slarang Lor Lokasi Penelitian enam Jenis Tari Topeng Slarang Lor berpusat pada Desa
Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Desa Slarang Lor merupakan salah satu dari sepuluh Desa yang ada di wilayah Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Desa Slarang Lor mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru
2. Sebelah Barat : Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang
3. Sebelah Selatan : Desa Slarang Kidul Kecamatan Lebaksiu
4. Sebelah Timur : Desa Dukuhdamu Kecamatan Lebaksiu
Desa Slarang Lor terletak 4 km dari pusat Kecamatan dan 7 km dari pusat Ibu kota Kabupaten Tegal. Luas wilayah Desa Slarang Lor ± 308.089 Ha,
meliputi tanah persawahan seluas ±245.202 Ha; tanah pemukiman seluas ± 47.887 Ha, dan tanah lapangan dan sekolah seluas ±14 Ha.
Pembagian wilayah Desa Slarang Lor dalam lingkup lebih kecil dibagi menjadi wilayah dusun atau pedukuhan yaitu:
1. Bagian Utara
: pedukuhan Krasak 2.
Bagian Tengah : pedukuhan Slarang Geblag 3.
Bagian Selatan : Pedukuhan Kali Wuluh Daerah penelitian dipusatkan di pedukuhan Slarang Geblag.