10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka disini dibagi dalam kajian teori, kajian empiris, dan kerangka berfikir dalam menulis puisi.
2.1 KAJIAN TEORI
Kajian teori membahas tentang pengertian belajar, dan segala aspek dalam penulisan puisi.
2.1.1 Hakikat Bahasa
2.1.1.1 Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2006: 66 bahasa diartikan seba- gai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan kon-
vensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Keraf dalam Smarapradhipa 2005:1, memberikan dua pengertian baha-
sa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggo- ta masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ke-
dua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal bunyi ujaran yang bersifat arbitrer.
Lain halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan 1989:4, yang memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang siste-
matis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso 1990:1, bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan
bukan suatu keadaan language may be form and not matter atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sis-
tem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pe- ngertian tersebut dikemukakan oleh Mackey 1986:12.
Dari berbagai pengertian bahasa di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ba- hasa merupakan sistem dan lambang yang dihasilkan alat ucap manusia sebagai a-
lat komunikasi yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan segala pikiran dan perasaan yang dialaminya. Jadi, bahasa memiliki peran dan
fungsi yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia harus sadar akan pentingnya menguasai bahasa secara baik dan benar dalam kehidupan.
2.1.1.2 Fungsi Bahasa
Santosa, dkk. 2008: 1.5 mengemukakan bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut: 1 Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan
informasi timbal balik antar anggota keluarga atau anggota-anggota masyarakat; 2 Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi
atau tekanan-tekanan perasaan pembicara; 3 Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat; 4 Fungsi
kontrol sosial, yaitu untuk mem-pengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Fungsi utama bahasa adalah untuk ekspresi diri, berinteraksi, dan berkomu-
nikasi. Penjelasan lebih rinci mengenai fungsi bahasa tidak jauh berbeda dari fungsi komunikasi, Tarigan, dkk 2004: 2.43 yaitu: 1 fungsi personal yaitu untuk
mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan; 2 fungsi instrumental direktif yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain; 3 fungsi interaksional
yaitu untuk menjalin kontak dan hubungan social; 4 fungsi informatif yaitu untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan, dan budaya; 5 fungsi heuristik yaitu
untuk belajar atau memperoleh informasi; 6 fungsi imajinatif yaitu untuk meme- nuhi rasa estetis keindahan.
Sedangkan menurut Doyin dan Wagiran 2009:5 Bahasa Indonesia yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa resmi Negara mempunyai fungsi sebagai
1 lambang kebanggaan kebangsaan, Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia, 2 lambang identitas nasional,
bahasa Indonesia kita harapkan mampu mewakili jati diri bangsa Indonesia, 3 a- lat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antar-budaya, atau lebih sering kita
menyebutnya sebagai bahasa nasional, 4 alat pemersatu di tengah-tengah per- bedaan suku, ras, dan agama, yang ada di Indonesia. Oleh karena fungsi penting
bahasa yang tidak dapat manusia pungkiri, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, maka penguasaan dalam keterampilan berbahasa
secara baik dan benar menjadi tuntutan dalam kehidupan manusia. Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahasa memiliki peran
dan fungsi yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup kita sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan ber-
negara.
2.1.1.3 Keterampilan Berbahasa
Bahasa secara umum dibagi menjadi empat keterampilan. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi yaitu: 1 keteram-
pilan menyimakmendengarkan listening skills; 2 keterampilan berbicara speaking skills; 3 keterampilan membaca reading skills; 4 keterampilan me-
nulis writing skills, Tarigan dalam Doyin dan Wagiran 2009:11. Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, merupakan bentuk kompetensi berbahasa. Oleh
karena itu, keempatnya hanya dapat diperoleh dengan jalan pelatihan secara baik dan benar. Semakin sering berlatih dengan benar, akan semakin terampil pula da-
lam berbahasa. Mengingat bahwa bahasa mencerminkan pikiran, melatih keteram- pilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir, Tarigan dalam Doyin
dan Wagiran 2009:12 . Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa tersebut melalui urutan yang
teratur. Mula-mula seseorang akan belajar menyimak kemudian disusul dengan keterampilan berbicara. Baru pada waktu memasuki usia sekolah seseorang akan
belajar membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara didapatkan secara alamiah dari proses komunikasi secara tatap muka. Sedangkan keterampi-
lan membaca dan menulis didapatkan seseorang dari proses belajar. Keterampilan membaca dan menulis digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau
tertulis Doyin dan Wagiran, 2009:11-12. Setiap keterampilan bahasa erat sekali hubungannya dengan tiga keterampi-
lan yang lainnya sehingga disebut catur tunggal Dawson,dalam Tarigan, 1980:1. Sebagai contoh, orang tidak akan dapat berbicara kalau tidak dapat
menyimak.Demikian pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu dapat mem-baca. Keterampilan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang
produktif didukung oleh keterampilan menyimak dan membaca sebagai keterampilan yang reseptif. Keterampilan menyimak seseorang akan berkembang
dengan baik jika didukung oleh keterampilan membaca yang baik pula. 2.1.1.4
Pembelajaran Bahasa dan Sastra 1.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Berdasarkan uraian mengenai hakikat belajar dapat diambil suatu kesimpu-
lan bahwa belajar bahasa Indonesia adalah suatu aktivitas siswa sebagai proses yang kompleks berdasarkan pada pengalaman berbahasa untuk mengubah tingkah
laku dalam penggunaan bahasa Indonesia yang berlangsung secara progresif.Ku- rikulumKTSPDepartemen Pendidikan Nasional, 2006:317 menyebutkan tujuan
pembelajaran bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, so- sial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menurut kurikum KTSP mencakup komponen keterampilan ber-
bahasa yaitu keterampilan yang meliputi aspek mendengarkan,berbicara,memba- ca dan menulis.
Empat keterampilan dasar berbahasa yang diajarkan, keterampilan yang pa- ling kompleks adalah keterampilan menulis. Menulis yang diajarkan di Sekolah
Dasar juga terdapat dua macam seperti keterampilan membaca. Siswa di kelas rendah hanya sekedar menuliskan lambang bahasatanpa dituntut untuk memaha-
mi arti tulisan sedangkan di kelas atas siswa sudah harus memahami makna atau- pun maksud dari apa yang ditulisnya.
Lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Indone- sia yaitu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, kondisi siswa,
sarana dan lingkungan sosial. Faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar adalah berbagai kondisi yang berkaitan dengan proses belajar yaitu kondisi eks-
ternal dan kondisi internal Santosa, dkk. 2007:17. Kondisi eksternal adalah fak- tor di luar diri murid, seperti lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga,
orang tua, masyarakat. Kondisi eksternal terdiri dari tiga prinsip belajar, yaitu: 1.
Memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respons yang diharapkan 2.
Pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat 3.
Penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
Kondisi internal adalah faktor dalam diri murid yang terdiri atas: 1.
Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar 2.
Tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa 3.
Adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak. Faktor eksternal lebih banyak ditangani oleh pendidik, sedangkan faktor in-
ternal dikembangkan sendiri oleh para siswa dengan bimbingan guru. Dalam bela- jar bahasa, kedua faktor ekstern dan intern ini harus diperhatikan. Pada saat bela-
jar bahasa kondisi eksternal terdiri dari pemberian materi pem-belajaran bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dengan tingkat kebahasaan-
nya. Dan dalam pembelajaran bahasa kondisi intern seorang anak berupa adanya
motivasi dan rasa kepercayaan diri seorang anak untuk dapat mengungkapkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk kalimat dalam karangan maupun dalam karya
sastra. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pemberian penguatan dan strategi pembe- lajaran bahasa yang tepat dilakukan oleh seorang guru.
2.1.2Hakikat Menulis
Dalam hakikat menulis akan dijelaskan tentang pengertian dan tahap-tahap dalam penulisan.
2.1.2.1 Pengertian Menulis Keterampilan menulis harus dibina dan dikembangkan secara intensif. Se-
bab dengan menulis seseorang mampu mengungkapkan ide, penghayatan dan pe- ngalaman ke orang lain. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mere-
ka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut Tarigan dalam Muchlisoh, 1993:254. Maksudnya adalah melukiskan pendapat melalui gaya bahasa atau ba-
hasa isyarat dalam bentuk tulisan sehingga orang lain dapat memahami apa yang disampaikan.
Secara lebih jelas hakikat menulis Slamet,2008:99 bukan hanya sekedar melukiskan lambang-lambang grafis melainkan menuangkan buah pikiran ke da-
lam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas, sehingga tulisan tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara
berhasil.
Dari berbagai pendapat tentang menulis, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel untuk menyampaikan pe-
san berupa gambar, pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa yang dapat dipahami oleh penyampai dan penerima pesan.
2.1.2.2 ProsesLangkah-Langkah Menulis Menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam seluruh proses
pembelajaran yang dialami oleh siswa. Sebenarnya menulis adalah kegiatan yang kompleks atau rumit yang diwujudkan dalam suatu proses penulisan. Menulis di-
lakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan ta- hap revisi Rahayu, 2007:136. Pada dasarnya ketiga tahapan tersebut tidak dapat
dipisahkan, saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Pada tahap prapenulisan, ditentukan pokok-pokok yang akan mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan
menulis. Tahap berikutnya mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, sa- tuan paragraf, bab, atau sub bab; akhirnya selesailah draf pertama. Kemudian di-
lakukan revisi. Tahap-tahap kegiatan menulis, digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1 Tahap Penulisan Rahayu, 2007:137 Prapenulisan
Penulisan Revisi
Penentuan topik Penentuan tujuan
Pemilihan bahan Penyusunan paragraf dan
kalimat, pemilihan kata, dan teknik penulisan
Perbaikan drafburam
pertamadan membacanya ulang
1. Tahap prapenulisan
Kegiatan ini dimulai dengan menentukan topiktema, kita harus menemukan hal yang akan dibahas dalam tulisan. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya pengalaman sendiri, hasil pengamatan lingkungan, pendapat; sikap; ta- nggapan; imajinasi sendiri atau orang lain terhadap sesuatu.
Langkah berikutnya ialah membuat kerangka tulisan, artinya memecah to- pik menjadi sub-sub topik. Kerangka dapat berbentuk kerangka topik, yaitu butir-
butir topik berupa frase pendek atau kerangka kalimat yaitu butir-butirnya berupa kalimat yang lebih rinci. Kerangka harus disusun secara logis, sistematik, dan
konsisten. 2.
Tahap Penulisan Pada tahapan ini, setiap butir karangan dibahas dengan menggunakan ba-
han-bahan yang telah diklasifikasikan menurut kepentingannya. Dengan demiki- an, kita sebagai penulis harus mampu memilih kata yang tepat sehingga pikiran
kita dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata dirangkaikan dalam kalimat yang efektif, selanjutnya kalimat dirangkaikan dalam bentuk paragraf-pa-
ragraf yang memenuhi syarat. Tulisan juga harus ditulis dalam ejaan yang benar dan persyaratan penulisan lainnya.
3. Tahap Revisi
Jika buramdraf seluruh tulisan telah selesai, tulisan perlu dibaca ulang un- tuk direvisi, diperbaiki, dikurangi, ditambah. Sebenarnya revisi dilakukan juga
pada saat tahap penulisan berlangsung, namun revisi ini secara keseluruhan sebe- lum menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara menyeluruh mengenai logika,
sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, dan lain sebagainya.
2.1.1.5 Manfaat Menulis
Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menulis. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kecerdasan
Dengan menulis seseorang dapat meningkatkan kecerdasanya 2.
Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitasnya Dengan menulis seseorang dapat mengembangkan daya inisiatif ide dan
kreativitas yang ada pada dirinya 3.
Menumbuhkan keberanian Dengan menulis seseorang dapat menumbuhkan keberanian terutama kebera-
nian dalam mengungkapkan ide atau perasaan. 4.
Mendorong keterampilan dan kemauan mengumpulkan informasi Dengan menulis seseorang akan terdorong untuk mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan apa yang ditulisnya. Dari beberapa manfaat tentang menulis, dapat diambil kesimpulan bahwa
manfaat dari menulis hakikatnya adalah untuk menuangkan berbagai konsep mau- pun ide dan agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
1.1.3 Menulis Puisi