PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAHASA JAWA DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 04 KABUPATEN SEMARANG

(1)

 

 

PENINGKATAN KETERAMPILAN

MENULIS DESKRIPSI BAHASA JAWA

DENGAN MODEL

PICTURE AND PICTURE

PADA SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 04

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang

Oleh PUJI ISTRIYANI NIM 1402908015

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

Nama : Puji Istriyani NIM : 1402908015

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi bahasa Jawa dengan Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 19 Agustus 2013 Peneliti,

Puji Istriyani NIM 1402908015


(3)

iii 

Skripsi atas nama Puji Istriyani, NIM 1402908015 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Bahasa Jawa dengan Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten

Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Jumat

tanggal : 16 Agustus 2013

Semarang, 19 Agustus 2013 Dosen pembimbing I, Dosen pembimbing II,

Drs. Sukardi, M.Pd. Sri Sukasih, SS M.Pd.

NIP.195905111987031001 NIP.197004072005012001

Diketahui oleh, Ketua Jurusan PGSD

Dra. Hartati, M.Pd. NIP.195510051980122001


(4)

“Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Bahasa Jawa dengan Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten

Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Rabu

tanggal : 21 Agustus 2013

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Drs. Hardjono, M.Pd Fitria Dwi Prasetyaningtyas NIP.195108011979031007 NIP.198506062009122007

Penguji Utama,

Drs. Mujiyono, M.Pd NIP.195306061981031003

Penguji I, Penguji II,

Drs. Sukardi, M. Pd Sri Sukasih, SS M.Pd


(5)

MOTTO:

Setiap pelajaran yang kamu dapatkan, jangan cuma diingat dalam pikiran tetapi

tulislah dalam sebuah catatan maka itu akan bermanfaat untuk oranglain ketika

ia membacanya.

PERSEMBAHAN:

Karya ini kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku yang selalu mendoakanku.

Suamiku Eko Wirosuprapto yang selalu memberikan motivasi.

Putriku Anindya Wira Indriyani.


(6)

rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi bahasa Jawa dengan Model Picture and Picture pada Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi.

2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

3. Dra.Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan pelayanan dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini. 4. Drs. Sukardi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan arahan yang berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Sri Sukasih, SS M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan teliti serta banyak memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

vii  demi selesainya skripsi ini.

7. Bapak/ibu dosen dan staf TU Jurusan PGSD Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membantu.

8. Sujud, S.Pd., Kepala SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

9. Seluruh guru dan karyawan serta siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 yang telah membantu selama proses penelitian.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 19 Agustus 2013 Peneliti


(8)

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Sukardi, M.Pd., Pembimbing II: Sri Sukasih, SS M.Pd. 247 halaman.

Pelajaran bahasa Jawa mempunyai empat aspek yaitu keterampilan membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan gagasan kepada pihak lain melalui bentuk wacana tulis. Pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang ditemukan masalah dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan belum menggunakan media dalam pembelajaran. Siswa merasa kesulitan untuk mengungkapkan ide-idenya yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah yaitu ketuntasan klasikal 33%.

Untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tersebut yaitu dengan menerapkan model Picture and Picture. Model Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04?. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa dan meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan model Picture and Picture.

Rancangan penelitian yaitu penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, dan terdiri dari dua siklus masing-masing siklus dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes menggunakan lembar evaluasi siswa sedangkan teknik nontes terdiri dari observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan guru mendapatkan rata-rata skor 2,9 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada siklus II mendapat rata-rata skor 3,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mendapat rata-rata skor 2,9 yang termasuk kategori baik, sedangkan pada siklus II mendapatkan rata-rata skor 3,2 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Persentase ketuntasan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada siklus I yaitu 50% meningkat pada siklus II yaitu 95%.

Simpulan dari penelitian ini adalah model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang. Saran yang diberikan peneliti adalah penggunaan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga hasil yang dicapai maksimal.


(9)

ix 

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTARISI ... ix

DAFTARTABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTARDIAGRAM ... xiv

DAFTARLAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kajian Teori ... 10

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 10


(10)

2.1.6 Menulis Deskripsi ... 32

2.1.7 Model Picture And Picture ... 37

2.1.8 Media Gambar ... 39

2.1.9 Penerapan Model Picture And Picture Pada Pembelajaran Menulis Deskripsi ... 42

2.2 Kajian Empiris ... 43

2.3 Kerangka Berpikir ... 44

2.4 Hipotesis Tindakan ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Rancangan Penelitian ... 48

3.1.1 Perencanaan... 48

3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 49

3.1.3 Observasi ... 49

3.1.4 Refleksi ... 49

3.2 Perencanaan Tahap Penelitian... 50

3.2.1 Siklus Pertama ... 50

3.2.2 Siklus Kedua ... 53

3.3 Subjek Penelitian ... 56

3.4 Tempat Penelitian ... 57


(11)

xi 

3.6.1 Sumber Data ... 57

3.6.2 Jenis Data ... 58

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.7 Teknik Analisis Data ... 59

3.7.1 Kuantitatif ... 60

3.7.2 Kualitatif ... 61

3.8 Indikator Keberhasilan ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.2 Pembahasan ... 117

BAB V PENUTUP ... 130

5.1 Simpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133


(12)

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran ... 62

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa ... 63

Tabel 3.4 Kategori Tingkatan Skor untuk Lembar Pengamatan Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa Dan Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Pada Setiap Indikator ... 63

Tabel 3.5 Penilaian Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi ... 64

Tabel 4.1 Skor Keterampilan Guru Siklus I ... 70

Tabel 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I ... 76

Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi Siklus I ... 82

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Menulis Karangan deskripsi Siklus I ... 85

Tabel 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II ... 97

Tabel 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

Tabel 4.7 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi Siklus II ... 109

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Belajar Menulis Karangan deskripsi Siklus II ... 112


(13)

xiii   

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Dengan Model

Picture and Picture ... 46

                                 


(14)

Diagram 4.2 Skor Aktivitas Siswa Siklus I ... 81 Diagram 4.3 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi

Siklus I ... 84 Diagram 4.4 Persentase Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi

Siklus I ... 85 Diagram 4.5 Skor Keterampilan Guru Siklus II ... 102 Diagram 4.6 Skor Aktivitas Siswa Siklus II ... 109 Diagram 4.7 Skor Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi

Siklus II ... 112 Diagram 4.8 Persentase Hasil Belajar Menulis

Karangan Deskripsi SiklusII... 113 Diagram 4.9 Peningkatan Ketercapaian Indikator Keterampilan

Guru Siklus I dan Siklus II ... 122 Diagram 4.10 Peningkatan Ketercapaian Indikator Aktivitas

Siswa Siklus I dan Siklus II ... 126 Diagram 4.11 Peningkatan Rata-rata Persentase Hasil Belajar


(15)

xv   

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ... 136

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 138

Lampiran 3. RPP ... 150

Lampiran 4. Hasil Observasi keterampilan Guru ... 176

Lampiran 5. Hasil Observasi aktivitas Siswa ... 205

Lampiran 6. Hasil Belajar Menulis Karangan Deskripsi ... 209

Lampiran 7. Catatan Lapangan ... 214

Lampiran 8. Hasil Wawancara Guru ... 228

Lampiran 9. Foto-foto Penelitian ... 237

Lampiran 10. Surat-surat Penelitian ... 241

Lampiran 11. Hasil Evaluasi Siswa ... 244


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH

Bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan. Salah satu diantaranya adalah kebudayaan Jawa. Keberadaan budaya Jawa pada saat ini sudah agak tersisih dalam masyarakat terutama dalam hal penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Padahal budaya Jawa adalah warisan dari nenek moyang terdahulu dan wajib dilestarikan. Dalam upaya melestarikan kebudayaan Jawa tersebut, maka para generasi muda khususnya siswa di sekolah-sekolah dikenalkan dengan pelajaran bahasa Jawa yang isi pembelajarannya tercakup dalam kurikulum Muatan Lokal (Mulok).

Sistem Pendidikan Nasional di Negara Indonesia diatur dalam UU RI No. 20 tahun 2003. Pada Bab X pasal 37 ayat (1), kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal. Selanjutnya penjelasan UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat (1) ini tercantum dalam Tambahan Lembaran Negara RI tahun 2003 No. 4301 yang berisi bahan kajian muatan lokal dimaksudkan untuk membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.


(17)

 

 

 

Pelaksanaan muatan lokal (bahasa Jawa) di Jawa Tengah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 895.5/01/2005 yang menetapkan bahwa mata pelajaran bahasa Jawa untuk jenjang SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan swasta Propinsi Jawa Tengah mulai tahun ajaran 2005/2006 wajib dilaksanakan.

Kurikulum muatan lokal secara umum berfungsi memberikan peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerah tertentu. Di propinsi Jawa Tengah, kurikulum mulok dibagi menjadi tiga bagian yaitu mulok wajib propinsi yaitu bahasa Jawa, mulok kabupaten ditentukan oleh masing-masing kabupaten dan mulok sekolah yaitu mulok yang dipilih dan ditentukan oleh masing-masing sekolah.

Sekolah Dasar yang melaksanakan kurikulum mulok bahasa Jawa satu diantaranya adalah SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi akrab dengan budaya daerahnya karena mengingat sebagian besar siswa di SD Banyubiru 04 adalah asli penduduk Jawa. Dengan adanya pelajaran bahasa Jawa ini siswa menjadi lebih paham tentang penggunaan bahasa Jawa untuk berkomunikasi baik itu secara lisan maupun tertulis. Secara lisan misalnya siswa memahami tentang penggunaan basa kromo untuk berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan secara tertulis

siswa bisa mengungkapkan pikiran, gagasan serta ide-idenya, bisa menceritakan sesuatu yang dilihatnya kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

Ruang lingkup pembelajaran bahasa mencakup 4 keterampilan, yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis (KTSP, 2006: 113). Salah satu


(18)

keterampilan yang cukup kompleks adalah menulis karena dengan menulis siswa dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.

Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh seseorang. Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis, dengan memperhatikan ketepatan bahasa yang digunakan yaitu ketepatan penggunaan kosa kata dan penggunaan ejaan (Abbas, 2006: 125).

Mengajarkan menulis pada pelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa di Sekolah Dasar ternyata tidaklah mudah. Mengajar bahasa Jawa tidak sebatas mengajarkan kata-kata Jawa tetapi dalam pelajaran bahasa Jawa terkandung ajaran budi pekerti dan tata krama yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh siswa. Akan tetapi pada kenyataannya dengan segala keterbatasan, terbatasnya jam pelajaran bahasa Jawa di sekolah, terbatasnya sumber belajar, kurangnya media pembelajaran serta penggunaan model yang kurang bervariasi mengakibatkan hasil pembelajaran bahasa Jawa tidak maksimal.

Seperti halnya yang terjadi pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang. Berdasarkan pengamatan oleh peneliti, ternyata hasil belajar bahasa Jawa pada saat ulangan harian untuk kompetensi dasar 4.2. Menulis deskripsi keindahan alam dan sebagainya, masih sangat rendah. Diantara 20 siswa yang mendapat nilai di atas KKM 65 hanya 7 siswa dan yang lainnya


(19)

 

 

 

masih di bawah KKM. Itu berarti hanya 33% dari jumlah siswa yang tuntas belajar untuk kompetensi dasar ini.

Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa hal diantaranya model mengajar guru yang digunakan masih monoton, kurang variatif, pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa kurang aktif dan cenderung diam, kurangnya media pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa dan yang paling penting adalah pada materi menulis deskripsi, siswa kesulitan dalam mengungkapkan pikiran-pikirannya. Sebagian besar dari mereka ketika diminta untuk mendeskripsikan sesuatu, hasilnya belum menggambarkan tentang apa yang dideskripsikan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang mengetahui objek yang sebenarnya yang akan dideskripsikan.

Berdasarkan refleksi awal dan hasil observasi bersama tim kolaborasi, peneliti berinisiatif menetapkan suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa khususnya pada keterampilan menulis deskripsi. Tindakan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan suatu pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang menarik untuk siswa. Maka peneliti menetapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu model Picture and Picture.

Model Picture and Picture merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial yang disarankan pada interaksi sosial dan mengutamakan adanya kerja sama dalam kelompok (Suprijono, 2011: 56)

Hamdani (2011: 89) berpendapat bahwa model Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam


(20)

proses pembelajaran dan dipasangkan menjadi urutan yang logis, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Dengan menggunakan model Picture and Picture, siswa diharapkan aktif dan berfikir kreaktif dalam mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis karena gambar sebagai media dan faktor dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas bidang yang transparan. Guru dapat menggunakan gambar untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasan lebih konkret daripada bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistik (Subana dan Sunarti, 2011: 322).

Beberapa penelitian dengan menggunakan model picture and picture telah menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi masalah kesulitan menulis deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dengan judul “Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar seri pada siswa kelas III SD Negeri Jajar I Surakarta tahun pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini menunjukkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa meningkat yaitu pada siklus I nilai rata-rata 65,77 (66%) dan pada siklus II nilai rata-rata 73,79 (74%). Penelitian lain yang juga menggunakan model picture and picture adalah penelitian yang dilakukan oleh Hanun dengan judul “Penggunaan metode picture and picture untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas III SD Negeri Dukuhwaluh


(21)

 

 

 

Banyumas Tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa. Yaitu pada siklus I nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan klasikal 69,23% dan pada siklus II nilai rata-rata 76,34 dengan ketuntasan klasikal 84,62%.

Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan keterampilan menulis deskripsi bahasa Jawa dengan model Picture and Picture pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang.

1.2

RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bahasa Jawa pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04?

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

a. Apakah dengan model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang?

b. Apakah dengan menerapkan model picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa tentang menulis deskripsi?


(22)

c. Apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran bahasa Jawa menulis deskripsi. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model ini menurut (Suprijono, 2009: 125) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Menyajikan materi sebagai pengantar

c. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi d. Guru menunjuk salah satu siswa secara bergantian untuk maju ke depan kelas

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

g. Simpulan/rangkuman

1.3

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:


(23)

 

 

  1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bahasa Jawa pada siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuankhususdalampenelitian ini adalah:

a. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar bahasa Jawa menulis deskripsi dengan model picture and picture.

b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa menulis deskripsi dengan model picture and picture.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Jawa menulis deskripsi.

1.4

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis, kedua manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama bagi para tenaga pengajar agar dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengajar bahasa Jawa menulis deskripsi.


(24)

1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1Bagi Guru

a. Menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang inovatif.

b. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang variatif.

1.4.2.2Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Jawa. b. Meningkatkan motivasi siswa dalam menulis deskripsi.

1.4.2.3Bagi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis di sekolah.


(25)

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1

KAJIAN TEORI

Kajian teori yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: definisi belajar dan pembelajaran, hakikat bahasa, hakikat bahasa Jawa, pengertian menulis, pengertian karangan, menulis deskripsi, model picture and picture, dan media gambar.

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik apabila subyek belajar itu mengalami dan melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (bersifat hafalan tanpa diketahui maknanya yang jelas). (Sardiman, 2011: 20)

Belajar adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya dengan melakukan aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, mengungkapkan, menyimak, membedakan, menganalisis dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya dengan melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi, dan lain sebagainya (Rusman,dkk., 2011: 7).


(26)

Berdasarkan definisi pakar pendidikan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sengaja seperti membaca, meniru, mendengarkan, mengamati dan sebagainya untuk mendapatkan perubahan tingkah laku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan dan lain sebagainya.

Belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar ( Winatapura,dkk., 2008: 18).

Pembelajaran adalah salah satu upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi siswa dapat berinteraksi dengan seluruh sumber belajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari”. (Uno, 2009: 2).

Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa balajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan ungkapan beberapa ahli tentang pembelajaran di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik (guru) sebagai upaya membelajarkan peserta didik


(27)

 

12 

 

 

(siswa) dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada sehingga terjadi proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Proses pembelajaran tersebut agar mencapai tujuan yang diharapkan tidak terlepas dari keterampilan mengajar guru dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

2.1.1.1Keterampilan Mengajar Guru

Rusman, dkk., (2011: 18) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu proses membimbing dan menolong siswa agar dapat belajar. Guru berusaha untuk memberikan bantuan termasuk memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan potensinya yang mencakup potensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru diharapkan aktif para peranannya sebagai pengajar.

Guru dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pengajar harus memiliki keterampilan dasar mengajar. Menurut Hasibuan, dkk., (2009: 58) keterampilan dasar tersebut adalah:

2.1.1.1.1 Keterampilan Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan merupakan pemberian respons positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajar dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.

Beberapa komponen keterampilan memberi penguatan adalah:

a. Penguatan verbal, dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. b. Penguatan gestural, dapat berupa bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota


(28)

c. Penguatan dengan mendekati, penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.

d. Penguatan dengan sentuhan, guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.

e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.

f. Penguatan berupa tanda atau benda, penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif.

2.1.1.1.2 Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban (balikan) dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Bertanya memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, karena pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang baik akan meningkatkan pertisipasi siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan.

Komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya adalah: a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.


(29)

 

14 

 

 

b. Pemberian acuan (misalnya: supaya siswa dapat menjawab, guru perlu memberikan informasi yang menjadi acuan pertanyaan).

c. Pemusatan

d. Pemindahan giliran

e. Penyebaran pertanyaan (keseluruh kelas atau kepada siswa tertentu) f. Pemberian waktu berpikir

g. Pemberian tuntutan

2.1.1.1.3 Keterampilan Menggunakan Variasi

Keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.

Komponen keterampilan menggunakan variasi adalah sebagai berikut: a. Variasi gaya mengajar guru, meliputi: variasi suara (misalnya: keras-lemah,

cepat-lambat, dan tinggi-rendah); pemusatan perhatian (misalnya: dengan bahasa, dan dengan isyarat); kesenyapan; kontak pandang; gerakan badan; dan mimik (misalnya: perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala dan badan); dan pergantian posisi guru.

b. Variasi penggunaan media dan bahan pelajaran, meliputi: variasi oral (menggunakan alat yang dapat didengar, misalnya: menggunakan berbagai suara langsung atau rekaman); variasi visual (menggunakan alat yang dapat dilihat, misalnya: menulis di papan tulis, menunjukkan gambar yang jelas dan


(30)

menarik sesuai dengan materi yang diajarkan); dan variasi alat yang dapat disentuh, diraba, serta dimanipulasi.

2.1.1.1.4 Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan berarti menyajikan informasi secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran. Komponen keterampilan menjelaskan adalah:

a. Merencanakan penjelasan, meliputi: isi pesan yang akan disampaikan (misalnya: materi) dan penerima pesan (misalnya: siswa).

b. Menyajikan penjelasan, meliputi: kejelasan (misalnya: hindari kalimat yang berbelit-belit, dan hindari kata-kata meragukan); penggunaan contoh dan ilustrasi (misalnya: penggunaan contoh sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan kemampuan); memberikan suatu penekanan (misalnya: dengan pengulangan, dengan variasi suara, gerak, dan mimik); pengorganisasian (misalnya: struktur sajian jelas, dan pemberian ikhtisar butir penting); dan balikan (misalnya: memperhatikan tingkah laku siswa, dan memberikan pertanyaan pada siswa).

2.1.1.1.5 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh


(31)

 

16 

 

 

tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan akhir pelajaran. Komponen dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah:

a. Komponen membuka pelajaran, meliputi: menarik perhatian siswa (misalnya: gaya mengajar, penggunaan alat bantu, pola interaksi yang bervariasi); menimbulkan motivasi (misalnya: menunjukkan kehangatan, menimbulkan rasa ingin tahu, dan memperhatikan minat siswa); memberikan acuan (misalnya: mengemukakan tujuan, menyampaikan pokok pembahasan, mengajukan pertanyaan); dan membuat kaitan (misalnya: mengaitkan aspek yang relevan, membandingkan pengetahuan lama dengan yang baru, menjelaskan konsep uraian secra rinci).

b. Komponen Menutup Pelajaran, meliputi: meninjau kembali (misalnya: merangkum inti pembelajaran dan membuat ringkasan); dan mengadakan evaluasi (misalnya: mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa mengaplikasikan ide baru, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, memberikan soal-soal tertulis).

2.1.1.1.6 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan.


(32)

Komponen dari keterampilan mengajar kelompok kecil adalah:

a. Keterampilan mengorganisasi, meliputi: memberikan tugas (misalnya: diarahkan dengan jelas, menarik dan menantang, memberikan kesempurnaan); variasi (misalnya: memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, dan waktu); mengoordinasi kegiatan (misalnya: membantu siswa membentuk kelompok, memberi petunjuk yang jelas tentang tugas yang diberikan); membagi-bagi perhatian (misalnya: guru membantu setiap siswa yang memerlukan bantuan); dan menutup kegiatan (misalnya: berupa hasil dan kesimpulan dari kegiatan). b. Membimbing dan memudahkan belajar, meliputi: memberikan penguatan

(misalnya: memberikan penghargaan pada kelompok yang dianggap baik); mengembangkan supervisi proses awal (misalnya: memberi bantuan jika diperlukan); mengadakan supervisi proses lanjut (misalnya: memberikan bimbingan tambahan, dan melibatkan diri untuk memotivasi siswa); dan mengadakan supervisi pemaduan (misalnya: menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan pemantapan).

Komponen dari keterampilan mengajar perorangan adalah:

a. Mengadakan pendekatan secara pribadi, meliputi: menunjukkan kehangatan (misalnya: menunjukkan kepekaan pada siswa); memberikan respons positif (misalnya: menghargai pendapat siswa); membangun hubungan saling mempercayai; mendengarkan secara simpati; menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian; dan membantu masalah yang dihadapi siswa.


(33)

 

18 

 

  2.1.1.1.7 Keterampilan Mengelola Kelas

Merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remidial.

Komponen dari keterampilan mengelola kelas adalah:

a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, meliputi: menunjukkan sikap tanggap (misalnya: memandang secara seksama, gerakan mendekati, memberikan pertanyaan, memberikan reaksi terhadap gangguan); membagi perhatian (misalnya: visual dan verbal); memusatkan perhatian pada kelompok (misalnya: mengarahkan perhatian dan menyusun komentar); memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas (misalnya: kepada seluruh kelas, dan kepada individu-individu tertentu); menegur (misalnya: tegas, jelas, tertuju, menghindari ocehan panjang, dan menghindari peringatan yang kasar); dan memberi penguatan (misalnya: terhadap anak yang mengganggu dan anak yang patut dicontoh).

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, meliputi: memodifikasi tingkah laku; pengelolaan kelompok; menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. 2.1.1.1.8 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal


(34)

dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah.

Komponen dari keterampilan memimbing diskusi kelompok kecil adalah: a. Memusatkan perhatian, meliputi: merumuskan tujuan atau topik diskusi;

menegaskan kembali apabila terjadi penyimpangan; menandai pembicaraan yang menyimpang dari tujuan diskusi; dan membuat rangkuman atau ringkasan bertahap.

b. Memperjelas permasalahan, meliputi: merangkum ide-ide siswa; menggali komentar siswa; dan memperluas pandangan.

c. Menganalisis pandangan siswa, meliputi: menandai persetujuan atau tidak; dan meneliti alasannya.

d. Meningkatkan pikiran siswa, meliputi: mengajukan pertanyaan yang menantang siswa; memberi contoh verbal maupun non-verbal; dan memberi dukungan terhadap pendapat siswa.

e. Menyebarkan pikiran berpartisipasi, meliputi: mencegah kegaduhan; dan mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.

f. Menutup diskusi, meliputi: membuat rangkuman; memberi langkah tindak lanjut hasil diskusi; menilai hasil dan proses diskusi.

Indikator keterampilan dasar mengajar guru dalam penelitian ini yang sesuai dengan langkah-langkah model Picture and Picture adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan pra pembelajaran.

b. Memberikan apersepsi.


(35)

 

20 

 

  d. Menampilkan beberapa gambar.

e. Menunjuk dan membimbing siswa untuk mengurutkan gambar.

f. Menanyakan prediksi cerita berdasarkan gambar yang sudah diurutkan dengan memberi arahan yang benar.

g. Memberi penghargaan pada siswa. h. Menyampaikan materi.

i. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. j. Menyimpulkan pembelajaran.

k. Menutup pembelajaran. 2.1.1.2Aktivitas Siswa

Aktivitas belajar terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu. Dalam pembelajaran, siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas (Rusman,dkk., 2011: 19).

Bentuk-bentuk aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran biasanya berhubungan dengan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, mempersiapkan peralatan pelajaran, ketekunan mendengarkan informasi, menulis, membaca, mengamati, berfikir, dan melakukan latihan atau praktek (Sahono, 2010: 14).

Diedrich (dalam Sardiman, 2011: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan aktivitas siswa yang dapat digolongkan sebagai berikut:


(36)

1) Visual Activities

Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities

Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawncara, diskusi, dan interupsi.

3) Listening Activities

Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4) Writing Activities

Yang termasuk aktivitas ini yaitu: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

5) Drawing Activities

Yang termasuk aktivitas ini adalah: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

6) Motor Activities

Yang termasuk di dalam aktivitas ini adalah: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak

7) Mental Activities

Yang termasuk aktivitas ini adalah: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.


(37)

 

22 

 

  8) Emotional Activities

Yang termasuk dalam aktivitas ini misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Menanggapi pertanyaan guru dalam appersepsi.

3) Memperhatikan dan mendengarkan guru dalam menyampaiakan tujuan pembelajaran.

4) Memperhatikan beberapa gambar yang diperlihatkan guru dan menjalankan perintah guru selanjutnya

5) Mengurutkan gambar yang masih acak dan mencermati gambar yang telah diurutkan

6) Memprediksi cerita dan memperhatikan prediksi cerita yang disampaikan temannya

7) Memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru 8) Membentuk kelompok sesuai perintah guru

9) Bekerja dalam kelompok

10) Menyimpulkan pembelajaran bersama guru 11) Menulis karangan deskripsi sebagai evaluasi


(38)

2.1.2 Hakikat Bahasa 2.1.2.1Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain atau pesan dari peneliti kepada pembaca (Subana dan Sunarti, 2011: 27).

Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi dan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Santosa, dkk, 2008: 1.2).

Selain kedua pendapat diatas, ada pendapat lain yaitu bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam pikiran baik diekspresikan melalui ucapan atau tulisan (Mustofa, 2011: 3). Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 226).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang bahasa tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa bahasa sangat penting bagi manusia karena merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh untuk berinteraksi dengan sesamanya serta digunakan untuk mengungkapkan ide atau pikiran kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis.


(39)

 

24 

 

  2.1.2.2FungsiBahasa

Santosa,dkk (2008: 1.5) menyebutkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Informasi

Yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota keluarga ataupun antar anggota masyarakat.

2) Fungsi Ekspresi Diri

Yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi, atau tekanan-tekanan perasaan pembicara.

3) Fungsi Adaptasi dan Integrasi

Yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat belajar adat istiadat, kebudayaan, perilaku dan etika.

4) Fungsi Kontrol Sosial

Fungsi kontrol sosial yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan akan berlangsung dengan baik pula.

Sedangkan fungsi bahasa menurut Izzan (2009: 4) adalah sebagai alat mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita, dan pikiran seseorang; sebagai alat pikir; sebagai alat komunikasi seseorang dengan orang lain; sebagai media penghubung antara masyarakat suatu bangsa satu dan bangsa lainnya; sebagai salah satu lambang agama; dan sebagai alat pemersatu bangsa.


(40)

Berdasarkan beberapa fungsi bahasa yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi bahasa yaitu, bahasa dapat digunakan sebagai alat informasi, mengekspresikan diri, adaptasi, dan kontrol sosial. Bahasa juga digunakan sebagai alat pikir, alat komunikasi, lambang agama, alat pemersatu bangsa, dan lain sebagainya.

2.1.3 Hakikat Bahasa Jawa 2.1.3.1 Pengertian Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa seorang ibu dan bapak daerah Jawa dalam mendidik anaknya sejak lahir. Bahasa Jawa merupakan bahasa pergaulan masyarakat Jawa dalam hidup sehari-hari.

Sedangkan menurut Ahmadi (2006: 4) bahasa Jawa merupakan cabang bahasa (linguistik) yang membicarakan fonetik, fonologi, morfologi, serta tata tulis menulis bahasa Jawa.

Bahasa Jawa secara umum atau luas berbicara tentang tata swara, tata tembung, tata ukara, tata wicara dan tata tulis bahasa Jawa. Fungsi bahasa Jawa adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau isi informasi oleh anggota-anggota masyarakat yang saling berinteraksi dan bekerja sama dalam tata pergaulan masyarakat lingkup kebudayaan dan peradaban Jawa. Dalam hal ini, secara antropologi kultural bahasa Jawa mempunyai ragam penampilan menurut lingkup budaya sebagai berikut:

1) Lingkup Negara Agung (Jogja dan Solo)


(41)

 

26 

 

 

3) Lingkup Pesisiran (Brebes, Demak, Kudus, Semarang, Rembang, lasem, Tuban, Babat dan Bojonegoro)

4) Lingkup Majapahit (Mojokerto, Jombang, Sidoarjo dan Kediri)

5) Lingkup Pesisir Wetan (Surabaya, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang) 6) Lingkup Blambang (Banyuwangi)

Berbagai ragam penampilan tersebut penataan bahasa Jawa mengacu pada lingkup Negara Agung (Jogja dan Solo) yang secara historis sebagai pusat pemikiran dan pengembangan bahasa dan kebudayaan Jawa.

Betapapun juga bahasa Jawa selain sebagai rasa pikiran juga terutama sebagai bahasa rasa dan perilaku budaya Jawa. Orang Jawa menjaga martabat dirinya dengan ungkapan “ Ajining diri saka lathi “, sebagai acuan nilai ketika berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Ungkapan ini tepat sekali baik dipandang dari prinsip linguistik (ilmu bahasa) maupun dari moralitas kultur berbahasa.

2.1.3.2Pembelajaran bahasa Jawa di Sekolah Dasar

Mata Pelajaran bahasa Jawa adalah program pengajaran bahasa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa serta sikap positif bahasa Jawa. Pengajaran bahasa Jawa berfungsi sebagai:

1) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa untuk melestarikan dan pengembangan budaya Jawa dalam rangka kelangsungan pembangunan bangsa.

2) Sarana peningkatan pengetahuan dan ketarampilan berbahasa Jawa untuk mewujudkan dan mengembangkan pengetahuan tentang aksara Jawa.


(42)

3) Sarana pengembangan penalaran dan pengembangan budi pekerti yang luhur. 2.1.3.3Tujuan Pengajaran bahasa Jawa

2.1.3.3.1Tujuan Umum

1) Siswa menghargai dan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajiban mengembangkan dan melestarikan

2) Siswa memahami bahasa Jawa dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan dengan baik dan benar

2.1.3.3.2 Tujuan Khusus 1) Kebahasaan

-Siswa menguasai aturan tanda baca dalam bahasa Jawa

-Siswa mampu membedakan beberapa intonasi kalimat sesuai dengan tujuannya

-Siswa mampu mengetahui variasi bentuk, makna dan fungsi imbuhan

-Siswa mengetahui dan mampu membedakan proses pembentukan kosa kata

2) Pemahaman

-Siswa mampu menyerap gagasan, pendapat, pesan dan perasaan oranglain baik lisan maupun tulisan serta mampu memberikan tanggapan yang tepat

-Siswa mampu memahami, menghayati, menikmati dan menarik manfaat dari membaca karya sastra


(43)

 

28 

 

  2.1.4 Pengertian Menulis

2.1.4.1Pengertian menulis

Kata menulis dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf angka dan sebagainya yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, cat dan sebagainya yang melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tulisan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal ini disebabkan karena menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi tulisan. (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 248)

Menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan. Selain komponen kosa kata dan gramatikal, ketepatan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar, dan membaca (Abbas, 2006: 125).

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Di dalam menulis, peneliti harus terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Kerampilan menulis


(44)

tidak akan datang secara secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak serta teratur (Tarigan, 2008: 3).

Berdasarkan ungkapan beberapa ahli tersebut, peneliti berpendapat bahwa menulis adalah suatu proses seseorang dalam menuangkan ide atau mengungkapkan gagasannya untuk disampaikan kepada pembaca dengan menggunakan media bahasa tulis.

2.1.4.2Manfaat menulis

Menulis mempunyai beberapa manfaat yang positif. (dalam Nuruddin, 2010: 19) bahwa manfaat menulis adalah:

1) Sebagai sarana mengungkapkan diri. 2) Sebagai sarana pemahaman.

3) Membantu mengembangkan kepuasan pribadi.

4) Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan. 5) Mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa.

2.1.4.3Tahapan Menulis

Suparno dan Yunus (2007: 1.15) bahwa terdapat beberapa tahapan dalam menulis yaitu:

1) Tahap Prapenulisan

Merupakan face persiapan menulis yaitu menentukan topik dan tujuan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan.

2) Tahap penulisan

Yaitu mengembangkan ide-ide yang terdapat dalam kerangka karangan dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.


(45)

 

30 

 

  3) Tahap revisi

Merupakan tahap perbaikan dan penyempurnaan tulisan yang telah selesai dibuat.

4) Tahap penyuntingan

Tahap ini penulis meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada tulisan. 5) Tahap publikasi

Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Yang dilakukan dalam tahap ini adalah mempublikasikan tulisan pada pembaca. 2.1.5 Pengertian Karangan

2.1.5.1Pengertian Karangan

Karangan adalah hasil perwujudan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Pendapat lain bahwa karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (Wikipedia, 2012).

Suparno dan Yunus (2007: 3.3) berpendapat bahwa karangan adalah kegiatan mengungkapkan atau menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis.

Berdasarkan ulasan tentang pengertian karangan, peneliti menyimpulkan karangan adalah kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dapat dimengerti dan dipahami.

2.1.5.2Jenis-jenis Karangan

Suparno dan Yunus (2007: 4.4) menyebutkan karangan dibagi dalam lima ragam yaitu sebagai berikut:


(46)

2.1.5.2.1 Deskripsi

Deskripsi adalah suatu karangan yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, mencium, dan merasakan apa yang ditulis oleh peneliti.

2.1.5.2.2 Narasi

Narasi adalah suatu karangan yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan tujuan memberi arti pada sebuah cerita, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita tersebut. 2.1.5.2.3 Eksposisi

Eksposisi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan pembacanya.

2.1.5.2.4 Argumentasi

Argumentasi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran pendapat, ide, atau konsep yang disampaikan oleh penulis berdasarkan data, fenomena, dan fakta yang dikemukakan.

2.1.5.2.5 Persuasi

Persuasi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau membujuk secara halus tentang sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya.

Berdasarkan ulasan tentang jenis-jenis karangan yang disebutkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis karangan terbagi menjadi lima yaitu: karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan keadaan sebenarnya,


(47)

 

32 

 

 

narasi merupakan karangan yang menceritakan kejadian suatu peristiwa, eksposisi merupakan karangan yang bertujuan memperluas pengetahuan pembaca, argumentasi merupakan karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca, dan persuasi merupakan karangan yang bertujuan mempengaruhi pendapat pembaca. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada jenis karangan deskripsi.

2.1.6 Menulis Deskripsi 2.1.6.1Pengertian Deskripsi

Deskripsi adalah ragam wacana yang ditulis untuk melukiskan atau menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan dan mengalaminya sendiri (Suparrno dan Yunus, 2007: 1.11).

Finoza (dalam Nurudin, 2010: 60) deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskripsi, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.

Deskripsi merupakan karangan yang melukiskan suatu objek dengan menunjukkan bentuk, rupa, suara, bau, rasa, suasana, dan situasi suatu objek. Objek yang dilukiskan bisa berupa orang, benda, tempat, kejadian dan lain sebagainya. Dalam menunjukkan objek yang akan ditulis, peneliti seakan–akan menghadirkan objek yang ditulis tersebut kehadapan pembaca, sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, meraba, merasakan saperti kenyataan suatu objek yang dibaca (Rofi’uddin dan Zuhdi, 2002: 117).

Berdasarkan pengertian tentang deskripsi oleh para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa deskripsi adalah ragam wacana tulis yang melukiskan suatu


(48)

objek berupa orang, benda, alam dan lain sebagainya dengan menunjukkan rupa, bau, suasana dan situasi objek tersebut sehingga pembaca dapat melihat dan merasakan seperti kenyataan yang sebenarnya.

2.1.6.2 Ciri-Ciri Deskripsi

Ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut: 1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu

2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera

3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri Berdasarkan ulasan ciri-ciri karangan deskripsi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri karangan deskripsi adalah menggambarkan suatu objek yang diamati oleh penulis dengan melibatkan seluruh kesan indera dan membuat pembaca bisa merasakan dan membayangkan tentang apa yang ditulis oleh penulis tersebut.

2.1.6.3Pendekatan Deskripsi

Pendekatan dalam menulis deskripsi menurut (Suparno dan Yunus, 2007: 4.8) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Pendekatan Ekspositoris

Pendekatan ekspositoris, penulis berusaha agar deskripsi yang dibuat dapat memberikan keterangan sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat atau merasakan objek yang dideskripsikan. Karangan ini berisi daftar detail sesuatu secara lengkap atau agak lengkap


(49)

 

34 

 

 

sehingga pembaca dengan penalarannya dapat memperoleh kesan keseluruhan tentang sesuatu.

2) Pendekatan Impresionistik

Pendekatan ini, penulis bertujuan untuk memperolah tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini juga ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulis. Misalnya penulis membuat deskripsi tentang restoran, yang penting adalah kesan pembaca tentang restoran tersebut. Apakah menyenangkan dan nyaman atau tidak.

3) Pendekatan Menurut Sikap Pengarang

Pendekatan ini sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah gagasan, penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau keadaan. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan perasaan yang kurang enak, seram, takut dan sebagainya.

2.1.6.4Langkah-Langkah Menulis Deskripsi

Mendeskripsikan suatu objek agar menjadi baik dan benar maka diperlukan langkah–langkah yang tepat. Langkah–langkah menulis deskripsi menurut (Suparno dan Yunus, 2007: 4.22) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan. Apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.

2) Merumuskan tujuan pendeskripsian. Apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi atau persuasi.


(50)

3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan. Kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik ataukah watak orang tersebut.

4) Merinci dan mensistematika hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.

2.1.6.5Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi

Penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat holistis, impresif, dan selintas. Penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian yang bersifat holistis memang diperlukan. Tetapi, agar guru dapat menilai lebih objektif dan memperoleh infomasi lebih rinci tentang kemampuan siswa, penilai hendaknya disertai dengan penilaian yang bersifat analistis. Aspek-aspek yang digunakan dalam pendekatan analistis meliputi isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, kosa kata, dan ejaan (Syarif,dkk., 2009: 20).

Penilaian keterampilan menulis karangan menurut menurut Suparno,dkk., (2007: 3.19) yang digunakan dalam penelitian ini dan sudah disesuaikan dengan penilaian menulis karangan deskripsi terdiri atas:

1) Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan

Indikator kesesuaian judul dengan isi karangan meliputi: judul dan isi karangan menarik sesuai gambar; judul dan isi karangan sesuai gambar; isi karangan sesuai dengan gambar tetapi judul kurang sesuai; dan judul dan isi karangan kurang sesuai dengan gambar.


(51)

 

36 

 

  2) Pilihan Kata atau Diksi

Indikator pilihan katan atau diksi meliputi: semua pilihan kata sesuai dengan objek yang diamati; 1 sampai 3 pilihan kata tidak sesuai dengan objek yang diamati; 4 sampai 6 pilihan kata tidak sesuai dengan objek yang diamati; 7 atau lebih pilihan kata tidak sesuai dengan objek yang diamati.

3) Ejaan dan Tanda Baca

Iindikator ejaan dan tanda baca meliputi: jumlah kelasahan antara 1 sampai 3; jumlah kesalahan antara 4 sampai 7; jumlah kesalahan 8 sampai 11; jumlah kesalahan antara 12 atau lebih.

4) Koherensi Kalimat

Indikator koherensi kalimat meliputi: semua kalimat berkaitan dengan isi karangan; 1 kalimat tidak berkaitan dengan isi karangan; 2 sampai 3 kalimat tidak berkaitan dengan isi karangan; 4 lebih kalimat tidak berkaitan dengan isi karangan.

5) Kelengkapan Isi Karangan

Indikator kelengkapan isi karangan meliputi: isi karangan runtut, lengkap, sesuai gambar dan alur ceritanya; isi karangan runtut, sesuai gambar dan alur ceritanya; isi karangan runtut sesuai gambar; isi karangan tidak runtut dan tidak lengkap.

Penelitian ini menggunakan lima indikator dalam penilaian menulis deskripsi yang meliputi: kesesuaian judul dengan isi karangan, pilihan kata atau diksi, ejaan dan tanda baca, koherensi kalimat, dan kelengkapan isi karangan.


(52)

2.1.7 Model PictureandPicture

2.1.7.1Pengertian Model picture and picture

  Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011: 1)

Picture and picture adalah salah satu metode belajar yang menggunakan

gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis (Hamdani, 2011: 89)

Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus dan dalam suasana menyenangkan.

2.1.7.2Langkah – Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah–langkah pelaksanaan picture and picture menurut Suprijono (2009: 125) adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. 2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).


(53)

 

38 

 

 

4) Guru menunjuk siswa secara bergiliran untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.

6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Simpulan/rangkuman

2.1.7.3Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture

Setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:

1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar – gambar mengenai materi yang dipelajari.

3) Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5) Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.


(54)

2.1.8 Media Gambar 2.1.8.1 Pengertian Media

Media merupakan salah satu alat bantu mengajar yang digunakan guru sebagai interaksi dengan siswa yang dapat menunjang penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran (Rusman dkk., 2011: 42)

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan yang berguna untuk mencapai tujuan pengajaran dan mempermudah guru dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik (Djamarah dan Zain, 2006: 121). Media pembelajaran terdiri dari bebagai macam bentuk. Mengingat banyaknya bentuk media pembelajaran, guru harus dapat memilih dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat sesuai model pembelajaran yang digunakan (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 9). Salah satu contoh media pembelajaran yang biasanya digunakan guru adalah media gambar.

2.1.8.2 Pengertian Gambar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas bidang yang tidak transparan yang dapat digunakan guru untuk memberi gambaran tentang suatu hal sehingga penjelasannya lebih konkret daripada bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistik (Subana dan Sunarti, 2011: 322)


(55)

 

40 

 

 

Gambar adalah media yang dapat dilihat dan dapat dipahami bagi semua orang. Gambar berfungsi untuk meyampaikan pesan melalui indera penglihatan. Selain itu media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian siswa, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat diilustrasikan dengan gambar ketika menanamkan materi dalam pembelajaran (Kustandi dan Sutjipto 2011: 45)

2.1.8.3ManfaatGambar

Subana dan Sunarti (2011: 322) menjelaskan manfaat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:

1) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa

2) Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa 3) Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak

4) Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati

5) Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang

2.1.8.4SyaratSyaratGambar

Syarat-syarat gambar sebagai media pembelajaran antara lain: 1) Bagus, jelas menarik dan mudah dipahami

2) Cocok dengan materi pembelajaran

3) Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya 4) Sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa


(56)

5) Menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya

6) Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang sebenarnya

7) Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial

2.1.8.5Kelebihangambar

Kelebihan gambar sebagai media adalah:

1) Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan sebagainya.

2) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang nyata. 3) Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan. 4) Gambar relatif mudah.

5) Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu 2.1.8.6Kelemahan gambar

Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kelemahan yaitu: 1) Gambar sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya dari objek yang

berdimensi tiga.

2) Gambar tidak dapat memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup. 3) Siswa tidak selalu dapat menginterprestasikan isi gambar.

4) Kadang-kadang terlalu kecil untuk ditunjukkan di kelas yang berukuran besar.


(57)

 

42 

 

 

2.1.9 Penerapan Model Picture And Picture Pada Pembelajaran Menulis Deskripsi

Berikut adalah langkah-langkah penerapan model Picture and Picture pada pembelajaran menulis deskripsi bahasa Jawa:

a. Guru melaksanakan pra pembelajaran. b. Guru melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Guru menampilkan beberapa gambar.

e. Guru menunjuk dan membimbing siswa untuk mengurutkan gambar. f. Siswa memperhatikan beberapa gambar yang ditampilkan guru.

g. Guru menanyakan prediksi cerita berdasarkan gambar yang sudah diurutkan dengan memberi arahan yang benar.

h. Siswa memprediksi cerita dan memperhatikan prediksi cerita yang disampaikan temannya.

i. Guru memberi penghargaan pada siswa.

j. Siswa memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru. k. Siswa membentuk kelompok sesuai perintah guru.

l. Membacakan contoh karangan deskripsi yang dibagikan guru kemudian mengerjakan lembar kerja kelompok.

m. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. n. Siswa menyimpulkan pembelajaran bersama guru. o. Siswa menulis karangan deskripsi sebagai evaluasi.


(58)

2.2

KAJIAN EMPIRIS

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Setyomurti dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Media Gambar ilustratif Siswa Kelas IV SDN Sebalong Kec. Nguling Kab. Pasuruan”. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 ini menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalm menulis deskripsi. Pada siklus I hasil belajar siswa menunjukkan rata-rata 65,31 dan pada siklus II meningkat menjadi 81,42. Selain itu ketuntasan belajar pada siklus I masih 26,31% dan meningkat menjadi 68,42% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pariyem dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargomulyo Kec. Dukun Kab. Magelang”. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada skor siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 65,33 dan pada siklus II meningkat menjadi 70,11. Prosentase ketuntasan minimal siswa pada siklus I mencapai 72,22%, sedangkan pada siklus II mencapai 88,88%. Hal tersebut menunjukkan bahwa media gambar berseri efektif digunakan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi karena dapat meningkatkan keterampilan menulis. Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media


(59)

 

44 

 

 

gambar berseri efektif digunakan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SD Negeri Ngargomulyo.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2.3

KERANGKA BERPIKIR

Nilai pada pembelajaran bahasa Jawa khususnya menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang masih rendah. Hal tersebut karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, belum menggunakan media yang menarik, dan pembelajaran masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa kurang aktif.

Berdasarkan hal tersebut,seharusnya pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada keterampilan menulis deskripsi dijadikan suatu pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, agar dapat memotivasi siswa untuk berantusias mengikuti pembelajaran.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model Picture and Picture. Model Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam model Picture and Picture, siswa diharapkan dapat berpikir kreatif karena siswa harus bisa mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Setelah gambar tersusun menjadi urutan yang logis, guru menanamkan konsep


(60)

materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Model Picture and Picture menggunakan gambar sebagai media dalam pembelajaran. Gambar merupakan salah satu perantara yang dapat digunakan untuk menulis karangan deskripsi. Dengan gambar siswa dapat menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian, diharapkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis deskripsi siswa dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya disajikan bagan kerangka berpikir sebagai berikut:


(61)

  46                                      Bagan 2.1

Kerangka Berpikir Penelitian dengan Model Picture and Picture

− Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

− Guru belum menggunakan media yang menarik.

− Pembelajaran berpusat pada guru

− Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran

− Siswa sering bermain sendiri saat mengikuti pembelajaran

− Keterampilan siswa dalam menulis deskripsi rendah Pelaksanaan tindakan denagn model pembelajaran picture and picture

Hasil

akhir

− Keterampilan guru dalam mengajar meningkat

− Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat.

− Keterampilan menulis deskripsi meningkat.

− Guru menunjukkan beberapa gambar yang masih acak

− Menunjuk salah satu siswa untuk mengurutkan gambar tersebut

− Guru menanyakan prediksi carita berdasarkan gambar

− Siswa membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas dari guru

− Membahas hasil pekerjaan masing-masing kelompok

− Siswa menulis karangan deskripsi sesuai petunjuk dari guru

Kondisi

Awal


(62)

2.4

HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan menerapkan model Picture and Picture, maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN Banyubiru 04 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang meningkat.


(63)

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. (Aqib, 2006: 13).

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari 2 siklus dan masing-masing siklus 2 pertemuan. Dalam setiap pertamuan terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan. (Arikunto, 2009: 17).

Penelitian yang dilakukan yaitu tentang menulis deskripsi bahasa Jawa karena keterampilan menulis siswa masih rendah. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di kelas IV oleh peneliti bersama tim kolaborasi dengan menerapkan model picture and picture.

Yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menelaah materi bahasa Jawa kelas IV pada kompetensi dasar 4.2 menulis deskripsi keindahan alam dan sebagainya, serta menentukan indikator yang ingin dicapai.


(64)

3) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa gambar seri. 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan lembar observasi, catatan lapangan, dan draf wawancara untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa.

6) Menyiapkan lembar kerja siswa untuk menulis karangan deskripsi. 3.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan di kelas (Arikunto, 2009: 18). Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya dua kali pertemuan dengan kompetensi dasar 4.2 menulis deskripsi keindahan alam dan sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model picture and picture.

3.1.3 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. (Riduwan, 2004: 104)

Observasi pada penelitian ini dilakukan kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi.

3.1.4 Refleksi

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. (Aqib, 2006: 32).


(65)

 

50 

 

 

Kegiatan refleksi pada penelatian adalah peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Peneliti mengkaji ketercapaian indikator pada siklus pertama, mengkaji kekurangan-kekurangan serta mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada siklus pertama. Hasil dari siklus pertama menjadi acuan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

3.2

PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN

3.2.1 Siklus I 3.2.1.1Perencanaan

1) Menelaah materi bahasa Jawa pada kompetensi dasar 4.2 menulis deskripsi keindahan alam, serta menentukan indikator yang ingin dicapai.

2) Menyusun RPP dengan model pembelajaran picture and picture.

3) Menyiapkan sumber dan media yang berupa gambar dan buku bahasa Jawa kelas IV.

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara untuk

mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. 6) Menyiapkan lembar kerja untuk menulis deskripsi. 3.2.1.2Pelaksanaan Tindakan

3.2.1.2.1 PertemuanPertama


(66)

2) Melakukan appersepsi

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memperlihatkan gambar yang masih acak. 5) Siswa memperhatikan gambar.

6) Siswa maju untuk mengurutkan gambar yang ditampilkan guru sehingga menjadi urutan yang logis.

7) Guru menanyakan prediksi cerita dari gambar tersebut.

8) Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan pada siswa yang telah maju ke depan kelas.

9) Guru menyampaikan materi.

10) Siswa membentuk 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

11) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok. 12) Siswa bekerja dalam kelompok

13) Guru berkeliling membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 14) Membahas hasil diskusi siswa.

15) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 16) Siswa menulis deskripsi sebagai evaluasi.

17) Guru mengakhiri pelajaran.

18) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.


(67)

 

52 

 

  3.2.1.2.2 Pertemuan Kedua

1) Guru mengucapkan salam, memimpin doa, dan presensi. 2) Melakukan appersepsi dengan menanyakan materi yang lalu. 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memperlihatkan gambar yang masih acak. 5) Siswa memperhatikan gambar.

6) Siswa maju untuk mengurutkan gambar yang ditampilkan guru sehingga menjadi urutan yang logis.

7) Guru menanyakan prediksi cerita dari gambar tersebut.

8) Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan pada siswa yang telah maju ke depan kelas.

9) Guru menyampaikan materi.

10) Siswa membentuk 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

11) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok. 12) Siswa bekerja dalam kelompok

13) Guru berkeliling membantu kelompok yang mengalami kesulitan. 14) Membahas hasil diskusi siswa.

15) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 16) Siswa menulis deskripsi sebagai evaluasi.

17) Guru mengakhiri pelajaran.

18) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.


(68)

3.2.1.3Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pembelajaran yang meliputi:

1) Mengamati keterampilan guru selama preses pembelajaran menggunakan model picture and picture.

2) Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 3) Mengamati keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. 3.2.1.4Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada siklus pertama ini adalah:

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus pertama. 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus

pertama.

3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama dan mendiskusikannya dengan guru pengamat untuk melakukan perbaikan.

4) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus kedua. 3.2.2 Siklus II

3.2.2.1Perencanaan

1) Menelaah materi bahasa Jawa pada kompetensi dasar 4.2 menulis deskripsi keindahan alam, serta menentukan indikator yang ingin dicapai.

2) Menyusun RPP dengan model pembelajaran picture and picture.

3) Menyiapkan sumber dan media yang berupa gambar dan buku bahasa Jawa kelas IV.


(69)

 

54 

 

 

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa. 5) Menyiapkan lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara untuk

mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. 6) Menyiapkan lembar kerja untuk menulis deskripsi. 3.2.2.2Pelaksanaan Tindakan

3.2.2.2.1 Pertemuan Pertama

1) Guru mengucapkan salam, memimpin doa, dan presensi.

2) Melakukan appersepsi dengan menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memperlihatkan gambar yang masih acak. 5) Siswa memperhatikan gambar.

6) Siswa maju untuk mengurutkan gambar yang ditampilkan guru sehingga menjadi urutan yang logis.

7) Guru menanyakan prediksi cerita dari gambar tersebut.

8) Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan pada siswa yang telah maju ke depan kelas.

9) Guru menyampaikan materi.

10) Siswa membentuk 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

11) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok. 12) Siswa bekerja dalam kelompok


(70)

14) Membahas hasil diskusi siswa.

15) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 16) Siswa menulis deskripsi sebagai evaluasi.

17) Guru mengakhiri pelajaran.

18) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.

3.2.2.2.2 Pertemuan Kedua

1) Guru mengucapkan salam, memimpin doa, dan presensi. 2) Melakukan appersepsi dengan menanyakan materi yang lalu. 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memperlihatkan gambar yang masih acak. 5) Siswa memperhatikan gambar.

6) Siswa maju untuk mengurutkan gambar yang ditampilkan guru sehingga menjadi urutan yang logis.

7) Guru menanyakan prediksi cerita dari gambar tersebut.

8) Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan pada siswa yang telah maju ke depan kelas.

9) Guru menyampaikan materi.

10) Siswa membentuk 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

11) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok. 12) Siswa bekerja dalam kelompok


(71)

 

56 

 

  14) Membahas hasil diskusi siswa.

15) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 16) Siswa menulis deskripsi sebagai evaluasi.

17) Guru mengakhiri pelajaran.

18) Guru menyampaikan bahwa pembelajaran sudah bagus dan berpesan pada siswa untuk tetap rajin belajar.

3.2.2.3Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus ini adalah:

1) Mengamati keterampilan guru selama preses pembelajaran menggunakan model picture and picture.

2) Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 3) Mengamati keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. 3.2.2.4Refleksi

1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus kedua.

2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus kedua.

3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus kedua dan mendiskusikannya dengan guru pengamat untuk melakukan perbaikan.

3.3

SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Banyubiru 04 Kabupaten Semarang yang berjumlah 20 siswa pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.


(72)

3.4

TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SDN Banyubiru 04 dengan alamat Jalan Cempaka Raya no. 1 Desa Cerbonan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

3.5

VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah: 1) Keterampilan guru dalam mengajar.

2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 3) Keterampilan menulis deskripsi.

3.6

DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.6.1 Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 129). Dalam penelitian ini data diperoleh dari:

3.6.1.1Guru

Diperoleh dari hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa menulis deskripsi dengan model picture and picture.

3.6.1.2Siswa

Data diperoleh dari observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan deskripsi.

3.6.1.3Data dokumen


(73)

 

58 

 

  3.6.1.4Catatan Lapangan

Data diperoleh dari catatan selama proses pembelajaran yang berupa data keterampilan guru, data aktivitas siswa, penilaian proses dan hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi.

3.6.2 Jenis Data 3.6.2.1Data kuantitatif

Data yang merupakan hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis deskripsi. Data kuantitatif diwujudkan dengan angka.

3.6.2.2Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan lembar pengamatan keterampilan guru (peneliti), aktivitas siswa, catatan lapangan dan wawancara guru dalam pembelajaran menggunakan model picture and picture.

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data 3.6.3.1Teknik Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang dipersyaratkan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.

3.6.3.2Teknik nontes

Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.6.3.2.1 Observasi

Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran.


(74)

3.6.3.2.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengambil data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, dan lain sebagainya. Dalam menggunakan metode dokumentasi, peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 274).

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nama siswa, nilai hasil tes, dan beberapa foto saat pembelajaran berlangsung.

3.6.3.2.3 Catatan lapangan

Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan lapangan ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model Picture and Picture, dan sebagai bahan refleksi untuk menentukan rencana tindakan siklus berikutnya.

3.6.3.2.4 Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian (Poerwanti dkk, 2008: 2-27).

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kekurangan dan kelebihan guru dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui model Picture and Picture.

3.7

TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang berupa kuantitatif dan kualitatif.


(1)

    242             


(2)

   


(3)

    244              Lampiran 11


(4)

   


(5)

    246             


(6)