171
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil simpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu 1 bagaimana proses pembelajaran
matematika setting Problem Based Learning dalam upaya mengeksplorasi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII, dan 2 bagaimana tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII pada pada pembelajaran matematika setting Problem Based Learning sebagai berikut.
5.1.1 Proses Pembelajaran Matematika setting Problem Based Learning
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran matematika setting Problem Based
Learning PBL, diperoleh simpulan bahwa proses pembelajaran matematika setting PBL telah terlaksana dengan sangat baik. Dengan demikian, pembelajaran
matematika setting PBL mampu mengupayakan kegiatan eksplorasi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII. Aktivitas guru dan aktivitas siswa
pada pembelajaran matematika setting PBL juga sudah tercapai dengan penilaian yang sangat baik. Guru sudah melaksanakan setiap kegiatan pada pembelajaran
matematika setting Problem Based Learning dengan sangat baik. Sebagian besar siswa juga sudah menunjukkan antusias pada pembelajaran matematika setting
PBL.
172
5.1.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti pada 8 siswa kelas VIII H SMP 1 Semarang, diperoleh simpulan bahwa subjek
pada kategori ART Atas Rata-rata teridentifikasi TKBK 3 Kreatif; subjek pada kategori RT Rata-rata teridentifikasi TKBK 1 Kurang Kreatif, TKBK 2 Cukup
Kreatif, TKBK 3 Kreatif, dan TKBK 4 Sangat Kreatif; dan subjek pada kategori BRT Bawah Rata-rata teridentifikasi TKBK 0 Tidak Kreatif.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa siswa dengan kategori ART belum tentu memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif yang sangat kreatif. Hal ini
disebabkan karena subjek H-016 hanya mampu memenuhi indikator kefasihan dan keluwesan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek pada kategori RT memiliki variasi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa. Subjek H-006 dan H-030 hanya
mampu memenuhi indikator kefasihan. Subjek H-008 hanya mampu memenuhi indikator keluwesan. Subjek H-007 mampua memenuhi indikator kefasihan dan
keluwesan. Dan subjek H-024 dan H-027 mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu kefasihan, keluwesan, dan kebaruan.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa subjek pada kategori BRT teridentifikasi Tidak Kreatif. Hal ini disebabkan karena subjek H-002 tidak
mampu memenuhi salah satu indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu kefasihan, keluwesan, dan kebaruan walaupun proses pembelajaran matematika
setting Problem Based Learning sudah terlaksana dengan sangat baik.