Latar Belakang Masalah PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap anak, dan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak sebagai menjadi warga Negara Indonesia. Upaya Pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 yang menyebutkan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar pendidikan menengah dan pendidikan atas Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang: a beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab Kemendikbud, 2013:23. Menelaah lebih lanjut pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SDMI tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS dapat mengarahkan peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pendidik. Pendidik perlu menyusun mata pelajaran IPS secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 juga didukung oleh Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saran dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikanyang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Berkaitan dengan hal tersebut guru dapat berpedoman pada SNP yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilihat dari Standar Isi SI yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, yang diturunkandari Standar Kelulusan sebagai rujukan pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan sesuai karakter siswa dan kebutuhan daerah.Pencapaiandidasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru Sanjaya, 2011:127.Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar SD, semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan yakni guru, siswa, pemerintah harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum agar tujuan kurikulum yaitu salah satunya dengan menyelenggarakan berbagai mata pelajaran dalam pembelajaran yang sesuai Standar Nasional Pendidikan, begitu juga halnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di sekolah dasar. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan menjadi mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar. Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP pasal 7 ayat 3 yang memuat : kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah Dasar atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan atau kejuruan, dan muatan lokal yang relevan Sisdiknas, 2012:70. Menurut Mulyono dalam Taneo, 2010 : 1-8 memberikan batasan IPS bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner Inter discliplinary approach dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan intergrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, politik dan sebagainya. Hakikat IPS merupakan perpaduan pengetahuan dari pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan harus mencerminkan sifat interdispliner. Tujuan pendidikan IPS menurut Sumaatmaja dalam Gunawan,2013 : 18 adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam pembina perhatian serta kepedulian sosial sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional. Temuan NCSS Nasional Council for the Social Studies tahun 2009 menyatakan bahwa dari 44 kabupaten yang disurvei telah mengurangi waktu untuk mempelajari IPS. Persentase tersebut meningkat menjadi 51. Beberapa kabupaten yang mengurangi waktu untuk mempelajari IPS ini mengalami kegagalan dalam pembelajaran di sekolah. NCSS juga menyatakan bahwa di banyak negara nilai tes membaca dan matematika menjadi satu-satunya pengukuran pembelajaran. Bahkan ketika IPS termasuk dalam standar tes yang tinggi, guru hanya menyesuaikan pembelajaran dengan kisi-kisi tes, bukan menekankan pada pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna tidak hanya menekankan pada tes kecerdasan siswa, tetapi juga keterampilan dan sikap siswa. sebegai hasil praktik pendidikan tersebut, siswa hanya akan menerima nilai tes yang baik, sehingga tingkat kesiapan siswa untuk aktif sebagai warga negara yang diajarkan melalui mata pelajaran IPS masih kurang. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi yang dilakukan pada pembelajaran ditemukan data sebagai berikut : 1 Guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran.,2 guru kurang memanfaatkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran, 3 guru kurang dapat mengelola kelas dengan baik. Sehingga pembelajaran IPS menjadi tidak menarik bagi siswa Siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajara, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, Siswa gaduh dan menyebabkan kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Hal ini berdampak pada hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siswa kelas VA pada pembelajaran IPS dalam Tema Peristiwa Dalam kehidupan pada KD 3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya. Terdapat banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 67. Dari 36 siswa, 15 siswa 41,67 memenuhi KKM sedangkan 21 siswa 58,33 belum mencapai KKM. Hal tersebut merupakan kegiatan pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa dan dimungkinkan karena guru kurang terampil dalam memilih model pembelajaran. Serta penggunaan media pembelajaran yang kurang maskimal selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga membuat siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Peneliti dan kolabolator menetapkan alternatif tindakan yang dapat diambil adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa diperlukan suatu solusi yang tepat. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu pada KD 2.2 Menghargai jasa dan peranan para tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Adapun model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay sehingga diharapkan siswa dapat meningkat prestasi belajarnya. Course Review Horay merupakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak „Horee‟ atau yel-yel lainnya yang disukai. Metode ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Huda, 2013 : 230 . Metode Course Review Horay memiliki beberapa kelebihan, antara lain : 1 strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya. 2 metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. , 3 semangat belajar yang meningkat karena susasana pembelajaran berlangsung menyenangkan , dan 4 skill kerja sama antar siswa semakin terlatih. Huda 2013 : 231. Penelitian ini menggunakan model Course Review Horay berbantuan menggunakan media video pembelajaran. Media ini dipilih karena penggunaan video sebagai media cocok digunakan dalam pembelajaran IPS pada materi IPS. Melalui video peristiwa sejarah disajikan secara nyata sehingga gambaran awal siswa mengenai peristiwa sejarah yang didapat melalui membaca dapat tergambar dengan jelas. Selain itu , video dapat diputar ulang sesuai kebutuhan untuk dapat memberikan penekanan maupun lebih memperjelas materi. Dengan video pembelajaran, siswa mampu memahami materi melalui visualisasi. Video merupakan tanyangan gambar bergerak yang disertai suara. Sebagai bahan ajar non cetak video kaya informasi dan lugas dimanfaatkan dalam pembelajaran karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Video termasuk bahan ajar audiovisual. Dengan mengkombinasikan dua materi audio dan visual guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualiatas karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif. Hal itu berdasarkan pandangan siswa bahwa siswa cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika meraka tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja Prastowo, 2011 : 300-301. Penelitian yang mendukung pemilihan model pembelajaran ini yaitu penelitian Dessy Anggraeni 2011 dengan judul ‟‟Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang . Model Course Review Horay dapat meningkatkan aktivitas siwa, ketrampilan guru dan hasil belajar. pada siklus I keterampilan guru memperoleh skor rata-rata 2,6 dengan kriteria baik. Aktivitas siswa memperoleh skor rata-rata 2,3 dengan kriteria baik. Hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 66 dengan persentase ketuntasan 44. Pada siklus II keterampilan guru meningkat menjadi skor rata-rata 3,2 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa meningkat menjadi skor rata-rata 2,6 dengan kriteria baik. Hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 71 dan persentase ketuntasan 67. Pada siklus III skor rata-rata keterampilan guru meningkat mencapai 3,8 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata aktivitas siswa meningkat mencapai 3,5 dengan kriteria sangat baik. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82 dan persentase ketuntasan mencapai 93. Setelah dilakukan tindakan pada siklus III terlihat bahwa adanya peningkatan yang signifikan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar di atas indikator keberhasilan. Sumber : http:journal.unnes.ac.idnjuindex.phpkreatifarticleview1681 Penelitian yang mendasari pemilihan media pembelajaran dalam penelitian ini adalah penelitian Angga Silvani 2011 dengan judul Pemanfaatan media timeline video pembelajaran untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kec. Jabung Kab. Malang.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media timeline video pembelajaran dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kec. Jabung Kab. Malang. Penilaian proses belajar siswa mengalami peningkatan yaitu berdasarkan kemampuan siswa dalam kerjasama meningkat 7,41, rasa ingin tahu meningkat 0,46 dan komunikasi siswa meningkat 13,42. Pada siklus I ke siklus II prosentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan 33,34. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I 65,88 menjadi 71,78 pada siklus II, meningkat 8,96. Sumber : http:karya-ilmiah.um.ac.idindex.phpKSDParticleview17276 Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran, menambah wawasan guru tentang penggunaan model Course Review Horay dalam pembelajaran IPS, aktivitas siswa dapat meningkat, siswa menunjukkan sikap tanggungjawab ketika mengikuti proses pembelajaran, adanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, serta dapat menghasilkan output yang baik berupa hasil belajar siswa yang memenuhi atau mencapai KKM. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ‟‟Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui model Course Review Horay berbantuan media video pembelajaran pada siswa kelas VA SDN Gisikdrono 03 Semarang‟‟.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN KARANGAYU 02 KOTA SEMARANG

0 20 267

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

0 17 254

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 20 211

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

0 6 324

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING BERBASIS MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

0 3 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 03 KOTA SEMARANG

0 7 285

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN DI KELAS VB SDN SAMPANGAN 02

1 22 325